ch. 11. Tersesat
Selamat membaca~
_________________________________________
" jadi, bagaimana kabar Idolish7 ? Apa masalah mereka sudah selesai ? " tanya Soraru yang sedang menghidangkan teh hangat pada Riku
" yang kutahu terakhir kali adalah perang dingin antara Mitsuki dan Yamato san saat mengisi acara talkshow " ucap Riku lesu lalu meminum Teh hangat yang disajikan
" yah...pertengkaran orang dewasa memang begitu, mungkin saat itu suasananya cukup canggung di sekitarnya, aku tidak bisa membayangkan hal itu " ucap Soraru lagi mengeluarkan keringat dingin
" aku harap mereka segera berbaikan, aku lebih suka melihat mereka akur seperti sebuah keluarga "
Riku menghela nafas panjang, ia khawatir dengan teman teman idolnya itu, mereka adalah teman pertama Riku setelah Soraru dan Mafumafu
Ini pertama kalinya Riku punya teman yang sepantaran dengannya karena dulunya ia tidak memiliki teman sama sekali kecuali Ten saja, jarak umur Soraru dan Mafumafu dengan Riku cukup jauh, maka dari itu bagi Riku mereka berdua lebih seperti kakak daripada teman dekat
" oh ya Nagi sempat mengajakku ke dorm sebelumnya, katanya akan ada acara pengakuan pertama Yamato san, sayangnya aku tidak bisa hadir di hari itu "
" pengakuan ? Memangnya dia mau mengakui tentang apa? "
" aku tidak tau, aku rasa tentang masalahnya dengan Mitsuki "
" jika begitu, aku yakin mereka akan baik baik saja , kau juga Riku, tidak perlu mencemaskan mereka, kedua orang itu pasti segera berbaikan "
" aku rasa kau benar, kuharap besok mereka sudah berbaikan "
Keesokan harinya ucapan Riku terkabul, terlihat di acara kimi to ainana night, Yamato dan Mitsuki yang terlihat akrab kembali, suasana hangat dan kekeluargaan mereka terpancar walau hanya dilihat dari tv , hal itu membuat Riku tersenyum senang melihatnya
Riku beralih ke laptopnya setelah menonton acara tersebut, ia ingin melihat melihat komenan yang bertumpuk di youtubenya setelah sekian lama tidak membuka youtube karena sibuk menulis lagu
Banyak komenan positif yang Riku dapatkan membuat Riku senang, tapi tidak sedikit juga komenan negatif yang membuat Riku tersenyum sedih, tapi Riku lebih memilih mengabaikan komenan negatif itu, hingga ada sebuah komenan yang menarik perhatian Riku
"Aku sangat penasaran bagaimana wajah asli Erin "
" Utaite lain terkadang muncul di acara tv atau membuat konser mereka sendiri walau wajah mereka tertutup, kenapa Erin tidak melakukan hal yang sama "
" kudengar Erin dekat dengan Soraru dan Mafumafu, tapi mengapa mereka tidak pernah muncul bersama saat di acara tv atau konser "
"Kapan kau akan mengadakan konsermu sendiri Erin ? "
" kapan kau akan menunjukkan wajahmu, Utaite lainnya bahkan pernah menunjukkannya sekali "
Komenan komenan itu dilihat Riku dengan perasaan gundah, ia juga ingin melakukan apa yang dilakukan Utaite lain selain hanya sekedar mengaploud lagu, namun sayangnya ia tidak bisa menunjukkan dirinya yang sebenarnya, ia takut karena keterbatasannya malah membuat fansnya kecewa,
bahkan saat perilisan lagu kolaborasi dengan Mafumafu untuk opening anime musim lalu, Riku melakukan perekaman di rumah Mafumafu bukan di pihak studio anime agar dirinya tidak dilihat oleh para staff, agak egois memang, namun berkat seseorang Riku akhirnya diijinkan melakukan hal itu
Riku termenung, lalu melihat kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan lagi itu, " aku tidak ingin memperlihatkan sisiku yang cacat ini kepada mereka , cukup suaraku saja yang sampai pada mereka " lirih Riku
Pada akhirnya Riku memutuskan jalan jalan di sekitar luar rumahnya hanya untuk menghibur dirinya yang sudah terlanjur dengan mood yang buruk, ia tidak marah dengan komenan tersebut, ia justru marah terhadap dirinya sendiri karena tidak bisa memenuhi permintaan fansnya
Riku terus melaju sambil melamun memikirkan hal tadi, Riku cukup beruntung karena hari ini jalanan sepi sehingga tidak ada kendaraan yang akan menabraknya dengan keadaan melamun seperti itu
Di tengah jalan Riku baru tersadar dari lamunannya, kaget karena dirinya menyadari telah memasuki kompleks rumah yang belum ia lewati tanpa sadar
Riku mencoba kembali ke arah ia berasal tadi, tapi ia malah berakhir dengan jalan yang bercabang, Riku tidak ingat mana jalan yang ia lewati tadi, ia pun mulai sedikit panik sekarang
Riku pun meronggoh saku baju dan celana mencoba mencari handphonenya, namun ia tidak menemukan apapun, ia baru mengingat kalau ia meninggalkannya di atas meja kamarnya, bahkan ia lupa membawa inhallernya yang membuatnya makin panik, namun ia mencoba menenangkan dirinya agar tidak terkena serangan disaat ia tidak membawa obatnya
Riku pun memutuskan untuk menanyakan jalan kepada seseorang tetapi...sepertinya tidak ada orang di sekitar jalan kompleks perumahan itu, Riku terus melanjutkan perjalanannya sambil menghela nafas berat, entah kenapa sepertinya ini hari yang buruk baginya, hingga ia berhenti di depan rumah kosong yang terlihat ditinggalkan sejak lama
Rumah itu terlihat mewah dan sangat suram apalagi auranya yang terlihat mencekam, Riku merasa agak merinding di sekitar rumah mewah itu, tiba tiba ada sebuah sebuah tangan kecil yang memegang pundaknya dari belakang membuatnya tersentak
" UWAAAHH.."
Teriaknya kaget, ia pun terjatuh dari kursi rodanya , dagunya menjadi lecet karna terbentur aspal, Riku meringis kesakitan dengan posisi tengkurap di jalan, sedangkan kursi rodanya jatuh menyamping
" ano...apa kau baik baik saja ? Maafkan kami membuatmu terkejut "
Sebuah tangan kecil menghampiri Riku, rupanya itu adalah kembaran anak kecil yang tadi membuat Riku terkejut
" tidak apa apa, aku baik baik saja, bisakah kalian membenarkan posisi kursi rodaku "
Kedua kembar beda gender itu mengangguk lalu membenarkan kursi roda yang terbalik itu, mereka juga sedikit membantu Riku duduk kembali ke kursi roda miliknya
" terimakasih " kata Riku tersenyum ramah, si kembar juga ikut tersenyum
" apa kalian tinggal disekitar sini ? Siapa nama kalian ? Namaku Nanase Riku, panggil saja Riku "
" namaku Hikaru sedangkan nama adikku ini Hikari " kata si salah satu kembar laki laki alias Hikaru
" ya, memang benar kami tinggal disekitar sini, rumah yang kau lihat tadi itu rumah kami " kata si adik perempuan alias Hikari
" eh! aku kira rumah itu adalah rumah kosong karena terlihat sudah lama ditinggalkan " ucap Riku agak terkejut mendengarnya
" ehehe..banyak yang bilang begitu " ucap Hikari sambil cengengesan
" Riku Nii-san kenapa berada di depan rumah kami ? Apa kau baru pindah kesini ? " imbuh Hikari
" ah....sebenarnya aku tadi tersesat lalu berhenti disini, aku juga tidak membawa handphone jadi tidak bisa menghubungi keluarga dan temanku, apa kalian tau jalan -xxx- ada di arah mana ? "
" begitu ya..., bagaimana kalau kami antar , kami sangat mengenali jalan disekitar sini lo " tawar Hikari bersemangat
" terimakasih tawarannya, tapi tidak perlu repot mengantarku, aku tidak ingin kalian nanti dicari oleh orang tua kalian " kata Riku menolak dengan sopan
" soal itu tidak usah dipikirkan karena kami hanya tinggal berdua disini, jadi tidak akan ada yang khawatir kalau kami pergi keluar " ucap Hikaru menyela ucapan Riku, Riku terkejut dengan Hikaru yang dengan santai tentang dirinya dan adiknya
' entah mengapa mereka mirip denganku dan Ten-nii ' ucap Riku dalam hati, ia tersenyum sedih melihat kembaran di depannya
" kalau begitu terimakasih, maaf merepotkan "
" tidak masalah, tapi sebelum itu, Riku Nii-san mampirlah kerumah kami sebentar, kita harus mengobati luka yang ada di dagumu itu " ucap Hikari , ia mendorong Riku masuk ke diaman rumahnya diikuti oleh Hikaru di belakang
" eh!? Tunggu dulu " Riku kebingungan tiba tiba di bawa masuk kedalam rumah, karena rumah itu terlihat lama ditinggalkan, Riku takut debunya membuatnya kambuh, ia refleks menutup hidung dan mulutnya, ia langsung merasakan sensasi nyeri tiba tiba karena tangannya bersentuhan oleh dagunya, Riku meringis karena rasa sakitnya " ah..benar juga ,aku sampai lupa dengan luka saat jatuh tadi " gumam Riku pelan tidak didengar oleh kedua kembar itu
Mereka bertiga pun masuk kerumah besar itu, lalu menngobati luka Riku
Di sisi lain, Ten saat ini dengan panik mencari Riku yang menghilang
Sebelumnya Ten datang ke rumah Banri untuk mengunjungi Riku, saat sudah sampai, ia menekan bel berkali kali namun tidak ada respon akan dibukakan pintu
Ten lalu menelefon Banri dan bertanya apa mungkin saat ini Riku berada di agensi bersamanya, namun tau Banri adalah Riku berada dirumah
Merasa khawatir Ten menerobos masuk yang ternyata pintu itu tidak dikunci, mengelilingi seisi rumah untuk mencari adiknya itu, ia menelepon Riku, namun ternyata handphonenya berada di meja kamar beserta obat disampingnya
Ten bertambah khawatir, ia bertanya tanya pada dirinya kemana Riku berada, perasaannya tidak enak, ia mulai berpikiran tidak tidak takut adiknya kenapa napa karena dia tidak membawa obat dan ponselnya
Tidak berpikir panjang, Ten langsung mengambil obat milik Riku lalu bergegas keluar mencari Riku, ia juga menghubungi yang lain untuk membantu mencari Riku
" Riku...sebenarnya kau ada dimana " gumam Ten berlari mencari Riku
Sedangkan Banri, Idolish7, Trigger, Mafu mafu dan Soraru yang dikabari tentang menghilangnya Riku oleh Ten juga ikut membantu mencari walau Banri juga sama khawatirnya dengan Ten, ia sampai melakukan beberapa kesalahan saat bekerja karena pikirannya kemana mana
Kembali di posisi Riku, kini ia sedang menunggu Hikari mengambil kotak p3k sambil ditemani oleh Hikaru, di dalam rumah tidak jauh berbeda dengan diluar, sama sama terlihat tidak terawat, anehnya ia tidak merasa akan kambuh sekarang
" maaf menunggu lama " Hikaru datang dengan tergesa gesa " maaf aku hanya membawa plester luka ini saja, karena obatnya sudah kadaluarwa dan hanya tersisa ini saja " ucapnya lagi memperlihatkan plester yang ia bawa, terlihat rasa kecewa di sorot matanya
" tidak apa Hikari chan, itu sudah cukup " ucap Riku tersenyum, ia mengambil plester itu dari tangan Hikari dan langsung memakainya
Hikari terlihat senang dengan perlakuan baik Riku, wajahnya cerah bagaikan anak kecil yang diberi permen
Hikari mengajak Riku bermain sebentar bersama mereka, Riku hanya mengiyakan ajakan itu karena tidak enak menolak si kembar, mereka bermain permainan catur yang terlihat sudah usang, namun mereka masih tetap bersenang senang dengan permainan itu
Riku memperhatikan si kembar, Hikari menurutnya adalah anak yang ceria sedangkan Hikaru adalah anak yang pendiam, mereka memiliki sifat yang sangat berkebalikan tetapi sangat akur satu sama lain , Riku merasa aneh karena memikirkan mereka berdua hanya tinggal berdua di rumah tidak terawat seperti ini
" ne..apa kalian benar benar tinggal disini, rumah ini benar benar tua dan tidak dirawat dengan baik bahkan ada sarang laba laba di langit langit rumah, apa kalian baik baik saja " tanya Riku menghawatirkan si kembar
Keduanya sempat diam tidak merespon Riku, wajah mereka datar tidak ada senyuman di wajah mereka membuat Riku menjadi merasa telah mengucapkan hal yang salah dan membuatnya merasa tidak enak
Namun tidak lama mereka tersenyum kembali, namun kali ini senyumnya terlihat sendu, Hikaru pun berkata
" kami sudah lama sekali disini hanya berdua setelah orang tua kami tiada, rumah ini adalah warisan dari orang tua kami "
" selama ini kami sangat kesepian disini, banyak orang orang yang ketakutan melihat rumah kami lalu kabur setelah melihatnya, tapi kami senang kau ada disini Riku san, karena kau datang kesini dan bermain bersama kami jadi kami tidak kesepian lagi " ucap Hikari tersenyum cerah diakhir
Mendengar itu Riku merasa lega dan hangat melihat senyuman mereka, setidaknya ia senang dengan kehadirannya bisa membuat mereka senang
" aku juga senang menemani kalian disini, aku mengerti rasanya kesepian, karena aku pengidap penyakit asma, aku dulu sering bolak balik rumah sakit, walaupun masih ada Ten-nii yang menemaniku, tapi rasanya masih ada rasa kesepian dihatiku "
" Ten-nii ? " ucap keduanya penasaran dengan orang yg disebut
" oh, dia kakak kembarku walau kami tidak identik "
" hee..Riku san juga anak kembar seperti kami ya " ucap Hikari matanya sedikit berbinar, Hikaru hanya diam tapi matanya juga sama berbinarnya
" ah ! Benar juga, aku hampir lupa kalau harus mengantarmu pulang, kalau begitu sekarang biar kami antarkan Riku nii-san sampai tujuan " imbuh Hikari setelah melihat di luar jendela,ia lalu mendorong kursi roda Riku
" terimakasih dan maaf merepotkan kalian"
Si kembar pun mengantarkan Riku keluar dari kompleks perumahan itu hingga sampai ke jalan yang Riku kenali, mereka mengobrol banyak di perjalanan dengan Riku yang tidak sadar dilihat oleh orang orang yang berada di jalan dengan mata yang memandang bahwa Riku itu aneh
Seorang pemuda bersuarai merah marun melintas jalan itu , melihat arah pandangan orang orang lalu menghampiri Riku
" yo, kita bertemu lagi Riku " sapa pemuda itu yang tidak lain adalah Touma
" Touma san, kebetulan sekali kita bertemu disini, sedang apa Touma san disini ? "
" aku hanya sekedar jalan jalan menenangkan pikiran, ngomong ngomong ada apa dengan dagumu itu ? " tanya Touma menyadari luka yang ada di dagu Riku
" tadi aku terjatuh dan melukai daguku sendiri hehe " jawab Riku yang reflek memegang dagunya
" dasar kau ini ceroboh sekali " kata Touma yang mengingat kembali pertemuan pertama mereka, dimana Riku yang dengan cerobohnya menjatuhkan inhaller saat dia kambuh
" Riku san, apa dia temanmu ? "Tanya Hikari yang sedari tadi hanya mendengarkan mereka berdua
" oh, dia kenalanku namanya adalah Inumaru Touma, Touma san pernah membantuku sebelumnya, dia orang yang baik lo "
" heee....begitu ya "
Riku berbicara dengan si kembar tanpa memperhatikan ekpresi bingung Touma, akhirnya dia memanggil Riku
" Ri..Riku " panggilnya dengan dengan mata seperti melihat sesuatu yang aneh
" iya, ada apa Touma san ? " tanya Riku yang hanya didiami oleh Touma, Touma lalu melihat ke arah si kembar dengan wajah bingung
" ah, mereka adalah Hikaru kun dan Hikari chan, mereka membantuku menemukan jalan pulang karena tersesat tadi " ucap Riku memperkenalkan si kembar
" kau sedang membicarakan siapa Riku ? "
" si kembar yang ada di belakangku " setelah mengucapkan itu, muka Touma berubah memucat ketakutan
" Riku...tidak ada siapapun disitu, yang kulihat dari tadi hanya kau yang berbicara sendiri "
" eh.." Riku langsung menoleh ke arah si kembar lalu memperhatikan dengan seksama, wajahnya langsung berubah sendu setelah menyadari sesuatu " begitu ya...jadi kalian rupanya hantu " ucap Riku tersenyum sedih, kini sudah terjawab mengapa mereka tinggal di rumah terbengkalai itu, karena memang tidak mungkin ada orang yang tinggal hanya berdua di rumah seperti itu
" kami ketahuan yah..hehe " ucap Hikari tersenyum, Hikaru hanya diam ikut tersenyum
" RIKU " dari kejauhan Riku mendengar namanya dipanggil, rupanya itu adalah Ten yang tengah berlari kearahnya
" Ten-nii "
" tunggu...kalian saling kenal ? " tanya Touma terkejut dengan kehadiran Ten yang menghampiri Riku, Riku hanya mengangguk menaggapi pertanyaan Touma
" Riku darimana saja kamu, aku mencarimu dimana mana karena kau tiba tiba menghilang, kenapa tidak membawa ponsel dan obatmu ? Dan apa apaan dengan luka di dagumu itu " ucap Ten agak frustasi karena sudah berlarian kesana kemari mencari Riku, ia juga bertambah khawatir setelah melihat luka di wajah adiknya
" tadi aku sempat terjatuh dan melukai daguku dan maaf membuatmu khawatir Ten-nii " ucap Riku dengan wajah sedih, tidak senang melihat wajah sedih adikknya, Ten menghela nafas lalu mengusap kepala Riku dan berkata
" tidak apa jika kau sudah mengerti kesalahanmu, lain kali jangan diulangi lagi" Riku mengangguk mengerti dengan penuturan Ten
" Kujo Ten dari Trigger, aku tidak menyangka kita bertemu lagi seperti ini " ucap Touma dengan nada yang agak dingin, matanya terlihat kesal melihat wajah Ten dihadapannya
" kau siapa ? " tanya Ten baru menyadari keberadaan Touma
" hah!! Mentang mentang kalian pernah mengalahkan kami, kau menjadi sangat sombong hingga melupakan wajahku, padahal tarian dan nyanyian kalian lebih payah dari kami "
Touma menjadi makin kesal kepada Ten
" aku sangat membeci Trigger, karena kalian kami akhirnya harus bubar dari grup" sorot mata kebencian terlihat jelas tertuju pada Ten, Ten hanya diam menanggapi sedangkan Riku bingung dengan Touma yang tiba tiba bermusuhan dengan kembarannya
" sudahlah aku akan pergi, melihatmu membuatku makin kesal saja "
" Touma san "
Touma pergi tanpa merespon panggilan Riku, Touma lupa keberadaan Riku karena fokusnya ada di Ten, Ten hanya memandang tidak suka karena perlakuan Touma tadi, apalagi adiknya juga sepertinya mengenal Touma yang menurutnya tidak sopan
" sekarang Riku jawab aku, darimana saja seharian ini ? Dan bagaimana kamu bisa jatuh dan melukai dagumu sendiri " tanya Ten sekali lagi menarik perhatian adiknya yang tadi fokus melihat Touma pergi, tatapan Ten tajam tidak mau adanya kebohongan keluar dari mulut adiknya itu
" ah..aku tadi hanya ingin jalan dan lalu tersesat di kompleks rumah yang tidak kukenali, dan sola aku jatuh itu karena kecerobohanku sendiri, untungnya aku diantar oleh mereka " jelas Riku menunjuk ke arah si kembar yang dari tadi diam memperhatikan, Riku tidak menceritakan tentang dirinya yang dikagetkan si kembar lalu terjatuh kepada Ten
Ten yang melihat adiknya menunjuk ke arah area kosong langsung mengerti, karena ia tahu kemampuan Riku yang bisa melihat makluk tak kasat mata, ia menghadap ke arah si kembar walau ia hanya menebak keberadaan mereka karena tidak bisa melihat mereka
Ten tersenyum ramah dan berterimakasih kepada si kembar, Hikaru dan Hikari terpesona dengan senyuman Ten
" wow apa dia kembaranmu yang pernah kau ceritakan itu Riku san, senyumnya seperti malaikat " ucap Hikari
" ehehe...Ten-nii memang malaikat " balas Riku merasa bangga
" Riku sudah saatnya kita pulang, bilang kepada mereka untuk kembali ke tempat mereka "
Riku mengangguk menanggapi ucapan kakaknya, ia merasa agak sedih berpisah dengan teman kecilnya itu
" sekarang aku akan pulang bersama kakak kembarku, terimakasih sudah mau mengantarkanku sampai disini Hikari chan, Hikaru kun "
Si kembar merasa sedih berpisah dengan Riku sekarang, tapi mereka berdua sudah cukup bersenang senang tadi
" kau tau Riku san, bahkan sebelum kami mati, kami selalu kesepian dan selalu hanya ada kami berdua, kami dulu selalu dikurung dirumah dan tidak boleh bermain, kami dituntut belajar dan terus belajar sampai membuat kami jenuh, setidaknya kami ingin merasakan rasa senang bermain dengan seseorang " ucap Hikaru yang pertama kalinya berbicara banyak
Tubuh mereka perlahan mulai menghilang dengan partikel cahaya di sekitarnya
" sepertinya sudah waktunya kami pergi, karena penyesalan kami sudah terpenuhi, kami sudah tidak ada urusan lagi di dunia ini " ucap Hikari
Riku diam memperhatikan mereka, namun matanya terlihat sedih karena ia tidak akan bisa melihat mereka lagi
" terimakasih sudah bermain bersama kami, tadi sangatlah menyenangkan walau hanya bermain catur " ucap Hikari lagi dengan ceria
" aku juga bersenang senang, terimakasih aku harap kalian bisa tenang disana " ucap Riku tersenyum sedu
" selamat tinggal Riku san "
" selamat tinggal Hikari chan ,Hikaru kun "
Mereka berdua pun menghilang dari hadapan Riku, Ten yang melihat Riku sedih hanya bisa menepuk bahu Riku untuk sedikit menghiburnya
Ten dan Riku akhirnya pulang kerumah, Ten memberi tau yang lain bahwa Riku sudah ditemukan, malamnya Banri, Soraru, dan Mafumafu datang untuk memastikan keadaan Riku, tidak lupa dengan ceramah dari Ten dan Soraru membuat Riku hanya pasrah mendengarkan
To be continued
_________________________________________
Halo semuanya
Chapter kali ini aku mau buat ada unsur hantunya sedikit 😅 mungkin nggak nyeremin karena aku nggak pinter buat cerita horor
Aku juga pakai karakter oc ku yang namanya Hikaru dan Hikari, mereka juga kembar kayak Riku dan Ten
Seperti ini penampakan si hantu kembar
Aku nggak tau menurut kalian chapter kali ini menarik apa malah membosankan bagi kalian ,tapi semoga kalian suka
Sampai jumpa lagi di chapter selanjutnya 👋👋
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro