Ep.05 - Antara Suka & Benci
GIRLS OVER FLOWERS
※※※
Mata terpejam Kang Daniel bergerak membuat lengkungan selebar bibirnya yang mengulum senyum, merasakan kenyamanan di atas kasur busa seukuran 0,6 x 2 meter. Menikmati sentuhan dari beberapa pasang tangan yang masing-masing memijit bagian tubuhnya. Kaki panjangnya ditekan seketika menyadarkan alam bawah sadar, dalam seperkian detik kelopak matanya terbuka dengan pupil membulat.
SREETT~
"Aaaaaaaaaaaa!" Daniel berteriak kencang saat plester waxing di kakinya ditarik.
Selanjutnya dia digiring ke ruang ganti. Setelan jas bermacam warna dan model berbeda telah menarik perhatiannya. Tanpa mempertanyakan apa yang tengah dialaminya, Daniel hanya diam saat seorang lelaki mengepaskan pakaian padanya, berulang kali hingga dirasa satu setelan paling cocok untuk dikenakannya.
"Aku harus memakainya?" kata Daniel ketika disodorkan pakaian, ia mendapat anggukan kecil atas pertanyaannya.
Situasi semacam ini terasa asing dan mewah. Daniel berharap semua bukanlah mimpi, atau lebih baik jika salah satu dari orang tuanya ternyata adalah cucu dari seorang konglomerat yang lama terpisah.
Pikiran seperti itu terus berlanjut hingga seorang hair style melesaikan tatanan rambutnya. "Woah gaya rambut ini cukup keren." Komentar Daniel bercermin sembari berpose keren.
Daniel segera berbalik saat mendapati pantulan wajah lain di cermin, seorang lelaki paruh baya tersenyum ramah padanya.
"Kang doryeonim (Tuan muda Kang), silahkan ikut saya." Ia berkata begitu sopan.
"Aku bukan doryeonim." Kata Daniel kikuk. Benar, jika rumah ini warisan milik orangtuanya maka dia akan menjadi tuan muda. Lihatlah betapa luas rumah yang sedang dikunjunginya, terlebih banyak pelayan berseragam sama tengah melakukan bersih-bersih.
"Kang Daniel doryeonim." Sekali lagi lelaki itu berbicara lembut. "Ini pertama kalinya Nona kami membawa pria kerumah."
"Nona... siapa?"
"Masuklah, dia sudah menunggumu."
Daniel menjadi tak sabar, ia sangat berdebar sampai menepuk-nepuk dada sembari mengontrol ekspresi. Tinggal dirumah sebesar ini?Memikirkannya saja sudah membuat Daniel senang. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan besar nan megah, dimana terdapat satu set sofa dan disalah satunya seseorang tengah duduk bersandar membelakanginya.
Eomma? Gumam pelan Daniel.Semakin melangkah maka makin terlihat siapa wanita tersebut.
"KAU?!"
"Wow, lihatlah penampilanmu. Uang bahkan bisa mengubah seekor bebek buruk rupa menjadi angsa." Kata Sejeong penuh rasa bangga.
"Siapa yang memintamu mendandaniku seperti ini!?" Perasaan senang itu berubah drastis, salah Daniel karena telah berpikir terlalu jauh. "Kenapa juga kau membawaku ke rumahmu? Ini pemaksaan namanya!"
"Tadi kau sama sekali tidak memberontak saat dilayani dan dimanjakan. Jujur saja pasti kau sangat menyukainya, kan." Terka Sejeong, ia menyilangkan kaki menarik maju tubuhnya. "Aku akan membiarkanmu menjadi pacarku, maka kehidupanmu yang biasa saja akan berubah menjadi luar biasa..."
"M, Mwo (Apa)?"
"Sudah aku duga kau pasti kaget dengan tawaranku." ujar Sejeong bangkit dari duduknya, melangkah mendekati Daniel. "Kemana pun aku pergi, kau bisa bersamaku dalam radius satu meter. Ketika aku makan kau bisa duduk bersamaku, bisa membantumu mengerjakan tugas kampus, dan soal ganti rugi kaca spion mu, aku bisa membelikan sepeda motor baru. Selama kau mematuhiku maka semua yang kau inginkan bisa aku penuhi, kau mengerti?"
"Aku rasa otakmu sudah dipenuhi oleh minyak! Dasar gila!" ujar Daniel tersenyum hambar. "Bercanda itu ada batasannya, jadi apa? Siapa? Lupakan... aku tidak butuh apa pun darimu! Kau juga tidak usah ganti rugi!"
"Hei orang biasa, kau pikir kau siapa? Tidak ada didunia ini yang tidak bisa kumiliki, beraninya kau menolak, jelas-jelas disini kau-lah yang sudah gila!" balas Sejeong meninggikan suara.
"Aku tidak peduli." Daniel melepaskan jas, melemparkannya sambil berseru. "Cepat bawa kembali pakaianku!"
※※※
Pintu kaca dibuka lebar oleh Ong Seongwoo, dia menghantar kepergian pelanggan tetap yang merupakan sepasang kekasih yang katanya akan segera menikah. Mereka berencana memesan patbingsu untuk makanan pencuci mulut dari kedai Ice Topdihari pernikahan nanti. Jelas itu membuat sang manager senang dan memuji kinerja karyawannya.
"Bagus Seongwoo-ya, kau paling bisa menarik perhatian dengan ucapan manismu. Terus pertahankan!" sambut Sungwoon mencengkram pundak lelaki itu dengan antuasias.
"Begitukah caramu memberi pujian." Kata Seongwoo melenggang masuk ke balik counter chasier, mengumbar senyum kebanggaan pada rekan kerja yang berdesis.
"Aku akan memberimu satu kupon permintaan."Sungwoon menopang dagu di atas meja kasir.
Seongwoo berdecak. "Beri aku dua kupon!" tawarnya selagi Daniel beranjak membersihkan meja bekas pelanggan.
Manager Ha Sungwoon terkenal pelit dan sangat hemat, tak mudah untuk mendapatkan satu kupon tambahan sebagai apresiasi dari hasil kerja karyawannya. Namun hari ini ia mengangguk setuju, bahkan sebelum Seongwoo meminta dua kali.
"Call (Setuju)!" ucap Sungwoon meyakinkan."Lanjutkan pekerjaanmu."Tambahnya pergi sambil bersenandung.
"Dia menyetujuinya?!!" kejut Daniel bersamaan dengan Seongwoo yang membuka mulutnya lebar-lebar. "Bagi satu..." pintanya sudah kembali membawa beberapa cangkir berukuran sedang.
"Jawabanku, TIDAK!"
"Dasar pelit." Cibir Daniel.
"Pacaran saja dengannya." Usul Seongwoo seraya menambahkan topping di toples. "Kim Sejeong, bukankah menyenangkan bisa bersamanya, dia cantik, cerdas dan yang paling penting memiliki banyak harta."
Pertama kalinya Daniel menyesal telah menceritakan masalahnya pada Seongwoo."Kenapa aku harus berpacaran karena harta dan bukannya cinta."
"Jaman sekarang banyak yang seperti itu." Celetuk Seongwoo meneruskan seraya membuka bungkus pepero. "Jadi apa Kim Sejeong tertarik padamu?" ia meletakan kue berbentuk stick yang dijadikan salah satu topping pada toples persegi bersama dengan beberapa pepero tersisa.
"Seolma (Mana mungkin)!Dia hanya ingin pamer padaku dan menunjukan bahwa aku bukanlah tandingannya." Balas Daniel selagi Seongwoo menggigiti pepero, mengunyah dengan tangan aktif bergerak menuangkan topping selanjutnya sambil berujar.
"Kalau aku jadi kau, maka akan aku terima tawarannya." Seongwoo memakan satu potong dadu buah mangga, tiap kali menambahkan topping dia pasti akan mencicipinya, maka Daniel menepuk lengannya.
"Jangan dimakan lagi!" usik Daniel disertai geraman.
"Siapa pun yang menggertak temanku berarti dia juga musuhku, aku akan berdiri didekatmu untuk membela kecuali kau bisa menanganinya sendiri."
Percuma saja ia meminta solusi dari seorang fansfour yang sudah dipastikan akan memilih untuk menerima tawaran gila itu. Menjadi pacarnya Kim Sejeong? Daniel menapik semua pemikirannya, akan konsekuensi dan balasan atas sebuah penolakan. Lagi pula Seongwoo masih berada dipihaknya, jika terjadi sesuatu dikemudian hari...
"Selamat datang di kedai Ice Top!" suara sapaan bernada riang menyadarkan Daniel dari lamunannya, ia juga mendapat tepukan kecil. "Dia bilang ingin memesan."Ucap pelan Seongwoo mengedikan kepala pada dua wanita didepannya, takluput dengan senyum mengembang.
Anggota F4! Dalam hati Seongwoo berseru girang.
Otomatis Daniel mengangkat kedua sudut bibir seraya mata mulai berbinar.Aura berbeda dari Kang Hyewon, telah mengubah suasana hatinya.
"Jadi kau bekerja di sini pada akhir pekan, Tuan SentilanKeras." Ujar Eunbi.
Daniel mengangguk asal, segera menjernihkan pikiran, memusatkan perhatian pada pelanggan yang tak pernah ia duga kehadirannya.
"Eunbi-ya kau mau pesan apa?" Tanya Hyewon menengadah melihat gambar menu.
"Terserah kau saja." Jawab Eunbi lebih tertarik pada pegawai yang berlagak sibuk menata wadah-wadah topping. "Hi Tuan Topping!" ramahnya melambaikan tangan.
Seongwoo balas mengangkat tangan. "Hello." Kata Seongwoo agak gugup.
"Dua patbingsu..." Hyewon masih ragu dengan pesanannya.
"Patbingsu paling hits dan populer dari kedai kami adalah Green Tea, Coffe dan Yogurt. Kalian bisa menambah topping sesuai yang diinginkan.Kau mau yang mana?"
Berhasil... Daniel dapat mengatakannya dengan lancar. Hyewon menjadi bingung dan akhirnya memesan ketiganya, beralasan akan memberikan satu patbingsu pada Chaeyeon yang menyukai Yogurt. Mereka disuruh menunggu karena pesanan akan dibawa - take away.
Sampai pembayaran selesai dilakukan.Hyewon tak pernah luput dari pandangan Daniel. "Pesananmu." Kata Daniel.
"Terima kasih." Tukas Hyewon berlalu diikuti Eunbi yang berbicara. "Bye Tuan Topping!"
Sungguh Seongwoo tak mampu menahan rasa gembiranya, dia bisa bertegur sapa dengan anggota F4.Andai saja fakultas mereka berdekatan.Pandangannya teralihkan pada Daniel yang masih mematung, sudah bisa ditebak bahwa lelaki itu tengah terpesona.
"Jadi dia satu orang yang kau bilang berbeda itu." Simpul Seongwoo hanya diberi tanggapan hmm~ dengan ekspresi berbunga sahabatnya.
※※※
Kang Daniel berteriak jijik sepanjang koridor demi menghindari satu binatang berkaki lebih dari dua dan juga memiliki sepasang sayapuntuk terbang.Keseharian tenang dan damai yang biasa dilaluinya sudah tidak ada lagi. Ya... itu semua karena kartu merah F4 yang ia dapat. Tiga lelaki usil yang mengaku sebagai Three Kims menjadi suka mengorek-ngorek segala sesuatu tentang Daniel.
"Apa aku bilang dia tidak suka pada serangga!"
Sembari mengejar Daniel, Jaehwan cekikikan hampir tak bisa menahan tawa.Rupanya serangga yang tengah diacung-acungkannya bukan asli binatang melainkan mainan plastik.
"Haha, lucu sekali!" raung Donghan melihat lelaki berbadan bongsor didepannya lari terbirit-birit hanya karena hewan kecil.
Donghyun juga tak kalah senangnya dapat mengerjai seseorang, hingga pandangannya melihat empat sosok wanita berjalan menuju ke arahnya disaat kedua temannya sibuk menakut-nakuti Daniel yang memohon agar berhenti.Merasa percuma meminta hal tersebut, Daniel pun berbalik berpikir kabur adalah solusi terbaik.
~BRUKK
Sayangnya tabrakan terjadi seperkian detik tanpa ada peringatan. Donghyun membulatkan kedua mata dan mulutnya, menyaksikan proses terjatuhnya seorang Kim Sejeong.
Sontak langkah terburu Jaehwan dan Donghan terhenti, mereka sama-sama menelan ludah.Masalahnya sekarang Daniel tengah berada diatas tubuh Sejeong, refleks menjadikan lutut dan satu lengan sebagai tumpuan.
Tiba-tiba detak jantung tak biasa dirasakan oleh Sejeong, dia dapat melihat begitu dekat wajah Daniel dan entah mengapa membuatnya gugup. Gadis itu memang berniat untuk mengabaikan Daniel yang telah menolak tawarannya beberapa hari lalu, namun tak disangka malah terlibat kejadian seperti ini.Terpaksa Sejeong membuka suara dengan nada rendah berkata.
"Kau tidak mau menyingkir."
Daniel segera memutus kontak mata dengan mata Sejeong.Beralih pada Hyewon yang berdiri disamping Eunbi dan Chaeyeon yang bergegas membantu Sejeong berdiri.
"Apa kau masih anak kecil, berlarian dilorong kampus seperti itu."Cibir Sejeong tatkala penglihatannya menangkap mainan serangga yang dipegang Jaehwan dan satunya lagi terjatuh dilantai ketika beberapa saat lalu Donghan melemparkannya.
Somi semakin dekat dengan mereka, menatap malas Three Kims, salahnya memberitahukan bahwa Daniel paling benci serangga. "Aku kira mereka benar-benar ingin berteman. Tunggu... kenapa ada F4 disana." Ia menghampiri menepuk pundak Donghyun demi menanyakan apa yang tengah terjadi.
"Aku juga bisa menjauhkan segala macam hama disekitarmu." ujar Sejeong membuat orang-orang mengeryitkan dahi tak mengerti, beda dengan Daniel yang mendesah.
"Terserah."Tegas Daniel kemudian melangkah pergi. "Dasar si ikal menyebalkan!" cibirnya mendapat seringai kesal.
"I, ikal... Dasar penakut." Tukas Sejeong agak mendongkol sambil menginjak mainan serangga, menendangnya sembarang.
Eunbi berlaku jail, menyentuh rambut keriting Sejeong, tak lama segera ia hempaskan bersamaan dengan suara desisan.
"Kajja (Ayo)!" ajak Sejeong berjalan ke arah berlawanan diikuti Hyewon, Eunbi dan Chaeyeon.
Donghyun terlihat berpikir. "Apa yang dimaksud hama itu kita?" kata Donghyun dibalas kekehan Somi.
"Kau baru menyadarinya." Somi meneruskan seraya bergegas menyusul Daniel. "Kang Daniel tunggu aku!"
Ternyata percakapan singkat itu masih bisa didengar oleh F4, terutama Sejeong yang menanyakan dengan tak suka. "Siapa gadis itu?"
"Dia sahabatnya Kang Daniel, Jeon Somi." Jawab Chaeyeon.
"Katanya mereka begitu dekat." Imbuh Eunbi.
※※※
Seharian ini Daniel telah menghela napas lebih dari sepuluh kali.Sampai-sampai Somi ikut melakukannya, seperti terhipnotis dia juga berdesis.Menggeleng menyadarkan dirinya, gadis berwajah blasteran korea-kanada itu meletakan sendok bertepatan dengan datangnya Hyunbin.
"Profesor Lee Seokhoon tiba-tiba memajukan kelasnya." Kata Hyunbin duduk disebelah Somi, ia melanjutkan sambil melirik Daniel. "Kenapa dia?"
"Mungkin gara-gara serangga." Kata Somi.
Tak ambil pusing Hyunbin mulai menikmati makan siangnya. "Makanan kantin memang enak." Ia berkomentar dan meneruskan dengan antusias. "Kalian tahu Lai Guanlin?!Dia akan kembali!"
"Benarkah?!Kapan, kapan?" semangat Somi.
"Aku tidak tahu tepatnya kapan." Kata Hyunbin menarik perhatian Daniel. "Pasti Hyewon sangat senang." Mendengar nama Hyewon disebut Daniel semakin menunjukan ketertarikannya.
"Senang?" telisik Daniel.
"Hmm, siapa yang tidak senang saat cinta pertamanya akan datang." Tukas Somi.
"Cinta pertama?" segala rasa minder, rendah diri –pun muncul dibenak Daniel.Dibandingkan dengan Guanlin, dia bukanlah apa-apa.
Alhasil helaan lebih panjang lolos dari mulut Daniel.
"Berhentilah menghela!" sembur Somi.
※※※
"WOAH!"
Satu jam kemudian Kang Daniel memekik, menghentakan kaki sambil menghembuskan napas kasar. Serasa dunia berputar ditempat yang sama sehingga harus sering bertemu dengan wanita paling menyebalkan.
Disebelahnya Somi terantuk berteriak. "Sekarang kenapa lagi..." protesnya malas.
"Tunggu sepertinya dia bukan Kim Se,-"
"Sejeong semakin cantik dengan rambut lurusnya!" sela Somi.
F4 menghentikan langkah mereka dalam jarak 2 meter dihadapan Daniel dan Somi. Suasana menyenangkan tercipta saat dengan cerianya Somi mengulang pujian yang menurut Daniel berlebihan. Namun Sejeong tidak ingin mendengar perkataan itu dari mulut Somi saja.
"Rambut ikalmu kemana?" tukas Daniel terdengar biasa.
"Memangnya aku tidak boleh merubah gaya rambutku." jawab Sejeong.
"Oh, itu cocok untukmu." Daniel berujar seraya melirik ke arah Hyewon.
Sejeong maju selangkah dengan meletakan kedua telapak tangan ditiap sisi dagunya. "Dengan wajah seperti ini gaya rambut apa pun akan cocok buatku."
Eunbi dan Chaeyeon saling pandang, mendengarkan perkataan si ketua membuat mereka manggut-manggut antara setuju atau mungkin sekedar menanggapi. Disisi lain Hyewon yang diam saja terkejut ketika Somi berseru.
"KAU MEMANG YANG TERBAIK!"
Disusul teriakan, jeritan sekaligus pekikan kekaguman dari arah belakang menghenyakan Somi yang dengan sigap berbalik ke sumber suara.
Mata Chaeyeon semakin berbinar. "Chagiya (Sayang)!" riangnya melihat kedatangan sang tunangan, berjalan melewati Somi dan Daniel.
Seketika suara riuh memenuhi lorong, siapa yang tidak mengenal Hwang Minhyun. Laki-laki berwajah bak pangeran itu datang ke kampus untuk menemui Chaeyeon, ia tersenyum lembut menyambut pelukan manja yang sangat dirindukannya.
"Aku merindukanmu." Ujar Minhyun membelai surai panjang Chaeyeon.
"Jadi kau hanya merindukannya." Sahut Eunbi.
Chaeyeon beralih merangkul lengan Minhyun. "Tidak bisakah kau melihatku senang sebentar." Kata Chaeyeon melanjutkan dengan ceria. "Pekerjaanmu di Tiongkok sudah selesai?"
"Hmm, sesampainya dibandara aku segera menuju kampusmu."
Selama perbincangan itu jepretan poto tak henti-hentinya mengambil gambar. Eunbi memuji betapa populernya pasangan tersebut dan betapa romantisnya mereka. Disampingnya Hyewon mengangguk setuju, beda dengan Sejeong yang lebih terpaku pada segerombolan lain yang menyusul.
"Lai Guanlin..." kata Sejeong setelah meyakinkan siapa orang yang datang setelah Minhyun. "Kalian datang bersama?" ia bertanya pada Minhyun.
"Kami menaiki pesawat yang sama, namun dia memiliki banyak fans sehingga harus memberikan tanda tangan dadakan." Jelas Minhyun selagi Hyewon secara naluriah menghampiri lelaki tersebut.
"Hyewon, aku kembali." Senyum cerah Guanlin terpatri begitu manis. Dia memeluk Hyewon meneruskan. "Aku merindukanmu."
Tanpa menjawab apa pun lagi, Hyewon balas memeluk Guanlin dengan nyamannya merengkuh tubuh lelaki jangkung itu.
Sementara ditempatnya Daniel merasa tidak nyaman melihat pemandangan didepannya, ia membatin. "Jadi Hyewon menyukai Guanlin bukan hanya sebagai fans."
※※※
Sampai disini dulu kisah cinta segitiga Sejeong, Daniel dan Hyewon ya.
Dilanjut lagi bulan januari nanti, ditahun 2019.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro