Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ep.06 - Sedikit Tentangnya



GIRLS OVER FLOWERS

※※※

SIANG itu kantin menjadi lebih ramai dari biasanya. Jangan tanya apa alasannya, karena dengan adanya anggota F4 saja sudah cukup riuh, apalagi ditambah satu aktor dan model yang pernah menjadi sampul majalah GQ. Namun seiring berjalannya waktu satu per-satu mahasiswa kembali ke kelasnya.

"Datang kesini membuatku ingin kembali berkuliah." Kata Guanlin.

Minhyun mendesah pelan, ia mengedarkan pandangan kesekeliling. "Kampus ini tak banyak berubah." Aku Minhyun yang merupakan lulusan Shinhwa University berbeda dengan Guanlin, mestinya lelaki jakung itu masih mengeyam pendidikan bersama ke empat anggota F4.

"Sayangnya impianku tidak mengijinkannya."

"Apa kau sesibuk itu?" Chaeyeon bertanya pada Guanlin yang segera mengangguk.

Suara dari benturan gelas ditaruh ke tatakan mengalihkan atensi mereka, pelakunya adalah Eunbi. "Justru aku iri pada kau yang telah mewujudkan impianmu." Kata Eunbi ketika Sejeong berjengit sembari mengutuk.

"Dasar air panas tak tahu diri!"

Buru-buru Hyewon memberikan segelas air dingin. "Kan aku bilang, kopinya masih panas." Seingatnya dia baru memberi peringatan beberapa detik lalu.

Baik Minhyun maupun Guanlin merasa ada yang aneh, hingga keduanya menyadari sesuatu yang amat jelas. Rambut Kim Sejeong!

"Kau merubah gaya rambutmu. Tidak biasanya..." heran Minhyun melambat.

"Aku hampir tidak menyadarinya." Imbuh Guanlin.

Sejeong hendak membuka mulut untuk menanggapi, namun penglihatannya mendapati Daniel dan Somi yang baru saja memasuki kantin. Mereka tertawa bersama, terlibat obrolan seru yang anehnya membuat Sejeong mendesis tak senang, mengingat mereka akanmenghabiskan hari pergantian tahun hanya berdua, berdua saja.

Tadi pagi kerumunan penggemar Guanlin semakin berkurang, pergi untuk melanjutkan aktivitas masing-masing. Begitu pula Somi yang meninggalkan kekagumannya akan pertemanan F4 dengan Guanlin, tapi setelah itu dia menepuk pundak Daniel mengutarakan rasa bangga akan persahabatan mereka.

"Kau ada rencana diakhir tahun?" Tanya Somi melewati enam orang yang tengah melepas rindu, dimana Eunbi mencoba memeluk Minhyun sebagai sambutan kedatangannya.

Jelas Chaeyeon menghentikan tindakan tersebut, menarik Minhyun agar mendekat. Somi sempat tersenyum gemas melihat interaksi mereka, hingga Daniel menjawab bahwa ditahun baru dia hanya akan bekerja.

"Jangan bekerja ikut saja denganku ke villa, kita rayakan tahun baru disana." Cegah Somi.

Dari situlah Sejeong mengetahui rencana Daniel dan Somi, berhasil mempengaruhi sebagian pikirannya.Dalam waktu singkat ia mengembangkan senyum tipis, kemudian bangkit dari duduknya, melangkah dengan pasti mendekati dua sahabat yang sedang menikmati makan siang sambil asyik bercengkrama.

"Dia mulai lagi." Kata Eunbi.

Serempak Minhyun dan Guanlin bertanya, "Apa yang dimulai?"

Keasyikan Daniel terusik oleh kehadiran wanita yang tak diharapkan kedatangannya. Otomatis menghentikan gerak sendok dan garpu ditangannya, ia memilih untuk beranjak pergi, mengambil tempat makan dan...

~Dukk... saking terburu-burunya Daniel tersandung oleh salah satu kaki meja, terjatuh cukup keras. Menumpahkan makanan, mengotori pakaiannya. Sial... desah Daniel melihat sepasang kaki didepannya.

※※※

Dilain tempat Ong Seongwoo melihat pemilik sepasang kaki ramping tengah memperhatikannya sambil menyunggingkan senyum ringan, gadis tinggi semampai itu menyapa.

"Hi, chagi."

Tersenyum senang saat mengetahui kekasihnya datang, Seongwoo menegakan badan setengah bungkuknya menjadi tegak, tanpa sadar meremas lap yang ia pegang, menyelesaikan pekerjaan membersihkan tumpahan patbingsu dilantai.

"Urusanmu sudah selesai?" ujar Seongwoo.

"Mmm, ayo kita pergi sekarang." Suara tegas bernada tenang, terdengar begitu dewasa ditambah tatapan sayu seakan telah menghipnotisnya.

Dari arah pintu belakang, Ha Sungwoon berdecak.Pegawainya yang satu ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, mana bisa dia berpacaran di jam kerja. "Itu namanya mengganggu bisnis orang lain." Kata Sungwoon menengahi sepasang kekasih yang sedang saling tatap.

"Gaeun-ssi." Panggil Sungwoon harus mengulangnya, karena tak mendapat respon dari si pemilik nama. "LEE GAEUN-SSI!"

"Iya," singkat Gaeun sembari menyelipkan helaian rambut ke telinganya."Aku mendengarmu, Ha Manager-nim."

"Tunggulah sampai Seongwoo selesai kerja." Tukas Sungwoon.

Seongwoo menyahut. "Aku sudah selesai kerja!" sebelum atasannya itu berbicara, ia meneruskan. "Kupon, akan aku gunakan kuponnya untuk pulang lebih awal."

Bagaimana bisa Sungwoon terpikir memberikan dua kupon permintaan apa saja sebagai apresiasi atas kerja bagus pegawainya.

※※※

Kang Daniel mencibir tak jelas sembari mencoba berdiri, dibantu Somi yang mengomentarinya seperti anak kecil ceroboh. Lagi, perasaan tak suka itu muncul dan Sejeong tak mampu mengendalikannya.

"Jeon Somi singkirkan tanganmu darinya!"

Dalam sekali hentakan Somi melemparkan tangan Daniel, sedikit menggoyahkan pertahanan lelaki itu yang mulai merasakan sakit dilututnya.

"YA! Kenapa kau mendengarkannya!" keluh Daniel.

Mendadak Somi menjadi ragu antara menuruti Sejeong atau memapah Daniel. Anggota F4 lain menunjukan ketertarikannya, menduga apa yang akan Sejeong lakukan. Walaupun sudah lama berteman, mereka tak begitu yakin dengan sikap semena-mena Sejeong akhir-akhir ini.

"Dari caramu menghindariku, aku bisa tahu kalau kau takut padaku. Kenapa? Kau baru sadar bahwa aku bukanlah tandinganmu." Kata Sejeong mendorong Daniel, satu kali, dua kali hingga lelaki itu beringsut mundur. "Asal kau tahu aku bisa saja menyuruh yayasan untuk mencabut beasiswamu, bagaimana masih ingin menentangku?" ia beralih menepuk-nepuk pipi Daniel, menguji kesabaran lelaki yang sedang menahan marahnya setengah mati.

Mana bisa Daniel kehilangan beasiswa semudah itu. Bagaimana caranya agar terlepas dari perlakuan tak mengenakan seorang gadis kaya macam Kim Sejeong.

"Kim Sejeong kau sudah keterlaluan!" pekik Somi tak rela jika sahabatnya diperlakukan seperti itu.

Hyewon bergegas menghampiri mereka, tangannya terulur demi menghentikan perlakuan kasar Sejeong. Ditempatnya Guanlin juga ikut bereaksi menatap kepergian Hyewon.

"Hentikan," ujar Hyewon ketika dengan marahnya Sejeong menarik tangannya dari genggaman Hyewon.

"Ada apa denganmu?! Kau ingin jadi penyelamatnya lagi dan membuatku terlihat buruk, begitu!"

Tak ada jawaban dari Hyewon yang malah meraih tangan Daniel untuk pergi.

"Berhenti disitu atau persahabatan kita berakhir!" ancam Sejeong merengut kesal saat ucapannya kembali diabaikan. "Kau, ikut denganku." Lanjutnya mengurungkan niat Somi yang akan mengikuti Daniel dan Hyewon.

※※※

Didepan wastafel dengan kaca sepanjang dua meter, Kang Daniel menatap pantulan dirinya yang ditemani dua orang lelaki berwajah tampan disetiap sisinya. Tersadar dari kegiatan memperhatikan, iacepat-cepat menerima kain yang baru diperas dari si super model.

Hwang Minhyun berkata dengan lembut, "Jangan terlalu dipikirkan, Sejeong tidak mungkin mencabut beasiswamu. Dia hanya terkadang tidak dewasa,"

Daniel mengerti sekarang kenapa Minhyun dan Chaeyeon nampak serasi, mereka sama-sama santai dan memiliki sisi lembut yang menenangkan.

"Dia tidak bisa mengendalikan diri." Tambah Guanlin, meneruskan selagi Daniel menoleh kearahnya sambil membersihkan noda dipakaian. "Aku dengar kau menentangnya."

"Itu... karena,"

"Semua itu karena dia kesepian." Potong Minhyun.

Memang suatu perbuatan pasti ada alasan dibaliknya, namun untuk saat ini Daniel tidak ingin repot-repot mencari pembenaran atas sebuah perlakuan yang diterimanya.

"Ini pertama kalinya aku melihat Hyewon peduli pada urusan orang lain, sepertinya kalian berteman baik?" Tanya Guanlin.

"Tidak, tapi dia memang baik." Jawab Daniel.

Guanlin mengambil bingkisan yang sedari tadi terabaikan di atas wastafel. "Ganti bajumu, lelaki harus selalu tampak bersih dan rapih. "Ia menyerahkannya pada Daniel selagi Minhyun menyetujui perkataan Guanlin dengan beberapa kali anggukan.

"Terima kasih." Kata Daniel merasa sangat terbantu.

※※※

Somi ditemani Hyunbin menunggu didepan toilet pria, akan sangat memalukan baginya jika sendirian ditempat tersebut. Apa pendapat orang lain tentangnya nanti...

"Untung kau sedang tidak ada kelas." ucap Somi lega seraya tak sabar mencuri lihat ke dalam toilet. "Ohh," kagetnya terburu mengalihkan penglihatan kesembarang arah.

Guanlin keluar bersama Minhyun sembari bercakap mengenai pilihan Daniel.Pasalnya didalam bingkisan ada dua setel pakaian, mengharuskan Daniel memilih dibalik bilik toilet, sesaat dia menimbang-nimbang.

"Bukankah dia lebih cocok mengenakan pakaian punyaku, tinggi kita hampir sama." ujar Minhyun memastikan kembali melihat ke dalam bingkisan. "Mungkin juga tidak."

Guanlin hanya menggeleng kecil, dia tersenyum menyapa Somi selagi berlalu melewatinya. Siapa yang tidak senang mendapat senyuman dari seorang aktor tampan, gadis itu bahkan tak menyadari orang yang ditunggunya juga telah keluar.

"Kau baik-baik saja?" Hyunbin memburu dengan pertanyaan. "Setahu ku, kau adalah penerima kartu merah F4 pertama yang mampu bertahan lama. Sejeong sangat memperhatikanmu..." lanjutnya dengan nada kecewa diakhir kalimat.

"Siapa juga yang ingin diperhatikan!" sewot Daniel.

Beberapa saat lalu ketika dia sedang mengganti pakaiannya. Minhyun dan Guanlin terus berbicara mengenai kehidupan Sejeong. Bagaimana gadis itu hanya sendirian dirumah besar sedari kecil, hanya bertemu sekali sampai tiga kali dengan orangtuanya dalam sebulan.

Guanlin mengatakan bahwa setiap orang yang dekat dengan Sejeong hanya karena gadis itu pewaris perusahaan. "Sampai kakaknya meninggalkan rumah setelah menikah, dia semakin tak terkendali." hela Guanlin.

Daniel sudah selesai berganti pakaian, kemudian membuka pintu yang segera saja bersitatap dengan Hwang Minhyun.

"Kau bisa mengerti, kan?" kata Minhyun.

Sayangnya Daniel hanya diam. Kini dia berjalan diantara Somi dan Hyunbin yang melakukan debat dadakan. Mau tak mau helaan lolos begitu saja,

"Aku tidak mengerti." kata Daniel dengan letih.

"Aku juga tidak mengerti... Kang Daniel apa hobi mu sekarang adalah menghela!" tegur Somi.

"Ini sungguhan loh, aku tidak bisa,-"

"Ya sudah tidak usah datang!" sembur Somi memotong pembelaan Hyunbin, menyerah pada perdebatannya sendiri akan ajakan yang berakhir penolakan.

Hyunbin terdiam. "Aku benar-benar sudah memiliki janji."

Somi menghentakan-hentakan kakinya, selangkah lebih maju." Daniel pasti marah besar kalau mengetahuinya." gumam Somi pelan.

"Dia kenapa sih?!" bingung Daniel yang tak menyimak percakapan mereka.

Hyunbin lebih heran lagi karena Daniel tak mendengar. "Dia mengajakku libur tahun baru di villa bibinya, tapi aku sudah ada janji."

"Jadi kau tidak bisa datang." simpul Daniel dapat dimengerti.

Sekali anggukan saja sudah dapat di mengerti Daniel, namun kenapa Somi begitu marah.

※※※

BANGUNAN bertingkat dua bernuansa elegan, memiliki rooftop penuh tumbuhan hijau dihiasi lampu-lampu LED dan sebuah kolam diluar ruangan mampu membuat siapa pun yang melihat berdecak kagum. Atau mungkin hanya Kang Daniel yang belum pernah mendatangi tempat beristirahat seindah villa –nya bibi Somi.

"Pemandangan dari atap benar-benar luar biasa!"

Seruan Daniel terdengar oleh Somi yang baru menaiki atap, merasa lelah padahal cuma mengajak lelaki itu berkeliling.

"Kita bahkan belum mulai acara tahun barunya." Keluh Somi berdiri disebelah Daniel, ikut merasakan angin siang hari di kota kelahiran ibunya.

Hamparan laut biru memanjakan mata, sementara kapal-kapal berlayar menambah keindahan pesisir pantai. "Ayo kita naik kapal!" ajak Somi dibalas wajah sumringah Daniel. "Syukurlah Seongwoo datang telat, jadi aku tidak harus kerepotan." Ia melanjutkan saat sahabatnya bersemangat menuruni tangga.

Bermacam-macam ukuran kapal terparkir disisi dermaga, mata Daniel bergulir mencari-cari kendaraan laut yang akan ditumpanginya. Rasa senangnya memuncak begitu mengikuti arah telunjuk Somi,

"Bibimu punya kapal sebesar itu?!" mata berkilat Daniel tak mampu menutupi kekagumannya, ternyata keluarga Somi cukup kaya.

"Bukan yang itu." Geleng Somi, meneruskan dengan lemah. "Tapi yang dibawahnya." Somi menunjuk sebuah kapal kecil tepat terparkir didekat kapal besar bertingkat.

Dengan kikuk Daniel manggut-manggut, bergegas menuju kapal, dia masih menunjukan semangatnya. "Biar aku coba mengendarainya." Tawar Daniel sebelum sebuah suara keras-keras memanggilnya.

"YAAAAAAA, PRIA MISKIN! KANG-DANIEL!"

Telinganya serasa sudah hapal dengan nada bicara angkuh dan sombong itu. Tidak masuk akal jika dia harus bertemu dengan si ikal, Kim Sejeong, kan?

Somi sudah bersiap menyapa, berdehem lalu balas berteriak. "HI, TEMAN-TEMAN! KALIAN BERLIBUR DISINI JUGA!?" Selain ke empat anggota F4, dikapal besar itu juga ada Lai Guanlin dan Hwang Minhyun, tengah mengumbar senyum manis mereka.

"Beneran... dia ada disini. Kenapa bisa?!"

※※※


Libur tahun baru macam apa yang akan Kang Daniel lalui bersama F4?

Semuanya akan diceritakan di episode 7 ya...

Semoga readers-nim dapat menunggu kelanjutannya ^^


Support cast:

Hwang Minhyun, si super model


Lai Guanlin, aktor tampan pendatang baru


Lee Gaeun, kekasihnya Ong Seongwoo

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro