Ch. 14
Selamat membaca ~
Maaf kalau beberapa typho dan salah kata dalam penulisan 😅
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Sudah semalaman Riku tidak pulang, itu membuat Banri khawatir karena tidak ada kabar, ia mencoba menghubungi Gaku namun tidak ada jawaban, lalu dia menghubungi Ten namun jawaban yang ia dapat adalah Riku yang sudah pulang Bersama Gaku
Ten ikut khawatir setelah dihubungi oleh Banri, ia bergegas Kembali ke tempat mereka berpisah tadi dan hanya menemukan mobil miliki Gaku tanpa seorangpun disana
Ten berlari mencari mereka berdua di sekitar tempat itu, perasaannya tidak enak, ia tidak bisa tenang mengetahui bahwa adik dan ketua membernya telah menghilang saat ini
Ber jam jam sudah terlewati, mereka berdua masih belum ditemukan itu membuat lainnya ikut khawatir
apalagi terhadap pihak dari Yaotome salah satu talent mereka menghilang disaat Trigger akan mengisi acara televisi
" APA MASIH BELUM DITEMUKAN ?" teriak Yaotome Sousuke kepada Anak buahnya yang masih belum menemukan keberadaan anaknya
" maaf kami tidak bisa menemukan jejak mereka sama sekali bahkan cctv disana kebetulan tidak berfungsi semalam, tapi ada kemungkinan jika mereka diculik " ucapa salah satunya
" haah.kenapa bisa sampai seperti ini " keluh Kaoru sekaligus khawatir dengan keadaan kedua orang yang hilang itu
Sousuke marah dengan ketidak becusan anak buahnya, ia juga memikirkan keberadaan Gaku, bagaimnapun juga ia juga seorang ayah yang khawatir keselamatan anaknya
Yaotome pro dilanda kebingungan, hari ini Trigger harusnya tampil di salah satu acara tv apalagi acra itu adalah salah satu acar bergensi di jepang, mereka akhirnya terpaksa membatalkan acara tersebut dan membatalkan beberapa job yang mereka terima. Karena hal itu rumor rumor langsung bermunculan dikalangan para staff tv dan lainnya, citra Trigger pun rusak sebagai seorang propesional
Rumor itu beredar dengan cepat sampai ke telinga para fans dan akhirnya membuat kecewa mereka, sousuke bingung bagaimana bisa rumor tentang Trigger yang membatalkan banyak job itu tersebar dalam sehari, seolah olah itu sudah direncanakan oleh seseorang
semuanya bingung memikirkan dimana keberadaan kedua orang itu, apalagi hal itu sangat berdampak pada 2 orang yang adalah kakak Riku, Ten dan Banri. keduanya sampai beberapa kali kehilangan focus mereka saat bekerja, tentu saja orang orang disekitar mereka menjadi khawatir terhadap mereka berdua
Di sisi lain, 4 pemuda sedang bersantai sambil melihat berita di sosial media
" hee..sekarang Trigger punya reputasi yang cukup buruk , dan juga ada rumor mengatakan kalau Yaotome Gaku kabur dan menghilang dari ayahnya" ucap pria cantik berambut blonde pucat setelah melihat berita, ia menoleh ke arah ketiga lainnya
" bagaimana menurutmu Isumi san ? " imbuhnya melirik kepada pemuda berambut tosca alias Isumi Haruka
" heh, apa peduliku, bukankah bagus pada akhirnya mereka akan jatuh karena mereka sendiri "
" tapi ini aneh, aku yakin mereka tidak akan main main dengan pekerjaan mereka, pasti ada sesuatu "
" sejak kapan kau peduli dengan mereka Minami, kau fokus saja dengan pembuatan lagu kita " ucap penuda berambut merah marun alias Touma
" kalau soal itu aku sudah menyelesaikannya " jawab pemuda blonde alias Minami
" baguslah kalau begitu, ngomong ngomong sampai kapan kau chatingan dengan perempuan Tora, sebentar kagi kita akan latihan " ucap Touma menatap heran kepada pemuda berambut wood, namun ucapan Touma tidak digubris sama sekali dengannya, Touma hanya menghela nafas lelah dengan membernya ini , pada akhirnya Touma memilih keluar
" kau mau kemana ? " tanya Haruka melihat Touma pergi
" mencari udara segar "
Sebenarnya Touma juga memikirkan apa yang dikatakan oleh Minami, ia juga merasa aneh dengan hilangnya Gaku walau dia membenci Trigger
" hahaha kerja bagus "
Suara yang dikenalnya menarik perhatiannya, kebetulan ia di depan pintu ruangan milik presdir agensinya yaitu Tsukumo Ryo
Touma mulai mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka itu, ia melihat Tsukumo dengan wajah senangnya sedang menelefon sesorang
Tsukumo terlihat aneh dan mencurigakan di matanya, seolah Tsukumo saat ini terlihat seperti sedang melakukan sesuatu yang jahat
' haahh..apa yang sedang kulakukan dengan mengintip seperti ini, seharusnya urusan sachou bukanlah urusanku ' batin Touma heran dengan tindakannya sendiri, saat ia ingin beranjak dari tempat, kata dari Tsukumo selanjutnya membuat Touma mematung di tempat
Di sisi lain, seorang pemuda membuka mata perak indahnya itu, ia baru tersadar dari pingsannya, yang ia lihat pertama kali adalah ruangan yang dipenuhi oleh kardus dan barang barang lainnya, sepertinya ia berada di sebuah gudang saat ini. Saat ia ingin bangkit, ia tersadar bahwa saat ini tangannya sedang terikat ke belakang badannya
' apa apan ini ' batin pemuda itu yang tidak lain adalah Gaku, ia sedikit panik karena berada di tempat asing dan dalam keadaan terikat ketika tersadar
" ah, kau sudah sadar Yaotome san, kau pingsan hampir seharian ini " Gaku langsung menoleh setelah mendengar suara di sampingnya, ia terkejut bahwa ada Riku bersamanya dan juga dalam keadaan terikat
" Nanase, apa yang terjadi ? Kenapa tiba tiba kita terikat seperti ini di tempat ini ? "
" Yaotome san, apa kau tidak ingat kemarin malam ada beberapa orang menghampiri kita lalu langsung membuatmu pingsan "
" oh benar juga, aku ingat kemarin saat pulang kita tiba tiba disergap oleh sekelompok orang "
Riku mengangguk " maaf Yaotome san, aku tidak bisa melakukan apa apa, saat itu mereka hampir menggorok lehermu dengan pisau agar membuatku diam dan mengikuti mereka dengan pasrah " Gaku sempat merinding saat mendengar bahwa lehernya hampir digorok, namun ia langsung menepis perasaan itu, ini bukan pertama kalinya ia pernah mengalami namanya diculik, karena ia adalah anak dari Yaotome Sousuke yang memiliki banyak saingan dan musuh, jadi hal seperti ini wajar saja dilakukan untuk menjatuhkan ayahnya, dan mungkin juga penculikan ini karena hal itu juga.
Ia kesal karena harus mengalami ini kedua kalinya, namun ia juga merasa bersalah karena Riku adik dari Kujo Ten juga ikut terlibat penculikan ini karena dirinya dan ayahnya
" tidak Nanase, kau tidak perlu meminta maaf, seharusnya aku yang harus meminta maaf padamu karenaku kau jadi ikut terlibat dengan masalah ini, maaf aku tidak bisa menjagamu dengan baik " ucap Gaku agak lesu
" Yaotome san, tidak perlu meminta maaf, aku disini mungkin karena memang aku tidak beruntung saja begitu juga dengan Yaotome san, kau juga tidak perlu merasa bertanggung jawab soal menjagaku " ucap Riku dengan senyum yang agak dipaksakan agar suasana tidak menjadi berat, Gaku yang melihatnya hanya bisa ikut tersenyum heran, tapi tetap saja ia merasa agak takut bagaimana menghadapi kedua kakak Riku nanti karena tidak bisa menjaga Riku seperti yang ia janjikan sebelumnya
" ngomong ngomong dimana mereka yang menculik kita sekarang ? "
" ah...mereka pergi meninggalkan kita begitu saja di ruangan ini beberapa menit lalu, mereka juga mengambil paksa kursi rodaku, berkat itu aku terjatuh dan merusak hpku hingga seperti ini " ucap Riku menunjukkan handphonenya yang hampir hancur di sebelahnya dengan gerakan matanya
" dasar mereka br*****k , mereka memperlakukanmu dengan kasar bahkan membuat hpmu hampir hancur seperti itu" ucap Gaku marah karena perlakuan kasar mereka terhadap Riku yang seorang penyandang disabilitas. di sela sela kemarahannya, Gaku mendapatkan pencerahan saat melihat hp retak Riku " tunggu dulu Nanase, bukankah hpmu itu menjadi lumayan tajam, bukankah kita bisa menggunakan ini untuk memotong tali ini, mungkin kita agak beruntung dengan rusanya hpmu itu "
" kau benar Yaotome san, tapi bagaimana caranya dengan posisi tangan dibelakang seperti ini ? "
" soal itu serahkan saja padaku " Gaku mulai menggerakkan tubuhnya dengan bantuan kakinya, untung saja mereka tidak mengikat kakinya juga. Gaku sempat kesulitan mengambil hp Riku karena tangannya yang diikat kebelakang, namun oada akhirnya berhasil juga, ia mulai dengan menggesekkan hp itu ke tali yang mengikatnya, walau tidak setajam pisau namun ketajaman dari retakan hp itu cukup untuk bisa memotong tali tersebut, meskipun memakan waktu yang lumayan.
Di tempat Trigger, Ten dan Ryuu duduk dengan raut wajah khawatir, sudah dari pagi hingga sore ini mereka masih belum menemukan keberadaan Gaku dan Riku. Anesagi, menejer dari Trigger hanya bisa mondar mandir dengan perasaan khawatir karena salah satu artisnya menghilang, ia terus bergumam dan menfeluh karena tidak kunjung menemukan mereka
Pintu tiba tiba terbuka memunculkan Mafu mafu dan Soraru di belakangnya
" Kujo san apa itu benar kalau Eri...maksudku Riku menghilang ? " tanya Mafu tiba tiba setelah masuk, Soraru hanya diam di belakang namun raut wajahnya juga menunjukkan kekhawatiran
" Mafu san !! Bagaimana kau bisa kesini ? Terlebih lagi bagaimana kau tau lokasi dorm kami ? " tanya Ten yang terkejut dengan kemunculan tiba tiba kedua teman dekat Riku
" itu nanti saja dijelaskan, sekarang yang lebih penting, bagaimana Riku bisa menghilang bersama salah satu membermu setelah bertemu denganmu kemarin malam ? Apa kau tidak busa menjaga adikmu sendiri ?" tanya Mafu kesal, ia juga agak mendesak Ten , Ten hanya diam, ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga adiknya tadi malam dan hanya menitipkannya kepada Gaku lalu pergi meninggalkannya.
Melihat Ten dengan raut wajah sedih, marah dan kecewa kepada dirinya sendiri menyadarkan Mafumafu bahwa ia agak berlebihan tadi, ia tanpa sadar malah menyalahkan Ten atas hilangnya Riku
" maaf aku berlebihan, Riku menghilang itu bukanlah kesalanmu, maaf "
" tidak apa Mafu san, itu juga kesalahanku, seharusnya aku ada bersamanya malam itu "
" tunggu dulu, apa apaan situasi ini ? Dan siapa kalian yang seenaknya menerobos masuk kesini lalu tiba tiba mengganggu Ten ? " tanya Anesagi yang akhirnya ikut berbicara setelah melihat mereka dengan kebingungan
" tenanglah Anesagi san, mereka adalah teman kami, jadi tidak masalah " ucap Ryuu mencoba menenangkan Anesagi, Ten juga mengangguk sebagai konfirmasi saat Anesagi melihatnya
" haaah..baiklah aku harap kalian berdua tidak membuat keributan disini, aku sudah cukup pusing dengan masalah ini, jangan tambah lagi dengan masalah baru, sekarang aku akan pergi dulu untuk mencari beberapa informasi, Ten dan Ryuu kuharap kalian tidak kemana mana saat ini, karena aku tidak ingin lagi ada orang yang hilang " setelah mengucapkan itu Anesagi meninggalkan ruangan
" maaf jika kami tiba tiba langsung masuk tanpa permisi, Mafumafu menjadi tidak tenang saat mendengar Erin menghilang, walau bagaimana pun Erin sudah kami anggap adik kami juga " ucap Soraru meminta maaf mewakili Mafumafu
" tidak apa, aku mengerti perasaannya "
" daripada itu, aku punya firasat bahwa menghilangnya Erin dan membermu itu adalah penculikan "
" aku setuju denganmu Soraru san, aku juga punya firasat kuat tentang itu, namun kita tidak tau siapa dalang dibalik ini "
Mereka berempat terus berdiskusi bagaimana cara menemukan Riku dan Gaku hingga handphone milik Ten bergetar , rupanya Ten mendapat panggilan dari nomor yang tidak dikenal
Ten sempat ragu untuk menjawabnya ,namu Soraru menyuruhnya untuk menerima panggilan itu karena kemungkinan itu dari si penculik
Kembali ke tempat Gaku dan Riku disekap, pada akhirnya Gaku berhasil melepaskan ikatan di tangannya, ia pun langsung membantu melepaskan tali yang mengikat tangan Riku
" sudah selesai, ayo kita keluar dari sini Nanase " ucap Gaku yang tanpa pikir panjang langsung menggendong Riku
" Ya..Yaotome san!! " panggil Riku yang terkejut karena tindakan Gaku
" peganglah pundakku dengan erat, aku tidak mau kau terjatuh saat aku berlari nanti "
mereka berdua pun meninggalkan gudang itu yang untungnya pintunya tidak terkunci, dengan hati hati Gaku memerhatikan sekitar jaga jaga agar tidak tertangkap kedua kalinya. Gaku melihat tempat mereka berdua berada, tempat itu terlihat sudah tua dan terbengkalai, ternyata mereka berdua disekap di gedung yang sudah lama tidak beroprasi.
Selama berjalan Gaku berpikir pasti akan sulit jika kabur sambil membawa Riku, ia juga harus siap menghadapi segerobolan orang orang yang menculik mereka nanti jika tidak sengaja bertemu, namun ternyata setelah agak lama menggendong Riku, Gaku tidak merasa lelah sama sekali, Riku sangat ringan darioada bayangannya
" hei Nanase, apa kau cukup makan selama ini ? Kenapa kau ringan sekali ?" Tanya Gaku yang agak mencemaskan Riku
" itu..aku makan dengan cukup Yaotome san, tapi mungkin karena akhir akhir ini ada banyak yang harus kupikirkan jadi beberapa kali aku melewatkan makanku "
" apa itu tentang Ten ? Jika ia tau tentang ini dia akan marah padamu " Riku menelan ludahnya merasa takut membayangkan Ten yang akan memarahi dan menceramahinya nantinya
Riku mulai tertawa canggung
" ahaha...kuharap kau tidak meberitahukan hal ini jepadanya Yaotime san, aku tidak ingin menambah beban pikirannya karenaku, aku sudah cukup menjadi beban dengan masalah sebelumnya, aku tidak ingin dia terlalu memikirkanku "
" aku adalah anak tunggal jadi aku tidak mengerti tentang hal hal seperti saudara, tapi bukankah seorang kakak pasti akan memikirkan seorang adiknya, bukankah hal itu wajar, dan lagi, berhentilah menyebut dirimu sendiri seorang beban Nanase, tidak ada yang menganggapmu beban sama sekali " ucap Gaku yang secara tidak sadar menceramahi Riku
" tapi bukankah aku menjadi bebanmu sekarang Yaotome san, kita harus kabur sambil kau menggendongku, bukankah akan sulit jika terus menggendongku seperti ini "
" tidak perlu memikirkan itu, kau itu sangat ringan seperti kapas, jadi aku bisa menggendongmu selama berjam jam " itulah yang dikatan Gaku, namun lain dengan pikirannya yang saat ini memikirkan caranya berhadapan dengan para penculik nanti sambil menggendong Riku
Mereka terus menelusuri lorong gedung mencari jalan keluar, mereka sempat beberapa kali bertemu dengan penculik mereka, namun mereka berhasil lolos dan bersembunyi dari kejaran para penculik, kini mereka berdua memutuskan bersembunyi sebentar di salah satu ruangan di dalam gedung, Gaku ingin mengistirahatkan dirinya sebentar, seperti yang diharapkan dengan menggendong Riku sambil berlari lumayan melelahkan dirinya, awalnya mereka berniat mencari kursi roda Riku, namun tidak kunjung menemukannya
" hah..hah..hah..kenapa gedung ini sangat besar, aku tidak menyangka kita tadi di sekap di lantai paling atas, sekarang tinggal 3 lantai lagi untuk sampai jalan keluar " ucap Gaku sambil mengatur nafasnya
" maaf, aku tidak bisa melakukan apa apa"
Riku diturunkan dari gendongannya ,lalu Gaku langsung duduk di sebelah Riku
" lagi lagi kau meminta maaf Nanase, ini bukanlah masalah untukku, lebih baik kita bicarakan hal lain, aku tidak ingin moodku jadi buruk hanya karena kau terus meminta maaf "
" aku tidak tau harus bicara apa "
" bagaimana kalau kau menceritakan tentang dirimu, kudengar dari Ten kalau kau bekerja sebagai Utaite dan fansmu luamyan banyak, bukankah itu hebat "
" itu tidak hebat, tidak seperti Ten-nii yang selalu menunjukkan senyumannya kepada para fans dan membuat mereka tersenyum juga, aku hanya bisa bernyanyi di balik layar, aku terlalu takut berhapadapan dengan para fansku sendiri dan terus menyembunyikan wajahku dari mereka. Aku tidak bisa membuat para fansku bahagia seperti Ten-nii yang selalu membuat para fansnya bahagia "
" Nanase... kau dan Ten memanglah kembar, tapi kalian berbeda, Ten menunjukkan pesonanya dengan cara sendiri begitu juga denganmu. Lagipula bukankah Idol dan Utaite itu perkerjaan yang berbeda, walau sama sama bernyanyi dan sama sama memiliki fans tapi pesona yang ditunjukkan Idol dan Utaite sangatlah berbeda, jika Idol menari dan bernyanyi adalah senjata mereka dan tentu saja muka mereka juga, maka senjata yang dimiliki Utaite adalah suara mereka, mereka tidak menari seperti idol, mereka juga tidak perlu selaku menunjukkan wajah mereka seperti idol, yang mereka lakukan hanya bernyanyi dan bernyanyi, dan dengan hanya itu mereka bisa menarik hati para fansnya, bukankah itu pekerjaanmu Nanase " ucap Gaku yang tiba tiba menjadi bijak, ucapan Gaku membuat Riku tertegun, " lagipula kenapa kau harus takut berhadapan dengan para fansmu ? Aku yakin tidak ada masalahnya jika suatu saat kau akan menunjukkan dirimu yang sebenarnya kepada fans, kau pasti akan baik baik saja " imbuh Gaku
" bagaimana kau bisa yakin dengan itu ? "
" tentu saja aku yakin, kau mungkin tidak menyadarinya, tapi kau punya pesona sendiri yang bisa menarik banyak hati orang orang termasuk kakak broconmu itu"
" brocon ? "
" ah tidak, ekhem lupakan bagian terakhir itu " setelah mengakatan itu Gaku melihat arah lain dan diam
Setelah mendengar kata kata Gaku, Riku merasa beban di hatinya sedikit berkurang, ia mengingat kembali kata dari teman dan orang terdekatnya yang mengatakan hal yang hampir sama dengan Gaku
Riku bersyukur ia dikelilingi oleh orang orang baik yang selalu mengatakan hal positif padanya seperti kedua kakaknya dan teman temannya termasuk Gaku.
Tanpa Gaku melihatnya Riku mengeluarkan senyum leganya
Tiba tiba terdengar suara gaduh di kuar ruangan, sepertinya para penculik yang dari tadi mencari mereka berdua setelah tau mereka hilang dari tempat sebelumnya, sudah mencapai lantai dimana mereka berdua bersembunyi
Pintu ruangan dimana mereka sembunyi mulai di dobrak karena pintu tersebut dikunci oleh Gaku, Gaku mulai berdiri di depan Riku
" ini gawat, Nanase, kau diam disini dulu " ucap Gaku yang mulai mendekati arah pintu
" bagaimana denganmu Yaotome san ? "
" tenang saja, begini begini aku lumayan percaya diri dengan beladiriku, kau tetap disini saja, biar aku yang menghadapi mereka "
Riku mengangguk walau raut wajahnya menunjukkan rasa khawatir pada Gaku
Pintu terus didobrak dari luar hingga kunci pintu mulai rusak, dengan perlahan Gaku menfambil batangan kayu yang kebetulan ada di dekatnya
Saat pintu itu sudah mencapai batasnya, tiba tiba terjadi sesuatu yang membuat Gaku bingung
" hei siapa kalian huWAAHH "
" sialan AAKHH.."
Dobrakan pintu terhenti,namun diluar terdengar seperti ada baku hantam terjadi, sepertinya para penculik itu tengah dihajar oleh seseorang
teriakan teriakan itu ajhirnya terhenti dan membuat hening seketika, hal itu membuat Gaku menjadi agak resah, keringat dingin turun dari dahinya, ia bingung dengan situasi apa yang saat ini terjadi
" Hoi Riku,Yaotome san, apa kau ada di dalam sana ? apa kau baik baik saja ? " suara pemuda dari balik pintu membuat suasana tegang lumayan mereda
" Riku are you alright ? "
" Nanase san, Yaotome san jika kalian disana tolong jawablah "
Riku merasa lega mendengar suara itu ,ia sangat mengenali suara teman temannya itu
" suara itu...apa kalian Idolish7 ? " tanya Gaku mengkomfirmasi
" itu suara Yaotome san "
" Mitsuki.. Iori.. Nagi.. kami ada disini, kami baik baik saja " ucap Riku memanggil teman teman idolnya dengan suara agak keras
" oh, itu suara Riku, mereka benar benar ada didalam "
" Yaotome san apa kau bisa membuka pintunya? Sepertinya ini terkunci dari dalam "
" pintu ini sudah rusak karena dobrakan tadi, jadi kalian lanjut dobrak saja pintu ini sampai terbuka " ucap Gaku setelah memeriksa pintu
" baiklah, kalian berdua bantu aku " setelah mengucapkan itu mereka bertiga langsung mencoba mendobrak pintunya, dalam sekali percobaan,pintu itu langsung terbuka lebar dan menampilkan 3 pemyda dengan pervedaan tinggi badan dan warna rambut mereka
" Riku, Yaotome san, syukurlah kalain baik baik saja " ucap Mitsuki setelah melihat Gaku dan Riku didepannya
" aku lega kalian ada disini, tapi kenapa kalian bisa tau kami ada disini ? " tanya Gaku penasaran sekaligus lega melihat wajah ketiga teman dan rivalnya itu
" ooh..kalau soal itu.."
" soal itu kita jelaskan nanti saja, yang terpenting sekarang kita harus pergi dari sini dahulu " ucap Iori memotong pembicaraan
" you are right, dan juga tadi saat kami mencari kalian, kami menemukan ini " ucap Nagi sambil mendorong kursi rida kosong milik Riku
Riku merasa senang melihat kursi rodanya lagi, dengan ini ia tidak perlu digendong lagi oleh Gaku " terimakasih Nagi " ucapnya
Tanpa berlama lama mereka berlima langsung pergi dari situ, Iori mendorong kursi roda Riku sambil berlari, sedangkan ketiga lainnya berlari di depan mereka berdua
To be continued
Halo semuanya, mungkin ini waktu terlama author ngaploudnya daripada sebelum sebelumnya, maaf baru bisa uploud sekarang chapter 14 ini 🙏😭
Author sekarang udah berada di semester atas, jadi kegiatan kuliah author makin banyak sampai author lupa kalau masih ada utang sama kalian di fanfic ini
Author nggak tau apakah cerita ini masih bagus apa nggak menurut kalian, tapi terimakasih yang masih mau baca dan memberi vote di cerita biasa biasa ini 😭❤
Mungkin itu saja dari author untuk saat ini, sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya 👋👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro