Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 37

Bangsawan Cha Eunwoo pagi itu berbaur dengan para manusia yang sudah memadati komplek istana Gyeongbok. Menampakkan diri di hadapan para manusia, pria itu tak memiliki kekhawatiran bahwa para manusia akan terganggu dengan penampilannya. Karena kebanyakan dari orang-orang di sana juga mengenakan Hanbok. Yang membuat Eunwoo menjadi sangat menonjol adalah wajah rupawannya yang tak manusiawi. Dan karena wajah itu pula, beberapa gadis SMA tak bisa mengalihkan pandangan mereka ketika berpapasan dengan sang bangsawan berdarah dingin itu.

Setelah berjalan cukup jauh, pandangan Eunwoo menemukan sosok yang sangat familiar. Tanpa ragu Eunwoo menghampiri sosok itu. Namun ketika ia melewati sebuah pohon, ia menyamarkan dirinya. Tak membiarkan para manusia melihat sosoknya.

Netra Eunwoo memicing ketika ia semakin dekat dengan tempat Jimin duduk saat ini. Dan rasa penasaran yang sempat ada itu lantas terjawab ketika ia benar-benar telah berdiri di hadapan Jimin.

Jimin yang menyadari kehadiran seseorang yang telah ia tunggu pun lantas mengangkat pandangannya. Menatap kesal kepada orang yang sudah membuatnya menunggu cukup lama.

Jimin kemudian berucap dengan ketus, "lagi, lagi! Kau selalu datang terlambat setiap kali aku memanggilmu."

Seperti biasa, Eunwoo menyahut dengan tak acuh, "aku harus berjalan kaki."

"Aku akan membelikanmu mobil setelah ini, jadi berhenti mengatakan alasan yang konyol."

"Tidak ada mobil yang diizinkan untuk memasuki komplek istana Gyeongbok," sahut Eunwoo.

Jimin menatap kesal, rasanya dia sudah ingin mengumpat. Dan saat itulah Eunwoo fokus pada apa yang sebelumnya menarik perhatiannya.

"Ada apa dengan tanganmu?"

Jimin sekilas memandang tangan kanannya yang membeku, dan sebuah seringai itu muncul ketika ia kembali memandang Eunwoo yang justru menatapnya penuh selidik.

Jimin berucap, "menurutmu apa yang baru saja aku lakukan?"

Eunwoo bertanya dengan nada menyelidik dan berhati-hati, "Kim Taehyung ... di mana?"

Senyum Jimin melebar, terlihat sangat licik dan hal itu membuat Eunwoo menatap tak percaya.

"Kau ..."

"Aku menikamnya," jawab Jimin yang masih mempertahankan senyuman licik di wajahnya.

Eunwoo menatap tak percaya. "Kau sudah sinting? Kau pasti sedang membual."

Jimin mengangkat tangan kanannya yang membeku dengan bantuan tangan kirinya. Bermaksud menunjukkan bukti atas perbuatannya pada Eunwoo.

"Kau tidak tahu ini?"

Eunwoo tersenyum tak percaya. "Kau benar-benar menikamnya?"

"Tanyakan itu pada dirimu sendiri. Apakah dia masih ada di sini?"

Eunwoo tak ingin percaya. Namun di waktu Jimin menikam Taehyung, Eunwoo merasakan tekanan roh Taehyung melemah sebelum pada akhirnya menghilang.

"Bagaimana caramu melukainya?"

"Kang Hana, kau ingat?"

"Kang Hana?" gumam Eunwoo.

"Bajingan itu baru bisa terluka setelah pertemuan dengan wanita itu. Entah siapa wanita itu, tapi bajingan itu mengatakan bahwa wanita itu bukanlah orang yang istimewa. Lalu kenapa wanita itu bisa melukainya? Pikirkan baik-baik ... ketika Lost Child lahir, Kim Taehyung membagi jiwanya pada anak itu. Semakin Lost Child bertambah kuat, hal itu akan berpengaruh buruk bagi Taehyung."

"Kau yakin bahwa wanita bernama Kang Hana itulah yang sudah melukai Kim Taehyung."

Jimin mengangguk tanpa keraguan. "Yoo Kihyun tidak mengatakan ada orang lain di sana. Siapa lagi jika bukan wanita itu?"

"Lupakan. Bagaimana jika Kim Taehyung kembali?"

"Aku meragukannya. Melihat bagaimana dia kesakitan saat aku menusuknya ... kemungkinan besar dia sudah lenyap. Dan aku merdeka."

Jimin tersenyum lebar penuh kemenangan. Selama ini dia tidak pernah melewati batasan yang telah dibuat oleh Kim Taehyung hanya agar ia tetap bisa tinggal di dunia, dan sekarang sang pembuat batasan tak lagi ada. Dengan begitu batasan itupun juga menghilang.

"Kau benar-benar akan mengambil Lost Child?" tanya Eunwoo tanpa basa-basi.

"Menurutmu bagaimana?" sebuah pertanyaan balik yang tampak menguji. Jimin membiarkan Eunwoo menebak isi pikirannya.

Jimin mengibaskan tangannya untuk menyingkirkan sisa-sisa es di tangannya yang telah mencair. Tak sia-sia ia duduk selama berjam-jam di situ.

"Kau yakin tidak membuat kesalahan kali ini?" Eunwoo tiba-tiba berbicara dengan serius.

Jimin kemudian berdiri dan berhadapan dengan Eunwoo. "Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan?"

"Kim Taehyung akan benar-benar membunuhmu kali ini jika dia kembali."

Jimin tersenyum remeh. "Kau masih saja takut padanya, Pangeran Lee Dongmin. Kau tidak perlu khawatir ... jika dia memang bisa kembali, aku akan mendapatkan Lost Child sebelum itu terjadi."

"Jangan bertindak gegabah, Kim Taehyung bukanlah orang yang bisa dilenyapkan dengan mudah."

"Hiduplah dalam ketakutanmu sendiri. Aku pergi dulu."

Jimin lantas meninggalkan Eunwoo. Namun hanya beberapa langkah saja, sesuatu menyambar Jimin. Membuat tubuhnya melayang secepat angin melewati Eunwoo dan menabrak tembok dengan cukup keras ketika sebuah tangan mencengkram lehernya. Dan karena hal mengejutkan itu, Eunwoo langsung melempar ketiganya ke dimensi yang berbeda agar tak ada manusia yang melihat keberadaan Son Hyunwoo.

Tempat yang mereka tempati saat ini masih sama dengan sebelumnya, hanya saja tidak ada siapapun di sana kecuali mereka bertiga.

Jimin tampak kesulitan ketika dihadapkan dengan kemarahan Hyunwoo yang tiba-tiba datang dan menyergapnya.

"Di mana?" tegur Hyunwoo bernada dingin dengan sorot mata tajam yang menunjukkan kemarahan.

Jimin tersenyum miring dan menyahut, "Siapa yang sedang kau cari, Anjing besar? Tuanmu tidak ada di sini. Sia-sia kau pergi sejauh ini."

"Jangan bermain-main," Hyunwoo menguatkan cengkramannya pada leher Jimin. "Apa yang sudah kau lakukan pada Kim Taehyung?"

"Membunuhnya ... aku sudah membunuhnya," jawab Jimin tanpa memiliki keraguan.

"Kau!" Hyunwoo terlihat murka, ia ingin segera mencabik-cabik tubuh Jimin menggunakan kuku-kuku tajam miliknya.

Dan berkat ucapan Jimin tersebut, Serigala besar itu tak lagi menahan diri. Perlahan kuku-kuku Hyunwoo yang tajam itu memanjang dan berusaha untuk menembus permukaan kulit Jimin.

Seharusnya Hyunwoo tidak bisa melukai Jimin, namun karena Taehyung memberikan Hyunwoo kemampuan untuk melukai para roh, pada akhirnya Jimin berada dalam masalah besar.

Wajah Jimin sedikit mengernyit ketika merasakan kuku-kuku tajam milik Hyunwoo berusaha untuk merobek jaringan kulitnya.

Memaksakan diri, Jimin kemudian berucap, "kau pikir aku bisa melenyapkan aku?"

Ditangan kiri Jimin tiba-tiba muncul kipas lipat yang selalu dibawa oleh pria itu. Menggunakan kipas lipat itu, Jimin memukul perut Hyunwoo yang seketika mundur sembari memegang perutnya.

Tangan Jimin yang terbebas menyentuh lehernya, cairan hitam tampak keluar dari luka yang disebabkan oleh kuku-kuku milik Hyunwoo.

"Kau benar-benar anjing yang setia, Son Hyunwoo." Jimin berucap sedikit kesal.

"Pengkhianat sepertimu tidak pantas mendapatkan pengampunan," ucap Hyunwoo.

Jimin menyunggingkan senyumnya. "Aku tidak pernah memohon pengampunan. Kembalilah ke habitatmu jika kau tidak ingin mati sia-sia."

Jimin membuka kipas lipatnya, dan saat itu sosoknya pun menghilang.

"Park Jimin!" geram Hyunwoo.

Eunwoo yang tidak ingin terlibat dengan si anjing besar lantas memutuskan pembatas antar dimensi, mengembalikan Hyunwoo ke dunia manusia sebelum turut menghilang dari sana. Meninggalkan Hyunwoo yang dilanda kekhawatiran yang begitu besar. Benarkah Park Jimin telah melenyapkan Kim Taehyung?

Son Hyunwoo tidak bisa mempercayai hal itu hingga malam tiba dan menyaksikan sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada Kim Taehyung.







Ditulis : 22 April 2021
Dipublikasikan : 1 Desember 2022






Hai, para pembaca yang masih menunggu cerita ini. Setelah waktu yang cukup lama, pada akhirnya saya bisa kembali menyapa kalian di sini.

Sehubungan dengan kontrak saya dengan Stary yang sudah berakhir. Saya akan fokus kembali ke Wattpad. Jadi, jangan sungkan untuk meramaikan cerita favorit kalian agar mendapatkan kesempatan untuk diperbarui lebih cepat❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro