Ep.18 - Di Antara
GIRLS OVER FLOWERS
2019/04/06
※※※
"BUKAN, tapi Daniel menyukai orang lain!"
Bagus... Eunbi menadapatkan jawabannya. Kontan Seongwoo menekap mulut dengan kedua tangan, merutuki kecerobohan yang baru saja ia lakukan. Bisa gawat kalau anggota F4 mengetahui kebenaran mengenai perasaan Kang Daniel.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan maka Eunbi segera bertanya. "Siapa dia?"
"Kau tidak perlu tahu." Gagap Seongwoo.
"Aku yakin dia tipe wanita murahan." Kata Eunbi menengadah melihat awan berarak dilangit biru sana.
"Jaga ucapanmu." Geram Seongwoo. "Bisa jadi wanita itu belahan jiwanya, playgirl sepertimu mungkin tidak akan mengerti."
Dengan sikap tenangnya, Eunbi selalu menyertakan senyum tipis meski tak terlihat jelas oleh lawan bicaranya. "Kau percaya belahan jiwa itu ada?" kata Eunbi.
"Tentu saja, setiap orang pasti punya pasangan yang ditakdirkan untuk bersama."
Eunbi menarik kedua sudut bibirnya, memperlihatkan senyum lebar sekaligus dengusan kecil.
"EUNBI –YA!" seru Chaeyeon berlari-lari sembari menggenggam ponsel, ia meneruskan dengan terengah. "Berita besar."
※※※
Kang Daniel membenarkan selimut yang hanya menutupi kaki meringkuk Seongwoo. Seperti malam kemarin dia tidak bisa langsung tidur terlebih setelah mendengar 'berita besar' yang Seongwoo ketahui dari Chaeyeon sore tadi.
'Sekarang aku mengerti kenapa dia berubah.' Kata Seongwoo masih terekam dipikiran Daniel.
Dan akhirnya ia memilih untuk pergi ke pantai lagi. Disana –lah ia menemukan sosok yang sedang dikhawatirkannya. Hyewon menyapa dengan ramah, memulai obrolan semenarik mungkin.
Sementara itu di sanggraloka, Kim Sejeong baru saja memasuki kamar Daniel dan Seongwoo. Membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh, ia harus kecewa ketika orang tersebut bukanlah pria yang ingin ditemuinya.
"YA! BANGUN!"
Satu kali teriakan saja sudah membuat Seongwoo menggeliat, ia bangun dengan mata setengah terpejam.
"Dimana Daniel?!" ujar Sejeong langsung mengalihkan penglihatan Seongwoo yang masih belum sadar sepenuhnya.
"Tidak ada." Singkat Seongwoo setelah tak melihat sosok sahabatnya itu. "Palingan dia berjalan-jalan di pantai seperti kemarin malam." Ia menarik selimut sebatas dada, kemudian tidur kembali.
Sejeong bersemangat untuk menemui Daniel di pantai. Membawa satu minuman kaleng yang nantinya akan dia berikan pada Daniel. Mereka akan duduk bersama menghadap laut dan berbicara sepanjang malam.
※※※
"Chaeyeon menangis karena es krim –nya terjatuh, dia memarahi Minhyun habis-habisan." Terang Hyewon terkekeh. "Kita masih kelas tujuh dan Chaeyeon adalah orang paling cengeng." Lanjutnya tersenyum tipis, mengingat masalalu memang membuat kita terkadang terbawa emosi.
Mereka berbagi cerita menyenangkan dan sesekali saling tertawa. Namun tiba-tiba Hyewon terdiam selagi Daniel berbicara mengenai masa SMA –nya, "Saat itu Somi benar-benar terkejut mendapati guru yang...-" ia menoleh perlahan pada Hyewon.
Suara isak tangis semakin jelas terdengar. Hyewon mengeluarkan air mata, gadis yang tadi tertawa mendadak menangis. Daniel tahu pasti alasan mengapa Hyewon bersedih, sedari tadi dia sudah wanti-wanti.
"Aku kira dengan bersikap ceria, sakitnya tidak akan terasa kemudian menghilang dan hanya meninggalkan bekas luka. Ternyata aku salah... ini masih sangat menyakitkan." Ungkap Hyewon.
Tangan Daniel tergerak untuk menghapus lelehan ari mata Hyewon. Mata mereka beradu, saling menatap dalam hingga sebuah kalimat pertanyaan terlontar, tepat mengenai hati Hyewon yang makin mencelos.
Iya, ini tentang kepergian cinta pertamanya. Lai Guanlin. Sekali lagi lelaki itu menghempaskan harapan Hyewon setelah menghabiskan beberapa waktu bersama. Dengan mengkonfirmasi hubungannya bersama putri bungsu dari duta besar Shanghai, mereka juga mengumumkan akan menikah tahun depan.
"Dia wanita yang pantas untuk Guanlin." Kata Hyewon dengan tatapan lembutnya.
"Tidak, pasti tidak seperti itu." Tukas Daniel menggeleng tak yakin akan pemberitaan tersebut, menurutnya Hyewon –lah yang lebih pantas dengan Guanlin. "Mungkin mereka sengaja merekayasanya."
Sedari tadi pandangan Hyewon tak luput dari ekspresi cemas Daniel yang begitu kentara. "Benar... kenapa bukan kau saja yang aku sukai." Kalimat itu selalu keluar ketika ia sedang bersama Daniel.
Hyewon memajukan tubuhnya, mencium bibir Daniel berharap akan mendapatkan ketenangan. Tak lama tautan mereka terlepas. Sepertinya Daniel ikut merasakan kesedihan Hyewon, matanya berkaca-kaca. Sampai penglihatannya mengikuti arah pandang Hyewon, ia terkejut dengan siapa yang sedang berdiri di belakang mereka.
"Kim Sejeong." Kata Daniel pelan seolah telah melakukan kesalahan fatal.
Gadis yang disebut namanya berjalan mendekat, nampak tak bisa mengontrol emosi yang menggebu hingga melemparkan minuman kaleng yang beberapa detik lalu digenggamnya kuat-kuat.
"Pada akhirnya... kau mengkhianatiku." Senyum kekecewaan terpatri di wajah mengeras Sejeong, ia mendekat kemudian menampar keras pipi Hyewon hingga sudut bibir gadis itu berdarah.
Segera saja Daniel menengahi. "Kim Sejeong! Ini hanya,-"
"Hanya apa?!" sela Sejeong penuh emosi, ia meneruskan setelah susah payah mengatur napasnya. "Kang Daniel, sejak awal aku hanya menyukaimu, tapi bagaimana denganmu? Apa kau menyukaiku?"
"Mianhae (Maafkan aku)." Sesal Daniel.
"Jadi ini jawabanmu." Kata Sejeong berusaha menahan air matanya agar tidak menetes, ia akan sangat terlihat menyedihkan jika menangis di depan mereka.
Entah mengapa Daniel menggeleng, ingin sekali mengelaknya. "Bukan seperti itu."
"Mulai sekarang kau dan aku tidak saling mengenal." Sejeong menatap manik mata Daniel dengan marah berbalik meninggalkan mereka.
"Sejeong, Sejeong-ah!" panggil Hyewon namun diabaikan sepenuhnya.
※※※
Pagi ini suasananya serasa kelam. Chaeyeon dan Eunbi menarik kopor meninggalkan sanggraloka, ada yang aneh, pikir keduanya.
"Kenapa Sejeong pulang lebih dulu." Hela Eunbi.
"Tanpa berpamitan lagi!" imbuh Chaeyeon melirik Hyewon yang berjalan satu langkah di belakangnya. "Kau mengetahui sesuatu?"
Eoh~ dalam lamunannya Hyewon hanya terbengong. Tak berniat menjawab dan hanya melangkah lebih cepat. Sama halnya dengan Hyewon, Kang Daniel berjalan menunduk melihat kakinya sendiri.
Seongwoo ingat semalam Sejeong datang ke kamar dan mengganggu tidurnya. "Bukankah semalam Sejeong menemuimu?" Tanya Seongwoo.
Tak ada jawaban pasti dari Daniel. Lelaki itu terlalu bingung, pikirannya kosong. Seperti benar-benar telah selingkuh, berakhir menyakiti hati seseorang, sungguh tak karuan. Dia hanya ingin segera beristirahat setelah sampai ke rumahnya.
Sayangnya sambutan yang diberikan keluarganya telah menyinggungnya. Mereka begitu senang bahwa dirinya telah berlibur ke sebuah pulau milik keluarga konglomerat. Kang Dongil dengan antusiasnya mengatakan masa depan si anak sulung bersama Kim Sejeong.
"Dia akan menjadi raja dan hidup mewah, lalu kau akan menjadi ibu suri." Cerocos Dongil menoleh pada sang istri.
Mikyung senang mendengarnya. Yena bertepuk tangan menanyakan posisinya di kerajaan kelak.
"Di drama sejarah yang sering aku tonton, ada seorang adik yang suka membuat masalah." Jawab Mikyung menambahkan dengan tegas. "Kang Yena kau harus hati-hati."
Yena berdesis. "Eommaaa..."
"Mana mungkin orang kaya sepertinya dan aku... Kalian segeralah bangun dari mimpi!" Balas Daniel menghela napas berat, beranjak menuju kamarnya selagi Yena memandangnya penuh selidik.
※※※
Kedai Seoleongtong dipenuhi oleh remaja. Para siswa dari kampus lain berdatangan demi melihat kekasihnya anggota F4. Seketika Kang Daniel merasa risih saat banyak pasang mata tertuju padanya dalam berbagai argumentasi.
Ia masuk lebih dalam, terburu-buru demi menghindari tatapan tak nyaman. Sekarang dapur menjadi tempat teraman. Lantas Daniel mengedarkan pandangan ketiga orang yang terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Apa ada yang menyewa kedai untuk sebuah acara?" tanya Daniel melepas tas ransel, mengambil celemek dan mulai membantu Yena mencuci piring.
"Oppa, kau tidak berpacaran dengan Kim Sejeong, tapi Kang Hyewon anggota F4 lain, kan?!" kata Yena tersenyum cerah.
"Dari mana kau mendengarnya?"
Yena mengedikkan kepala ke luar dapur. "Mereka semua mahasiswa dan yang pertama datang merupakan mahasiswa dari Shinwa." Terang Yena mau tak mau mencuri dengar atas obrolan para pelanggan.
Tanpa sadar Daniel melamun. Untuk membuat kakaknya sadar, Yena mencipratkan air dan malah mengingatkan Daniel akan moment bersama Sejeong sewaktu mencuci piring.
※※※
Kwon Eunbi mengedarkan bola mata ke sekitar. Ruangan dimana anggota F4 sering berkumpul terasa sepi. Tak lama pintu terbuka memperlihatkan wanita berwajah masam dengan rambut tergerainya, mencak-mencak tak jelas sembari menghapus air matanya. Sedang lelaki yang mengekor menggelengkan kepala menanggapi isyarat ingin tahu Eunbi dari tempat duduknya.
Chaeyeon memeluk Eunbi, meringis kecil sambil menggerutu. "Sejeong baru saja memarahiku."
Minhyun yang tak tahu menahu akan keadaan F4, bergegas menemui Chaeyeon setelah kekasihnya itu menelpon sambil terisak.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" kata Minhyun sudah duduk manis di sofa.
Chaeyeon menjelaskan liburan mereka berakhir begitu saja dengan Sejeong yang pulang lebih dulu. Parahnya lagi Sejeong tidak pergi kuliah, menolak untuk berkumpul dan terakhir telah mengatakan sesuatu yang membuat Chaeyeon menangis.
"Diamlah kalau kau masih ingin berteman denganku!" seru Chaeyeon menirukan suara Sejeong.
Eunbi menepuk-nepuk pundak Chaeyeon.
"Kalian bertengkar?" Tanya Minhyun masih tak mengerti.
"Kita juga tidak tahu kenapa dia bersikap seperti itu. Dari apa yang aku lihat sepertinya Sejeong ada masalah dengan Hyewon." Simpul Eunbi teringat pertemuannya dengan Hyewon satu jam lalu.
Hyewon tengah bermain biola di kamarnya. Kehadiran Eunbi mampu menghentikan permainan musik yang terdengar klasik itu. Ia yakin telah terjadi sesuatu antara kedua sahabatnya dan ini pasti mengenai Kang Daniel.
"Aku mengerti terkadang kau tidak peduli dengan yang kau lakukan. Terkadang ada waktu dimana aku tidak tahan dengan perilaku Sejeong." Tutur Eunbi.
"Ini tidak seperti dirimu." Tukas Hyewon.
"Kenapa kau melakukannya." Kata Eunbi setidaknya paham dengan situasi cinta segitiga. "Sejeong sangat menyukai Daniel." Lanjutnya terdengar berat.
"Aku tahu itu." Balas Hyewon.
"Kang Hyewon!" tegur Eunbi meninggikan suara.
"Aku juga merasa bersalah pada Sejeong, tapi..."
"Tapi apa?" potong Eunbi.
"Aku tidak bisa membiarkan Daniel dikeluarkan dari kampus."
Eunbi mengakhiri ceritanya. "Iya, dia bilang akan melakukan semua yang dia bisa." Kata Eunbi mengacak frustrasi rambutnya.
Chaeyeon menghela napas berat. Kembali mengutarakan kekhawatirannya akan persahabatan F4. Disisi lain Minhyun terus berpikir positif, toh, dulu sekali mereka pernah bertengkar hebat dan lihatlah sampai sekarang masih dekat.
※※※
Kehabisan cara untuk mendekatkan kembali Sejeong dan Hyewon. Itulah kalimat yang diutarakan Hwang Minhyun melalui sambungan ponselnya dengan Jung Chaeyeon yang tengah merajuk. Gadis manis yang sangat disayanginya telah kehilangan sebagian semangatnya.
Di sebelah Chaeyeon nampak gadis manis lain mengerutkan dahi. Seberapa keras dia mencoba belajar, tetap saja tak bisa.
"Dosen Lee bagaimana kalau kita akhiri pelajaran hari ini." Usul Eunbi pada lelaki bernama lengkap Lee Seunggi, ia menolehkan kepala menanggapi tingkah Chaeyeon. "Dia membuat konsentrasiku hilang." lanjutnya menutup buku.
"Baiklah, sampaikan salamku pada Sejeong dan Hyewon. Semoga mereka lekas sembuh." Kata Seunggi bukannya tersinggung dia malah dengan senang hati keluar dari ruang belajar F4.
Seperginya si dosen, Eunbi menggebrak meja.
"Bikin kaget saja!" sentak Chaeyeon tak sengaja memutuskan sambungan telepon. "Isssh..." desisnya.
"Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi, ayo kita cari mereka!" putus Eunbi.
※※※
Di atap kampus.
Kang Daniel berjalan lunglai, matanya mencari pemandangan indah di atas sana. Seekor burung elang nampak terbang jauh. Dia menoleh ke sisi lain atap, di sana ada Kang Hyewon yang tengah menatap sebuah gambar dari kapur kuning yang berada di dinding.
Menjelaskan si pemilik wajah tersebut sedang marah dengan alis terangkat miring. Rambut keriting itu jelas milik Sejeong.
"Dia pasti sedang marah, kan." Ujar Hyewon.
"Maafkan aku." Daniel melihat gambar sembari mengulum senyum, ia membungkukan setengah badan untuk mengambil kapur yang tergeletak. "Soal apa yang terjadi di pulau aku benar-benar minta maaf. Kalau saja aku tidak mencarimu..."
"Aku yang ingin melakukannya, maka seharusnya aku yang meminta maaf."
"Orang yang menyakiti Kim Sejeong adalah aku." Kata Daniel menorehkan garis bergelombang. "Dia memiliki rambut lebih panjang, ekspresinya pasti suram, dia tampak masam seperti ini." Ia meneruskan sambil terus menggambar, tersenyum kecil membayangkannya dan sekali lagi kata maaf itu terucap.
"Semuanya akan baik-baik saja." Hibur Hyewon.
※※※
Kwon Eunbi setengah berlari menghampiri sosok yang ia yakini sebagai Kim Sejeong. Menurutnya, sahabatnya itu bersikap berlebihan. Bahkan ini bukan sepenuhnya patah hati, masih ada banyak cara untuk mendapatkan laki-laki yang disukainya, bukankah selama ini Sejeong yang dikenalnya sangat ambisius.
Ketika ia memanggilnya, ternyata gadis itu bukanlah Sejeong.
Chaeyeon yang tertinggal cukup jauh di belakang menarik napas panjang. "Chajapda (Ketemu)." Ia berhadapan dengan seorang gadis yang sebaya dengannya, gadis itu cantik dan terlihat elegan. Namun, ada kesan angkuh dari sorot matanya.
"Kim Sejeong kau kemana saja." Ucap Chaeyeon mempoutkan bibirnya.
Eunbi memutar balik arah. "Sejeong-ah!" serunya berhenti tepat di depan Sejeong yang masih tak bereaksi.
"Kau pasti bosan, bagaimana kalau nanti malam kita ke club." Ajak Eunbi mencoba menyamakan langkah cepatnya Sejeong.
Chaeyeon mengangguk menyetujui. Mereka berusaha keras untuk menghibur Sejeong, hanya saja waktu tak sepihak. Dari arah berlawanan ada Daniel dan Hyewon, ditambah sebuah suara yang menyerukan nama lelaki itu keras-keras.
"KANG DAAAAAA – NIEL!" Somi penasaran dengan siapa sahabatnya itu berjalan beriringan, maka ia menepuk dua pundak bersamaan, selanjutnya ia terkejut mengetahui ternyata Kang Hyewon –lah yang sedang berjalan bersama Daniel. "Hi!" sapanya kikuk.
Hyewon hanya tersenyum simpul, melihat selintas saja, jelas gadis itu sangat ramah.
"Tebak aku dapat nilai berapa dari Dosen Lee?" Tanya Somi mengibaskan lembaran kertas, tanpa menunggu lama jawaban ia menambahkan. "A!" ia menjadi bersemangat, seperkian detik berikutnya ia terpaksa menghentikan gerak kaki, hampir saja menabrak Chaeyeon.
Mendadak hening. Tatapan tajam berhadapan dengan tatapan sayu. Somi menyadarinya, sehingga ia segera menurunkan kertas yang diacungkannya.
"Hyewon, dengar... kau bukan lagi sahabatku." Kata Sejeong tegas.
"Sejeong bercandamu tidak lucu." Disini Chaeyeon mencoba berpikir positif seperti apa yang dikatakan Minhyun.
"Sungguh kau akan merusak persahabatan hanya karena pria." Sahut Eunbi.
Perlahan Somi mengalihkan penglihatannya pada Daniel. Kini perhatian seluruh mahasiswa yang berada di koridor kampus tertuju pada anggota F4. Otomatis terdengar desas-desus riuh mempertanyakan kebenaran dari ucapan Sejeong.
"Yang merusak persahabatan bukan aku, melainkan Kang Hyewon." Kata Sejeong dengan dingin melewati Hyewon sampai bahu mereka saling bertubrukan.
Sejeong sama sekali tak melihat ke arah Daniel. Seketika itu juga ada perasaan sakit yang Daniel rasakan, saat gadis itu melewatinya, berlagak seolah tak mengenalnya.
※※※
Disini persahabatan F4 lagi diuji ya!
Bentar lagi orang terdekat Sejeong bakal join nih, jangan ketinggalan buat menyambut kehadiran cast baru!
Alesta Cho.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro