Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

14. Kau Khawatir?

Halo!
Selamat hari raya idul fitri untuk yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin ya 🙏

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment. Aku akan update lagi nanti malam 😉

Happy Reading

💛💜💛💜

Lisa membuka kelopak matanya perlahan, samar-samar mendengar suara Taehyung yang berbicara pelan. Kepalanya menoleh, menemukan sang suami yang sudah rapi dengan kemeja biru muda dan celana panjang dengan warna yang lebih gelap. Taehyung sedang fokus dengan ponsel di tangannya.

"Kau mau ke mana dengan pakaian rapi begitu?" Lisa merubah posisi menjadi duduk, alisnya mengerut melihat ada selimut yang menutupi kakinya. Pantas saja semalam dia bisa tidur nyenyak tanpa merasa kedinginan.

"Ternyata kau bisa tidur nyenyak juga di rumah sakit," sahut Taehyung. Ia menjatuhkan bokongnya di atas bangkar. "Karena kau sudah bangun ayo pulang sekarang."

Masih dengan kesadaran yang belum sepenuhnya ada, Lisa berdiri. Menyentuh dahi Taehyung yang tertutup poni. "Kau sudah tidak demam."

"Makanya aku mau pulang sekarang."

Lisa menggeleng. "Ini terlalu cepat. Istirahat saja beberapa hari lagi, kalau nanti kepalamu sakit lagi bagaimana?"

"Dokter sudah meresepkan obat. Aku juga sudah tidak sepusing kemarin." Taehyung melihat jemari Lisa yang bebas. Ia ingin menyentuh tapi khawatir tangannya ditepis.

"Dokter gila mana yang mengizinkan pasien pulang secepat ini? Dia makan gaji buta apa bagaimana?" seru Lisa kesal. Taehyung yang mengeluh karena pusing dan tidur sepanjang hari kembali berputar di kepalanya. Membuat Lisa terusik.

"Aku yang meminta pulang lebih dulu."

"Kenapa?"

"Nanti malam aku harus menghadiri undangan dari salah satu investor. Aku sudah mengatakannya padamu beberapa hari yang lalu."

Taehyung dan Lisa kompak menoleh pada pintu yang terbuka. Muncul Pak Park dengan penampilan rapi seperti biasanya. Lisa berdecak kesal, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mencegah kemauan Taehyung.

Suaminya itu keras kepala. Dia tipe orang yang tidak akan merubah keputusan.

"Kalau begitu aku akan pergi denganmu," kata Lisa pelan, terdengar seperti sebuah bisikan.

Salah satu alis Taehyung terangkat. "Kau bilang tidak mau."

Lisa menipiskan bibir, ia memang tidak mau tapi perasaannya merasa khawatir. Taehyung mungkin terlihat kuat tapi di matanya sang suami masih pucat saat ini. Lisa pikir Taehyung memaksakan diri untuk hadir memenuhi undangan.

Melihat Lisa yang menunduk dengan raut wajah tak biasa membuat Taehyung tersenyum tipis. Ini pertama kalinya Lisa terlihat goyah, padahal biasanya wanita itu terlihat seperti pohon yang kokoh. Tidak akan pernah tumbang tak peduli sebesar apa dirinya menerpa.

"Apa kau khawatir, Istri?"

Lisa membulatkan mata lalu berdecak. "Don't get me wrong, sir. Kau yang memintaku untuk ikut jadi aku akan pergi. Kau bilang aku harus jadi istri yang baik, 'kan?"

"Ah, jadi kau akan patuh sekarang?" tanya Taehyung dengan seringai yang menggoda. Sengaja agar dirinya bisa melihat raut wajah sang istri yang semakin memerah. Entah karena kesal atau merasa malu.

"Terserah kau mau berpikir apa," sahut Lisa.

***

Satu hal yang paling Taehyung tidak suka dari wanita adalah durasi mereka saat bersiap-siap. Seperti saat ini. Taehyung duduk menyilangkan kaki di ruang tamu, menunggu Lisa yang masih belum selesai merias diri.

"Aku sudah bilang harus berangkat jam tujuh, tapi kenapa sekarang dia belum siap juga?" gerutu Taehyung kesal. Ini sudah pukul tujuh lewat dua puluh menit.

Mereka sudah sangat terlambat.

"Sialan! Kepalaku sakit." Taehyung menyentuh kepalanya yang masih terasa berat.

Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi. Taehyung sudah tidak sabar. Pria itu berdiri lalu membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar. Ia mendorong pintu tanpa mengetuknya lebih dulu.

Mata tajam Taehyung langsung disuguhkan dengan punggung mulus Lisa yang terbuka. "Kenapa kau lama sekali?"

Lisa bisa melihat Taehyung dari pantulan cermin. Bibir penuh yang dilapisi lipstik berwarna wine menggoda itu menarik perhatian sang pria. Tanpa sadar Taehyung melangkahkan kakinya mendekat.

Maria yang membantu Lisa bersiap-siap melangkah mundur. Memberi ruang pada Taehyung untuk lebih dekat dengan istrinya.

"Apa tema malam ini menjadi wanita sexy?" Taehyung menyentuh pundak Lisa yang terbuka, mengelusnya dengan lembut. Sapuan telapak tangan Taehyung terus turun hingga tulang selangka, membuat Lisa menggigit bibir tanpa sadar.

Ini terlalu merangsang.

Telapak tangan Taehyung seakan men-transfer aliran listrik yang mampu membuat persendiannya melemah.

"Stop it, you bastard!"

Gerakan tangan Taehyung yang hampir menyentuh dada Lisa berhenti. Raut wajahnya berubah menjadi dingin. Ia sangat tidak menyukai cara Lisa memanggilnya.

"Kau berbakat membuatku marah!"

Lisa berdecak. "Maria, gulung rambuttku dengan cantik. Aku mau semua orang sadar kalau aku punya pundak dan garis leher yang cantik."

Taehyung menyipitkan mata. "Gerai saja rambutmu. Kita sudah sangat terlambat sekarang."

"Aku akan selesai dalam lima menit kalau kau keluar sekarang," balas Lisa membantah. Ia mengibaskan tangan, mengusir Taehyung yang memasang wajah tidak sabar.

"Tidak akan aku maafkan kalau lebih dari lima menit."

Lisa benar-benar keluar dari kamar lima menit kemudian. Rambut panjangnya sudah ia gelung dengan cantik bersama hiasan tusuk berwarna merah. Melihat Taehyung yang sudah duduk di dalam mobil membuat Lisa melangkah buru-buru.

"Aku sudah siap. Ayo berangkat!"

Lisa mengeluarkan ponsel dari dalam tas, mengambil beberapa foto lalu mengirimkannya pada Rose. Melapor bahwa dia baru saja berangkat. Suara kikikan keluar dari mulutnya saat Rose membalasnya dengan umpatan.

"Apa yang lucu?" tanya Taehyung tanpa menatap Lisa.

"Rose ternyata juga akan datang nanti. Aku hanya mengabari kalau aku baru saja berangkat," jelas Lisa sembari sibuk bertukar pesan. "Aku tidak akan merasa bosan kalau ada teman di sana."

Taehyung bergumam panjang sebelum menyahut. "Apa aku sangat membosankan sampai kau butuh temanmu?"

Lisa mengedikkan bahu. Memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia tidak bosan pada Taehyung, dia hanya merasa kurang nyaman berada di acara formal. Berkumpulnya para pebisnis sudah pasti yang dibahas tidak akan jauh-jauh dari uang atau kondisi ekonomi.

Dia sudah hadir ke puluhan acara seperti ini. Pernikahan, ulang tahun, atau acara amal dan Lisa sama sekali tidak pernah merasa tidak bosan sekali pun.

Taehyung sudah pasti akan meladeni beberapa orang yang mengerubunginya dan mengabaikan Lisa yang merasa bosan. Berkumpul dengan para Nyonya juga tidak begitu menyenangkan buat Lisa.

Karena itu dia senang bahwa malam ini ada salah satu temannya yang datang.

Lisa terlalu banyak berpikir sampai tidak sadar bahwa mereka sudah tiba. Lisa segera melingkarkan tangannya ke lengan Taehyung dengan mesra. 

"Hei Jung Taehyung," panggil Lisa.

"Panggil namaku dengan sopan," sahut Taehyung dingin. "Atau kau akan mendapat akibatnya nanti."

Lisa berdecak sebal. "Aku cuma mau bertanya."

Taehyung melirik istrinya. "Apa?"

"Apa yang akan kau lakukan jika ada pria yang menggodaku di dalam sana?"

Taehyung menghentikan langkah, ia menarik tangan yang dipeluk Lisa. Lalu menaruhnya di pinggang sang istri, mengusap lembut dan terkesan posesif.

"Aku akan melakukan pembunuhan berencana."

To Be Continued

Terima kasih sudah membaca 😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro