Ch 15
Beberapa menit sebelum aksi kabur Riku dan gaku
Ten mendapatkan telfon dari nomor yang tudak dikenalnya, ia ragu untuk menjawab disaat situasi saat ini
" ada apa Ten ? Kenapa tidak dijawab ? " tanya Ryu melihat Ten yang hanya memerhatikan telfonnya yang terus berdering itu
" entahlah, ini nomor yang tidak kukenal "
" coba kau jawab saja Kujo san, mungkin saja itu Riku " ucap Mafu mafu
Ten mengangguk lalu menjawab telfon tersebut
" halo, dengan Kujo Ten disini "
"..."
" halo ? "
" Kujo Ten, jika kau mencari Yaotome Gaku dan Nanase Riku, mereka saat ini sedang disekap di sebuah gedung tua, aku akan mengirimkan alamat area dimana mereka berada setelah ini "
" apa !!? " Ten terkejut dengan informasi menegnai adik dan ketua membernya itu dari orang asing di telefon
" hanya itu yang bisa kubantu, sisanya kuserahkan padamu " setelah mengucapkan itu, pemuda misterius itu menutup telfonnya
" hei, tunggu, apa maksud ucapanmu tadi " ucap Ten agak frustasi setelah mendengar nama adik dan temannya disekap disuatu tempat, apalagi informasi yang diberikan kurang jelas baginya, Ten mulai merasa kesal
" ada apa Ten ? " tanya Ryu yang sedari tadi memerhatikan Ten dengan bingung
" orang yang menelefonku tadi berkata kalau Riku dan Gaku sedang disekap di sebuah gedung tua " ucap Ten dengan perasaan gelisah dan marah
" APA!! " Soraru, Mafumafu dan Ryu yang mendengarnya terkejut
Tidak lama Ten menerima pesan yang berisikan lokasi dimana Riku dan Gaku berada, lokasi yang diberikan hanyalah lokasi area kota dan bukannya tempat itu sendiri
" tunggu apa lagi Ten, bukannya kita harus pergi menyelamatkan mereka berdua sekarang "
Di sisi lain, Touma yang baru saja menutup telfonnya langsung menatap tajam Tsukumo yang tengah duduk dengan wajah takut, sepertinya Touma melakukan sesuatu yang membuat presdir Tsukumo pro itu takut dengannya
" kuharap kau tidak memberikan alamat yang salah karena aku sudah memberitahukan mereka " ucap Touma yang masih menatap tajam, tidak hanya Touma, Minami, Tora dan haruka juga menatap tidak suka terhadap Tsukumo
" kalian..padahal aku dengan susah payah melakukan ini untuk kebaikan kalian, tapi kenapa kalian memperlakukanku seperti ini "
" itu karena tindakanmu sudah diluar batas Tsukumo san " ucap Minami
" sebenarnya aku tidak peduli tindakanmu seperti apa dan aku membenci Kujo Ten itu, tapi adiknya itu tidak ada hubungannya" ucap Haruka yang mengalihkan pandangannya
" aku juga berterimakasih padamu Tsukumo san karena membantu kami sampai sejauh in, namun caramu kali ini aku tidak bisa menerimanya " ucap Touma
Tora hanya diam memandangi mereka saja , sebenarnya keempatnya tidak membenci presdir mereka itu, mereka justru berterimakasih karena sudah menerima mereka di agensi ini dam berusaha membuat mereka menjadi idol
Beberapa menit sebelumnya saat Touma tidak senagaja mendengar pembicaraan antara Tsukumo dan penjahat di telfon, Touma terkejut saat mendengar nama Riku disebutkan, entah mengapa ia marah dan merasa tidak enak mendengar nama itu, walau belum lama mengenal Riku, namun dari interaksinya dengan Riku srlama ini membuat pemuda berambut merah marun itu beranggapan kalau Riku adalah orang yang polos dan baik
Tanpa pikir panjang Touma langsung menghampiri Tsukumo, terlihat Tsukumo sangat terkejut dengan kemunculan Touma yang tiba tiba saat ia baru saja selesai menelefon tadi
Touma menggertak Tsukumo agar memberi tahukan dimana Riku dan Gaku berada, kegaduhan yang mereka buat menarik perhatian tiga member lainnya yang kebetulan melewati ruangan yang keduanya temoati sekarang
Ketiganya masuk dengan bingung , namun setelah dijelaskan oleh Touma, akhirnya mereka membantu Touma untuk membuat Tsukumo mengaku dimana Riku dan Gaku disekap
Setelah Tsukumo yang akhirnya membocorkan dimana tempat itu, Touma langsung menghubungi Ten yang kebetulan nomornya ia dapatkan berkat Tsukumo, hingga terjadilah suasana sekarang, mereka berempat mengawasi Tasukumo agar tidak berbuat macam macam
Kembali pada tempat Ten dan lainnya, mereka berempat segera keluar dan menuju ke mobil,namun sebelum itu
" tunggu dulu " Anesagi mencegat mereka berempat masuk ke mobil
" maaf Ane san, kami tidak punya waktu untuk meladenimu, " ucap Ryu agak panik
" tolong jangan menghentikan kami " ucap Ten menatap tajam Anesagi
" siapa yang mau menghentikan kalian, kalian ingin menyelamatkan mereka kan, biar aku saja yang menyetir, ayo naik " ucap Anesagi yang ternyata sudah mendengar percakapan mereka tadi
Mereka langsung saja berangkat menuju lokasi yang dikirimkan tadi, Ten terus memandangi jendela mobil saat perjalanan dengan raut muka khawatir
' Riku..kuharap kau baik baik saja '
Di tengah tengah kegelisahan Ten, handphonenya berbunyi kembali, kali ini ia mendapatkan telfon masuk
" halo "
" ah...Kujo, ini aku Izumi Mitsuki.."
" maaf Izumi san, aku tidak ada waktu berbicara sekarang, aku telah menemukan Riku dan Gaku berada " ucap Ten memotong ucapan Mitsuki di telfon
" eh!! Benarkah itu, kalau begitu biarkan aku juga ikut membantu, aku juga bersama dengan adikku dan Nagi, bukankah lebih banyak orang lebih baik "
" baiklah, aku akan kirimkan alamatnya segera, terimakasih Izumi san, maaf merepotkanmu "
" tidak masalah, lagipula Riku sudah kuanggap adik kedua bagiku dan juga komposer kami yang berharga "
Ten yang mendengarnya merasa lega dan senang, ia senang adiknya dianugrahi teman yang baik, setelah perbincangan singkat itu Ten menutup telfonnya dan langsung mengirim alamat yang didapat tadi kepada Mitsuki
" ini dia alamatnya " ucap Mitsuki ketika melihat alamat yang dikirim Ten di hapenya, Iori dan Nagi mendekat ikut melihat alamat tersebut
" Nii-san, bukankah alamat itu ada di dekat sini " ucap Iori setelah melihat alamat yang dikirim
" Kujo juga mengirim pesan kalau Riku dan Yaotome san dikurung di gedung tua "
" tunggu apa lagi, kita harus bergegas pergi kesana "
Mereka bertiga pun berlari menuju lokasi, mereka dengan mudah menemukan gedung tua itu karena hanya ada satu di wilayah itu
Saat mereka sampai pada gedung itu, mereka menemukan kursi roda milik Riku yang digeketakkan begitu saja, membuat mereka yakin jika Riku dan Gaku benar benar disekap di sini
Mereka bertiga juga dihadapi dengan para penculik yang kebetulan mereka temui saat memasjki gedung, untung saja Nagi dan Mitsuki jago dalam beladiri sehingga membuat mereka mudah menangani para penjahat itu, sedangkan Iori memukul mereka dengan tongkat yang kebetulan ditemukannya
Pada akhirnya mereka berhasil menemukan Riku dan Gaku, Mitsuki kembali menghubingi Ten untuk mengabarinya kalau Riku dan Gaku ditemukan
" ehm, terimakasih Izumi san, kami akan segera menjemput kesana " ucap Ten lalu menutup panggilan telfon itu
" bagaimana ?" Tanya Ryu penasaran dengan keadaan teman dan adik temannya itu
" mereka sudah menemukan Riku dan Gaku, ternyata memang benar mereka berdua disekap di sana "
" bagaimana keadaan mereka berdua ? " kini Mafu mafu yang bergantian bertanya menghawatirkan keadaan temannya
" mereka baik baik saja, untung saja mereka hanya disekap dan tidak ada kekerasan terjadi "
perasaan Ten kini bercampur aduk, ia senang karena keduanya telah ditemukan namun di sisi lain ia juga agak resah bagaimana orang asing yang menelefonnya tadi tau kalau Riku dan Gaku di sekap, dan kenapa orang asing itu membantu mereka menemukan keduanya, itulah yang ada di pikiran Ten, namun ia langsung menghilangkan pikiran itu, baginya hal itu tidak penting lagi sekarang, ia ingin segera menemui adiknya itu
Keempat pemuda tengah berlari dari kejaran penjahat, salah satunya berlari sambil mendorong pemuda lainnya yang duduk di kursi roda, yang tidak lain adalah Nagi, Mitsuki, Gaku, Iori dan Riku.
Saat mereka sampai pada jalan keluar dari gedung tua itu, tiba tiba para penjahat yang dihajar tadi bangkit kembali dan mengejar mereka berempat, mereka langsung saja berlari hingga keluar gedung
" HOI, JANGAN MEREKA KABUR, CEPAT TANGKAP MEREKA " bentak pemimpin dari para penjahat itu " sial jika mereka berhasil kabur, orang itu pasti tidak akan memberikan uangnya " imbuhnya bergumam, para penjahat itu tidak mendapatkan bayaran mereka dari Tsukumo jika tidak berhasil menyekap Riku dan Gaku sampai hari yang ditentukan, itulah perjanjian yang ia buat dengan bis sementaranya itu, maka dqri itu jika penghasil uangnya kabur, tindakan penculikan mereka berakhir sia sia
Pemimpin itu lanjut berlari mengejar keempat pemuda itu tanpa mengetahui kalau tindakan mereka sia sia dari awal karena Tsukumo telah memutuskan kontak dengan mereka dan tidak akan membayar mereka
mereka melewati gang gang kecil, tidak ada orang berlalu Lalang disitu, mereka terus berlari hingga akhirnya mereka terpaksa berhenti karena dihadang penjahat lainnya di depan mereka, mereka kini dikepaung dari arah belakang dan depan
" Iori, aku akan menghitung dari hitungan ke 3 kau harus lari sambil membawa Riku, kami bertiga akan menghadapi mereka " kqta Mitsuki dengan tatapan serius, namun tatapannya dituju ke arah para penjahat itu
" tapi Nii-san itu berbahaya, bagaimana kalian akan menghadapi orang orang itu ? " tanya Iori yang cemas dan agak panik ia semakin mencengkram kuat pegangan kursi roda Riku
" it's allrigth desu, lagipula aku sangat percaya diri dengan beladiriku, aku akan melindungi kalian " ucap Nagi percaya diri
" aku cukup percaya diri dengan pertahanan diriku, jadi jangan khawatir dan larilah bersama Nanase, lalu minta bantuan kepada yang lain " ucap Gaku menepuk bahu Iori untuk sedikit menenangkannya termasuk dirinya sendiri
Iori mengangguk, sedangkan Riku yang dari tadi diam hanya menunjukkan wajah kahawatirnya kepada ketiga temannya itu, dalam hatinya ia hanya bisa berdoa dengan keselamatan mereka, ia tau ia tidak bisa melakukan apa apa dan hanya menjadi beban mereka, namun jika ia terus menyalahkan dirinya sendiri ia itu tidak akan membuat situasi ini membaik, setidaknya ia akan beeteriak minta tolong ketika menemukan kumpulan orang orang nanti
Iori mulai berlari membawa Riku, para penjahat itu mendekat untuk menghadang mereka berdua tetapi langsung mendapat tendangan mematikan dari Nagi sehingga Iori dan Riku berhasil lolos, Mitsuki dan Gaku juga mulai mengahadapi sisanya namun sayangnya mereka bertiga sedikit lalai dan membuat salah satu penjahat itu lolos dari pengamatan dan mengejar Iori
Iori dan Riku merasa lega saat melihat jalan raya di ujung gang, mereka akhirnya bisa meminta bantuan orang lain, namun Iori tidak sadar kalau penjahat yang mengejar mereka sudah di dekatnya
Rombongan Ten sudah tiba dilokasi, dari kejauhan mereka bisa melihat bagaimana ketiga temannya berhadapan dengan para penjahat , Ten dan lainnya langsung saja keluar dari mobil dan ikut membantu mereka
Ten mencari sosok adiknya yang tidak terlihat hingga matanya menangkap Iori yang mendorong Riku sambil berlari dan dibelakang mereka ada penjahat yang mengejar mereka, langsung Ten berlari menyusul mereka
Dari kejauhan penjahat itu berhasil menangkap Iori, Iori memberontak hingga membuat badan Iori dan penjahat itu membentur kursi roda milik Riku dan membuat Riku terdorong hingga ke tengah jalan raya, perasaan Ten tidak enak kana hal ini dan mempecepat larinya
Baru saja Riku berhenti di tengah jalan raya, di sebelah Riku ada mobil melaju kearah Riku, badan Riku menjadi tegang, matanya melebar, seolah tiba tiba semuanya menjadi slow motion, ia langsung teringat kembali kejadian saat ia akan ditabrak mobil ketika mendorong Banri,perasaan takut yang dirasakan dulu kembali ia rasakan
' apa kali ini aku akan mati ' batin Riku seolah pasrah dengan nasibnya
" RIKU "
Ia mendengar namanya dipanggil dari belakang, matanya melirik dan melihat kakak kembarnya berlari kearahnya dengan raut wajah ketakutan seolah takut akan kehilangan sesuatu
Ten akhirnya sampai pada tempat adiknya dan langsung saja mendorong kursi rodanya karena mobil sudah sangat dekat dwngan mereka, Riku berhasil selamat dari tabrakan namun tidak dengan Ten yang pada akhirnya menggantikannya tertabrak oleh mobil itu, tabrakan itu lumayam keras hingga cukup membuat tubuh Ten terpental
Riku yang melihatnya merasa jantungnya akan berhenti kapan saja, kakaknya yang ia sayangi, yang paling ia kagumi, bintangnya yang berharga itu kini tertabrak di depan matanya, ia bisa melihat Ten yang tergelatak tidak sadarkan diri di jalan, darahnya mulai mengalir dari tubuhnya
"tidak...mungkin..."
Riku menggerakkan kursi rodanya dengan panik hingga membuatnya terjatuh dari kursi rodanya " Ten..nii..Ten-nii..Ten-nii "
ia terus memanggil kakaknya itu namun tidak ada respon, airmata Riku mulai jatuh ke pipinya
" TENN-NIIII "
To be continued
Halo semuanya 👋
Maaf ya untuk chapter kali ini pendek dari biasanya
sebenarnya author agak nggak yakin dengan chapter kali ini
Jadi berikan tanggapan kalian ya tentang chapter kali ini 😊 dan mungkin bisa kasih saran 🤔
Mungkin cuma itu saja, sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya 😅👋👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro