Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 31 [Meet The New Friend]

    Pagi yang berbeda terjadi di kediaman Kim Taehyung, dimana pemuda dari Boston itu untuk kali pertama mengenakan seragam pelajar SMA Korea Selatan. Melihat pantulan dirinya di dalam cermin, Changkyun sejenak terdiam, memperhatikan sosoknya tanpa ada mahluk lain yang terlihat di sekitarnya.

    "Tuan Muda sudah siap?" teguran itu membuat Changkyun sedikit terlonjak.

    Lagi-lagi Junhee datang dengan cara yang mengejutkan. Changkyun memandang ke sekeliling dan terlihat bingung ketika tak menemukan keberadaan Junhee.

    "Apa yang sedang Tuan Muda cari?"

    Changkyun perlahan mengarahkan pandangannya ke atas dan menemukan Junhee duduk di atas lemari.

    "Sejak kapan Jun Hyeong ada di sana?"

    "Sudah lama." Junhee kemudian melompat ke bawah dan berdiri di samping Changkyun.

    "Sudah waktunya untuk berangkat."

    "Tunggu sebentar," ucap Changkyun terlihat ragu-ragu.

    "Ada lagi yang Tuan Muda butuhkan?"

    "Sekolahnya, tidak ada hantunya, kan?"

    "Aku mencarikan sekolah sesuai permintaan dari Tuan Taehyung."

    Changkyun hanya bisa mengangguk dan mengikuti langkah Junhee keluar dari ruang ganti. Di luar, Chunghee menyambutnya dengan seulas senyum ramah.

    "Tuan Muda sudah ingin berangkat?"

    Changkyun mengangguk dan mengambil ransel di atas meja belajar sebelum kembali mengikuti langkah Junhee.

    "Jaga Tuan Muda kita baik-baik," ucap Chunghee yang hanya di angguki oleh Junhee.

    "Aku pergi dulu, Kakek," pamit Changkyun.

    "Semoga hari Tuan Muda menyenangkan."

    Pagi itu untuk kali pertama Changkyun pergi keluar saat siang hari, dan pagi itu menjadi kali pertamanya kembali pergi ke sekolah sejak ia sampai di Korea.

    Tak ada hal yang janggal sepanjang perjalanan. Changkyun sempat melihat beberapa pemuda mengenakan seragam dengan model yang sama namun warna yang berbeda dengannya, dan Changkyun tahu bahwa mereka adalah manusia.

    Untuk kali pertama, Changkyun menyaksikan secara langsung kesibukan kota kelahirannya itu saat siang hari. Tak jauh berbeda dengan Bostosn. Namun tata letak bangunan di sana yang terlihat lebih alami.

    Sekitar enampuluh menit perjalanan dari rumah, Junhee menghentikan mobilnya di depan gerbang Jusang Highschool. Salah satu sekolah elit yang mulai sekarang akan menjadi tempat di mana Changkyun bersekolah.

    Merasa ragu untuk turun. Changkyun hanya berdiam diri di dalam mobil sembari memperhatikan para pelajar dengan seragam yang sama seperti miliknya memasuki gerbang sekolah.

    "Kita sudah sampai, Tuan Muda."

    Junhee turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Changkyun. Namun pemuda itu masih tampak enggan untuk meninggalkan tempatnya. Bukannya takut pada hantu, hanya saja Changkyun khawatir bahwa ia akan mendapatkan deskriminasi karena berasal dari Luar Negeri.

    "Tuan Muda tidak ingin turun?"

    Dengan berat hati, Changkyun pun turun dari mobil dan berhasil menarik perhatian dari beberapa pelajar yang melewati tempatnya.

    "Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya."

    "Benar. Mungkin saja murid pindahan."

    "Dia terlihat berbeda."

    Changkyun memandang dua siswa yang melewati gerbang dan tengah membicarakannya. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Junhee.

    "Jun Hyeong."

    "Ye?"

    "Apa aku terlihat berbeda?"

    "Tentu saja," pernyataan itu bukan datang dari Junhee, melainkan dari arah belakang.

    Changkyun menoleh dan sedikit terkejut ketika mendapati sosok Jimin berjalan mendekati mereka.

    "Apa kabar, Bocah?" sapa Jimin dengan senyum manis yang justru terlihat menyeramkan bagi Changkyun.

    "Paman Jimin di sini?"

    Garis senyum di wajah Jimin memudar. "Eih ... kau ini. Sudah kukatakan jangan memanggilku 'Paman' ... Hyeong, tidak susah, kan?"

    "Tuan Park di sini?" tegur Junhee.

    "Hanya sekedar mampir ... aku dengar keponakanku akan masuk  sekolah, jadi aku memutuskan untuk melihatnya." Senyum itu kembali terlihat di wajah Jimin.

    "Kalau begitu, kita harus berpisah di sini—"

    "Ah ... tidak apa-apa, pergilah. Biar aku yang mengantar Changkyun ke dalam," ucap Jimin dengan cepat.

    "Jika itu merepotkan—"

    "Aish ... apanya yang merepotkan? Sudah, sudah ... lebih baik kau segera pulang."

    Junhee tak bisa lagi menyanggah dan hanya menundukkan kepalanya sebelum kembali ke mobilnya. Changkyun memperhatikan mobil Junhee yang berjalan menjauh sebelum perhatiannya itu teralihkan ketika Jimin merangkul bahunya.

    "Kenapa? Kau takut bertemu dengan teman barumu?"

    "Hyeong, kenapa bisa ada di sini?"

    Senyum Jimin melebar. "Begitukan lebih manis. Ayo, aku akan mengantarmu berkeliling."

    Membuka Cheopson di tangannya dan kembali melipatnya, Jimin lantas membuat para manusia bisa melihat wujudnya yang sempurna sebagai pria tampan yang akan menyesatkan hati para wanita ketika ia tersenyum.😏

    Jimin kemudian membimbing langkah Changkyun melewati gerbang dan berbaur dengan para pelajar lainnya. Beberapa waktu mengenalkan Changkyun pada sekolah baru pemuda itu sebelum mengantarnya ke ruang guru dan pergi setelah memberikan petuah.

    "Tidak perlu merasa berbeda, kau akan baik-baik saja karena kau bisa berbahasa Korea dengan baik. Kau memang berbeda, namun perbedaan yang kau miliki adalah sebuah keistimewaan ... ingatlah itu baik-baik, Lim Changkyun."

    Bel berbunyi, membimbing langkah para pelajar Jusang Highschool untuk memasuki kelas mereka masing-masing dan memulai kegiatan belajar-mengajar hari itu.

    Di kelas yang akan di tempati oleh Changkyun. Seorang guru wanita yang biasa di panggil dengan Choi Ssaem memasuki ruang kelas dan seketika menghentikan keributan yang sempat terjadi di ruangan itu.

    Semua murid duduk dengan rapi di bangkunya hingga salah satu dari mereka berdiri dan memberi aba-aba, "berdiri!"

    Semua murid berdiri dan sang ketua kelas kembali berucap, "beri salam."

    "Selamat pagi, Ssaem ..." ucap seluruh pelajar di ruangan itu serempak.

    Choi Ssaem membalas salam mereka, "selamat pagi, kalian boleh kembali ke tempat duduk kalian."

    Semua kembali duduk dan menyiapkan buku serta alat tulis mereka untuk menerima materi yang di berikan Choi Ssaem pagi itu. Namun suara wanita cantik itu berhasil menarik perhatian semua orang.

    "Anak-anak, mohon perhatiannya sebentar."

    Semua murid menghentikan kegiatan mereka dan memandang ke depan.

    Choi Ssaem kembali berucap, "hari ini, kita kedatangan teman baru. Ssaem akan memperkenalkannya pada kalian sebelum memulai pelajaran pagi ini."

    Choi Ssaem mengarahkan pandangannya ke pintu yang masih terbuka. "Changkyun-ssi, masuklah."

    Changkyun melangkah masuk dan berhasil membuat kebisingan di sana. Pemuda itu lantas berdiri di depan kelas, menghadap seluruh murid yang akan menjadi teman sekelasnya mulai hari ini.

    "Anak-anak, tenang sebentar. Biarkan Changkyun memperkenalkan diri." Choi Ssaem kembali memandang Changkyun. "Changkyun, kau bisa memperkenalkan dirimu sekarang."

    Changkyun sekilas membungkukkan badannya dan berucap, "salam kenal, namaku Lim Changkyun. Aku pindahan dari Boston ... mohon bantuannya."

    Beberapa berdecak kagum dan saling berbisik setelah mengetahui dari mana Changkyun berasal. Salah satu siswa mengangkat tangannya.

    "Seungmin, ada yang ingin kau tanyakan?"

    "Murid baru, apa kau orang Korea?"

    Changkyun menjawab, "ibu dan ayahku orang Korea. Hanya saja mereka pindah ke Boston setelah aku lahir."

    "Ah ... aku kira kau benar-benar orang asing."

    "Baiklah, perkenalannya kita tunda dulu. Changkyun, kau bisa duduk di bangku kosong yang ada di sana."

    Changkyun mengangguk dan mencoba menemukan tempat yang di maksud oleh Choi Ssaem. Namun setelah mencoba mencari, Changkyun tak melihat ada bangku yang kosong di sana.

    Choi Ssaem menegur, "Changkyun, ada apa?"

    "Di mana bangku yang harus kutempati?"

    Sebelah alis Choi Ssaem terangkat, dia kemudian menunjuk bangku kosong yang ia maksud. "Di ujung sana, bangku paling belakang."

    Changkyun memandang tempat yang di tunjuk Choi Ssaem, namun sudah ada siswa yang duduk di sana. Tapi jika di perhatikan lagi, Changkyun menyadari bahwa siswa itu bukanlah manusia. Dan hal itulah yang tiba-tiba memberatkan kakinya.

    "Kau bisa duduk di sana."

    "Ye." Changkyun sekilas menundukkan kepalanya dan segera melangkahkan kakinya menuju bangku yang di maksud oleh Choi Ssaem.

    Langkah Changkyun terhenti di samping meja dan perlahan hantu pelajar itu menoleh ke arahnya. Memandang dengan wajah pucat yang sebenarnya tak menakutkan. Hanya saja Changkyun merasa sungkan untuk mengusirnya.

    "Permisi," gumam Changkyun.

    Hantu itu kemudian beranjak dari duduknya dan membiarkan Changkyun menempati kursi yang baru saja ia tinggalkan. Namun hantu itu tak kunjung pergi dan membuat Changkyun merasa tak aman.

    "Kita mulai pelajaran hari ini."

    "Ye ..." sahut para pelajar bersamaan kecuali Changkyun.

    Changkyun mengeluarkan bukunya dan terkejut ketika hantu pelajar itu tiba-tiba duduk di pangkuannya dan membuatnya tak bisa melihat keadaan di depan.

    "Permisi, bisakah kau pergi dari sini?"

    Hantu itu hanya sekilas memandang dan mengacuhkan Changkyun begitu saja. Changkyun menghela napasnya. Tangannya yang memegang pena sedikit terangkat. Pandangannya mengarah pada ujung pena yang runcing dan di detik berikutnya ia menusuk bokong hantu pelajar itu menggunakan pena tersebut.

    Hantu itu tentu saja langsung berdiri sembari memegangi bokongnya. Menatap nyalang pada Changkyun yang justru memberikan seulas senyum dengan mulut yang berucap tanpa suara, "maaf ..."

    Hantu itu terlihat geram, dan ketika Changkyun hendak membuka buku di atas meja. Hantu itu segera naik ke atas meja, duduk bersila menghadap Changkyun dengan tangan yang bersedekap. Dan untuk kali kedua, Changkyun memandang hantu dengan tatapan kesal yang seakan ingin membuat perhitungan dengan hantu di hadapannya saat ini.

Selesai di tulis : 20.05.2020
Di publikasikan : 24.05.2020

Sudah lihat MV milik Agust D yang terbaru?

Apa yang kalian bayangkan setelah melihat MV tersebut🤭🤭🤭

Jika seandainya dia di masukkan ke dalam Book ini sebagai tokoh Antagonis, adakah yang setuju? Atau biarkan Line Up tetap sama seperti awal.

Tapi sekalipun Agust D di masukkan dalam Book ini. Jangan harap bahwa dia akan memakai nama asli karena karakter dia di ambil dari Book yang sudah saya rencanakan untuk masa mendatang.

Terima kasih😁😁😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro