fifteen.
[Full name] kini sedang nyaman bergelung dalam selimutnya seraya menyetel televisi. Apa yang dilihatnya? Tentu saja acara natal. Siaran ramai dengan tema tersebut.
Walau [name] tidak bisa merasakan natal di luar, dia tidak pernah mengeluh kesal karena selalu terisolasi kala musim dingin datang.
Apalagi [name] sudah cukup bersenang-senang tahun ini. Diberi kesempatan melihat persiapan pra-natal kala itu membuatnya sangat bersyukur. Harapannya semakin membesar;
Semoga ia bisa menghabiskan malam natal dengan yang lain di luar sana.
[Name] jadi menerawang. Pesan dari teman-temannya mengatakan selamat natal dengan insert foto bersama. Iya. Mereka semua kini sedang menghabiskan malam natal di karoke. [Name] mendesis. Membayangkan betapa ramainya mereka di sana.
Ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat layarnya, [name] mengembangkan senyum lebarnya.
Tsukishima Kei.
"Haloooo [name]!"
Bukan suara berat yang didengarnya, namun suara bising, lah, yang menyahut kala tombol jawab tertekan. [Name] sempat menjauhkan ponsel dari telinganya, sebelum kembali mendekatkannya seraya menjawab.
"Halo, ramai sekali!"
Tawa terdengar membuat [name] pun ikut tertawa.
"Kok aku kaget kamu telepon pakai nomor Tsukishima?!"
Suara lain menyahut. Gadis itu terkekeh.
"Hehe, Tsukishima yang meneleponku, suprise untuk kalian." [name] merespon. Memang itu rencana mereka.
"Wah, jangan-jangan kalian sudah sering teleponan?!"
[Name] tidak tahu jelas siapa-siapa orang yang saling menyahut dalam teleponnya itu. Memilih menghindari pertanyaan tadi, gadis yang kini bangkit sambil memeluk bantal itu memutar topik lain, "semuanya datang?"
"Iya, terkecuali kamu tau!"
"Hehe, maaf ya."
"Tidak apa [naaameeee] jaga kehangatanmu sebagaimana kamu menjaga kehangatanku!" [name] terkekeh. Kini tahu jelas bahwa suara tadi adalah laki-laki yang waktu itu mengatakan dirinya tak sama tanpa permen jahe di kamarnya.
"Aku menitipkan permen jaheku pada Tsukishima, loh, kalian sudah mendapatkannya?"
"Sudah, terimakasih [name], kami merindukanmu! Tahun baru nanti tunggu, ya, rencananya kami akan menjengukmu."
"Hehe, terimakasih, aku tunggu kalian." [name] tersenyum. Berikutnya kembali menyambung pelan, "em, mana Tsukishima?"
Benar. Aneh saat sang pemilik ponsel justru tak terdengar bersuara sedari tadi.
[Name] pun diminta untuk menunggu. Seraya itu pula, ia masih mendengarkan suara dari ponsel. Jelas sekali terdengar teriakan memanggil Tsukishima Kei di sana. Diikuti sahutan meledek yang heboh, berikut suara grusak-grusuk.
Sampai berikutnya ponselnya kembali hening.
[Name] pun mencoba mengeluarkan suaranya.
"Kei?"
"Ya?"
Gadis itu entah kenapa jadi menahan nafas.
"Kok sepi?" terlihat kikuk, [name] meremas bantalnya pelan.
"Aku ke luar. Di dalam berisik. Kau masih mau bicara dengan mereka?"
[Name] menggeleng, berikutnya tersadar bahwa responnya itu tidak dapat dilihat. "Tidak apa. Aku ingin mengobrol denganmu."
Tsukishima Kei di seberang sana kini tengah terjongkok di luar gedung. Dirinya terpaksa pergi ke luar di tengah turun salju lantaran kebisingan yang dibuat temannya.
Egoiskah dia bila hanya ingin mengobrol berdua dengan gadis itu?
"Terimakasih, ya."
Suara perempuan itu kembali terdengar setelah beberapa saat terdiam.
"Tidak apa." Kei menjawab dengan tenang.
"Serius, kau sudah banyak membantuku, loh. Berkatmu aku jadi bisa memakan permen jahe, aku jadi bisa melihat pohon natal besar. Hehe, kau baik sekali ternyata."
"Baru sadar aku baik?" Kei refleks menaikkan sebelah alis.
"Iya. Eh, tapi kadang kau masih menyebalkan."
"Itu karena kau juga menyebalkan."
"Apa salahku?"
"Tidak pernah mau menurut sepenuhnya pada ibumu."
"Kalau aku memang tidak penurut, malam ini aku sudah di sana, loh."
"Lalu mati kedinginan? Ayo ke sini. Aku akan menyeretmu ke dalam kuburanmu."
"Hehe, aku yakin kau tidak akan sungguhan melakukan hal itu."
Tentu saja.
Namun Kei tidak dapat membalasnya seperti itu. Dia kini memilih terdiam. Hingga [name] yang kembali mengeluarkan suara.
"Kei, selamat natal. Terimakasih atas semuanya."
Laki-laki itu mendongak, menatap salju yang turun dengan gemulai.
"Ya."
Itu responnya.
"Sudah membuka hadiah natalku?"
"Permen jahe?"
"Hehe, itu khusus untukmu."
Kei mendengus sejenak, "apanya. Kau memberikan itu semua pada teman-temanmu juga."
"Tapi milikmu benar-benar khusus, loh!"
"Sama saja."
"Kei, itu spesial!"
"Apanya yang spesial?" Kei tersenyum miring.
Ah, tak tahukah Tsukishima Kei bahwa gadis yang tengah diledeknya di seberang sana kini penuh dengan semburat merah?
"...Kei kau jangan menyebalkan."
"Apanya menyebalkan? Aku benar tidak mengerti apa yang spesial."
"Aku di situ membuat surat..."
"Itu spesial?"
"Spesial! Aku berterimakasih dengan tulus kau sudah menjadi temanku di situ."
"Hanya jadi teman. Tidak ada yang spesial."
Enteng sekali pemuda jangkung itu berucap. Tak tau efek yang diberinya pada gadis yang mendengar di seberang sana.
"Kecuali kalau maksudmu, teman yang spesial." Kei lanjut, makin menaikan bibirnya.
Jeda cukup lama, membuat Kei semakin merasakan kemenangan. Sampai akhirnya deru nafas di seberang sana ikut disusul jawaban pelan, "terserah."
Dengan itu Kei sukses tersenyum sempurna. Apalagi kala mendengar nada grogi datang dengan jelas dari gadis tersebut.
"Terimakasih." Kei akhirnya mengucapkan kalimat tersebut. Tenang. Seperti salju yang turun menemaninya.
Walau [name] tak dapat melihat lawan bicaranya, namun senyum yang berasal dari Kei tetap menular pada dirinya.
Hanya berbincang lewat ponsel, namun saling melempar senyum. Kedua remaja itu mengakui, bahwa hanya seperti ini saja, hangat akan datang merayap raga. Menepis dingin, dan rasa kesepian.
"Makan, ya. Permen jahe itu khusus untukmu agar tetap hangat."
Ya. Tentu saja.
"Sudah terima hadiah balasan dariku?"
"Sudah."
Kembali mendongak, Kei kini tersenyum pada gumpalan halus yang berlomba untuk turun tersebut, "syal itu untuk dipakai agar kau juga tetap hangat."
"Boleh aku panggil nama depanmu?"
"Selamat natal, [name]."
.
.
.
terimakasih banyak yang bagi sudah sempat membaca! maapken tsukishima banyak lembutnya daripada asinnya disini:')) jangan lupa cek seri Candy Project yang lain!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro