Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ch.16

Para dokter dan perawat lainnya tengah sibuk mengoprasi pemuda yang baru saja mengalami kecelakaan, pemuda itu tidak lain adalah Ten

Riku, Iori, Mitsuki, Nagi,Gaku, Ryu,Soraru, dan Mafumafu tengah menunggu diruang tunggu dengan perasaan cemas, apalagi dengan Riku, tangannya terus gemataran, ia takut akan kehilangan kembarannya itu

Para penjahat yang menculik Gaku dan riku sudah ditangani polisi, itu karena disaat Ten dan yang lain sampai, Soraru langsung menghubungi polisi, polisi datang disaat bersamaan dengan kejadian Ten yang ditabrak

mereka semua gelisah saat menunggu Ten ditangani oleh para dokter, Iori dalam benaknya ia menyalahkan dirinya sendiri karena lengah yang berakibat mencelakakan kakak dari temannya itu, jika saja ia lebih berhati hati lagi terhadap salah satu penjahat yang mengejar mereka, mungkin Riku tidak terdorong dan Ten tidak tertebrak karena menolong Riku itulah yang ada di pikiran Iori saat ini, ia menoleh ke arah Riku, ia makin merasa bersalah melihat Riku yang terlihat sedang melamunkan sesuatu dengan badan gemetaran, ia takut jika asma pemuda berambut merah itu akan kambuh karena ketakutan yang berlebihan, siapa yang tidak takut jika setengah dirinya kemungkinan akan meninggalkan dirinya apalagi kejadian tabrakan itu terjadi di depan matanya

Pintu ruangan terbuka, dokter yang menangani Ten telah keluar sambil melepaskan masker miliknya, langsung saja mereka menghamliri dan menanyakan bagaimana Ten

" dokter, bagaimana keadaannya ? "

" dia mengalami geger otak ringan dan ada beberapa keretakan di tulang kakinya karena benturan keras tapi untung saja dia baik baik saja setelah operasi tadi, untuk lebih detailnya kita tunggu saja Ten sadar kembali " memdengar itu semuanya merasa khawatir namun lega disaat bersamaan, lega karena Ten yang selamat setelah tabrakan tadi dan khawatir karena ucapan dokter tentang keretakan di tulang  kakinya

" sebaiknya kalian pulanglah terlebih dahulu, kulihat kalian semua terlihat lelah hari ini, kemungkinan besok pasien sudah mulai sadar, kalian bisa mengunjunginya besok " imbuh dokter melihat kondisi mereka yang berpenampilan lumayan berantakan, itu wajar saja karena mereka sehabis menghadapi kejadian penculikan tadi

"dokter, aku adalah saudara kembarnya, bisakah setidaknya aku menemaninya hingga sadar ?" 

" Nanase san, kau tadi habis mengalami penculikan, jangan memaksakan dirimu dan beristirahatlah dirumah, kita bisa mengunjunginya besok" ucap Iori menghawatirkan kondisi Riku yang ia bisa ansumsikan kalau tubuh pemuda di kursi roda itu kelelahan juga

" yang dikatakannya benar Riku, untuk saat ini mari kita pulang dulu "

" maaf semua, ijinkan aku menemani Ten-nii hingga ia sadar, aku tidak bisa tenang meninggalkannya dia disini begitu saja " 

mereka semua mencoba membujuk Riku sekali lagi, namun Riku tetap keras kepala untuk ingin tetap menemani kakaknya, pada akhirnya dokter mengijinkan Riku tinggal untuk menemani Ten 

 mereka pulang dengan lesu, mereka sebenarnya kelelahan karena kejadian penculikan Riku dan Gaku apalagi ditambah dengan Ten yang tertabrak mobil

" aku khawatir dengan Riku, aku mengerti perasaan yang ia alami sekarang, jika Iori juga di posisi Kujo aku juga pasti melakukan hal yang sama "

" Nii-san.." gumam Iori menatap sedu kakaknya

" tenang saja Izumi san, aku sudah melefon Banri san dan memberitahu tentang Riku, sebentar lagi ia kemari menemani Riku " ucap Soraru 

mereka lumayan lega mendengarnya dan keluar dari rumah sakit itu, sedangkan di sisi Riku, kini ia di samping Ten yang masih tidak sadarkan diri, Ia memandangi Ten dengan tatapan kosong, tangan terus menggemgam tangan berharap kakaknya itu segera membuka matanya

Ten membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah atap rumah sakit, ia merasakan sesuatu yang hangat sedang memegang tangannya, ia baru baru menyadari kehadiran Riku yang saat ini tertidur di kursi rodanya sambil menggemgam tangannya, badannya condong ke depan di sisi kasur dan sebelah tangannya menumpu kepalanya sebagai bantalan

Tidak lama Banri masuk dan melihat Ten yang sudah sadar

" Ten kun, syukurlah kau sudah sadar, kau membuat semuanya jantungan ketika mendengar tentang kecelakaanmu itu, tunggu sebentar biar kupanggil perawat dulu " Ten hanya mengangguk pelan, ia masih lemas karena baru saja tersadar, ia lalu melihat Riku sekali lagi " ah..Riku terus menemanimu sejak kemarin, ia bersikeras tidak mau meninggalkan sisimu " ucap Banri manyadari arah tatapan Ten sebelum pergi meninggalkan ruangan

Setelah hanya tinggal mereka berdua, Ten dengan lembut mengusap kepala Riku, Riku yang merasa jepalanya sedang diusap langsung saja terbangun dari tidurnya ,ia langsung melihat Ten yang sudah membuka matanya membuatnya emosional, Riku menagis haru sambil terus mengucap rasa syukurnya, Ten hanya tersenyum lembut melihat adiknya itu, ada rasa sedikit bersalah karena membuat adiknya khawatir, namun ia tidak menyesal menggantikan adiknya yang seharusnya ditabrak mobil tadi, baginya keselamatan adiknya lebih penting dari apapun.

Kini Banri dan Riku menemani Ten menemui dokter untuk memeriksa lebih lanjut keadaan Ten, Ten dibantu dengan kursi roda untuk berpindah tempat, ia terlihat sama seperti Riku sekarang larena sama sama menggunakan kursi roda namun bedanya sebelah kaki Ten dianggkat lurus kedepan dan dibaluti dengan perban yang tebal

" bagaimana peraanmu ? " tanya dokter sehabis memeriksa Ten

" aku baik baik saja, hanya merasa seluruh badanku agak sakit "

" kamu mengalami geger otak ringan, tapi hasil tes menunjukkan bahwa tudak ada masalah yang serius, bagian organ dalammu juga baik baik saja, hanya saja.."
Sanggahan dokter di akhir membuat ketiganya cemas, dokter pun melanjutkan

" tulang kering kananmu patah di pergelangan kaki. Singakatnya, patah tulang terbuka, operasi darurat dilakukan untuk mencegah infeksi pada luka, kami mengamankan retakan dengan sekrup dan pelat, butuh waktu dua bulan untuk bisa menahan berat badanmu "

" dua bulan " gumam Ten menyimak dokter dengan serius

" satu hal lagi, operasi tidak bisa menyatukan permukaan sendi dengan sempurna, ada resiko osteoartritis "

" osteoartritis ? " Riku tidak tau apa itu, namun Riku bisa yakin kalau itu adalah penyakit yang serius

melihat wajah bingung sekaligys khawatir ketiganya, dokter mulai menjelaskan lagi sambil melihat layar monitor yang menunjukkan ko disi tulang Ten

" kamu bisa mengalami nyeri dan kekakuan sendi, kemungkinan itu membuatmu sulit untuk berjalan dan berlari seperti sebelumnya "

Mendengar itu membuat ketiganya syok, karena dari pernyataan dokter kemungkinan Ten tidak akan bisa melanjutkan aktifitasnya sebagai idol, dokter terus melanjutkan tanpa memperdulikan wajah terkejut pasiennya

" patah tulang di lengan kirimu...mungkin akan membuatmu butuh tongkat berjalan sementara waktu "

" apa aku akan sembuh ? " tanya Ten dengan suara yang agak gemetar, dokter itu terdiam sebentar , dilihat dari wajahnya terlihat jelas bahwa dokter itu memiliki keraguan.

Walau sulit, namun dokter itu harus mengatakannya " untuk saat ini, sulit dikatakan "

Ten, Riku dan Banri sudah kembali ke ruang inapnya Ten, mereka hanya diam saja setelah dari ruang pemeriksaan, Banri yang merasa suasana menjadi canggung memutuskan untuk keluar sebentar dan mencarikan mereka minum

Kini hanya tinggal si kembar di ruang inap itu, Ten melamun semenjak mendengar diaknosa dokter tadi, namun lamunannya buyar ketika ia mulai mendengar isak tangis dari sang adik

" Riku " panggil Ten yang  ingung melihat adiknya menagis lagi

" maaf..Ten-nii..hiks...gara gara aku...hiks..Ten-nii jadi..."

Riku terus menyalahkan dirinya sendiri karena merasa membuat Ten harus berhenti menjadi idol, walaupun itu hanya kemungkinan, Ten yang melihat Riku menangus kembali hanya bisa tersenyum kecut pada adiknya, ia tidak marah sama sekali pada adiknya karena hal ini

" dasar cengeng, ini bukan salahmu Riku, lagi pula ini tidak separah itu, kakiku pasti akan sembuh dan kembali normal seperti sebelumnya "

Mungkin..

Ten berusaha terlihat baik baik saja di depan adiknya itu tanpa mengucapkan isi hatinya di akhir, sebenarnya Ten ragu dengan perkataannya sendiri bahwa ia akan sembuh dan kembali normal seperti biasa, ia juga lumayan terpuruk mendengar bagaimana kondisinya namun ia tidak bisa menunjukkan itu di depan adiknya, ia tidak ingin Riku lebih menangis lagi dan membuat asma Riku kambuh

Hari menjelang sore, Riku dan Banri terpaksa pulang meninggalkan Ten sendirian di rumah sakit karena jam berkunjung telah habis

Sesampainya dirumah Riku langsung memasuki kamar dan mengurung dirinya sendiri, Banri cemas melihat Riku yang terpuruk seperti itu namun saat ini ia  ingin membiarkan Riku sendirian semestara waktu untuk menenangkan dirinya, yang hanya bisa ia lakukan saat ini hanyalah memberi tau kabar keadaan Ten kepada yang lainnya

3 hari berlalu semenjak kecelakaan itu, pada akhirnya Ten terpaksa hiatus dari pekerjaannya sebagai idol yang sempat membuat para fansnya gempar, mereka telah diberitahu bahwa Ten sakit dan tidak bisa menjalani aktifitas idolnya sementara waktu, banyak fans yang khawatir dan mendoakan kesembuhan center Trigger itu

Gaku dan Ryu hari ini datang mengunjungi Ten di rumah sakit

" yo, kami datang membawa donat kesukaanmu " sapa Gaku sambil mengangkat sekotak donat

" kudengar sebentar lagi kau akan menjalani rehabilitasi, berjuanglah Ten " ucap Ryu dengan senyuman khasnya

" Uhm.. " Ten hanya merespon mereka dengan lesu, matanya terlihat sekali bahwa ia tidak memiliki semangat hidup, tentu saja melihat itu membuat keduanya khawatir

" ada apa Ten ? Apa ada sesuatu yang mengganggumu? "

"...aku tidak yakin dengan rahabilitasi bisa menyembuhkanku sepenuhnya, jika...aku tidak bisa menjadi idol lagi aku..."

" Tenn.."

Keduanya menatap Ten dengan cemas, Gaku tanpa sadar meremas pegangan kotak donat itu, ia merasa marah karena kejadian penculikan itu Ten harus berakhir seperti ini

Di tempat Riku, Riku tetap saja mengurung dirinya di kamarnya, ia juga sering melewati makannya selama 3 hari ini, sesekali asma Riku kambuh saat ia bangun dari tidurnya, ia selalu bangun dengan wajah pucat seolah telah menagalami mimpi yang buruk

Riku pov

Gelap, lagi lagi aku ada ditempat gelap ini lagi

" pembawa sial "

Aku tersentak mendengar itu, namun kata kata lainnya mulai berdatangan

" tidak berguna "

" dasar penyakitan , kau hanyalah beban bagi kami "

" gara gara kau Ten kun harus pergi "

Ah...lagi lagi kata kata menyakitkan itu kudengar lagi,padahal sudah 5 tahun berlalu, tapi aku tidak bisa melupakan kata kata cacian itu dari mereka. Sekarang di depanku terlihat teman teman sd dulu yang wajahnya tidak kuingat, walah wajahnya tidak terlihat jelas namun wajah tidak senang mereka masih terlihat jelas olehku

Aku kenal mereka, mereka adalah teman Ten-nii dan aku sebelumnya, kami cukup akrab satu sama lain walaupun aku tau kalau mereka hanya ingin berteman dekat denagn Ten-nii saja, mereka hanya menganggapku sebagai pelengkap saja di sircle peetemanan mereka

Aku tidak masalah dengan itu, lagipula aku tidak ingin Ten-nii kehilangan temannya karena aku, namun setelah Ten-nii pergi, sikap semuanya padaku berubah drastis, yang awalnya mereka hanya bersikap baik saat ada Ten-nii di sampingku berubah membenciku saat tqu Ten-nii pergi dengan orang lain untuk membiayai pengobatanku

Mereka membuliku dan melontarkan kata kata buruk padaku,

" lihat itu, kasian sekali kembarannya harus dijual oleh orang tuanya sendiri "

" kudengar mereka menjual anaknya demi kelangaungan hidup anak lainnya, dasar mereka pilih kasih "

Kini orang orang dewasa muncul di belakang anak anak itu, seperti yang lainnya wajah mereka buram seolah sengaja ditutup, tetapi aku tau mereka, mereka adalah para tetamgga yang berbicara buruk tentang ayah dan ibu setelah kepergian Ten-nii, aku sering mendengar omongan buruk mereka ketika pilang dari sekolah

" kenapa kau menghindari Tenten,apa kau tidak merindukannya?, apa kau tidak kasian padanya ? "

Pemandangan disekitarku berganti, ini adalah disaat Tamaki dan lainnya datang kerumah hanya untuk menanyakanku tentang alasan kenapa aku menghindari Ten-nii waktu itu

setelah itu oemandangan kembali menghitam dengan suara suara berbagai macam orang

" kasian sekali Ten "

" kasian sekali anak itu "

" kasian sekali "

" Kasian "

cukup aku tidak mau mendengar lagi kata kata itu ,secara reflek aku langsung menutup telingaku rapat rapat dengan kedua tangannku dan menutup kedua mataku, kata kata itu terus berputar di kepalaku seolah itu kaset fusak yang sedang diputar hingga akhirnya suara itu berhenti

Alu mulai membuka mata dan kulihat hanya tersisa satu anak yang berada di depanku, itu adalah diriku versi kecil

" karena aku Ten-nii harus berpisah dari orang tuanya sejak kecil, dan sekarang karena aku Ten-nii kemungkinan besar kehilangan impiannya, bukan begitu..Nanase Riku tidak, diriku versi dewasa "

Diriku versi kecil melihatku dengan tatapan kosong layaknya seseorang yang tidak memiliki kehidupan, itu membuatku agak takut dan tanpa sadar aku mengeluarkan keringat dingin

"  kita merupakan adik yang membawa sial untuk kakaknya, bukankah orang seperti kita seharusnya menghilang saja dari dunia ini ? " imbuhnya dengan tanpa ekspresi sama sekali, wajahnya datar namun suara yang dikeluarkan sangat dingin

Diriku versi kecil terus melintarkan kata kata negatif kepadaku, aku sudah tudak tahan lagi mendengar semua ini, tolong berhenti... tolong diamlah...aku tidak ingin mendengar ini lagi,

" BERHENTIII "

aku terbangun sambil meneriaki kata itu, nafasku tidak teratur dan terasa mulai sesak, keringat membajiri tubuhku, tidak lama asmaku mulai kambuh lagi, aku langsung mengambil inhaler yang selalu kusiapkan di atas meja sebelah kasurku  dan langsung saja kupakai

pintu kamarku terbuka, diaitu ada Siraru san yang terlihat cemas saat melihatku

" kau bermimpi buruk lagi ? Apa kenangan buruk itu kembali lagi ? " tanya Soraru san aku hanya mengangguk lemah sebagai jawaban " Haahh..rasanya aku kembali melihat dirimu dulu saat sedang terpuruk, ternyata kau masih belum sembuh dengan trauma masa lalumu itu ya " imbuh Soraru san

Yang dikatakannya benar, aku masih terpaku dengan masa lalu, itulah alasan kenapa aku yang maaih takut menunjukkan diriku yang asli kepada para penggemarku, dan juga alasan kenapa aku yang masih berpikiran bahwa aku hanya beban tidak berguna. Entah bagaimana aku tidak bisa lepas dari masa laluku

Riku pov end

Soraru mendekati Riku yang masih berada di kasurnya dengan raut wajah serius, hari ini Soraru datang mengunjungi Riku karena khawatir dengan salah satu teman baiknya itu, namun melihat kondisi Riku yang terlihat sama seperti Riku yang dulu sebelum Riku menjadi Utaite, membuatnya merasa marah, ia tidak suka melihat Riku seperti ini, jika dibiarkan saja patinya akan beetambah parah, dan itu mengingatkannya oada Riku yang dulu hampir menghabisi nyawanya sendiri

" Erin..Riku tatap aku " Riku langsung mengangkat kepalanya dan melihat Soraru, ini peetama kalinya Soraru memanggil nama aslinya walau hanya ada mereka saja saat ini 

" mau sampai kapan kau akan terus begini ? "

" ..... "

" Mau sampai kapan kau akan terpuruk dan kembali terikat dengan masa lalumu itu...Riku..itu sudah jadi masa lalu, orang orang disekitarmu sekarang sudah berbeda dengan yang dulu, buka matamu dan lihatlah kedepan, lihatlah bagaimana teman dan saudaramu melihatmu, apa mereka memandangimu rendah seperti yang kau pikirkan ? "

" tidak "

" apa kakakmu mengeluh tentangmu dan selalu menyalahkanmu karena kau cacat dan tidak berguna ? "

" tidak, mereka tidak seperti itu, Ten-nii dan Banri Nii-san tidak pernah berbuat seperti itu padaku, mereka selalu memperlakukanku dengan hangat dan penuh senyuman " mata Riku mulai berkaca kaca " Iori...Yaotome san...Mafu san dan juga Soraru san selalu mendukungku dan menasehatiku di saat aku mulai berpikiran negatif " Riku tidak bisa menahan emosinya lagi, air matanya kini jatuh membasahi pipinya, Riku mulai mengingat kenangan dimana teman temannya selalu mendukung dan berkata positif padanya, ia sekarang jadi merasa bodoh karena terlalu memikirkan tanggapan orang lain dengannya karena kenangan pahit masa lalunya

Wajah Soraru yang serius kini berganti senyuman lembut, ia menepuk sebelah bahu Riku untuk sedikit menenenangkannya lalu lanjut berkata

" kudengar sekarang Kujo Ten kehilangan semangatnya untuk sembuh, jika kau terpuruk seperti ini dan terus menyalahkan dirimu atas kejadian itu, siapa yang akan jadi senderan kakakmu yang saat ini terlihat rapuh ? Bukankah ini saatnya tugas seorang adik uang memberi semangat kakaknya  "

Riku segera menghapus air matanya dan digantikan dengan senyuman " kau benar Soraru san, ini bukan saatnya aku seperti ini, Ten-nii dulu selalu menghibur dan menyemangatiku bahkan di saat  seharusnya dia yang seharusnya menangis malah menghiburku yang sedang menangis di rumah sakit waktu itu, sekarang giliranku untuk menghibur dan menyemangatinya "

" semangat yang bagus Erin " ucap Soraru menunjukkan jempolnya

" ah! Panggilanku berubah lagi, kukira kau akan beehwnti memanggilku Erin "

" tentu saja tidak, Erin adalah nama panggilan istimewa bagi kita bertiga, yang tadi aku hanya dalam mode serius saja jadi aku memanggil nama aslimu "

" ....."

"....."

" phhft.. hahahahahaha "

Mereka berdua pada akhirnya tertawa bersama setelah saling pandang tanpa menyadari ada seseorang yang memperhatikan dari balik pintu, orang itu adalah Banri yang tersenyum lega melibat mereka berdua ,apalagi melibat Riku yang terlihat membaik setelah berbicara dengan Soraru.










To be continued

Halo semuanya
Untuk chapter ini Author sebenarnya ingin nambahin sebagian unsur angst, tapi karena author nggak pinter buat angst jadilah seperti ini hehe😅😅

Disini ada scene yang author ambil dari flim yang membuat Author terinspirasi untuk membuat fanfic ini

Terus author engah kenapa suka aja gitu buat Soraru yang jadi penyemangat sekaligus penasehat buat Riku, jadi kesannya Soraru itu kayak kakak ketiganya Riku gitu 🤭

Maaf kalau cerita ini mungkin masih banyak kekurangan, karena pengalaman menulis author masih sedikit 🙏🥺

Sampai disini dulu dan sampai ketemu di chapter selanjutnya 👋👋😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro