Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 18

    "Kim Taehyung!!!"

    Suara berat dan besar menggema di langit gelap yang membentang di atas Istana Gyeongbok, seketika membuat bulu kuduk Changkyun meremang. Dia segera mengarahkan pandangannya ke atas, mencoba menemukan sosok yang baru saja memanggil Taehyung dengan kemarahan hingga perhatiannya teralihkan ketika Taehyung menarik tangannya.

    Tak memiliki niatan untuk memberontak, Changkyun hanya bisa mengikuti kemana Taehyung akan membawanya. Hingga keduanya kembali ke depan Istana Gyeongbok, tepatnya di tengah halaman yang sangat luas.

    Changkyun memegang lengan Taehyung dan sedikit merapat ketika merasa aura negatif yang benar-benar tak bersahabat di sana, di lihatnya wajah Taehyung yang tetap tenang dengan pandangan yang terarah pada Gwanghwamun.

    "Lim Changkyun." panggilan dengan suara yang masih tenang namun terdengar lebih serius, membuat Changkyun mengangkat wajahnya.

    "Apapun yang terjadi, jangan pernah lari dari sini."

    Meski ragu, Changkyun tetap mengangguk dengan gerakan pelan. Entah apa yang akan terjadi setelahnya, yang jelas saat ini dia benar-benar merasa bahwa ada bahaya besar yang akan menghampiri mereka.

    Angin kencang tiba-tiba muncul dari arah Gwanghwamun dan menerpa mereka untuk sepersekian detik hingga terlihat sosok yang tampak asing di mata Changkyun. Di mana terlihat sosok seorang pria yang mengenakan pakaian perang yang di gunakan pada era Kerajaan.

    Sosok bertubuh besar dan tegap itu melangkah ke arah mereka dan hal yang membuat Changkyun heran adalah ketenangan yang tetap terlihat di wajah Taehyung, bahkan pemuda itu tengah tersenyum saat ini.

    "Panglima Yi Sun Shin." cetus Taehyung.

    "Siapa itu?"

    "Tokoh Pahlawan yang di segani oleh rakyat Korea, dia sangat terkenal di era Dinasti Joseon."

    "Dia hantu, kan?"

    Taehyung menjatuhkan pandangannya pada Changkyun dan memberikan senyuman hangat kepada pemuda tersebut. "Sama seperti Raja Sejong, orang-orang juga membuatkan patungnya di sekitar sini."

    "Kita pulang saja..." rengek Changkyun, merasa belum siap menghadapi kehidupan nyatanya yang berjalan seperti fantasi.

    "Akhirnya kau menampakkan dirimu juga... Akan ku akhiri kau malam ini juga." murka Panglima Sun Shin yang hampir memutus jarak di antara ketiganya.

    Changkyun menahan napasnya ketika melihat sang Panglima menarik pedangnya dan menghampiri mereka. Kedua kelopak mata Changkyun menutup sembari memeluk lengan Taehyung ketika Panglima Sun Shin menebaskan pedangnya ke arah mereka. Namun saat itu pula Taehyung mengangkat tombak es di tangan kirinya untuk menghentikan serangan Panglima Sun Shin hingga terciptalah suara benturan yang menggema di langit.

    Perlahan Changkyun memberanikan diri membuka matanya dan mengangkatnya pandangannya. Tampak tercengang ketika pedang sang Panglima berbenturan dengan tombak es milik Taehyung, namun anehnya tombak es milik Taehyung tidak retak sama sekali.

    "Tetap di sini!" ucap Taehyung terkesan buru-buru sebelum ia melepaskan genggamannya pada tangan Changkyun bersamaan saat ia menepis pedang Panglima Sun Shin dan menghadiahi sang Panglima sebuah tendangan di perut yang membuatnya mundur beberapa langkah.

    Taehyung melangkahkan kakinya menjauhi Changkyun yang mematung di tempatnya. Pemuda itu berpikir bahwa dia tengah berada dalam sebuah video game.

    Taehyung menghampiri Panglima Sun Shin dan kembali beradu senjata masing-masing, dan dari apa yang terlihat saat ini, tampak keduanya seperti musuh bebuyutan yang kembali di pertemukan dalam waktu yang lama.

    "Gunakan pedangmu, pengecut!"

    "Sayang sekali, aku tidak lagi memilikinya." Taehyung tersenyum sebelum memberikan serangan kepada Panglima Sun Shin yang tak tinggal diam.

    Untuk beberapa waktu, keduanya terlibat pertarungan yang sengit di mana wajah Taehyung yang masih terlihat begitu tenang meski gerakan tangannya begitu cepat. Menangkis dan menyerang dalam waktu bersamaan hingga konsentrasinya yang terbagi pada Changkyun membuatnya melakukan kesalahan fatal yang mengakibatkan tubuhnya terlempar jauh hingga tombak di tangannya terlepas dan melebur menjadi air.

    Karna keadaan yang cukup gelap, Changkyun tidak melihat hal itu. Yang Changkyun tahu hanyalah tombak es Taehyung yang tiba-tiba menghilang, namun apa yang bisa ia lakukan, dia bukanlah seorang ksatria yang bisa melakukan adegan penyelamatan di akhir kisah. Dia hanyalah anak kecil yang tersesat di dunia fantasi yang begitu nyata.

    "Di mana kebanggaanmu yang dulu? Apa kau benar-benar sudah menjadi pecundang?" Panglima Sun Shin menghampiri Taehyung.

    Taehyung lantas berdiri dan membersihkan bahunya. "Aku tidak ingin serius denganmu, jadi hentikan sekarang!"

    "Aku yang akan menghentikan hidupmu!"

    Panglima Sun Shin mengayunkan pedangnya, berinisiatif untuk menebas leher Taehyung. Namun siapa sangka saat Taehyung menggerakan tangan kirinya ke samping, saat itu pula tombak es itu secara ajaib kembali ke tangannya yang langsung ia gunakan untuk menepis pedang milik Panglima Sun Shin.

    "Keras kepala." gumam Taehyung dan pertarungan keduanya pun di lanjutkan kembali, namun kali ini Taehyung terlihat lebih atraktif.

    Changkyun membuka mulutnya ketika melihat Taehyung yang sempat melompat ke atas seperti terbang, menyingkirkan rasa takutnya yang berganti dengan sebuah kekaguman. Dia pikir hal seperti ini hanya terjadi dalam imajinasi manusia, namun detik itu dia menyaksikannya sendiri dan ini bukanlah sebatas imajinasinya belaka.

    Duel antara Taehyung dan Panglima Sun Shin semakin sengit meski tak ada satupun dari mereka yang mampu melukai lawan masing-masing, hingga batin Taehyung yang tersentak ketika pendengarannya menangkap sesuatu yang bergerak secara bersamaan dan benda itu mengarah pada Changkyun.

    Netra Taehyung membulat sebelum ia melompat dan seakan terbang ke arah Changkyun. Changkyun yang melihatnya pun tak sempat terkejut karna Taehyung langsung memeluk pemuda ia begitu ia menjangkau tempat pemuda itu berdiri, dan saat itu pula Taehyung menancapkan tombak es nya. Mengangkat tangannya setinggi bahu dan menggerakknya ke samping.

    Dan di detik itu pula munculah tombak-tombak yang berjajar mengitari keduanya, membuat sebuah lingkarang seperti sebuah benteng yang kemudian menangkis puluhan anak panah yang menyerbu tempat keduanya.

    Namun Taehyung sedikit terlambat hingga sebuah anak panah berhasil lolos sebelum tombak es menutup akses dengan sempurna dan justru menancap pada leher bagian belakangnya. Dia tersentak hingga perlahan darah keluar pada bagian yang tertancap oleh benda tajam tersebut, namun warna dari darahnya bukanlah merah melainkan hitam.

    Kelopak mata yang sempat menutup itupun perlahan kembali terbuka dengan rahang yang mengeras dan juga tatapan mata yang menajam. Taehyung menggerakkan tangan kirinya untuk memegang anak panah yang kini menancap pada lehernya, seakan tak bisa merasakan apapun, wajahnya tak menunjukkan reaksi kesakitan. Namun sedetik kemudian, anak panah di tangannya tersebut tiba-tiba membeku dan melebur dalam sekejap mata tanpa menyisakan bekas di lehernya dan bahkan tak ada bercak darah di area lehernya.

    Changkyun perlahan mendorong tubuh Taehyung, melepaskan diri dari pelukan Taehyung. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan sekaligus rasa tak percaya ketika mereka berada di dalam lingkaran jeruji yang terbuat dari es. Dia lantas mengarahkan tatapan menuntutnya pada Taehyung.

    "Tetap di sini dan jangan lakukan apapun!"

    Taehyung kemudian melompati penjara kecil yang ia buat untuk Changkyun dan mendaratkan kakinya dengan selamat di luar beteng yang ia buat untuk Changkyun. Saat itu pula sudut bibirnya terangkat ketika mendapati beberapa orang mengenakan pakaian tradisonal Korea sudah mengepung tempatnya, dan jika di lihat dari pakaian yang mereka kenakan, sepertinya mereka berasal dari kasta Bangsawan.

    "Lama tidak melihat kalian, terima kasih atas sambutan yang telah kalian berikan." perkataan tenang dengan nada provokosi yang sangat kuat terlontar oleh mulut Taehyung.

    Changkyun yang merasa penasaran pun mengintip dari celah di antara jeruji es yang mengepungnya. Dia tidak lagi terkejut dengan penampakkan orang-orang kuno yang berada di sana, dan satu hal yang bisa ia simpulkan malam ini, bahwa Taehyung adalah seorang pengendali es. Karna jika bukan Taehyung yang membuat penjara es tersebut, lalu siapa lagi.

    Avatar? Ini gila, tapi di saat bersamaan Changkyun menjadi antusias. Dia tidak percaya jika ada orang yang memiliki kemampuan seperti itu di dunia nyata, namun bagaimana jika dia melihat darah Taehyung. Masihkan ia menyebut ini adalah hal yang keren?

    "Kau datang hanya untuk mengantarkan nyawamu, Kim Taehyung?" salah seorang dari puluhan Bangsawan di hadapannya berucap.

    Senyum Taehyung tersungging dengan lembut. "Bahkan setelah mengalami kematian, sifatmu itu benar-benar tidak berubah."

    "Menyingkir kalian semua! Bocah ini adalah milikku!" suara besar Panglima Sun Shin menengahi mereka.

    "Sebaiknya Panglima mundur, kami memiliki urusan yang lebih besar dengan orang tidak tahu diri itu."

    "Cih, kau mencoba mengguruiku, bocah!"

    "Jika Panglima tidak ingin mundur, Panglima bisa bergabung bersama kami."

    "Bocah-bocah kurang ajar, jangan menangis jika aku tidak sengaja menebas leher kalian."

    "Lakukan jika itu adalah hal yang mudah."

    Sudut bibir Taehyung kembali terangkat, mendengar perdebatan yang menurutnya sangat konyol.

    "Sudah selesai berdebatnya?" suara Taehyung menginterupsi semua orang.

    "Aku tidak akan segan kepada kalian."

    Taehyung menggerakkan tangan kirinya ke balik punggungnya dan kembali mengeluarkannya dengan sebuah pedang es yang memiliki ukuran kecil namun panjang dengan sebuah pita bercahaya yang terhubung dengan ujung gagang pedang, terlihat begitu cantik namun sangat mematikan jika sang pemilik telah mengayunkannya.

    "Kita mulai sekarang!" ucap Taehyung dengan lebih serius, dia mengangkat pedang di tangannya setinggi bahu dengan ujung pedang mengarah ke bawah.

    "Terkutuklah kalian." sebuah gumaman yang menuntun tangannya untuk melepaskan pedang di tangannya yang kemudian meluncur ke bawah.

    Namun tepat saat ujung pedang tersebut menyentuh lantai, pedang tersebut tiba-tiba melebur dan angin kencang yang berpusat pada pijakan Taehyung berhembus menerpa ke segala penjuru. Membuat udara di sekitar Istana Gyeongbok mencapai suhu terbawah.

    Istana Gyeongbok, membeku!

Selesai di tulis : 19.12.2019
Di publikasikan : 30.12.2019

   

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro