Lembar 25
Mobil yang di kemudikan Junhee berhenti. Changkyun melihat keadaan di luar melalui jendela kaca di sampingnya, namun dia sedikit terlonjak ketika seseorang tiba-tiba menabrak kaca di hadapannya dan meraung seperti orang-orang yang ada di film Zombie yang pernah ia lihat.
Tak seperti biasanya. Tak ada ketakutan di wajah datar Changkyun saat ini dan hal itu membuat Taehyung yang masih duduk di sampingnya tersenyum lebar.
Hantu itu murka dan memukul-mukul kaca seakan ingin menghancurkannya. Changkyun tiba-tiba membuka pintu dengan kasar dan membuat hantu itu terpental sebelum menghilang. Bukannya keluar, pemuda itu kembali menutup pintu mobil.
"Kita turun sekarang," ujar Taehyung yang menarik perhatian dari pemuda di sampingnya.
"Kau tunggu di sini, Jun."
"Ye, Tuan."
Taehyung turun dari mobil, di ikuti oleh Changkyun yang tak ingin repot-repot membuka pintu untuk dirinya sendiri.
Pandangan Changkyun segera menangkap penampakan gedung Rumah Sakit yang begitu besar hingga pandangannya yang kemudian terjatuh pada Taehyung.
"Kenapa kita kemari?"
"Mengunjungi seseorang."
"Hyeong?"
"Bukan."
"Lalu?"
Taehyung tersenyum. "Kau akan tahu nanti."
Taehyung berjalan mendahului Changkyun yang kemudian mengikutinya, memasuki bangunan Rumah Sakit yang terlihat cukup ramai. Namun Changkyun segera menggandeng lengan Taehyung dengan tatapan waswas ketika ia melihat beberapa arwah gentayangan begitu mereka memasuki bangunan itu. Bukan hantu berbahaya, hanyalah Roh yang tersesat dan tak menemukan jalan menuju alam baka.
Dahi Changkyun sedikit mengeryit dengan tatapan kesal ketika beberapa hantu mulai menganggunya. Entah itu tertawa di samping telinganya atau menyentuh pipi, dagu dan juga telinga. Membuat pemuda itu terlihat sedikit aneh di mata manusia biasa.
Changkyun mendongakkan menatap Taehyung, berusaha meminta bantuan dari orang yang bahkan tak merasa terganggu akan keadaan di sekitarnya.
"Hyeong..." lirih Changkyun.
Taehyung sekilas memandang dan tersenyum dengan pandangan yang kembali menatap ke depan. "Mereka ingin berteman dengamu."
"Siapa yang ingin berteman dengan mereka?" gerutu Changkyun yang kemudian mengibaskan tangannya di samping telinga, menepis tangan yang baru saja menyentuh telinganya.
"Aigoo... Lucu sekali..."
"Tidak biasanya Tuan membawa anak manusia."
"Ya! Bocah, siapa namamu?"
Changkyun menatap tak suka, namun saat itu seseorang yang berpapasan dengan mereka justru salah paham akan tatapan Changkyun yang ia kira di tujukan padanya. Pria dewasa itu sejenak menghentikan langkahnya dan menatap Changkyun yang terlihat begitu aneh di matanya. Semakin aneh ketika melihat sikap Changkyun setelahnya.
Changkyun yang sudah terlampau kesal pun melepaskan pegangannya pada lengan Taehyung dan langsung menghajar hantu-hantu yang terus menganggunya.
"Jangan mengangguku! Pergi! Menyebalkan!"
Pemuda itu memaki, memukul serta menendang. Membuat tatapan aneh para pengujung tertuju padanya namun justru berhasil membuat Taehyung tersenyum lebar. Tampaknya pemuda itu sudah mulai bisa beradaptasi.
Taehyung datang mendekat dan meraih pergelangan tangan Changkyun. Tak ingin jika pemuda itu menjadi tontonan, ia pun segera membawa pemuda itu pergi sembari memberikan isyarat kepada para hantu di sana agar mereka menjauh.
Memasuki lift, keduanya sampai di lantai 15 bangunan tersebut. Keduanya berjalan menyusuri lorong ruang rawat di mana tak ada satupun orang yang terlihat di sepanjang jalan yang mereka lewati. Ada beberapa hantu, namun mereka hanya melihat dari kejauhan tanpa berani mendekat.
Dari kejauhan, datang seorang Perawat cantik yang terlihat sangat pucat dan Changkyun tahu bahwa Perawat itu bukanlah manusia. Changkyun lantas sedikit merapat pada Taehyung ketika jarak mereka semakin dekat dan langkahnya terhenti ketika Taehyung menghentikan langkahnya terlebih dulu saat mereka sudah berhadapan dengan Perawat tersebut.
Si hantu Perawat itu menundukkan kepalanya sekilas dengan seulas senyum ramah di wajah pucatnya. "Tuan sudah datang?"
Mendengar hal itu, Changkyun mengarahkan pandangannya pada wajah Taehyung, di mana terlihat seulas senyum ramah di sana.
"Lama tidak bertemu, bagaimana keadaanmu?"
"Berkat kebaikan Tuan, aku masih baik-baik saja hingga hari ini."
"Kau terlalu berlebihan."
Pandangan si Perawat jatuh pada Changkyun yang terlihat begitu waswas. Wanita itu lantas sekilas menundukkan kepalanya ke arah Changkyun sebelum kembali menatap Taehyung.
"Tuan membawa seorang anak yang sangat lucu."
Taehyung membalas senyum ramah dari si Perawat. "Dia sangat istimewa."
"Sama seperti Tuan."
Changkyun menatap penuh kecurigaan terhadap senyum keduanya. Entah mendapatkan pikiran dari mana, namun ia merasa bahwa Taehyung memiliki hubungan khusus dengan si hantu Perawat itu. Dan Taehyung yang menyadari hal itu lantas menjatuhkan pandangannya.
"Jangan berpikir sampai sejauh itu."
Changkyun dengan cepat menggeleng. Sepertinya dia baru saja melupakan fakta bahwa Taehyung bisa membaca pikirannya.
Taehyung kembali memandang si hantu Perawat. "Di mana dia?"
"Mari, aku akan tunjukkan jalannya."
Si hantu Perawat itu berjalan terlebih dulu, di susul oleh Taehyung dan Changkyun yang kemudian mengikutinya di belakang. Berjalan tidak terlalu jauh dari tempat sebelumnya, keduanya di bawa masuk ke dalam ruang rawat yang seketika membuat pendengaran Changkyun menangkap suara dari mesin pendeteksi detak jantung tepat ketika mereka memasuki ruangan tersebut.
Di dalam ruangan itu, Changkyun melihat seseorang terbaring di atas ranjang pasien dengan beberapa peralatan medis yang menempel pada tubuhnya. Di lihat dari kondisinya sepertinya sangat parah.
Mereka mendekati pasien tersebut dan kemudian berdiri berseberangan di samping Ranjang. Bisa di lihat oleh Changkyun bahwa pasien itu adalah seorang pria paruh baya.
"Sudah berapa lama?" Taehyung kembali memulai pembicaraan dengan si hantu Perawat.
"Satu bulan yang lalu. Namun sebelum beliau koma, beliau sudah sering mengunjungi Rumah Sakit."
"Dugaan medis?"
"Ada masalah pada pembuluh darah di bagian kepala."
"Yang jatuh pantatnya, kenapa kepalanya yang bermasalah?"
Si hantu Perawat mengulas senyumya. "Mereka sudah terlalu lelah dengan gejala yang terus berubah-ubah."
"Begitukah? Benar-benar tidak memiliki pendirian."
Tatapan sinis Taehyung lantas terjatuh pada sosok pria paruh baya di hadapan mereka, dan hal itu menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi Changkyun yang tak tahu-menahu apa yang akan mereka lakukan di sana.
"Keluar sekarang!"
Changkyun memandang bingung, tak tahu dengan siapa Taehyung berbicara saat ini ketika ia melihat wajah pemuda yang lebih tua darinya itu dengan pandangan yang hanya tertuju pada sosok pria paruh baya yang tergeletak di atas ranjang.
"Kau memilih keluar dengan cara yang menyakitkan."
Taehyung berjalan mendekati sosok pria itu dan membuat pegangan Changkyun terlepas. Taehyung lantas mengulurkan tangan kirinya ke wajah pria itu dan dalam waktu singkat memukul kening pria itu menggunakan punggung jari telunjuknya. Saat itu pula sebuah Roh tiba-tiba bangkit, keluar dari tubuh pria paruh baya itu. Tampak kesakitan sembari memegangi keningnya.
Namun Roh itu segera terlempar ke lantai hanya dengan gerakan kecil dari tangan Taehyung yang seperti tengah menghilangkan debu yang berterbangan di sekitarnya.
Changkyun yang melihatnya tentu saja terkejut, karena ini pertama kali baginya melihat secara langsung bagaimana cara Taehyung mengeluarkan Roh yang merasuki manusia.
Taehyung lantas berjalan melewati Changkyun dan berhenti beberapa langkah di hadapan Roh yang segera berlutut di hadapannya dengan telapak tangan yang di satukan di depan wajah.
"Tuan... Maafkan aku, maafkan aku ... ini bukan kemauanku, aku hanya menjalankan perintah."
"Siapa yang menyuruhmu?"
"Tuanku," jawab Roh itu takut-takut.
"Aku bertanya siapa nama Tuanmu."
"Tidak tahu, aku tidak tahu. Dia tidak memberitahukan namanya."
"Mata sipit berlesung pipi," tebak Taehyung yang sempat membuat Roh di hadapannya terkejut sebelum mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ye, benar. Dia memiliki mata yang sipit dan sepasang lesung pipi. Aku mohon jangan apa-apakan aku, aku hanya menjalankan perintah."
Tak banyak berkomentar, Taehyung menyodorkan tangan kirinya yang terkepal ke hadapan wajah Roh itu yang tampak kebingungan.
"Berikan tanganmu."
Takut-takut, Roh itu menengadahkan tangannya di bawah tangan Taehyung. Kepalan tangan Taehyung terlepas seakan ingin memberikan sesuatu pada Roh itu, namun tak ada apapun yang terjatuh dari tangannya.
"Bawa itu dan pergilah."
Si Roh tampak kebingungan melihat telapak tangannya yang kosong. Dengan wajah bodohnya, ia lantas memandang Taehyung. "Apa yang harus aku bawa?"
"Kau tidak tahu?"
Si Roh menggeleng dan perlahan Taehyung mengibaskan tangannya ke depan seakan ingin menyingkirkan sesuatu, namun saat itu pula Roh di hadapannya segera tertarik ke belakang, melayang dan membentur tembok lengkap dengan suara teriakan sebelum menghilang tanpa jejak.
Dalam waktu singkat, ruangan menjadi sangat hening. Taehyung berbalik dan mendapati Changkyun yang tampak terperangah. Pandangannya bertemu dengan si Perawat yang kemudian mengulas senyum.
Ia berjalan mendekati Changkyun dan menjatuhkan telapak tangannya pada puncak kepala bocah itu. "Kita pergi sekarang," ucapnya yang kemudian berjalan mendekati pria yang terbaring di ranjang.
Tangan kanan Taehyung terangkat, ia menyusupkan jemarinya di bawah telapak tangan pria itu dan perlahan menekan bagian di antara ibu jari dan juga telunjuk. Changkyun yang penasaran pun melongokkan kepalanya dan sedikit terkejut ketika melihat bahwa pria yang terbaring di ranjang itu tiba-tiba membuka matanya.
"Hyeong," gumam Changkyun.
Taehyung memandang si Perawat yang juga tengah memandangnya. "Ku serahkan sisanya padamu."
"Terima kasih atas kunjungan Tuan malam ini." Perawat itu sejenak membungkukkan badannya.
Taehyung berbalik dan meraih telapak tangan Changkyun lalu membawanya keluar. Tepat setelah mereka berjalan satu meter dari pintu, terlihat beberapa Paramedis berlari ke arah mereka dan masuk ke ruangan yang sebelumnya mereka kunjungi. Changkyun sempat melihat hal itu, dan tentu saja pemuda itu masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Memberanikan diri, Changkyun lantas menegur Taehyung, "Hyeong."
Taehyung memandang, namun tak berniat menghentikan langkah mereka. "Ada apa?"
"Paman yang tadi, Hyeong mengenalnya?"
"Tidak."
"Lalu kenapa Hyeong mengunjunginya?"
"Kau akan tahu setelah kau bertemu dengan seorang Kakak setelah ini." Dengan senyum simpulnya, Taehyung memutus kontak mata tanpa menjawab rasa penasaran dari Changkyun.
"Kakak?" gumam pemuda itu, namun seketika matanya memicing ketika ekor matanya menangkap sosok hantu yang mengganggunya saat datang tadi tengah bersembunyi di balik tembok dan melambai ke arahnya.
Changkyun membuang muka dan mengikuti kemana langkah Taehyung akan membawanya malam ini, karena bertanya pun sepertinya akan percuma. Asal tidak seperti malam sebelumnya, bagi Changkyun bukanlah masalah.
Jangan di geser!!!
Selesai di tulis : 19.03.2020
Di publikasikan : 19.03.2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro