Kata ke-013: Labil
"Bagimu." Ucap Len tanpa memperdulikan dirimu. "Ha?" Kau sedikit kaget. "Uh? Kenapa? Apa aneh?" Kau menggeleng.
"Nee... (Y/N)-chan... kau taukan ada hari sangaaaat spesial, besok lho!?" Lelaki berseragam sekolah duduk di depanmu sambil merengut. 'UKH... AKU HARUS PURA - PURA GAK TAU!' Bantinmu. "Hari... hari apa Rinto-kun?" Kau tersenyum kaku. "Ah! Kau melupakan hari itu ya..." ia memegang kedua pundakmu. "Aku harus mengingatkanmu tentang itu!" Kau tersedak.
BRAK!
Pintu kelasmu dibanting keras oleh Len. "(Y/N) MANA!?" Len berteriak. Rinto dan kau melongo, "Eh?" Len tampak dirimu. "Di sana...?" Ucap Neru sambil menunjuk ke arahmu dan Rinto. "EH! UGH! Apapun itu (y/n), boleh ikut aku?"
"GAK!" ucap Rinto. "Ha?" Kau masih tersenyum dengan mata melongo heran 7 keliling. "NZIR... AKU BUTUH DIA SEKARANG!" Len menarik tanganmu, tetapi Rinto masih menahanmu juga. "DIA DELUAN SAMA AKU!" Ujar Rinto menatap Len. "TAPI AKU LEBIH PENTING!" Bantah Len melepaskan tanganmu dan menatapnya, begitu juga Rinto. "Sudah cukup. Kau labil, Len." Len berdecih kesal. "Wat... aku labil?" Rinto mengangguk - anggukm Mereka mulai tatap - tatapan sambil memasang ekspresi kesal.
Bip bip
Handphonemu berbunyi, "Sms?" Gumammu. Kau melihat sms dari Rin. Isinya: '(Y/N)CCHI!!! BANTU AKU TOLONG! AKU BUTUH BANTUAN UNTUK KONFIRMASI ULTAH RINTO BARENG KIYOUHARU SENSEI. AKU ADA DI KAFE DEPAN SEKOLAH.'
"Um... anu... kalian..." Mereka masih tak bisa di ganggu. Tepatnya sedang tarik - tarikan rambut pirang mereka yang sama sama panjang. Kau melangkah menuju pintu karena mereka berdua bahkan tak tau kau sudah bergerak dari kursimu. "Eh? (Nama Belakang [L/N])-san. Kau mau kemana?" Tanya Neru. "Aku... ada urusan. Tolong liatin mereka dan bilang aku udah pergi ke atap sekolah." Setelah mengucapkan beberapa kata kau berlari secepat kilat (mungkin). "Eh? Ha?" Neru masih bingung dengan hal yang terjadi di depannya.
Kau bukan pergi ke atap,melainkan ke tempat dimana Rin dan Gurumu berada.
"Oh! (Y/N)!! Sini - sini." Panggil Rin sambil melambai - lambaikan tangannya. Segera kau dudu di sampingnya. "Kau mau pesan apa, (Family Name[F/N])?" Tanya Pak Kiyoteru. Kau menggeleng pelan. "Tidak, ga usah pak. Erm.. Saya minum punya Rin aja Pak!" Rin menyerbu minumannya dan menyembunyikannya di balik lengannya. "GAK! PESAN SENDIRI!"
"Cielah bilang aja ga punya duit, (Y/N)." Pak Guru tertawa pelan. Ia menyodorkanmu menu makanannya. "Gak apa - apa kok. Pesan aja, bapak yang bayarin."
"Ah... b-baiklah." ucapmu dengan sedikit ragu. "Mba, mau pesan." ucap Kiyoteru. "Mau pesan apa?" Ucap mbak mbak yang kerja di kafe ini. "Um... Teh manisnya satu."
"Ga mau es krim?" Tanya Kiyoteru sensei dengan cepat. "Eh? gak, gak usah..." tolakmu. "Es krim stroberi cokelat fontain satu ya mba." Ucap gurumu. Rin hanya melihat dengan sinis. 'Ini sekarang acara makan atau mau diskusi...' batin Rin mulai kesal. "Jadi... kalian mau bilang apa?"
"Jadi ginikan pak--"
"Panggil Kak Kiyo aja kalau di luar lingkungan sekolah. Kalau bapak rasanya tua banget." Jelas Kiyoteru, membuat kedua siswa tersebut terdiam. Rin berdehem lalu mulai menjelaskan. "Jadi gini... Kak.... Kiyo... Kan si Rinto mau ultahkan besok. Jadi kami rencananya mau ngadain kejutan ultah buat dia."
Kiyo berpikir dan tersenyum. "Ide bagus. Jadi gimana kira - kira perencanaannya gimana?" tak lama, es krim nya dan minumanmu datang.
"Waduh... es krim fountain, Rin." Gumammu kepada Rin. Rin hanya menyeleneh. "Kenapa? Kau mau (F/N)?" tanya Kiyo. "Gak , gak ko--"
Entah apa tujuannya, tapi Kiyo menyuapimu sesendok es krim cokelat kepadamu. Rin hanya mengerutkan dahinya. "Astagaaah! Pak! Maksudku... Kak! Tolong kami mau fokus sama rencana kami."
"Oh... ok... jelaskan jelaskan... "
"Jadi (Y/N) bakalan bawa kue sama saya. Tapi, Rinto ga boleh tau. Istilahnya, bilang aja saya dan (Y/N) ga datang. Nah, kakak sedikit nekan dia masalah pelajaran. Pas nerangin tanya dia aja gitu. Habis tu bikin dia agak nangis--"
"Rinto susah dibuat nangis. Palingan kasih dia kecoa atau jangkrik." ucapmu. "Ya! Bapak! Maksudku kakak harus kasih itu ya!" perintah Rin dengan sangat Antusias.
"Okeh~"
♦
"Pagi anak - anak! Kali ini kita akan membahas soal SMP lagi!"
"WUAT!?" Teriak mereka satu kelas. "T-tapi... aku lupa materinya." keluh Neru. "Ah.. sudahlah... aku akan mati." ujar Piko. "Pik... aku ga ngerti lagi..." gumam Rinto sambil mengernyit. "Oke, pertanyaan pertama!"
"PAK! Kemana Rin dan (Y/N)?" tanya Rinto. "Yak, mereka lagi absen ga datang. Jadi karna kau memulai pertanyaan, coba kamu jawab. Berikut soal matematika." ujar Kiyoteru-sensei. Ia menulis di papan tulis putih, sedangkan Rinto sudah gigit jari dan keringat dingin. Di papan tulis sudah tertulis soal matematika.
' keliling lingkaran = 31.4 cm
Luas lingkaran = ... cm²?'
"Silahkan Rin-kun." Ucap Kiyoteru-sensei. "Ingat ya, yang gak bisa jawab dapat kecoak..." Guru tersebut menyeringai. Rinto maju ke depan kelas, memegang spidol berwarna hitam. "Er... ah..." ia mulai menulis dengan santai tapi tanpa ekspresi.
'K = 31.4 cm
r= K/2π
r= 31.4/2 × 3.14
r= 31.4/6.28
r= 5 cm
L= πr²
L= 3.14 × 5²
L= 3.14 × 25
L= 78.5 cm²'
Kiyoteru-sensei terkejut, begitu juga Len dan seisi kelas. "Bagaimana bisa..." gumam Len. Dipikiran mereka semua, Rinto adalah anak yang pemalas, selalu dapat nilai merah hanya bagus di dalam olahraga. "Sudah pak..." ucap Rinto dengan senyuman kecut. 'Aku melakukan ini karena aku gak mau dikasih kecoa.' batin Rinto.
"Hoh! Bapak baru tahu kau bisa. Mungkin saja soal yang ini kau tidak tahu. Coba kamu sebutkan pengertian Konstanta, koefisien, dan variabel...?"
Rinto menggaruk rambut belakangnya, lalu berdehem. "Harus ya pak?"
"Tentu saja harus, atau saya kasih ke-"
"OKE! Tunggu, baiklah akan saya ucapkan." jawab Rinto kesal. "Mhmm? Emangnya dia bisa?" gumam Len sedikit tertawa. "Ah... konstanta adalah... bilangan... yang menyatakan nilai tertentu.. dan tidak variabel." Rinto dengan wajah kesal menatap Len setelah menjawab pengertian konstanta. "Eh astaganaga! Kenapa dia jadi pintar?" Gumam Gumi.
"Setelah itu, Koefisien yaitu bilangan yang tidak terdapat di depan variabel. Nah, variabel itu bilangan atau nilai yang belum diketahui yang dilambangkan dengan huruf, simbol atau lambang. Ada lagi pak?"
Sekarang, malah Kiyoteru-sensei yang tertekan memberikannya pertanyaan. "Wah, eh... oke... selanjutnya kau lagi. Apa itu Limas beserta unsurnya ga usah arti dari unsurnya?"
"Limas... adalah... um... ya itu adalah bangun ruang bersisi banyak dengan alas segi banyak dan sisi - sisi lainnya berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik di luar bidang banyak."
Saat Rinto sudah selesai menjawab semua hanya hening.
"Ehem... pak? Udah?" Kiyoteru-sensei seolah tak percaya. "Gak jadi matematika, soal biologi. Proses pembentukan sel telur wanita?"
"Oviduk...?" Jawab Rinto ragu. "SALAH! KAU AKAN DAPAT KECOA."
"Oo..oogenesis pak!"
"Sekali salah! Salah!"
'yalord, ni guru maksa amat.' tanpa Rinto sadari, kecoa mati sudah di pegang oleh Gurunya. Ia menjerit melihatnya, lalu menangis di pojokan. "Ampun pak!"
PETASS!!
Suara terompet dan pinata pecah memenuhi kelas itu. Satu kelas mulai menyanyikan lagu ulang tahun, kecuali Len. Ia sangat tak terima nelihat kau melangkah menepuk pundaknya. Tapi ia tak dapat melakukan apa - apa. "Selamat ulang tahun Rinto-kun." Ucapmu sambil menepuk - nepuk pundaknya. "Hiks... (Y/N)-chan..."
"Wa--" satu kelas terkejut Rinto menangis dipelukanmu. "R-rinto!! Kita dikelas tau!"
"Aku ga peduli, mereka benar benar kejam!!" Ucapnya terisak - isak. "Maaf.. ini ide aku dan Rin. Aku hanya ingin memberikanmu kejutan..."
"Hanya satu yang kuinginkan." Gumam Rinto. Ia menatap tajam kedua manikmu. Semua orang bisa melihat, ia mengecup bibirmu. "Bangsat." Gumam Len.
"Jadilah pacarku seperti janjimu dulu."
1186 kata
Tbc¶
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro