Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 11

Changkyun turun ke lantai bawah untuk makan malam dan sedikit celingukan, pasalnya sejak sore tadi ia tidak melihat Junhee. Padahal seharian penuh hantu itu selalu menemaninya.

    "Tuan Muda sudah di sini? Aku baru ingin memanggil Tuan Muda." tegur Chunghee yang berjalan menghampirinya dan kemudian berdiri di sampingnya.

    "Jun Hyeong pergi kemana? Dari tadi aku tidak melihatnya."

    "Dia sedang menjemput seorang tamu." ujar Chunghee sembari membalik piring kosong Changkyun dan mengambilkan beberapa menu makanan yang tersedia di meja.

    "Tamu? Tapi bukan hantu, kan?"

    Chunghee tertawa ringan mendengar pertanyaan yang baru saja di ucapkan oleh Changkyun. Dia menaruh piring yang sudah penuh dan berkata, "kenapa Tuan Muda berpikir seperti itu?"

    "Taehyung Hyeong mengatakan bahwa hantu-hantu yang ada di luar adalah tamunya."

    Chunghee mengembangkan senyumnya. "Kali ini tamunya sangat istimewa."

    "Apa dia juga seorang pemburu hantu? Atau seorang Pendeta?"

    Sebelah alis Chunghee terangkat sekilas, mencoba menebak apa yang tengah di pikirkan oleh pemuda di hadapannya.

    "Kenapa harus pemburu hantu dan Pendeta?"

    "Kakek bilang tamunya istimewa, bukankah itu berarti rekan bisnis Taehyung Hyeong? Taehyung Hyeong adalah pemburu hantu, jadi wajar jika dia berteman dengan Pendeta."

    "Siapa yang mengatakan hal itu kepada Tuan Muda?" heran Chunghee.

    "Jun Hyeong." cetus Changkyun dan kembali membuat sebelah alis Chunghee sedikit terangkat, namun dia tersenyum canggung setelahnya.

    "Bukan begitu... Hari ini tamu istimewanya berasal dari pulau Jeju."

    "Kenapa jauh sekali?"

    "Untuk itu aku kurang tahu, tapi beliau ini adalah teman baik dari Tuan."

    Changkyun mengangguk-anggukkan kepalanya, meski dia tidak tahu apa yang telah ia mengerti. Dia pun mulai menyantap makan malamnya seorang diri dan setelah selesai, dia memainkan ponselnya di saat Chunghee tengah mencuci piring.
    Awalnya Changkyun merasa heran, karna rumah sebesar ini hanya mempekerjakan kakek tua untuk melakukan semua pekerjaan rumah. Tapi sejak Changkyun menempati rumah tersebut, dia tidak pernah melihat Chunghee membersihkan tempat lain selain kamarnya, dan anehnya seluruh penjuru ruangan tampak begitu bersih. Jadi kapankah Chunghee membersihkan rumah tanpa sepengetahuannya.

    Changkyun tiba-tiba menggerakkan bola matanya ke atas dengan pergerakan jarinya yang terhenti. Batinnya sedikit tersentak akan perasaan yang sedikit familiar, namun bukan sesuatu yang membuatnya takut melainkan sesuatu yang lain.

    Sejenak ia terdiam hingga matanya mengerjap ketika ia menyadari akan sesuatu. Dia bergumam, "Taehyung Hyeong?"

    Dia menoleh ke arah Chunghee yang masih sibuk mencuci piring dan kembali ke arah sebelumnya. Dia pun beranjak berdiri, berjalan meninggalkan ruang makan dan segera bergegas kembali ke kamarnya dengan berlari kecil.
Dia membuka pintu kamarnya dan mendapati pintu balkon yang terbuka meski sebelum ia pergi, ia telah menutup pintu balkon tersebut.

    Dia pun masuk dan bergegas berjalan ke arah balkon. Matanya membulat, menunjukkan binar yang berkilauan ketika ia mendapati sosok Taehyung tengah duduk di balkon sembari membaca buku. Dia pun segera mendekatinya.

    "Hyeong sudah pulang?" teguran ringan yang membuat Taehyung mengangkat pandangannya. Menampakkan seulas senyum hangat seiring ia yang menutup buku bacaannya untuk menyambut kedatangan Changkyun.

    "Kau sudah selesai makan?"

    Changkyun mengangguk dan segera berdiri di samping Taehyung yang sedikit mendongak untuk melihat wajahnya.

    "Kapan Hyeong datang? Kenapa aku tidak tahu?"

    "Baru saja."

    "Hyeong masuk lewat mana? Kenapa aku tidak melihat kedatangan, Hyeong?"

    Senyum Taehyung mengembang dengan sempurna. Di raihnya telapak tangan pemuda itu yang kemudian ia genggam lalu berucap, "aku datang saat kau sedang makan."

    "Hyeong tidak makan?"

    Taehyung menggeleng ringan tanpa bisa menghilangkan seulas senyum di bibirnya.

    "Ini sudah malam, sebaiknya Hyeong makan dulu."

    Taehyung kembali menggeleng.

    "Kenapa?"

    Taehyung tetap menggeleng dan memancing kecurigaan di garis wajah Changkyun. Namun perhatian Changkyun teralihkan oleh kedatangan Chunghee.

    "Tuan sudah kembali?" sapaan ringan beserta sebuah tundukan kepala, berbalas seulas senyum dari Tae Hyung.

    "Perlukah ku bawakan teh untuk Tuan?" tawarnya kemudian.

    "Boleh, tapi bukan kau yang akan membawakan nya untuk ku." ujar Taehyung yang kemudian mengarahkan pandangannya pada Changkyun. Menatap tepat pada binar mata yang begitu cantik dan justru mengingatkannya pada sosok ibu Changkyun di masa lalu.

    "Maukah kau, membawakan secangkir teh untuk ku?"

    Dengan mudahnya Changkyun mengangguk. Dia pun berbalik, membuat pegangan Taehyung pada telapak tangannya terlepas. Chunghee pun menundukkan kepalanya sejenak sebelum mengikuti Changkyun dari belakang. Dan tepat setelah pintu kamar tertutup, hawa dingin itu datang bersamaan dengan hembusan angin lembut yang menyapa tempatnya.

    Netranya kemudian menemukan sosok Junhee yang tiba-tiba berdiri beberapa langkah di hadapannya yang segera menundukkan kepalanya sebagai pengganti salam. Dia mengarahkan pandangannya ke halaman yang cukup gelap.

    "Kemarilah dan temui aku, saudara ku."

    Tepat setelah kata itu terucap, siluet hitam yang besar tiba-tiba saja muncul dari halaman dan melompat tinggi hingga mendarat di lantai balkon. Dan di sanalah sosok Srigala berukuran besar dengan mata merah menyala menghadap ke arah Taehyung yang justru masih mempertahankan senyumnya.

    Tangan Taehyung terulur ke udara dan membimbing Srigala besar tersebut untuk datang padanya dan segera menempatkan kepalanya tepat di bawah telapak tangan Taehyung, sebelum akhirnya duduk di samping Taehyung.
    Taehyung pun mengusap lembut kepala penuh bulu dari Srigala yang tampak buas namun nyatanya begitu ramah padanya tersebut, seakan-akan bahwa ialah sang Tuan dari Srigala besar tersebut. Namun perhatian ketiganya segera teralihkan oleh suara berat Changkyun yang tiba-tiba ikut bergabung.

    "Hyeong." Changkyun berdiri di ambang pintu balkon dengan sebuah nampan berisi secangkir teh. Mata bulatnya langsung terarah pada sosok Srigala yang berada di samping Taehyung.

    Awalnya Taehyung mengira bahwa Changkyun takut, mengingat ukuran Srigala tersebut melebihi ukuran Srigala pada umumnya. Namun pemikirannya tersebut salah, karna Changkyun datang padanya dengan tatapan yang sangat antusias serta senyum yang melebar.
    Di taruhnya nampan tersebut di hadapan Taehyung dan segera berjalan memutari punggung Taehyung, lalu berjongkok di samping Srigala yang terlihat lebih besar darinya ketika ia tengah berjongkok.

    Changkyun mengarahkan pandangannya pada Taehyung dengan penuh antusias dan berucap, "Hyeong punya Anjing?"

    Senyum Taehyung yang sempat memudar kembali terlihat ketika ia menyadari tatapan menuntut dari sang Srigala yang seakan ingin menanyakan siapakah sosok Changkyun yang baru saja menyebutnya dengan seekor Anjing. Taehyung kemudian menjatuhkan telapak tangannya pada puncak kepala Changkyun dengan sedikit usapan lembut sebelum ia menarik kembali tangannya.

    "Dia bukan Anjing, tapi Srigala."

    Changkyun mendongak setelah sebelumnya kembali memperhatikan sang Srigala "Benarkah?" cetusnya dan kembali melihat Srigala yang tengah menatapnya dengan intens, namun terlihat sedikit kebingungan pada netra merahnya.

    "Besar sekali..." kagum Changkyun. Dia menggerakkan tangan kirinya untuk menyentuh kaki Srigala tersebut dengan hati-hati, dan senyum itu dengan mudahnya mengembang ketika jemarinya menyentuh bulu lembut sang Srigala.

    "Kau menyukainya?"

    Changkyun mengangguk dengan cepat, dan perlahan tangannya berpindah pada leher Srigala tersebut.

    "Apa dia tidak menggigit?"

    "Dia tidak akan menggigit jika kau tidak menggigitnya terlebih dulu." ujar Taehyung yang di tujukan untuk bercanda, namun sepertinya sang Srigala sedang tidak ingin bercanda.

    "Apa Hyeong yang memeliharanya? Kenapa aku tidak melihatnya selama ini?"

    "Dia bukan milik ku."

    Changkyun menghentikan pergerakan tangannya dan segera mendongakkan wajahnya.

    "Bukan milik Hyeong, tapi kenapa bisa ada di sini?"

    "Dia hanyalah tamu."

    "Jadi tidak boleh di pelihara?"

    Sebelah alis Taehyung terangkat.

    "Kau ingin memeliharanya?"

    Changkyun mengangguk.

    "Kalau begitu, kau tanyakan padanya sendiri. Maukah dia menjadi peliharaan mu?"

    Changkyun menatap ragu ke arah Taehyung sebelum mempertemukan tatapannya dengan netra tajam si Srigala yang membuat dahinya mengernyit, menfokuskan pandangannya pada netra tajam yang berkilat merah tersebut. Namun ketika ia semakin menyelami tatapan itu, pikirannya terbuyarkan ketika sebuah telapak tangan yang hangat mendarat pada puncak kepalanya dan membuatnya kembali mendongak.

    "Masuklah ke dalam! Aku ada keperluan sebentar dengannya."

    "Keperluan apa?" batin Changkyun, karna 'Dia' yang di maksud oleh Taehyung sudahlah pasti si Srigala. Tapi hal apa yang bisa di urus dengan seekor Srigala.

    "Jun."

    "Ye, Tuan ku."

    "Bawa Tuan kecil kita masuk!"

    "Ye, Tuan ku."

    Junhee datang mendekat dan saat itu, Changkyun tiba-tiba memeluk Srigala tersebut dengan gemas dan juga senyum yang mengembang dengan sempurna.

    "Jangan pergi sebelum aku kembali." ujarnya pada sang Srigala sebelum pergi bersama Junhee. Tidak jauh-jauh, karna Junhee hanya membawa Changkyun masuk ke dalam kamar dan secara otomatis pintu balkon beserta gorden tebal tertutup secara sempurna tepat ketika keduanya memasuki kamar. Seakan pembicaraan yang akan di lakukan oleh Taehyung bersama dengan tamunya benar-benar sesuatu yang rahasia.

    Taehyung menatap pintu balkon yang telah tertutup dan samar-samar mendengar suara berat Changkyun yang berceloteh tentang Srigala yang masih berada di samping nya di dalam sana. Dia kemudian menjatuhkan kembali pandangannya pada Srigala yang masih setia duduk di sampingnya.
    Tangannya kembali terangkat untuk menyentuh wajah Srigala tersebut. Dan tepat di bawah mata Srigala tersebut, terdapat sebuah luka gores yang cukup panjang dan membuat satu bulu pun tak bisa tumbuh pada area tersebut.

    Taehyung menahan senyumnya dan berujar, "tunjukkanlah padaku, wujud sempurna mu!"

    Kalimat yang terucap layaknya sebuah mantra. Tiba-tiba angin lembut berhembus dan berputar di sekitar keduanya, hingga sosok Srigala di hadapannya memudar dan di gantikan oleh sosok seorang pria bertubuh besar dan tegap yang kini duduk menggantikan sang Srigala dengan satu lutut yang terjatuh pada lantai.
    Pria asing itu mengangkat wajahnya dan dengan begitu, Taehyung mampu melihat luka goresan yang memanjang tepat di bawah mata bagian kiri pria tersebut.

    Tatapan prihatin Taehyung jatuh pada bekas luka tersebut. Perlahan tangan kirinya menangkup wajah tersebut dan mengusap bekas luka yang tak kunjung hilang meski sudah ribuan tahun berlalu.

    "Sangat di sesalkan ketika luka ini masih bertahan di sini, Son Hyunwoo."

    Son Hyunwoo, sang Alpha dari klan Werewolf yang menguasai dataran Jeju. Seorang Alpha yang telah menjadi sahabat Taehyung selama ribuan tahun lamanya. Seorang Alpha yang memiliki cacat di wajahnya, setelah terjadi kerusuhan di dalam Pack nya dan mengharuskannya beserta Pack nya untuk hidup berbaur dengan manusia.

    "Luka ini tidak sebanding dengan rasa bersyukur ku karna bisa melihat kembali wajah, Tuan ku." Hyunwoo berujar dan membuat senyum terpaksa Taehyung mengembang dengan singkat.

    Taehyung menarik tangannya, menghilangkan keprihatinan dan mengembalikan ketenangan di wajahnya.

    "Aku tidak pernah bersedia untuk menjadi Tuan mu. Berdirilah dan temani aku sebentar."

    Hyunwoo berdiri dan saat itulah tampak bahwa dia memiliki postur tinggi dan tegap. Tampak sangat sempurna sebagai seorang Alpha jika saja luka di wajahnya tersebut bisa menghilang, namun layaknya kehidupan abadi yang ia dapatkan. Luka itu juga abadi di sana.
Tak berniat untuk duduk, Hyunwoo memilih untuk berdiri menghadap Taehyung yang sepertinya akan tetap duduk di tempatnya.

    "Adakah hal yang ingin kau sampaikan padaku?" Taehyung berujar, memulai pembicaraan serius di antara keduanya.

    "Aku belum bisa menemukannya. Apa kau benar-benar yakin dengan hal ini?"

    Pandangan Taehyung terjatuh pada secangkir teh di hadapannya, sedangkan tatapan ramahnya telah berganti dengan tatapan yang terlihat begitu dingin.

    "Dia ada, entah di belahan dunia mana. Aku telah membawanya pergi bersamaku, dan dia tidak memiliki reinkarnasi. Dia hanya bersembunyi di suatu tempat."

    Perkataan yang terucap dengan begitu tenang namun sangat menuntut. Dia pun kembali mengarahkan pandangannya pada Hyunwoo.

    "Kau sudah bekerja keras selama ini. Aku tidak ingin memaksa mu, kau boleh kembali berbaur dengan Kelompok mu sekarang."

    "Aku tidak bisa kembali sebelum tugas ku terpenuhi." bantah Hyunwoo.

    "Aku hanya meminta bantuan, bukannya memberi tugas. Jangan salahpaham dengan apa yang ku ucapkan."

    "Kau sudah menyelamatkan kami, dan keberadaan ku di sini hanyalah untuk membalas kebaikan hati mu."

    Taehyung mengalihkan pandangannya. Menyadari bahwa dia sedikit melemah ketika berhadapan dengan sang Alpha, meski dia sendiri lebih kerap mendominan keadaan. Namun entah kenapa, hatinya terasa melemah setiap kali bertemu dengan tatapan lembut Hyunwoo.
    Dia kemudian mengambil cangkir tehnya, lalu sedikit menyesapnya sebelum pandangannya jatuh ke depan di susul oleh sudut bibirnya yang terangkat. Membuat seulas senyum ketika merasakan secangkir teh yang sudah lama tidak ia rasakan.

    "Ada hal yang sedikit mengganggu ku." Hyunwoo bersuara dan menarik perhatian Taehyung.

    Taehyung menaruh kembali cangkir di tangannya ke atas meja dan segera mengarahkan pandangannya pada Hyunwoo dengan senyum tipis yang masih tersisa di kedua sudut bibirnya.

    "Katakan padaku!"

    Hyunwoo tampak mempertimbangkan sesuatu. "Saat aku kembali ke Pack-ku, ada sebuah hutan terlarang di bagian selatan Gunung Halla. Dan tidak ada satupun dari Kelompok ku bisa memasuki hutan tersebut."

    "Gunung Halla?"

    "Benar."

    "Bukankah Kelompok mu juga tinggal di sana?"

    "Lebih tepatnya di bagian Utara." ujar Hyunwoo membenarkan.

    Taehyung menjatuhkan pandangannya. "Begitu rupanya." gumamnya dan beranjak berdiri.

    Dia pun melangkahkan kakinya melewati Hyunwoo dan berhenti tepat di dekat pembatas lantai, begitupun dengan Hyunwoo yang berbalik ke arahnya.

    "Menurut mu, kenapa hutan itu tidak bisa di masuki oleh Kelompok mu?" ujar Taehyung dengan nada menerawang di saat tatapan hangatnya sendiri tengah berusaha menerawang sesuatu yang bersembunyi di balik kegelapan.

    "Segel. Aku pikir itu adalah segel yang sengaja di pasang untuk menyembunyikan sesuatu."

    "Segelkah? Kapan kalian menemukan tempat itu?"

    "Tidak lama. Tempat itu ada sekitar seratus tahun yang lalu."

    Senyum Taehyung melebar setelah mendengar penuturan Hyunwoo.

    "Tapi seratus tahun adalah masa yang sangat lama bagi manusia."

    "Tentu saja tidak! Aku dulu punya Anjing yang besar. Sebesar ini, tapi tidak lebih besar dari Anjing yang sedang bersama Taehyung Hyeong di sana." celoteh dari dalam kamar yang menarik perhatian Hyunwoo yang begitu sensitif dengan kata 'Anjing'. Namun saat itu Taehyung justru menahan senyumnya.

    Dia berbalik. Berhadapan dengan Hyunwoo dan lantas berujar, "putraku."

    Mata Hyunwoo memicing tajam dan Taehyung kembali berucap, "Lost Child, si pemilik darah suci pematah kutukan. Kau baru saja bertemu dengannya."

    Mata Hyunwoo seketika membulat dengan sempurna. Dia segera menolehkan kepalanya ke arah pintu balkon di mana dari tempat itu suara Changkyun masih terdengar jelas di telinganya.

    "Aku ingin memperkenalkannya padamu." ucap Taehyung dan kembali menarik perhatian Hyunwoo.

    "Jadi, anak itu benar-benar ada?" ujar Hyunwoo, menyimpan rasa tidak percayanya terhadap sesuatu yang ia dengar sebagai sebuah mitos.

    "Lim Changkyun, dia datang tujuh belas tahun yang lalu."

    "Berarti, usianya sekarang adalah delapan belas tahun."

    "Benar."

    "Jika Lost Child benar-benar ada, berarti kutukan itu benarlah adanya?" ujar Hyunwoo yang memperlihatkan guratan khawatir di wajah tenangnya yang terkesan arogan tersebut.

    "Apa kau sedang meragukan ku?"

    "Bukan begitu. Kita berbeda dan aku sedikit kesulitan untuk beradaptasi dengan dunia mu."

    "Untuk itu, aku tidak pernah memaksamu untuk berbaur dengan ku. Tapi putraku, bersediakah kau mengasuhnya?"

    Sebuah pernyataan yang membuat Hyunwoo sedikit terkejut. Bagaimana tidak, dia baru saja kembali ke Pack-nya dan terlibat perselisihan dengan Beta-nya sendiri karna melibatkan diri dengan masalah Taehyung, dan kali ini Taehyung justru menuntunnya untuk semakin masuk ke dalam dunianya lebih jauh lagi. Namun sanggupkah ia menolak permintaan dari seorang teman, dan suara berat pemuda yang terus berceloteh di dalam sana terus berusaha menguasai pendengarannya.

    "Jangan lakukan!" sebuah perkataan dengan nada tak bersahabat yang tiba-tiba terngiang di telinga Hyunwoo. Dia mengarahkan pandangannya ke arah kegelapan yang berada di belakang Taehyung, dan dia tahu bahwa pemilik suara itu adalah seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka. Diapun yakin bahwa Taehyung sendiri juga telah menyadari kehadiran seseorang tersebut sejak awal kedatangannya.

    "Aku ingin membalas kebaikan mu, tapi tangan ku tak mampu melakukannya. Jadi biarkan putraku sebagai gantinya... Maukah kau melakukannya sekali lagi, saudara ku?"

    "Seorang Alpha tidak pernah menerima perintah."

    sebuah peringatan, suara itu kembali terngiang di telinga Hyunwoo dan kali ini suara tenang itu terdengar sedikit menuntut dan membuat dahinya mengernyit secara berlebihan dengan sorot mata yang semakin menajam. Manakah yang harus ia pilih?

    "Tapi Kim Taehyung adalah Alpha dari seluruh Alpha yang berada di dunia ini." pikiran Hyunwoo memberontak pendapat yang terus terngiang di benaknya.

    "Apa bicaranya belum selesai? Apa yang di lakukan Taehyung Hyeong dengan Anjing itu?" suara Changkyun kembali terdengar dan kerutan di dahi Hyunwoo tiba-tiba menghilang seiring dengan tatapan tegasnya bertemu kembali dengan tatapan hangat Taehyung.

    "Aku menerimanya."

    "Bodoh!" umpatan kecil menyusul pernyataan tegasnya dan di akhiri oleh senyum simpul dari Taehyung.

    "Aku harus pergi malam ini." ujar Hyunwoo kemudian dan seakan mengerti tujuan Hyunwoo, Taehyung pun membukakan jalan selebar mungkin untuk Hyunwoo meninggalkan kediamannya.

    "Silahkan dan jika sempat, sampaikan permohonan maafku kepadanya."

    Hyunwoo tersenyum tipis dan berjalan ke arah pembatas lantai. Dia merendahkan tubuhnya dan hanya dalam hitungan detik, sosok manusianya kembali berubah wujud menjadi Srigala. Dia pun segera melompat ke bawah dan menghilang dalam kegelapan sebelum akhirnya terdengar lolongan Srigala yang saling bersahutan menjauhi tempat di mana Taehyung tetap berdiri mengantarkan kepergiannya dengan seulas senyum tipisnya.

    Kembali merasakan malam yang tak pernah damai ketika begitu banyak suara yang berputar di telinganya. Taehyung mengarahkan pandangannya ke langit malam yang gelap, atau lebih tepatnya ke arah rembulan yang menggantung di langit. Menatapnya seakan tengah mengucapkan sebuah permohonan.

    "Berhenti berlari dan segera datanglah padaku." gumamnya, membiarkan cahaya bulan malam itu menyampaikan pesannya kepada seorang wanita yang berdiri di atas batu besar yang berada di tengah hutan belantara.

Selesai di tulis : 06.10.2019
Di publikasikan : 11.10.2019




Untuk pertama kalinya saya membawa Werewolf dalam Karya saya. Mohon maaf jika ada beberapa yang tidak sesuai karna saya juga belum memperlajari tentang Klan tersebut😂😂😂😂

Pertanyaan untuk para Monbebe : Pilih Showki atau Showhyuk😁😁😁😁 Tentukan pilihan kalian sekarang juga.

MONSTA X Shownu (Son Hyunwoo)
(Selamat untuk Kakak entikhale yang sudah berhasil menjawab dengan benar)😁😁😁😁

Abaikan Lee Yongbok dan Lee Minhyuk yang nyempil di belakang😂😂😂😂 Arahkan perhatian kalian pada dua Alpha di atas. Tapi itu Taehyung ngelirik siapa sih🤔🤔🤔🤔 Si Minhyuk juga liat siapa, jadi penasaran😂😂😂😂

Tapi adakah yang penasaran dengan kelanjutan cerita ini😁😁😁😁
Ternyata masih banyak pemain yang belum keluar ya🙈🙈🙈🙈🙈
Akan ada salah satu member Stray Kids yang menjadi pemain tambahan untuk ke depannya😁😁😁😁

Sampai Jumpa.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro