Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER TWO: ZEKAI AKAI

Setelah itu sang pelaku di tangkap polisi, setelah sadar, dia tidak ingat apa-apa, yang dia ingat adalah kalau dia sudah membunuh temannya sendiri, masalah monster yang dia keluarkan dia tidak ingat, malam itu aku dan Zekai ada di dalam rumahku, Zekai menceritakan semua tentang Evil, perjanjian Greed dan lain-lainnya.

"jadi orang yang melakukan perjanjian itu, setelah keinginannya tercapai, maka dia akan mati di makan oleh monsternya sendiri." Kataku.

"iya benar, tapi yang melakukan perjanjian itu tidak di beri tahu."

"lalu kenapa siswa itu bisa hilang ingatan?"

"iya sebetulnya, di dalam perjanjian itu tertulis, bila monster itu mati, maka GH harus menanggung dosanya."

"waah kau tahu banyak ya, tapi ngomong-ngomong kamu ini sebenarnya siapa?"

"aku ini Kit, Kit adalah orang terpilih yang harus melindungi seorang Selk, salah satunya kamu."

"kenapa harus aku? Terus Selk itu apa?"

"Selk adalah orang yang di pilih oleh seorang Kit untuk di lindungi, aku memilihmu karena kau sama sepertiku, sebetulnya aku sudah tahu kalau kau itu penyendiri dan akupun sama, akupun sudah lama ditinggal mati oleh orang tua."

"tunggu, kenapa kau bisa tahu tentang itu?"

"iya karena diam-diam aku menyelidiki tentang kamu."

"hah, kau mengungtit aku?" Kataku.

"lebih tepatnya, hanya sekedar mencari informasi kamu."

"lalu kenapa kau masih ada di sini?"

"memangnya kenapa?"

"iya, ini kan sudah malam."

"yaa, aku akan tidur di sini."

"hah, di sini?"

"iya, aku kan pelindung kamu."

"iya tahu, tapikan enggak segitunya."

"lagi pula, aku tidak punya tempat tinggal, jadi boleh enggak aku tinggal di sini?"

"hmm, gimana ya?"

"tenang, masalah bayar aku masih banyak uangnya kok."

"bukaan, kita belum nikah loh."

"iya kita kan enggak harus sekamar."

Lalu setelah itu aku tidur, enggak enak sih, ada laki-laki asing di rumahku, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah banyak menolongku, ya anggap saja ini suatu balas budi, pagi hari tiba, hari ini sekolah libur, aku sudah bersih-bersih diri dan kamarku, aku pergi ke ruang makan, di meja sudah ada banyak sekali makanan dan di sana sudah ada Zekai.

"selamat pagi Kimi."

"pagi juga Zekai, ini semua kamu yang masak?"

"iya benar, silahkan di coba."

Kemudian kami pun makan, setelah makan kami pergi ke taman, ya untuk jalan-jalan, di tangah perjalanan kami melihat ada seorang gadis kecil, dia seperti kebingungan, mungkin dia mencari sesuatu, lalu kami mendekati gadis itu.

"kau sedang apa?" Tanyaku.

"hah, ini aku sedang mencari kucing." Kata gadis itu.

"kalau boleh tahu kucing seperti apa?"

"ini, seperti foto ini." Dia memberikan sebuah foto, kucingnya warna hitam dan putih, gemuk, bulunya lebat, ada sesuatu yang berbeda dengan kucing lain, kumisnya hanya dua helai.

"Zek."

"iya boleh, aku tidak apa-apa kok." Kata Zekai, saat itu kami mau pergi ke perpustakaan.

"adek, boleh kami bantu?"

"ohh, boleh kak, terima kasih."

"baiklah, tolong ceritakan bagaimana kucing, sebelumnya nama adek siapa?"

"Nina."

"namaku Kimi dan dia Zekai, lalu ceritakan bagaimana kucing dek Nina hilang?" Saat itu kami sudah duduk di bangku taman.

"begini kak, pagi kemarin aku bangun tidur, seperti biasa aku akan memberikan sarapan kepada kucingku, namanya Musasi, tapi hari itu aku tidak melihat Musasi, aku mencari ke sekitar rumah, lalu aku menanyakan kepada ibu dan ayahku, mereka tidak tahu, aku mencari, terus mencari, sampai malam hari aku belum menemukan kucingku dan keesokan harinya dia belum ada juga, lalu aku mencari ke sekitar sini dan bertemu dengan kalian."

"hmm, apakah kucingmu suka mengunjungi tempat tertentu? Tempat favoritnya?"

"taman ini, terutama di sekitar pohon-pohon itu."

"apakah kucingmu menyukai suatu benda atau hal lainnya?"

"ada, dia suka memainkan bola benang ini." Katanya, menunjukkan bola benang berwarna pink.

"baiklah kalau begitu, sekarang kau pulang, biar kami yang mencari kucingmu." Lalu aku menyimpan bola benang itu di saku celanaku.

"terima kasih kak."

"ya sama-sama, oh ya tolong beri tahu kami, dimana tempat tinggalmu." Kataku, lalu dia memberitahu alamatnya dan pergi.

"baiklah Zek, kita akan mencarinya di sekitar pohon-pohon itu."

Kami mencari di setiap sudut, terus kami mencari, namun hasilnya nihil, lalu kami pergi ke taman lain, saat sampai di sana, kami melihat seorang wanita setengah baya sedang di kerumbuni anjing-anjing, Zek menarik perhatian anjing-anjing itu untuk menjauhi wanita itu, setelah anjing-anjing itu pergi, aku menghampiri wanita itu.

"ibu tidak apa-apa?"

"ya tidak apa-apa, terima kasih."

"kerja bagus Zek." Lalu datanglah Zek.

"tentu saja, hacihhh, hacihhh, hacihhh."

"kau kenapa Zek?"

"enggak tahu, hacihhh, aku mau ke toilet dulu." Lalu dia pergi.

"maaf kan temanku ya."

"tidak apa-apa, lagi pula kalian sudah menolongku, seharusnya aku yang meminta maaf sudah merepotkan kalian, perkenalkan namaku Gina, kau boleh memanggilku kak Gin."

"namaku Kimi, kaka bisa memanggilku Kim dan laki-laki tadi Zekai, panggil saja Zek."

"baiklah Kim, karena kalian sudah membantuku, aku mengundang kalian untuk makan malam di rumahku dan aku merasa terhormat bila kalian datang."

"terima kasih kak Gin, kami pasti datang."

"waah senangnya, ini alamat rumahku, jam delapan malam, jangan sampai telat." Katanya, lalu dia pergi.

"maaf membuatmu menunggu, dimana wanita tadi?" Kata Zek, dia datang dengan wajah basah.

"kaka tadi sudah pergi, oh ya tadi kita di undang makan malam sama kaka itu."

"kapan?"

"jam delapan malam."

"berarti kita harus menemukan kucing itu sebelum jam delapan."

"oh ya, kau benar, kenapa aku lupa ya."

Lalu kami pergi mencari kucing itu, karena hari mulai sore dan kami belum juga mendapatkan petunjuk tentang kucing itu, kami pun duduk di bangku taman.

"hah, ternyata belum ketemu juga." Kataku.

"ya begitulah, kalau mencari sesuatu tidak ada pentunjuknya."

"oh ya, tadi kamu bersin-bersin kenapa ya? Apa kamu punya alergi?"

"yaaa sebetulnya ada, aku alergi ke bulu-bulu yang banyak dan parfum bau buah-buahan."

"ohh, bagaimana kalau kita pergi ke rumah Nina?"

"kau bosnya."

Kemudian kami pergi ke rumah Nina, sampai di sana kami melihat rumahnya besar berwarna hijau dan putih, pagar biru, mungkin ada dua lantai, kami mengetuk rumah itu.

"tunggu, oh ternyata kak Kimi dan kak Zekai, sudah menemukan kucingku?" Tanya Nina, dia mempersilahkan kami masuk dan duduk.

"hmm sebetulnya kami belum dapat, tapi kami kemari membutuhkan beberapa petunjuk lagi."

"baiklah, kaka mau bertanya apa?"

"apa kata ibu atau ayah kamu? Saat kau bertanya kemana kucingmu itu?"

"ibuku menjawab enggak tahu, tapi ayahku mengatakan kalau dia melihat wanita aneh di depan gerbang, wanita itu bersama dengan beberapa kucing lain yang ada di jalan, kata ayah mungkin kucingku ada di antara kucing-kucing itu, tapi setahuku kucingku tidak suka dengan orang asing, bahkan ayah dan ibuku saja butuh dua hari untuk bisa dekat dengan kucingku."

"begitu ya." Kataku, lalu aku terdiam untuk merangkai semua petunjuk.

"hei Nina, ini bau apa ya?" Tanya Zek.

"ohh, ini bau masakan ibuku."

"waah, baunya enak sekali, sampai perutku keroncongan."

"kalau begitu, kak Zekai dan kak Kimi makan dulu disini."

"terima kasih atas penawaran Nina, tapi kami harus pergi, kami sudah di undang makan malam oleh kak Gina."

"ohh begitu ya."

"sebagai gantinya, besok kami akan membawa kucingmu."

"benarkah?"

"benar, ayo Zek, kita pamit dulu."

Kemudian, kami sudah ada di dalam rumah kak Gina, kami duduk di meja makan, di atas meja banyak sekali makanan, selesai makan kami mau berpamitan.

"terima kasih sudah datang kemari." Kata kak Gina.

"ya sama-sama, oh ya kak, ada yang ingin ku katakan."

"apa itu?"

"hmm, apakah kaka pernah mendatangi sebuah rumah besar, yang berpagar berwarna biru?"

"ya sebetulnya, aku sering melewati rumah-rumah seperti itu."

"kalau ternyata tujuan kaka bukan untuk melewatinya saja, bagaimana?"

"apa maksud dari perkataanmu itu?"

"yaa, mungkin saja kaka melewati gerbang rumah itu dengan taburan bubuk Actinidia, bubuk itu dapat menarik perhatian kucing, bahkan mendekatinya walaupun itu orang asing."

"tunggu aku masih tidak mengerti?"

"yaa, pertama sebelum kaka keluar, kaka sudah menaburi bubuk Actinidia di sekitar badan kaka, setelah itu kaka hanya cukup berjalan kaki, dengan otomatis semua kucing-kucing yang ada di sekitar kakak akan mendekati kaka, lalu setelah banyak kaka membawa mereka ke rumah kaka."

"hahah, kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"

"iya karena, pertama kaka tadi di kerumbuni oleh para anjing-anjing, itu karena di badan kaka ada bulu kucing yang banyak bertempelan, lalu kedua, Zek bersin-bersin, dia mempunyai alergi dengan bulu hewan yang bertumpuk, jadi sudah ku simpulkan, bahwa kaka lah yang sudah menculik kucing klien kami."

"hahahaha, memang benar, aku lah yang sudah mencuri kucing klienmu itu, aku melakukan itu karena iri dengan kelucuan kucing, kucing sudah merebut segalanya dariku, bahkan mantan pacarku lebih mengkhawatirkan kucingnya di banding aku, lalu aku punya ide untuk mencuri semua kucing dan mengurung mereka, saat aku melewati rumah berpagar biru, aku melihat kucing yang sedikit gemuk dan lucu, aku mendekatinya dan ternyata berhasil, hahahah." Kegelapan mulai mengelilinginya, tiba-tiba tato GH muncul di dahinya dan muncul lah monster kucing, dia terlihat menjijikan, seperti kucing yang sudah jatuh dari ketinggian, badannya besar dan penuh luka, bahkan mukanya pun seperti habis di lindas.

"ARMOR ON, serahkan dia kepadaku, kau sembunyi di balik sofa itu." Kata Zek.

Zek menyerang monster itu, namun dia berhasil menghindar dengan meloncat ke atas.

"hei kucing jelek, cepat turun, jangan diam di atas seperti cicak."

Monster itu menyerang Zek, Zek berhasil menghindar, namun dengan cepatnya monster itu menyerang balik Zek, monster itu terus menyerang dengan cepat, sehingga Zek hanya bisa bertahan dan menangkis serangannya.

"kalau begini terus, Zek bisa mati, apa yang bisa aku lakukan?" Kataku, melihat Zek mulai kelelahan dan terkena beberapa cakaran dari monster itu.

"tuhaan tolong aku, apa yang harus ku lakukan, ehh apa ini?" Kataku, lalu memeriksa saku celanaku.

"bola benang? Ini kan bola benang dari Nina, oh ya dengan ini aku bisa membantu Zek." Kataku, lalu keluar dari balik sofa.

"hei kucing jelek, tangkap ini." Kataku, saat itu kucing itu ingin memberi serangan terakhirnya kepada Zek, kucing itu diam.

"Zek, sekarang."

"baiklah, rasakan ini."

Zek menebaskan lima tebasan pedangnya, serangan terakhir adalah menusuk badan monster itu, monster itu kesakitan dan tak lama menghilang, kak Gina pingsan dan Zek kelelahan, sehingga dia hampir jatuh, namun aku berhasil menangkapnya.

"kau tidak apa-apa Zek." Kataku, menahan badan Zek yang penuh dengan luka cakar.

"ya tidak apa-apa." Katanya.

"syukurlah, eeehhh." Kataku, tiba-tiba aku melepaskan peganganku.

"aduuh."

"maaf, aku tidak sengaja."

"ya tidak apa-apa."

Kemudian kami membebaskan kucing-kucing yang sudah di bawa oleh kak Gina di ruangan bawah, setelahnya kami membawa kak Gina ke kamarnya, keesokan harinya, kami mengunjungi rumah Nina, tentu dengan kucingnya.

"hallo Nina, ini dia kucingmu."

"Musasi." Katanya, dia memeluk kucing itu.

"terima kasih banyak kak Kimi dan kak Zekai."

"ya sama-sama, baiklah tugas kami sudah selesai."

"ehh, tunggu dulu, ada sesuatu yang mau aku kasih ke kaka, tunggu ya." Dia pergi ke dalam rumahnya, saat itu kami berada di depan rumahnya.

"ini dia cemilan untuk kaka, maaf cuma bisa kasih ini."

"enggak apa-apa kok, ini saja sudah cukup, baiklah kami pamit dulu."

"kaka, jangan sukan-sukan datang kemari ya."

"yaa."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro