Lembar 33
Angin dari barat berhembus. Kihyun hampir tersungkur ketika tak sengaja tersandung akar pepohonan di sekitar kakinya yang mencuat keluar.
"Perhatikan langkahmu," tegur Taehyung dengan suara tenang yang tak ingin mengusik ketenangan di dalam hutan gelap itu.
Setelah sampai di kediaman Taehyung. Kihyun langsung meninggalkan Changkyun untuk memenuhi panggilan sang tuan rumah. Dan di sinilah ia berakhir, berjalan menyusuri hutan yang sangat gelap dan tentunya sangat mengerikan bagi seorang manusia. Untuk kali ini Kihyun bersyukur menjadi hantu, karena dengan menjadi hantu, tempat itu tidak lagi mengerikan. Namun rasa penasaran itu benar-benar membuat Kihyun tak tenang. Kenapa Taehyung membawanya ke sana?
"Tuan."
Taehyung bergumam sebagai menjawab.
"Kenapa Tuan datang kemari? Tempat apa ini?"
"Bagian utara gunung Hala."
Kihyun sejenak mempertimbangkan sesuatu. "Gunung Hala, bukankah itu di pulau Jeju?"
"Benar."
"Jadi, kita sedang berada di pulau Jeju?"
"Benar."
Kihyun kembali melihat ke sekeliling dan bergumam, "tempat ini menyeramkan saat malam."
"Kau pernah kemari?"
"Tidak, aku hanya tahu gambarnya dari internet."
"Jangan sampai tertinggal."
"Ye."
Berbeda dengan limabelas menit yang lalu. Saat ini Kihyun justru kebingungan ketika ia kehilangan jejak Taehyung. Padahal sebelumnya ia masih melihat Taehyung berjalan di hadapannya, dan hanya ditinggal menoleh sebentar, orang itu tiba-tiba menghilang.
"Aigoo! Kemana perginya? Kenapa tiba-tiba menghilang?"
Kihyun berusaha untuk menemukan Taehyung dan entah siapa yang meninggalkan siapa terlebih dulu. Namun bukanlah hal yang mudah bagi Kihyun untuk menemukan keberadaan Taehyung, meski sangat mudah bagi Taehyung untuk menemukan keberadaannya.
Berjalan di antara pepohonan dengan jarak yang lebih jauh. Sinar putih rembulan berhasil menemukan sosoknya yang telah mengganggu seekor Serigala yang kala itu berbaring di atas sebuah batu yang cukup lebar namun tak terlalu tinggi.
Netra tajam dan sedingin rembulan milik Hyungwon mengintai tamu tak diundang yang memasuki wilayahnya.
"Aigoo! Aku tidak pernah ke sini, kemana aku harus mencarinya?"
Hyungwon kemudian turun dari batu dan berjalan mendekati Kihyun dengan wujud yang kemudian berubah menjadi manusia. Kihyun yang menyadari seseorang datang mendekat, segera menoleh ke arah Hyungwon yang langsung berhenti dalam jarak satu meter. Keduanya sama-sama terkejut.
"Aish ... mengagetkan saja, aku kira siapa."
Bulan di atas sana tertutupi oleh awan hitam. Seakan tak mengizinkan Hyungwon untuk melihat wajah Kihyun yang kemudian bergumam sembari berjalan menjauh, "manusia, aku pikir tadi apa."
"Siapa kau?"
Langkah Kihyun terhenti dengan netra yang melebar. Perlahan ia berbalik, menatap tak percaya pada sosok yang baru saja menegurnya.
"Kau, bicara denganku?"
"Ada urusan apa kau datang kemari?"
"Heol! Kau bisa melihatku?"
Kihyun kemudian mendekat dan berdiri di hadapan Hyungwon. Bersamaan dengan hal itu, awan yang sempat menutupi rembulan perlahan menyingkir. Membiarkan Hyungwon menemukan wajah Kihyun yang lantas membawa keterkejutan di wajahnya.
Netra Hyungwon membulat terkejut, seakan baru saja melihat sesuatu yang sudah lama tak ia lihat.
"K-kau?"
"Aku bukan manusia. Tapi tenang saja, aku tidak akan menakutimu. Hanya ingin lewat, selamat tinggal."
Kihyun hendak pergi, namun Hyungwon segera menahan lengannya. Membuatnya kembali memandang pria asing di hadapannya yang masih tampak terkejut.
"Apa lagi? Jangan bilang kau ini pemburu hantu."
"Namamu ... katakan siapa namamu?"
Dahi Kihyun mengernyit. Entah kenapa ia merasa bahwa pertanyaan Hyungwon terlalu menuntut.
"Kenapa? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Cepat katakan siapa namaku."
"Yoo Kihyun," jawaban itu tidak datang dari Kihyun, melainkan orang ke tiga yang menengahi keduanya.
"Oh! Tuan? Tuan ke mana saja?" tegur Kihyun pada Taehyung yang menghampiri keduanya dan berdiri di sampingnya. Dan saat itu Kihyun menarik tangannya dari Hyungwon.
Taehyung berucap, "aku sudah memperingatkanmu untuk tidak jauh-jauh dariku."
"Aku hanya menoleh sebentar dan Tuan sudah menghilang."
Taehyung tersenyum tipis dan menjatuhkan pandangan pada Hyungwon yang menatap keduanya dengan waswas. Taehyung lantas menegur si tuan Serigala, "bagaimana? Bukankah ini seperti Deja vu, Chae Hyungwon-ssi?"
Kihyun bingung, namun saat itu terlihatan kilatan merah pada netra Hyungwon. "Apa maksudmu?" sebuah teguran tak bersahabat lantas terlontar.
"Ingatanmu jauh lebih tajam dari tuanmu. Aku tidak ingin membuatmu mengulang masa lampau, aku hanya datang untuk bersinggah."
"Jangan konyol. Kau pikir ini masuk akal?"
"Kau mengerti tentang permainan takdir?
Tatapan tajam Hyungwon yang menyerupai hewan buas itu kembali terjatuh pada Kihyun dan membuat hantu itu sedikit terlonjak.
"Ada yang salah dengan matanya," gumam Kihyun, terdengar seperti sebuah cibiran.
"Jangan berpikir kau bisa melakukan hal yang sama pada jiwa yang sama pula ..." pernyataan Taehyung yang kembali menarik perhatian Hyungwon.
Taehyung melanjutkan, "aku tidak pernah melepaskan orang ini sejak kematian pertamanya."
"Apa tujuanmu sebenarnya?"
"Aku mencari hutan terlarang. Hyunwoo Hyeongnim sudah mengatakannya padaku."
Kihyun tampak berpikir. Dia kemudian bergumam, "kenapa semua memanggil anjing itu dengan sebutan 'Hyeongnim'?"
Hyungwon sempat memandang Kihyun, namun segera teralihkan oleh suara Taehyung.
"Jika kau tidak keberatan, tunjukkan di mana tempatnya."
Hyungwon mengangkat tangan kirinya setinggi bahu. Menunjuk ke arah timur. "Pergilah ke sana, kau akan menemukan tempat itu di sana."
Sudut bibir Taehyung kembali terangkat dengan lembut. "Terima kasih atas bantuannya. Ayo, Yoo Kihyun-ssi."
"Ye."
Taehyung dan Kihyun lantas meninggalkan Hyungwon untuk melanjutkan perjalanan mereka. Dan saat itu pandangan Hyungwon menangkap punggung Kihyun yang berjalan di belakang Taehyung.
Dahi si tuan Serigala mengernyit sebelum sebuah gumaman keluar dari mulutnya, "Yi Kyung?"
Malam yang masih terus berlanjut. Rembulan yang sedikit demi sedikit bergerak menuju barat pada akhirnya membimbing Taehyung untuk menemukan sesuatu yang ia cari. Kihyun menatap ke sekeliling, merasa bingung harus berbuat apa di tempat asing itu ketika ia sendiri tidak tahu apa tujuan mereka.
"Kau melihatnya, Kihyun-ssi?"
"Eh? Tuan bicara denganku?"
Taehyung menjatuhkan pandangannya pada Kihyun dan tersenyum lebar. "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku ingin tahu untuk apa kita datang kemari, tidak ada apapun di sini kecuali hutan."
"Lihatlah di depanmu, kau bisa melihatnya?"
Kihyun memandang ke depan dengan mata yang memicing. "Tidak ada apa-apa."
"Kalau begitu berjalanlah tiga langkah ke depan."
Kihyun mengendikkan bahunya dan menuruti permintaan Taehyung. Ketika Kihyun melewati penghalang di hadapan mereka, wajah Taehyung terlihat serius. Namun nyatanya Kihyun berhasil melewati penghalang transparan itu tanpa hambatan.
Kihyun berbalik. "Tidak ada apa-apa di sini."
"Kalau begitu kembalilah kemari."
Kihyun berjalan dengan santai dan kembali berdiri di samping Taehyung.
"Sebenarnya apa yang sedang Tuan cari?"
"Aku sudah menemukannya."
"Apa? Di mana?"
Taehyung tak menjawab. Rahangnya perlahan mengeras ketika tangan kirinya terangkat ke udara dan mengarah ke depan, menyentuh sebuah penghalang yang tak bisa dilihat oleh Kihyun.
Namun tepat saat ujung jemari Taehyung menyentuh penghalang itu, angin kencang yang cukup kasar terlihat mendekati tempat mereka dari arah samping Kihyun. Ekor mata Taehyung menemukan pergerakan liar itu. Segera ia tarik lengan Kihyun hingga berdiri di belakangnya sementara tangan kirinya terangkat sebelum angin itu sampai pada tempat mereka.
Kihyun terkejut ketika terbentuk es menyerupai ombak tepat di hadapan Taehyung. Di mana saat itu terdapat Katana yang menyerupai kristal di tangan kiri Taehyung. Hal itu bukanlah yang pertama bagi Kihyun, namun ia terkejut karena semua terjadi secara tiba-tiba.
"T-tuan ... kau, baik-baik saja?"
Es di hadapan Taehyung melebur menjadi butiran debu berwarna putih, hal yang paling disukai Kihyun namun mengerikan ketika muncul di saat-saat seperti ini.
Taehyung menurunkan Katana di tangannya dan saat itu tawa sinis seorang perempuan terdengar seperti ingin mengolok-olok Taehyung.
"Tunjukkan dirimu," suara tenang Taehyung terdengar, namun tampak mengancam.
Wanita itu kembali tertawa dengan anggunnya. "Kau tetap menarik meski dilihat ribuan kalipun, Tuan Kim Taehyung."
Dahi Taehyung mengernyit ketika suara wanita itu terdengar begitu familiar di telinganya. Taehyung lantas kembali menegur, "tidak ada gunanya bersembunyi. Aku tidak ingin memaksamu, Nona."
"Benar-benar membosankan seperti dulu."
Pandangan Taehyung dan Kihyun menangkap pergerakan di balik salah satu pohon di hadapan mereka. Perlahan siluet itu menampakkan diri. Membuat Kihyun terkejut dan semakin mempertajam pandangan Taehyung.
Seorang wanita berpakaian Hanbok dengan perpaduan warna merah dan hitam yang terlihat sangat berkelas muncul di hadapan keduanya dengan Cheopson yang terbuka di tangan kanan dan menutupi sebagian wajah wanita itu. Menjadikan sosoknya semakin misterius.
"Tatapan macam apa itu? Apa kau sudah melupakan wanita ini, Kim Taehyung?"
"Tunjukkan dirimu yang sebenarnya."
"Ya ampun ... hidup berbaur dengan manusia sepertinya sudah mempengaruhi ingatanmu," cibir wanita itu.
"Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu, Nona."
Tatapan wanita itu menajam dan semakin mengintimidasi lawan bicaranya. Dalam satu gerakan, Cheopson di tangannya terlipat dan membuat Taehyung serta Kihyun melihat paras cantiknya.
Tak banyak yang bisa di tunjukkan oleh Taehyung, namun dia pun terkejut akan kehadiran sosok yang masih tinggal dalam ingatannya itu.
"Masih tidak mengingatku?"
"Kang Hana ..."
Selesai ditulis : 05.07.2020
Dipublikasikan : 05.07.2020
Kang Hana
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro