Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.07 - Tahun Baru



GIRLS OVER FLOWERS

※※※

"Oi, orang biasa!"

Entah kenapa emosi Kang Daniel tersulut cepat setiap mendengar panggilan hinaan untuknya dari wanita yang akhir-akhir ini sepertinya selalu muncul. Sedangkan Somi berpura memandang ke arah lain,

"Apa lagi?" kalem Daniel mencoba menanggapi dengan biasa.

"Jujur saja, kau senang bertemu denganku ditempat seperti ini, kan?" ujar Sejeong penuh percaya diri.

"Aku senang sekali sebelum bertemu denganmu." Kali ini Daniel berucap lebih tegas.

"Begini karena kau masih mahasiswa di kampus, maka datanglah." Ajak Sejeong tak dimengerti pendengarnya, dia berbalik menuju teman-temannya yang sudah menunggu.

"Aku tak ada niat untuk pergi!" tolak Daniel selagi Sejeong menjauh.

Ketika itu juga Kang Hyewon mendekat, mengabaikan tatapan keheranan Sejeong. Setelah itu suara ramah terlontar dibarengi seulas senyuman.

"Ada acara pesta selamat datang untuk mereka," Hyewon sedikit mengedikan kepala ke belakang, menunjukan dua pria yang tengah berbincang. "Sekaligus perayaan tahun baru, pasti akan menyenangkan." Tambahnya, Somi yang memang sudah mengetahuinya tak bisa menahan rasa senangnya.

"Kamu mau datang, kan?" ajakan yang berbeda dari Hyewon, senyum simpulnya menggerakan hati si pendengar.

"Iya, aku akan datang. Pasti aku akan datang." Mendadak Daniel ingin pergi. "Tapi dimana tempatnya?" tambahnya tak mendapat balasan karena jarak Hyewon sudah cukup jauh.

Dari tempatnya Sejeong melengos, berlagak tak mendengar apa pun yang justru memengaruhi mood –nya.

Dan dengan hati-hati Somi membuka mulut. "Di villa bibiku."

Saat itu juga Daniel nyaris mengumpat. Diantara banyak tempat kenapa harus yang satu atap dengannya, namun tak sampai mencurigai Somi sebagai dalang dari sebuah pertemuan yang dianggapnya kebetulan saja.

※※※

Sejeong menarik, lebih tepatnya menyeret Somi untuk ikut dengannya. Mereka berhenti disalah satu lorong kampus. Ketakutan mulai melanda Somi yang menerawang jauh akan apa yang akan dilakukan ketua F4 padanya ditempat sepi.

"Begini kami akan mnegadakan acara selamat datang dan juga pesta tahun baru."

Somi memperhatikan dengan seksama. "Lalu?" penasarannya ketika tak didapati lanjutan dalam perkataan lawan bicaranya.

Setelah berpikir sejenak, Sejeong meneruskan. "Aku meminta rekomendasi tempat untuk melaksanakan acaranya, kau tahu, aku ini bosan dengan tempat yang terlalu besar dan mewah. Hanya tempat sederhana di dekat pesisir pantai atau, terserahlah."

Sebenarnya mudah saja bagi Sejeong mendapatkan sebuah tempat yang diinginkan, namun kali ini harus di villa bibi Somi. "Kau bisa mencarikannya untukku?"

Begitulah akhirnya F4 datang bersama Guanlin dan Minhyun, tak lupa mengundang teman-teman kampus lain.

"Sebentar, sepertinya ada yang kurang." Pikir Seongwoo mengamati penampilan Daniel. "Aku rasa bibirmu terlalu kering... Jeon Somi beri aku lipblam," titahnya menengadahkan tangan tanpa melihat orang yang diminta tengah melamun serius.

"Lipblam, lipblam!" ulang Seongwoo tak sabar selagi Daniel mengulum bibirnya agar sedikit basah.

Astaga, Jeon Somi bergumam pelan, menggeleng untuk menjernihkan pikirannya dan kembali mumusatkan perhatian pada mendandani Daniel. "Ini," singkat Somi. Bisa-bisanya dia berpikir bahwa sebenarnya Sejeong mulai tertarik pada sahabatnya itu.

Kenapa harus Kang Daniel? Pikir Somi sambil memijat-mijat pelipisnya.

"Perfect!" satu kata pujian lolos dari mulut Seongwoo. "Boleh ya aku ikut pestanya." Rajuknya lagi menunjukan rasa ingin dengan berlebihan. "Bilang saja aku juga mahasiswa di fakultas lain, mereka tidak akan repot-repot mencari identitasku, bukan?!"

Lagi-lagi senyum itu, senyum yang bisa menghangatkan hati yang beku sekalipun. Somi masa bodoh dengan perkataan Seongwoo, dia lebih suka melihat Daniel yang tengah menata rambutnya di depan cermin.

"F4 bisa saja melakukannya." Sahut Daniel.

"Kau boleh ikut, tapi tugasmu memanggang daging, menggantikanku dan Daniel." Dalam beberapa detik tidak terdengar jawaban, Somi menambahkan dengan enteng. "Ya sudah kalau tak mau."

"Tidak masalah, aku paling hebat dalam hal memanggang daging." Ujar Seongwoo.

Somi menyewakan Villa tersebut atas nama bibinya, sehingga Daniel tidak mencurigainya sama sekali. Lelaki berbahu lebar itu masih mengira ini kebetulan yang baik dan juga buruk.

"Kau memang yang terbaik Somi-ya!" seru Seongwoo. "Kau cantik sekali malam ini!" tambahnya dibalas cibiran kecil.

"Kalau aku, bagaimana?" Tanya Daniel.

"Tampan," Seongwoo menjeda ucapannya. "Tapi... aku jauh lebih tampan."

Daniel berdesis.

"Kang Daniel jauh lebih keren dari Ong Seongwoo." Kata Somi sambil tersenyum. "Ayo kita pergi!" ia menggandeng lengan Daniel meninggalkan Seongwoo yang menggerutu.

"Tunggu aku!"

※※※

Ruangan dipenuhi orang-orang yang saling berpasangan, berdansa dengan anggunnya. Mana bisa Daniel menari seperti itu, dia hanya asyik menikmati banyak hidangan, mencobanya satu per-satu.

"Kau tidak ingin berdansa?" kata Somi yang bermakna sebagai ajakan.

Diantara orang yang berdansa ada Minhyun dan Chaeyeon, mereka telah membuktikan betapa serasi dan bagusnya melihat kebersamaan manis. Saling menatap manik mata, tak henti-hentinya mengumbar sisi romantis, membuat iri saja.

"Somi-ya denganku saja!" tukas Seongwoo karena masih bebas dari tugas memanggangnya.

"Gaeun akan marah padaku." Malas Somi, malah ditarik menuju lantai dansa.

Benar sahabatnya itu terkadang bertingkah sesukanya, Daniel terkekeh hingga pandangannya menangkap pasangan tak jauh dari Seongwoo dan Somi. Wanita yang sedang memasuki hatinya itu tengah berpegangan tangan dengan lelaki lain, menari dengan indahnya.

"Kang Daniel!" tiga pengganggu memanggilnya dengan kompak.

Kim Jaehwan mengeluarkan ponsel dan mengulurkannya pada Donghyun. Tiba-tiba ia menyeringai, memandangi penampilan lumayan Daniel yang menurutnya biasa saja. Namun untuk suatu alasan Donghan nampak puas dengan pakaian dan gaya rambut penerima kartu merah F4 tersebut.

"Seberapa mahal baju yang kau kenakan tetap saja terlihat tidak pantas untukmu." Celetuk Jaehwan tangannya meraih gelas wine.

Daniel sendiri tak peduli, dia hanya fokus pada Hyewon dan Guanlin. Beralih pada deretan makanan yang mulai membuatnya bosan. "Rasanya aku belum mencoba yang ini." Gumam Daniel.

Saat itu Jaehwan memberi isyarat pada Donghyun agar mulai merekam video, iahendak mengangkat gelas sejajar dengan pundak Daniel.

"Permisi, Kang Daniel-sshi." Guanlin datang diwaktu yang tepat, dia bisa melihat selanjutnya apa yang akan dilakukan Jaehwan pada Daniel dan dengan sengaja menghampiri mereka. "Aku kira kau tidak datang." Ia memberi pandangan sengit pada Three Kims yang otomatis tersingkir.

Disisi lain Kim Sejeong urung melanjutkan langkahnya, merasa dongkol sendiri akan kedekatan sahabatnya dengan Daniel. Bukan hanya itu Guanlin seolah berperan penting dalam mendekatkan Hyewon dan Daniel, mereka terlibat percakapan yang entah apa, Sejeong hanya tak suka hubungan baikterjalin disaat ia sedang memperhatikan Daniel.

Kenapa hari ini mood –nya semakin buruk? Sejeong masih tak yakin apa penyebabnya.

"JEON SOMI!" jerit Sejeong mampu membuat orang-orang disekitar terhenyak, terutama yang empunya nama.

Seongwoo mengaduh akibat perbuatan Somi, mendorongnya hingga harus menyeimbangkan tubuh. Jika tidak... dia akan mendapatkan masalah dengan menubruk Kwon Eunbi yang ternyata sedang berdansa juga.

Somi terburu menghampiri Sejeong. "Iya, Sejeong-ah. Ada apa?"

"Aku ingin makan barbeque sekarang!" ujar Sejeong terselip nada perintah, lalu beranjak menaiki tangga menuju atap.

Detik itu –pun Seongwoo mengerti akan syarat mengikuti pesta, bergumam bahwa dirinya masih ingin menikmati acara yang terkesan berkelas ini. Dia hanya pasrah ketika ditarik Somi untuk segera pergi.

Ditempatnya Daniel mencebikan bibir, tak suka melihat teman-temannya diperlakukan seperti itu.

"Sepertinya kita juga harus pergi ke atap." Usul Guanlin.

※※※

"SELAMAT TAHUN BARU!"

Kembang api menghiasi langit malam, berbaur dengan suara sorak kekaguman dari banyak pasang mata. Sejeong sudah merasa bangga pada semua persiapan pesta, perasaannya juga perlahan membaik.

"Pasti kau belum pernah menghadari pesta sebagus ini, kan." Kata Sejeong setelah berada disebelah Daniel yang menengadahkan wajah nampak terkesima oleh pemandangan indah diatas sana.

"Hmm, indah sekali." Sahut Daniel tanpa tahu siapa yang mengajaknya bicara.

Sejeong terkekeh menyadari betapa terkagumnya lelaki itu pada usahanya. "Dan semua yang kau nikmati sekarang adalah, DARIKU!" kata Sejeong dengan sombong.

"Aaahhh," Daniel menoleh dengan malas dan berkata sambil memasang ekspresi senang yang dipaksa. "Terima kasih atas kemurahan hatimu nona." Ia menekankan setiap kata yang diucapkannya.

"Silahkan, silahkan, kau bisa menikmatinya sepuasmu." Sejeong berlagak seperti nona muda yang dimaksud Daniel dan itu cukup mudah baginya yang memang seorang anak konglomerat.

"Kau belum berbaikan dengan Hyewon?" tak diduga Sejeong mendengar pertanyaan semacam itu dari mulut Daniel.

Dia mendengus dan membalas dengan ketus. "Apa pedulimu."

Sementara dibalik pemanggang, Ong Seongwoo terbatuk akibat asap mengepul. "Kenapa dagingnya banyak sekali." Keluh Seongwoo manik matanya bergulir mendapati Somi yang sedang bertepuk tangan sambil berseru setiap kali kembang api dinyalakan ke udara.

Dari jarak tiga meter ada Daniel dan Sejeong yang tampak akur, sampai Seongwoo mengira mereka sudah menjadi teman akrab, atau mungkin sahabatnya sudah menerima tawaran Sejeong untuk menjadi pacarnya.

"Tuan pemanggang kau butuh bantuan?"

Tawaran itu menyita semua perhatian Seongwoo. "Tentu saja, kau mau membantu...ku," suara Seongwoo melemah ketika mengetahui Eunbi tengah tersenyum tipis sembari menggoyangkan pencapit daging ke arahnya.

Disalah satu kursi Hyewon melirik pasangan yang semenjak kemarin sangat lengket. Siapa lagi kalau bukan Minhyun dan Chaeyeon, mereka saling menyuapi, tertawa bersama bahkan melakukan love shot dengan segelas wine ditangan masing-masing.

"Bersulanglah denganku." Ujar Guanlin.

Hyewon hampir lupa akan keberadaan Guanlin disampingnya. "Bersulang." Sahutnya menyentuhkan gelas pada gelas Guanlin, lelaki itu menyunggingkan senyum gusi yang sukses mengundang kekehan lepas Hyewon.

Penglihatan Daniel tak sengaja merekam kedekatan Hyewon dan Guanlin, sekali lagi dia tersadar akan statusnya. "Harusnya aku bantu-bantu di kedai Seolleongtang." Hela Daniel beranjak meninggalkan Sejeong yang masih berbicara perihal kekayaan yang dimiliki keluarganya.

"Ya, ya, kau mau kemana!" Sejeong mengekori kemana Daniel pergi, sebelumnya ia juga memergoki lelaki itu tengah memperhatikan Hyewon.

※※※

Mencari tempat untuk menghirup udara. Itulah yang dipikirkan Kang Daniel, ia menghembuskan napas sambil menata hatinya. Belum terlambat untuk mengakhiri perasaan terhadap Kang Hyewon. Tapi sayangnya bayangan ketika pertemuan beberapa kali diwaktu melelahkannya terus terulang bagai kaset yang terus diputar.

Seperti saat dirinya memaki F4 diatap kampus dan secara kebetulan Hyewon mendengarnya. Wanita berwajah polos tersebut juga pernah memberikannya sapu tangan, membersihkan noda dari tepung dan telur. Percakapan sederhana mengenai aktor, Lai Guanlin, disisi halte bus. Jangan lupakan tentang Hyewon yang pernah menolongnya yang tenggelam dikolam renang.

"Kau menyukai Kang Hyewon?"

Tepat sekali pertanyaan terlontar begitu ia tengah bimbang. Daniel menoleh pada sumber suara, tak lagi menatap lekat kolam yang membawanya pada ingatan tentang Hyewon.

"Aku peringatkan kau tidak boleh menyukainya." Tambah Sejeong.

"Siapa yang aku sukai dan siapa yang dekat denganku, bukanlah urusanmu." Kata Daniel.

"Begitu ya, tapi kenapa aku merasa itu adalah urusanku." gamblang Sejeong, jongkok kemudian menangkup air kolam menggunakan telapak tangannya.

"Itu karena kau terlalu usil!" celetuk Daniel mendesah dan meneruskan. "Lebih baik aku pergi sebelum emosiku meledak."

Baru tiga langkah Daniel kembali berbalik ketika mendengar sesuatu terjatuh ke dalam air, benar saja ternyata Sejeong tercebur ke kolam, mengejutkannya hingga keluar gerutuan jengkel.

Anehnya Sejeong bertingkah seperti dirinya yang tidak bisa berenang. "Hei jangan bercanda, cepat keluar!" ucap tak percaya Daniel, masa wanita sombong itu tidak bisa berenang.

Beberapa detik lamanya Sejeong tak juga keluar dari dalam air, tenggelam? Batin Daniel mendadak panik. "Bagaimana ini?" ia bingung dan berusaha melihat sekeliling demi meminta bantuan.

Nihil, tidak ada siapa-pun. Daniel hanya melihat kumpulan orang-orang di Rooftop. Sekuat tenaga ia memberanikan diri mendekati kolam, melompat masuk sembari mengucapkan rapalan-rapalan tak masuk akal.

"Kim Sejeong!" seru Daniel disusul gelak tawa, Sejeong muncul dari dalam air menyadarkan bahwa kedalaman kolam hanya sebatas dadanya.

"Kenapa lama sekali, aku hampir kehabisan napas tahu!" protes Sejeong masih tergelak. "Aku akui jiwa patriotmu sangat tinggi."

Daniel mendesis. "DASAR KAU!" ia mendorong air hingga menciprat tepat mengenai wajah Sejeong.

"YAAA!" sentak Sejeong selagi Daniel berjalan melewatinya, rasa khawatir sekaligus cemas terganti dengan dengusan dongkol.

"Sungguh aku tak percaya kenapa dia seniat itu menjahiliku." Daniel mengepak-ngepakkan tangan diatas permukaan air sambil terus berjalan.

"Jangan ke sebelah sana, kolamnya akan makin dalam."

"Kau kira aku akan tertipu lagi." Sungut Daniel namun gerak kakinya melemah, memastikan apa benar kolam dangkal ini berubah menjadi lebih dalam seperti yang dikatakan Sejeong.

"Aku sudah memperingatimu ya." Kata Sejeong mengangkat bahu berlalu mendekati tepi kolam, seperkian detik berikutnya Daniel melangkah cepat menyingkirkan Sejeong dari jalannya, yang tersingkir hanya terkikik.

Sementara diatap orang-orang sudah berlarian menuruni tangga setelah mendengar bahwa Sejeong tenggelam. Pembawa berita itu tidak tahu kalau sebenarnya si ketua F4 cuma berpura-pura tenggelam demi mengerjai Kang Daniel.

"Ehhh, dia itu paling jago berenang diantara kita." Eunbi meragukan.

"Apa mungkin kaki Sejeong keram?" heran Chaeyeon mau tak mau ikut meninggalkan atap bersama Minhyun yang mengangguk kecil atas pertanyaannya.

Kekhawatiran banyak orang luntur seketika. Sejeong malah terlihat sangat senang dan begitu puas, berbanding terbalik dengan Daniel yang mencibir.

"Diamlah atau aku akan melemparkanmu ke dalam air!" sewot Daniel tak tahan mendengar ocehan Sejeong, dipintu utama sana pandangan dari banyak pasang mata mengagetkannya. "Ya ampun, sedang apa mereka disana." Ia berjengit kontan langkahnya terhenti.

"Rakyat jelata kau cukup hebat mengingat kau sendiri tidak bisa berenang." Celoteh Sejeong mengikuti dibelakang.

Tak terima dengan panggilan barunya, Daniel berbalik dalam satu hentakan selagi gerombolan orang semakin mendekat. Posisi yang terlalu dekat membuat kening Sejeong terantuk dada bidang Daniel, ditambah lantai licin menyebabkan Sejeong tak mampu menahan berat badannya.

Sontak kedua lengan Daniel melingkar disekitar pinggang Sejeong. Bunyi gedebuk terdengar. Hampir semua orang menekap mulut, terpekik tertahan menyaksikan ciuman tak sengaja antara Daniel dan Sejeong. Wanita itu jatuh dalam pelukan Daniel...

※※※

Alesta Cho talk's:

Aigoo, eotteokaji? Eotteokana? Ada yang bisa nebak adegan selanjutnya?

Kira-kira reaksi apakah yang akan diberikan Daniel dan Sejeong nanti.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro