Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 32

    Jam istirahat tiba. Beberapa siswa menghampiri Changkyun untuk berkenalan dan sempat mengajak si murid baru untuk ikut bersama. Namun hingga kelas menjadi kosong, Changkyun masih duduk di bangkunya.

    Bukannya ingin sombong dengan menolak ajakan dari beberapa siswa yang dengan sukarela menghampirinya. Namun ia tak bisa kemana-mana ketika hantu yang masih duduk di hadapannya itu selalu menghalanginya setiap kali ia hendak berdiri. Hingga akhirnya, inilah yang terjadi.

    Tatapan tak suka keduanya saling beradu hingga pandangan Changkyun yang bergerak turun dan menemukan sebuah nametag di seragam hantu pelajar itu.

    "Hwang Hyunjin," gumam Changkyun.

    Hantu pelajar yang di ketahui bernama Hwang Hyunjin itu dengan cepat menutupi nametag miliknya menggunakan kedua tangannya dengan netra yang melebar, tak suka.

    "Tidak sopan!" ketus Hyunjin.

    "Kau yang tidak sopan," balas Changkyun dengan suara yang tak terlalu keras.

    "Kau bisa melihatku?"

    "Aku bicara padamu, tentu saja aku bisa melihatmu."

    Hyunjin merendahkan kepalanya. Mendekatkan wajahnya pada wajah Changkyun dan mengamati manusia itu dari jarak yang dekat. Hyunjin lantas bergumam, "aneh sekali. Biasanya tidak ada yang bisa melihatku."

    "Menjauhlah dariku."

    Hyunjin kembali menegakkan tubuhnya dengan wajah pucat yang menampakkan kebingungan, hingga suara Changkyun yang kemudian mengalihkan perhatiannya.

    "Turun dari situ, kau menggangguku."

    "Ya! Seharusnya aku yang mengatakan itu. Kau yang datang tiba-tiba dan menyuruhku pergi dari tempat dudukku."

    "Kapan aku menyuruhmu?"

    Hyunjin tampak kesal. "Sudahlah, lebih baik kau segera mencari bangku lain jika tidak ingin bernasib sama seperti murid lainnya."

    Netra Changkyun memicing. "Kau, berbuat jahat pada mereka?"

    "Bukan aku! Mereka tiba-tiba mendudukiku tanpa permisi. Mereka yang terus saja menggangguku!"

    "Itu salahmu sendiri, kenapa kau duduk di sini?"

    Suara Hyunjin semakin meninggi. "Aku duduk di sini karena di sini adalah tempatku!"

    "Kau hantu, untuk apa kau duduk sini?

    "Kau berani melawanku!" hardik Hyunjin. "Aku sudah lama duduk di sini. Lebih baik kau segera mencari bangku lain atau aku akan macam-macam padamu."

    "Jangan macam-macam padaku."

    "Kenapa? Kenapa aku tidak boleh macam-macam padamu?"

    "Akan kuadukan pada Hyunwoo Hyeong."

    Hyunjin menyunggingkan senyumnya. "Memangnya siapa dia? Kau pikir aku takut dengan manusia?"

    "Dia bukan manusia."

    "Apa?"

    "Menyingkirlah dari hadapanku, kau membuatku menjadi orang aneh karena berbicara sendiri."

    "Siapa yang menyuruhmu bicara sendiri!"

    Changkyun menggaruk bagian belakang kepalanya. Terlihat sedikit frustasi ketika di hadapkan dengan hantu semacam Hyunjin. Namun gangguan dari hantu itu belum berakhir bahkan hingga kelas terakhir selesai. Selama pelajaran berlangsung, Changkyun mencoba bersikap normal meski ia sempat beradu pukul dengan Hyunjin.

    Satu persatu murid meninggalkan bangku masing-masing dan bergegas untuk pulang. Begitupun dengan Changkyun yang beranjak dari duduknya. Namun pergerakan pemuda itu segera terhenti ketika Hyunjin yang sejak kelas terakhir duduk bersila di lantai, kini justru memeluk kakinya.

    "Apa yang kau lakukan?"

    "Tidak usah pulang, kau tidur di sini saja."

    Dahi Changkyun mengernyit. Beberapa waktu yang lalu hantu pelajar itu masih berusaha mengusirnya dari sana, namun kenapa sekarang malah menyuruhnya untuk tinggal.

    "Ini sudah malam, aku harus segera pulang."

    "Karena ini sudah malam, tinggal saja di sini."

    "Jangan mengada-ngada, lepaskan kakiku." Changkyun mencoba menarik kakinya, namun Hyunjin justru mengeratkan pelukannya.

    "Aish ... apa susahnya tinggal di sini?"

    "Tadi kau mengusirku, tapi kenapa sekarang justru menahanku? Sebenarnya apa maumu?"

    "Aku kesepian ... karena kau melihatku, bagaimana jika kau menemaniku di sini?"

   "Hantu sinting! Aku punya rumah, lagi pula untuk apa aku menemanimu? Lepaskan kakiku!"

    "Kalau begitu, biarkan aku pulang bersamamu."

    Changkyun mendengus.

    "Lim Changkyun," suara teguran dari pintu masuk yang mengalihkan perhatian keduanya.

    "Kihyun Hyeong?" gumam Changkyun.

    Dengan senyum ramahnya, Kihyun masuk dan menghampiri pemuda itu. Namun langkahnya terhenti dengan sebelah alis yang terangkat ketika ia melihat sosok Hyunjin.

    "Apa, yang sedang kalian lakukan?"

    "Orang ini tidak membiarkanku pergi."

    Kihyun mendekat. "Dia temanmu."

    "Iya."

    "Bukan," jawaban serempak yang bertolak belakang.

    "Jadi mana yang benar?"

    "Dia terus saja menggangguku."

    "Kenapa kau bicara begitu? Bukankah kita adalah teman?"

    "Siapa yang temanmu?"

    "Kau ..."

    "Aku tidak mau menjadi temanmu."

    "Bersedia atau tidak, kau tetap menjadi temanku."

    "Kenapa kau memaksaku?"

    "Jika kau tidak mau menjadi temanku, aku akan berbuat macam-macam padamu."

    Kihyun menggaruk kepalanya ketika ia hanya bisa menjadi penonton di antara perdebatan dua bocah di hadapannya.

    Ia lantas menengahi, "Aish ... sudah, sudah. Jangan bertengkar lagi, dan kau hantu. Jika kau ingin berteman dengan seseorang, lakukan dengan lebih sopan lagi."

    "Hyeong juga hantu, kenapa memanggilku hantu?" ujar Hyunjin tak terima.

    "Aku memanggilmu hantu karena aku tidak tahu siapa namamu."

    Hyunjin melepaskan kaki Changkyun dan menyentuh nametag-nya sembari berseru, "Hwang Hyunjin! Namaku ada di sini."

    Saat itu Changkyun segera melarikan diri. Hyunjin berusaha meraih kaki Changkyun namun gagal dan pemuda itu lantas bersembunyi di belakang Kihyun.

    "Baiklah Hwang Hyunjin, jangan membuat keributan. Bocah ini harus pulang ke rumahnya ... jika kau masih mengganggu bocah ini, aku akan mengadukanmu pada tuan Taehyung."

    Hyunjin tampak kaget. "Aku tidak melakukan kesalahan apapun, kenapa Hyeong ingin mengadukanku pada tuan Taehyung?"

    "Hanya sebuah peringatan. Jika kau kesepian, carilah hantu lain untuk menemanimu. Jangan pernah berpikir untuk meminta manusia menemanimu, kau mengerti?"

    "Hyeong melarangku berteman dengan manusia, tapi Hyeong sendiri berteman dengan anak itu."

    "Aku berteman dengan Changkyun, tapi aku tidak memintanya menemaniku. Ingat baik-baik, dunia kita sudah berbeda. Jika kau menginginkan manusia untuk tinggal bersamamu, tuan Taehyung tidak akan membiarkanmu ... pikirkan itu baik-baik. Ayo, Changkyun."

    Hyunjin menggaruk kepalanya tanpa minat dan tak bisa berbuat apapun ketika Kihyun dan Changkyun meninggalkan. Saat keduanya keluar dari bangunan sekolah, suasana sudah tampak sepi dan hanya terlihat segelintir pelajar yang saat itu juga hendak meninggalkan sekolah.

    "Dari mana Hyeong tahu jika aku ada di sini?"

    "Aku tahu dari Jun." Kihyun memandang pemuda itu. "Bagaimana hari pertamamu?"

    "Aku menjadi orang aneh karena hantu itu selalu menggangguku."

    "Kenapa tidak kau pukul saja? Sepertinya semasa hidup dia anak pembangkang."

    "Aku sudah mencoba menendangnya, tapi dia melarikan diri dan kakiku justru menendang bangku orang lain."

    Kihyun tertawa. Membayangkan bagaimana semua orang di kelas Changkyun memandang aneh ke arah pemuda itu. Keduanya kemudian berhenti di luar gerbang. Changkyun memandang ke sekeliling, mencari mobil Junhee.

    "Apa yang kau cari?"

    "Jun Hyeong, dia mengatakan akan menjemputmu."

    "Dia tidak jadi menjemputmu."

    "Kenapa?"

    "Tuan Taehyung menyuruhku membawamu pulang dengan berjalan kaki."

    Changkyun kembali menatap ke sekitar dengan tatapan yang sedikit wawas sebelum kembali memandang Kihyun.

    "Apa tidak masalah, berjalan di malam hari?"

    "Memangnya ada apa? Seoul sangatlah ramai meski sudah malam ... apa yang kau takutkan?"

    "Bagaimana jika mereka datang dan menangkapku?"

    Kihyun kembali tertawa namun dengan lebih singkat. "Jangan khawatir, aku pergi bersamamu."

    "Memangnya Hyeong bisa melawan mereka?"

    "Tidak, aku akan memanggil Jooheon jika itu di perlukan."

    Changkyun tak yakin jika itu akan membantu. Sekali lagi, ia memandang ke sekeliling dengan resah sebelum Kihyun yang tiba-tiba menarik tangannya.

    "Ayo."

    Changkyun terpaksa pergi ketika ia yang tak bisa tinggal berlama-lama di sana. Menyusuri jalanan yang tampak sepi, Kihyun menjadi orang yang paling aktif bicara ketika pemuda itu sangatlah pendiam. Dan perlahan, kehadiran keduanya menarik perhatian dari para hantu yang mulai mengintai mereka.

    Kihyun menyadari hal itu namun ia tak peduli, begitupun dengan Changkyun yang berpura-pura tidak melihat apapun dan tetap menanggapi perkataan Kihyun.

    Setelah berjalan tak terlalu jauh, keduanya berhenti di halte bus. Menunggu beberapa menit hingga bus datang dan keduanya segera masuk. Tepat saat Changkyun menempati tempat duduknya di samping Kihyun, saat itu terdengar suara siulan yang cukup nyaring dari luar. Pemuda itu lantas memandang Kihyun.

    "Hyeong mendengarnya?"

    "Itu sebuah panggilan," jawab Kihyun dengan seulas senyum lebarnya.

    "Panggilan? Untuk siapa?"

    "Untuk bangsa kami?"

    "Panggilan ... untuk hantu?"

    "Benar."

    Changkyun bingung. "Siapa yang melakukannya?"

    "Rahasia." Kihyun tersenyum simpul.

    Bus yang ditumpangi mereka melaju, meninggalkan para hantu yang justru bergerak ke arah lain.

    Meninggalkan kebisingan di bawah sana. Udara malam yang mengendap itu perlahan terpecah. Menciptakan hembusan angin pelan yang begitu tenang. Para hantu berdatangan ke atap sebuah gedung berlantai 20, di mana suara panggilan itu berasal.

    Para hantu itu mendekati sosok yang membelakangi tempat mereka tepat di tepi gedung, dan sosok yang tidak lain adalah Kim Taehyung tersebut menghentikan siulannya ketika para hantu itu sudah berbaris di balik punggungnya.

    Memutar kakinya. Taehyung di hadapkan dengan puluhan hantu dari berbagai wujud, ada yang menyeramkan dan ada yang terlihat sangat mirip dengan manusia.

    Tak ada yang berani menegur, dan sudah waktunya bagi Taehyung menunjukkan siapa dirinya. Dengan suara berat namun terdengar begitu lembut. Tanpa menghilangkan ketegasannya ia pun berucap, "siapa penguasa dataran Korea Selatan?"

    Tanpa menerima perintah apapun, para hantu itu serempak berlutut dengan kepala yang menunduk. Menyatakan siapa yang paling berkuasa atas dataran yang mereka tempati.

    Taehyung kembali berucap, "jangan menyentuh anak itu, maka aku tidak akan menghancurkan tempat tinggal kalian ... sekarang, menghilanglah dari pandanganku."

    Tak seperti sebelumnya yang datang dengan suasana damai. Kepergian mereka benar-benar sangat mengejutkan, dimana mereka semua berlari ke pinggir gedung dan segera melompat. Seakan-akan mereka bisa celaka jika tidak segera pergi dari tempat itu.

    Hanya dalam hitungan detik, Taehyung kembali menjadi satu-satunya orang yang berdiri di sana. Namun tiba-tiba saja Hyunwoo datang dengan wujud Srigalanya dan berjalan mendekati Taehyung.

    Seulas senyum menyambut Hyunwoo yang memenuhi panggilan dari penguasa dataran Korea Selatan itu.

    "Apa aku sangat merepotkanmu, Hyeongnim?"

    "Tidak," batin Hyunwoo yang entah kenapa tak ingin merubah wujudnya.

    "Aku titipkan Lim Changkyun padamu malam ini."

    "Jika kau tidak keberatan, katakan ke mana kau akan pergi."

    "Hutan terlarang, aku akan mencari Lily."

    "Kau yakin akan pergi sendiri?"

    "Aku akan membawa Yoo Kihyun bersamaku. Kita berpisah di sini."

    Taehyung melangkah dan tepat ketika ia melewati tempat Hyunwoo, angin sejuk menyapa dan menghilangkan sosoknya di bawah gelapnya malam itu. Serigala besar itu lantas terduduk dengan pandangan yang mengarah pada rembulan tak sempurna di langit bagian timur. Mengambil waktu sejenak untuk memikirkan sesuatu yang sangat mengganggu batinnya sejak pertemuannya dengan hantu bernama Yoo Kihyun.

    "Di mana kita pernah bertemu sebelum ini?"

Selesai di tulis : 29.05.2020
Di publikasikan : 29.05.2020
   





Hwang Hyunjin
   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro