Awal
Test ombak..
Bawa Ghena dan Abel..
Semoga suka..
Bapak Abel Savian yang tahun ini berusia 32 tahun dengan dua anak... 😆😆😆😆😆
Mencintaimu butuh pengorbanan luar biasa. Salah satunya menerima segala karakter keluargamu yang tidak pernah menyukaiku.
Memiliki pekerjaan yang sangat complicated, alias sebagai wanita karir, tidak hanya di kantor tapi karir di rumah juga membuatku sadar aku harus memiliki stok sabar yang lebih banyak lagi.
Apalagi ketika mendengar sebuah kalimat dari putra pertamaku saat kami, aku dan Abel, menjemputnya di rumah nenek care pukul 8 malam, membuat kegiatanku menggendong putri kecilku terhenti.
"Ma, besok Agil disuruh bawa buku nabi-nabi sama bu guru."
Aku benar-benar diam. Dengan manik mataku, aku sibuk mencari di mana sosok Abel, suamiku, itu saat ini.
"Ma. Agil enggak mau sekolah kalau enggak bawa bukunya."
Dengan sekuat tenaga, aku tekan kuat-kuat emosi yang akan meledak. Rasanya kurang baik juga melampiaskan semua kekesalan kepada anak yang tidak tahu apa-apa.
Apalagi mendengar Agil baru mengatakan hal yang sangat penting untuk dia bawa besok ke sekolah di jam malam seperti ini, pasti ada alasannya. Dan aku yang kesibukannya di luar rumah tidak seharusnya memaki Agil atas kondisi seperti ini.
"Nanti mama cari di rumah ya." Kalimat itu yang keluar dari mulutku untuk menenangkan Agil. Sampai aku menemukan suamiku baru kembali dari luar rumah mamaku ini, langsung saja tatapan penuh harapan kuberikan kepadanya.
Harusnya dia punya solusi. Dan aku yakin dia mampu membantuku dalam kondisi yang seperti ini.
"Pa, besok Agil disuruh bawa buku kisah 25 nabi. Emangnya bisa mampir ke toko buku dulu balik dari sini?"
Sumpah, dengan ekspresi yang benar-benar tenang, kayak enggak akan terjadi apa-apa, Abel kasih saran yang sangat luar biasa.
"Kamu cari aja di internet kisah-kisah nabi. Terus diprint. Nanti aku yang bantu jilid. Kayaknya masih ada bahan sisa bekas tugas kantorku kemarin."
Hanya semudah itu dia jawab, tapi jujur aja berhasil buat aku terpesona. Mungkin inilah kenapa aku dan Abel dipasangkan oleh Tuhan. Aku yang cepat sekali panik menanggapi sesuatu, dapat diimbangi dengan ketenangan yang Abel miliki.
"Hebat banget sih kamu. Aku sama sekali enggak kepikiran."
"Kamu bukan enggak kepikiran. Cuma males mikir aja. Untung nikah sama aku enggak buat otak kamu banyak mikir," balas Abel menggodaku.
Dia mengambil alih putri kecil kami dari gendonganku. Dan membawanya keluar.
Sedangkan aku yang masih diam di tempat cuma bisa mencibirnya.
Menikah dengan Abel memang tidak perlu otak yang cerdas dan mampu berpikir luas. Hanya saja, selama 7 tahun ini aku cukup memperkuat kesabaranku untuk menghadapi para enemies yang ternyata akhir pekan ini akan bertambah 1 orang lagi.
Continue..
Alhamdulillah, bawa Abel sama Ghena lagi?
Siapa yang nungguin cerita ini muncul.
Hahaha.. Bukan cerita aneh-aneh. Cuma tentang keluarga. Beberapa kisah nyata aku selipin di sini. Tapi gak semua.. Semoga bisa dinikmati.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro