Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Day 2

.
.
.

Mendekati waktu pulang sekolah, bumi diguyur hujan.

Aku beruntung, karena selalu menonton ramalan cuaca-sebenarnya tidak selalu, tapi hampir selalu melihatnya di televisi-jadi tak perlu khawatir akan basah kuyup karena air hujan, karena telah membawa payung.

Namun, aku sadar akan tatapan mata [surname]-san. Gelagatnya menunjukkan jikalau ia tak membawa payung atau jas hujan, hanya asumsi saja.

Netra [eye colour]-nya memperhatikan gelapnya langit dengan mimik wajah yang menunjukkan kekesalan, sembari sepasang tangan terus merogoh tas-mungkin ia berharap ada payung di sana.

Aku terus memperhatikan gerak-geriknya, tak menyadari bahwasanya sensei telah menutup jam pelajaran dan kami diperbolehkan pulang.

"Kuroko?" panggil [surname]-san.

Ah, suaranya yang merdu merasuk indra pendengaranku.

"Ya, [surname]-san?"

Ia menatapku layaknya menatap orang-orang di sekitar. Tatapannya selalu tajam, tanda bahwa ia begitu percaya dengan dirinya, dengan intelektualnya.

"Orang-orang sudah keluar," ujar [surname]-san, "kau tidak ikut serta?"

Aku masih ingat tabiatnya, gadis yang kukagumi ini tidak terlalu senang besosialisasi, hingga memanggil teman-temannya dengan 'orang-orang'.

Aku menggeleng pelan, lantas kembali menatap sepasang netra [eye colour]-nya yang indah.

"[Surname]-san sendiri? Kau tidak bawa payung?"

Ia terhenyak, lalu berujar, "Kau memperhatikanku?"

Aku ingin menjawab, 'Karena [surname]-san cantik dan selalu menarik perhatianku', tapi itu tidak mungkin, bukan?

"Tidak sengaja, [surname]-san terlihat gusar, aku hanya berasumsi."

Setelah ber'oh' ria, [surname]-san memperhatikan payung di dalam tas yang masih terbuka, tetapi ia tak berujar barang sepatah kata pun.

"[Surname]-san ingin pulang bersama?" tawarku, aku tidak boleh besar kepala dahulu dengan yakin bahwa ia akan mengiyakanku.

Akan tetapi, sekarang aku boleh puas, tatkala kata "Iya" terdengar olehku.

[][][]

Payungku tidak terlalu besar, jarak di antara kami juga sedikit jauh.

Kuperhatikan bahunya yang basah, sehingga kugeser posisi payung agar bahunya tak basah kembali. Alasannya jelas, aku tak mau ia sakit.

"Kuroko," panggilnya, "kau nanti yang sakit, aku tidak apa-apa."

Mana bisa seorang laki-laki membiarkan gadis yang disukainya terkena air hujan, bukan?

Aku menggeleng pelan. "Tidak etis membiarkan perempuan basah karena hujan, [surname]-san."

Ia menatapku dengan heran, tidak berusaha menjadi gadis berkepala batu dengan memaksakan kehendaknya.

"Apa yang membedakan perempuan dan laki-laki-selain alat kelamin, Kuroko?"

Ah, pertanyaan [surname]-san memang menandakan tingkat intelektualnya, begitu cerdas.

"Hmm ... laki-laki lebih mengutamakan logika, sementara perempuan lebih pada hatinya, menurutku begitu."

[Surname]-san tampak berpikir sejenak. "Apa kita berdua diciptakan berbeda, Kuroko?"

"Maksudnya?" tanyaku balik, tentu aku bingung dengan pertanyaannya.

"Kau, pria yang punya hati. Sementara aku, yang seorang perempuan, tidak punya hal itu."

Aku hanya mengangguk, tidak tahu harus merespon apa.

"Entah kenapa, aku merasa lebih menjadi 'perempuan' kalau sedang denganmu, ya?" ujar [surname]-san, diiringi tawanya yang telihat manis di mataku.

Aku mengembangkan senyum, mungkin begitu tipis hingga ia tak menyadarinya.

"Ngomong-ngomong, ini rumahku," gumam [surname]-san. "Kuroko mau mampir?"

Kugelengkan kepala sebagai gestur respon untuknya.

"Baiklah, hati-hati," tukasnya, lalu ia melambaikan tangan dan berlari ke halaman rumah guna menghindari air hujan yang masih turun.

Aku mengamati [surname]-san hingga ia masuk ke kediamannya. Begitu memastikan keadaannya aman, aku berbalik ke arah lain dengan senyum yang merekah di wajah.

Ya, rumahku dan [surname]-san berlawanan arah. Aku memang sengaja ingin mengantarnya pulang, guna memastikannya aman dan tidak sakit di kemudian hari. Aku masih ingin melihat sosoknya terus-menerus di sekolah, paling tidak hingga 8 hari mendatang.

To Be Continued

Halo semuanya~
Wah, sudah lama sekali tidak aktif di dunia orange ini. Apa kabar?
Maafkan kesibukan saia di RL T_T saia sedih :(

Well, semoga chapter ini menghibur kalian :''' maaf kalau masih kaku atau gimana :( semoga tidak yaa---

Akhir kata, danke!

Cheers,
Panillalicious

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro