Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.09 - Kedai

GIRLS OVER FLOWERS

2019/02/02

※※※


"Kelas terakhirku baru selesai... Mm, aku masih dijalan... iya, iya aku tahu pasti kedai sangat ramai sekarang... tentu saja aku tahu kau masih disekolah,"

Kang Daniel melangkah perlahan. Sebelah tangannya memegang ponsel yang ditempelkan ke telinga, dan tangan yang sebelah lagi meraih helm yang tergantung di stang motor skuter-nya. Ia menghembuskan napas panjang dengan berlebihan dan mengerutkan kening.

"Yena, sudah dulu ya? Oppa akan segera kesana," Daniel menyela ucapan Kang Yena dan langsung menutup telepon. Sekali lagi ia menghembuskan napas panjang, lalu menatap ponselnya sambil berdecak. "Cerewet sekali."

Kenapa hari ini terungkap banyak kebenaran yang tidak menyenangkan? Tadi pagi ia sudah bermasalah dengan Somi dan Hyunbin, kedua sahabatnya itu masih mendebatkan hal yang sama perihal libur tahun baru.

Daniel semakin kesal begitu mengingat apa yang sebenarnya terjadi di villa milik bibinya Somi. Ternyata pertemuannya dengan Kim Sejeong bukanlah kebetulan semata, melainkan telah direncanakan oleh Somi yang mendapatkan perintah dari gadis kaya itu. Seluruh pikirannya bekerja terlalu keras demi memahami acara tahun baru yang telah berlalu dan semuanya dapat berjalan karena uang.

Iya uang... Yena baru saja memberitahunya bahwa sang ayah terlibat masalah lagi dengan perjudian online.

"Kenapa dia sampai sejauh itu mengusik hidupku." Daniel bergumam sendiri tak yakin akan alasan Sejeong mengikutinya ke Jeonju dan menghabiskan malam tahun baru disana, bersamanya.

"Oppa?!"

Daniel memandang sekelilingnya. Shinhwa University masih ramai, menunjukan tanda-tanda mahasiswanya yang tengah menimba ilmu. Tapi dari mana dia mendengar gumaman-gumaman kecil selain dari mulutnya sendiri.

"Kau mau kemana?" suara itu lagi, Daniel berbalik ke sumber suara. "Jangan lupa kita ada janji nanti malam." Ia meneruskan bersamaan dengan lagu cinta terdengar samar-samar dari radio kampus.

I'm in love neoege Ppajyeo deureoganeun sungan

(Aku sedang jatuh cinta Saat aku jatuh cinta padamu)

Show your love isanghae Naega aningeot gata

(Tunjukkanlah cintamu Sungguh aneh, aku tak merasa seperti diriku sendiri)~

Sekarang kebiasaan Daniel adalah menghembuskan napas panjang, "Jangan lupa jawaban aku untuk ajakanmu itu." Kata Daniel secepat mungkin mengenakan helm, lalu menaiki motornya.

"Aku tidak membutuhkan jawabanmu!" sahut Sejeong.

Mesin sudah dinyalakan, Daniel bersiap untuk mengendarai. "Terserahlah." Ia membalas dengan pasrah.

Tak mau ditinggalkan begitu saja, Sejeong berubah panik, ada apa dengannya? Mengabaikan pelajaran dan sama sekali tak fokus... dia tidak bisa membiarkan Daniel pergi begitu saja.

Sejeong menaiki boncengan, melingkarkan lengan disekitar pinggang Daniel, sontak lelaki itu terhenyak kaget. "APA YANG KAU LAKUKAN!" sentak Daniel melihat ke belakang melewati bahunya.

"Bawa aku bersamamu, maka kau juga harus ikut denganku nanti." perjanjian sepihak yang selanjutnya harus disepakati Daniel.

You're my everything Dathin nae mameul yeoreojwo

(Kau adalah segalanya Bukalah hatiku yang tertutup)

Loving you naegeJogeum deo gakkai Nal pogeunhage gamssajwo Eonjekkajina

(Mencintaimu Mendekatlah kepadaku Peluk aku lebih hangat Untuk selamanya)

"Baiklah, lepaskan tanganmu." Ujar Daniel mengedikan kepala pada pegangan erat tangan Sejeong padanya.

Bukan Sejeong jika ia langsung menurutinya. "Kenapa, hatimu merasa tidak nyaman ya?"

Daniel menyambar helm lain yang berada digantungan barang skuternya. "Agar kau dapat menggunakan helm-mu." Tukasnya sambil memberikan helm tersebut, Sejeong menyahut kecil ahh... mengertinya memakai pelindung kepala dengan ceria.

Nyatanya dia baru pertama kali menaiki skuter sehingga menjadi sangat bersemangat tanpa menanyakan tempat yang akan ditujunya.

Sebelum penumpang benar-benar siap, Daniel sudah menekan putaran gas tangan kontan Sejeong memeluknya erat sembari merutuki perbuatan Daniel. "Bilang saja kalau kau ingin aku berpegangan padamu!"

Suara bernada tinggi itu mampu membuat Daniel terkekeh. Motor melaju sedang, keluar dari parkiran dan area kampus. Ini juga yang pertama bagi Daniel membonceng wanita selain ibu dan adiknya.

Teukbyeolhan saramigo sipeo Malhaejullae gidarigo issdamyeon

(Aku ingin menjadi orang yang spesial Aku ingin memberitahumu, jika kau sedang menunggu)

I'm in love with you Everyday

(Aku jatuh cinta padamu Setiap hari)

Lirik lagu Everyday - Haebin of gugudan

OST Part.1

※※※

Seorang professor baru saja menyelesaikan pelajarannya diruang F4, tentunya minus Kim Sejeong yang keberadaannya dipertanyakan. Sebelum keluar untuk mencari si ketua, Eunbi mengutarakan pemikirannya penuh keyakinan.

"Pasti dia mengawasi Daniel."

Perkataannya menyita perhatian Hyewon, "Mengawasi, kenapa?" tanyanya dengan dahi berkerut.

"Sejeong bersikeras untuk membawa Daniel ke acara pelelangan amal. Katanya dia akan memperlihatkan perubahan lelaki itu setelah didandani." Jelas Chaeyeon.

Kwon Eunbi tersenyum, menyadari obsesi sahabatnya itu akan lelaki penerima beasiswa yang menentangnya. "Tidakkah kalian berpikir Sejeong menyukainya?"

Kepala Hyewon berputar cepat ke arah Eunbi.Sementara Chaeyeon buru-buru menyahut.

"Seolma (Mana mungkin)."

"Menurutku mungkin saja." Geleng Eunbi meragu.

Pintu ruangan diketuk dari luar, mereka bertiga saling melempar pandangan bingung. Selama ini belum pernah ada yang mengetuk pintu ruangan F4. Sejeong juga tidak pernah melakukannya, lalu siapa?

"Pasti dia!?" ingat Eunbi bangkit dari duduknya, bergegas membukakan pintu.

Senyum manis terlihat menyambutnya. Tiga pasang mata berbinar, Chaeyeon dan Hyewon yang sudah berdiri dibelakang Eunbi sama terkesimanya melihat lelaki tengah berdiri dengan postur ramahnya.

"Jadi kalian memutuskan berkencan lagi?" Tanya Chaeyeon tak disangka Eunbi akan bertahan lebih lama dengan rekan kerjanya Minhyun itu.

Hyewon yang tak tahu menahu hanya berdiri dalam diamnya, toh dari oberolan mereka dia akan mengetahui siapa identitas lelaki yang berani mengetuk pintu ruangan F4. Dan jawabannya adalah dia teman kencan Eunbi, bernama...

"Kim Jonghyun-sshi pemotretanmu sudah selesai." Kata Eunbi.

"Aku dapat menyelesaikannya dengan cepat." Balas Jonghyun lembut.

Eunbi beralih menatap dua sahabatnya, "Kami pergi duluan." Pamitnya setelah menerima tas dari Hyewon yang beberapa saat lalu mengambilkannya.

"Kau hampir lupa tasmu." Kata Hyewon terselip nada sindiran untuk temannya yang begitu semangat hanya karena akan berkencan.

"Terima kasih." Eunbi tersenyum simpul seraya menggandeng lengan Jonghyun.Melambaikan tangan lalu melanjutkan. "Aku pergi."

Sementara Jonghyun kembali menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum tipis. Menentramkan hati siapa pun yang melihatnya hingga Chaeyeon berkomentar betapa manisnya lelaki itu, meski begitu tetap tak bisa dibandingkan dengan tunangannya, Minhyun.

※※※

Sesampainya didepan bangunan bertuliskan Kedai Seolleongtong Kang. Sejeong tertegun, ini tempat usaha keluarga Kang Daniel yang beberapa hari lalu dikiriminya pekerja bantuan. Putera sulung pemilik kedai sudah meluncur meninggalkan Sejeong yang sedang melepas helm.

"Kau tidak akan masuk?"

Daniel menyembulkan kepalanya dari celah pintu, ia masuk setelah mendapat panggilan dari Mikyung yang mengetahui kehadirannya.

Kriettt~

Suara pintu berderit didorong Sejeong perlahan. Tak disangka dalamnya cukup ramai, banyak rombongan pekerja yang menghabiskan makan siang mereka dikedai kecil ini.

"Duduklah dimana pun yang kau mau!" seru Daniel sambil lewat dengan tangan mententeng kotak alumunium berisi pesanan yang harus diantarkannya.

Belum sempat membuka mulut Sejeong sudah ditinggalkan, seperginya Daniel pintu bergerak maju mundur. Ia mengedarkan pandangan dan menemukan satu set meja disudut ruangan yang masih kosong, berjalan mendekatinya.

Tak lama Mikyung datang membawakan semangkuk seolleongtong, nasi dan segelas minumannya. "Makanlah, Daniel tidak akan lama kok." Ucapnya ramah selalu mampu menghangatkan hati beku Sejeong yang memang kurang perhatian dari ibunya.

Tiga pelanggan baru memasuki kedai, mereka mencari-cari tempat duduk selagi Sejeong mencicipi sup kaki sapi sambil menyelidik bahannya. "Dari harumnya sih enak." Gumamnya.

"Kau sendirian..." kata laki-laki berwajah tegas duduk disebelah Sejeong dan menambahkan. "Kalau begitu biar kami temani."

Dua laki-laki lain ikut duduk menyapa Sejeong dengan senyum nakal. Yang beralis tebal mengangkat tangan untuk memesan. "Ahjumma (Bibi), kami pesan tiga mangkuk sup Seolleongtong!"

"Makanlah." Kata Lee Insoo yang Sejeong ketahui namanya dari name tag perusahaan yang dikenakannya.

Tiba-tiba selera mencicipi Sejeong hilang, ia ditatap sedemikian rupa oleh tiga pegawai magang ini. Makanan sudah tersaji dan Sejeong masih enggan menyentuh sendoknya kembali, masalahnya Noh Taehyun yang duduk disebelahnya terus mengajak bicara, bahkan meminta makanannya.

"Kalau kau tidak memakannya boleh buatku saja, aku masih merasa lapar."

Yoon Yongbin si alis tebal menyahut. "Jangan begitu dia terlihat tidak menyukainya."

Memang benar sekarang ini Sejeong rasanya ingin marah, ia menunggu tak sabar sambil melihat ke arah pintu, membatin dengan jengkel. Kenapa dia lama sekali!

"Bisa tolong ambilkan teko airnya."

Apa Sejeong baru saja mendapatkan sebuah perintah, matanya melirik teko yang paling dekat dijangkaunya. Kedua tangan dipangkuannya terkepal kuat, anehnya dia bisa menahan emosi dan mulai rileks menuruti permintaan Insoo yang duduk dihadapannya.

"Gelasnya juga." Tambah Insoo.

"Aku juga, aku juga." Ujar Yongbin.

Dari arah pintu langkah lebar Daniel terhenti dimeja tersebut. Menarik perhatian keempat orang yang duduk disana, terutama Sejeong yang merasa lega, meletakan gelas dengan suara cukup keras.

"YAA! Kenapa kau lama sekali!" sentak Sejeong.

Tanpa berkata apa-apa Daniel menarik Sejeong untuk pergi. Taehyun berkata seraya menuangkan minum pada gelas Yongbin. "Kenapa tidak bilang kalau dia sudah punya pacar."

"Bukankah lelaki itu anak pemilik kedai ini." Kata Yongbin.

"Sepertinya iya." Insoo bersuara setelah melihat kotak pengiriman makanan yang dibawa Daniel.

Mereka juga berjalan menuju dapur kedai, disanalah tempat Mikyung dan Dongil menyiapkan pesanan sebelum diantar ke meja para pelanggan.

※※※

Kang Dongil menyuruh puteranya untuk pergi saja bersama Sejeong yang menanyakan apa Daniel masih lama. Tentu saja Daniel menolak, dia bilang masih ingin membantu dan akan mencuci piring dulu.

"Ayahmu bilang kita boleh pergi." Kata Sejeong pelan ketelinga Daniel.

"Lebih baik kau bantu aku mencuci piring saja, dari pada terus merengek untuk pergi. Kan, kau sendiri yang ingin ikut." Omel Daniel kerepotan sendiri dengan adanya Sejeong.

"Mana bisa kau menyuruhnya mencuci piring!" Mikyung memukul kepala belakang Daniel.

"Ahh, aku lupa... pasti dia tidak bisa mencuci piring." Ucap meremehkan Daniel dan itu sepenuhnya benar.

Sejeong berdehem mencari jawaban yang akan dilontarkannya. "Kata siapa aku tidak bisa!" ia berdiri memindai tumpukan piring.

"Sejeong –ah duduklah disini." Kata Dongil menyeret bangku kayu tanpa sandaran.

"Tidak, tidak, aku akan mencuci piring." Tolak Sejeong tertantang.

Kesibukan kedai sore itu terbantu oleh kehadiran Sejeong yang dianggap sebagai pengganti Yena yang tidak bisa meninggalkan les-nya. Daniel melihat ke arah lain tatkala terkikik menang sembari mengulurkan sarung tangan berbahan karet dengan warna pink mencoloknya.

"Pakai ini." Ujar Daniel.

Status dan harga diri Sejeong tidaklah penting, saat ini dia hanya ingin menunjukan bahwa mencuci piring adalah perihal mudah baginya. Berdiri tegak meraih satu piring, ia juga sudah siap dengan spons berbusa.

Hal baru bagi Sejeong melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Daniel akui wanita itu bisa saja berubah menjadi lebih baik, buktinya sekarang dia berkeinginan untuk menyentuh piring kotor bekas orang lain pula. Disaat memperhatikan Sejeong... Daniel menyadari usahanya sampai dibuat tersenyum karena noda busa yang berada dipipi Sejeong ditambah wajah kesalnya ketika mencoba menyingkirkan helaian rambut.

Karet gelang telah diambil Daniel, ia merapihkan rambut Sejeong menggunakan jari-jemarinya.

"Apa yang kau lakukan?" hampir saja Sejeong menjatuhkan piringnya.

Dengan santainya Daniel menjawab. "Mengikatkan rambutmu, aku ahli dalam hal ini." Bangga Daniel teringat kunciran kuda Yena yang selalu diikatkannya. "Selesai. Kalau beginikan lebih nyaman..."

Justru perlakuannya telah membuat hati Sejeong tidak nyaman. Dia menunduk, menghindari kontak mata takut wajah tersipunya terlihat. Tanpa tahu apa pun Daniel sudah mengenakan sarung tangan dan mulai mencuci piring sekaligus bertanya dengan suara meremehkan.

"Tadi juga kau terlihat tidak nyaman,"

Sejeong menoleh. "Eonje (Kapan)?" ia meletakan piring ke rak pengering lalu mengambil yang berikutnya sambil mendengarkan penuturan Daniel dengan seksama.

"Saat duduk dengan ketiga lelaki itu, atau karena berada ditempat seperti ini." Bahu Daniel terangkat bersamaan dengan bergulirnya mata Sejeong, memperhatikan sekitar yang nampak sederhana.

"Kedainya ramai dan terasa hangat." Balas Sejeong, kenapa tiba-tiba suasananya menjadi mengharukan. "Apa kau bekerja selambat ini!" pekiknya kemudian ketika belum mendapati satu pun piring yang diselesaikan Daniel.

"Aku sudah membersihkan beberapa piring, kok!" bela Daniel bergegas membilas.

Tak mau kalah Sejeong juga bergerak cepat, mencipratkan air bersama busanya, kontan mereka mundur bersamaan. Detik selanjutnya mata mereka bertemu, tawa renyah terdengar dibarengi tingkah manis Sejeong saat dengan sengaja mencolek hidung Daniel, meninggalkan busa disana.

"Jangan berpikir untuk membalas, karena aku akan marah." Sejeong memperingati, sesekali terkekeh melihat penampilan Daniel. "Hajima (Jangan)..." ia berkelit menghindari busa yang ditiupkan oleh Daniel ke arahnya.

Mikyung urung memanggil Daniel yang tengah asyik bermain busa dengan Sejeong, ia juga mendorong Dongil agar jangan masuk. Berkomentar akan kedekatan sang anak bersama puteri konglomerat, mereka begitu serasi... ia juga bergumam.

※※※

Bagi beberapa orang yang menyukai harinya merasa berjalan cepat, hingga siang berganti malam. Kang Daniel dan Kim Sejeong sudah berada di halaman utama rumah megah nan mewah. Dikonfirmasi bahwa rumah tersebut adalah rumahnya Sejeong, iya... Daniel pernah berkunjung namun waktu itu mood –nya sedang buruk. Jadilah tak sempat memperhatikan lebih dalam lagi bangunan yang dihuni keluarga Kim.

Dari gerbang sampai pintu utama cukup jauh. Daniel terus diteriaki agar berjalan lebih cepat lagi.

"Aku rasa kau benar-benar lambat!" keluh Sejeong berjalan memimpin di atas tangga.

"Setiap hari kau menaiki tangga sebanyak ini?" kata Daniel ternganga.

Bukankah ini saatnya Sejeong memamerkan sesuatu, "Jika lelah kau bisa naik lift."

"Woahh, kau punya lift." Daniel sudah menaiki tangga terakhir, ia mengekor dibelakang Sejeong dengan masih mengagumi interior rumah.

Diruangan yang memiliki rak buku, rak benda-benda antik dan satu set sofa yang diduduki tiga wanita serempak menoleh ke arah pintu. Sejeong memasuki ruangan dengan gerutuan bernada perintah.

"CEPAT!" ia juga menarik Daniel agar segera masuk.

Eunbi berbisik pada Hyewon dan Chaeyeon. "Aku bilang apa, dia akan berhasil membawanya."

"Kau lama sekali sih, acaranya akan segera dimulai." Ujar Chaeyeon setidaknya dia tahu cara berbasa-basi. "Ayo cepat aku sudah memilihkan setelan jas untukmu." Lanjutnya menggiring Daniel ke ruang ganti.

Kepala asisten memasuki ruangan, "Nona muda, Nyonya sudah tiba." Katanya menunduk sopan.

"Nyonya siapa?" Tanya Sejeong.

Lelaki beruban itu kembali bersuara. "Ibumu," singkatnya mengundang reaksi panik dari pendengarnya.

"APA!? SUDAH DATANG!" Sejeong sampai tak jadi merebahkan punggung disandaran sofa empuknya.

Eunbi bahkan terperanjat dari duduknya. "Kalau kau ketahuan bersama Daniel,-"

"Kau bisa tamat!" sela Chaeyeon bertepatan dengan keluarnya pemilik nama yang sudah rapih dengan setelannya.

"Aku kira dia tidak akan datang ke acara pelelangannya karena masih sibuk di Paris." Hela Sejeong tampak kebingungan.

Disini hanya Hyewon yang tetap setia dengan ekspresi datarnya, namun terlihat memikirkan sesuatu untuk situasi yang akan datang.

"T, tttamat?!" terbata Daniel. "Apa maksud kalian?" entah mengapa ia menjadi gugup.

※※※

Alesta Cho Talk's

Selesai dengan episode kali ini,

bagaimanakah F4 menangani pertemuan Kang Daniel dengan ibunya Sejeong yang dikenal begitu ketat dan tegas?

Support Cast:

Kim Jonghyun, Teman kencan Kwon Eunbi

Noh Taehyun, Lee Insoo, Yoon Yongbin, anak magang yang menghabiskan makan siang bersama Sejeong di Kedai Seolleongtong Kang

NB: Udah lama sih kepikiran nyertain backsound buat tambah pemanis ketika kalian baca, dan ini cuma rekomendasi lagu yang diaku sebagai OST, hehe

Silahkan simak liriknya!

Haebin (해빈) of Gugudan (구구단) – Everyday

(OST Girls Over Flowers Part.1)

I'm in love neoege Ppajyeo deureoganeun sungan

(Aku sedang jatuh cinta Saat aku jatuh cinta padamu)

Show your love isanghae Naega aningeot gata

(Tunjukkanlah cintamu sungguh aneh aku tak merasa seperti diriku sendiri)

Duri isseulttaeNado moreuge useumjisgo

(Saat kita sendiri Aku mulai tersenyum)

Gakkeumssik eosaekhage Nun pihaneun geon

(Terkadang, saat aku canggung Menghindari matamu)

Amuraedo neo neoreul

(Itu sungguh berarti bagiku)

You're my everything Dathin nae mameul yeoreojwo

(Kau adalah segalanya Bukalah hatiku yang tertutup)

Loving you naege Jogeum deo gakkai

(Mencintaimu Mendekatlah kepadaku)

Nal pogeunhage gamssajwo Eonjekkajina

(Peluk aku lebih hangat Untuk selamanya)

Teukbyeolhan saramigo sipeo

(Aku ingin menjadi orang yang special)

Malhaejullae gidarigo issdamyeon

(Aku ingin memberitahumu, jika kau sedang menunggu)

I'm in love with you Everyday

(Aku jatuh cinta padamu Setiap hari)

Oneuldo saenggakhae Bam sae jam mot irudaga

(Aku memikirkanmu lagi hari ini Tak bisa tidur semalaman)

Geureoda gunggeumhae

(Lalu aku penasaran)

Neoneun eotteon mamilkka

(Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu)

Eotteon malbuteo Kkeonaeyahalji gominhada

(Aku sedang memikirkan, apa yang harus ku katakan padamu lebih dulu)

Mamedo eopsneun mareul Jieonaeneun geon

(Lalu aku hanya mengatakan hal-hal yang tak aku maksudkan)

Amuraedo neo neoreul

(Itu sungguh berarti bagiku)

You're my everything Dathin nae mameul yeoreojwo

(Kau adalah segalanya Bukalah hatiku yang tertutup)

Loving you naege Jogeum deo gakkai

(Mencintaimu Mendekatlah kepadaku)

Nal pogeunhage gamssajwo Eonjekkajina

(Peluk aku lebih hangatUntuk selamanya)

Teukbyeolhan saramigo sipeo

(Aku ingin menjadi orang yang special)

Malhaejullae gidarigo issdamyeon

(Aku ingin memberitahumu, jika kau sedang menunggu)

I'm in love with you Everyday

(Aku jatuh cinta padamu Setiap hari)

Nae meorit sogen ne moseupman maemdolgo isseo

(Hanya kau yang ada di kepalaku)

Amugeosdo hal suga Eopseul mankeum saenggakna

(Aku tak bisa berbuat apa-apa Begitulah aku memikirkanmu)

You're my everythingMaeil nae gyeote isseojwo

(Kau adalah segalanyaTinggallah di sisiku setiap hari)

Fall in love naege Would you be my one love

(Jatuh cintalah kepadaku Maukah kau menjadi cintaku?)

Ireohge nal barabwajwo Eonjekkajina

(Lihatlah aku, Untuk selamanya)

Teukbyeolhan saramigo sipeo

(Aku ingin menjadi orang yang special)

Malhaejullae gidarigo issdamyeon

(Aku ingin memberitahumu, jika kau sedang menunggu)

I'm in love with you Everyday

(Aku jatuh cinta padamu Setiap hari)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro