Chapter 8
3rd pov
"Cuacanya cerah sekali, memang saat-saat yang bagus untuk jalan-jalan." Ujar Kazuha sembari meregangkan badannya.
Heizou yang berjalan disamping Kazuha mengangguk setuju. Memang tidak ada yang lebih baik daripada keluar dan jalan-jalan daripada menunggu di rumah. Mungkin kalau Heizou sudah kelamaan didalam rumah, dia lebih memilih tidur daripada merasakan kebosanan yang melanda pikirannya.
Oh tidak-tidak, Heizou tidak mau itu terjadi. Heizou cepat sekali bosan dan tidak mau melakukan sesuatu yang merepotkan. Tapi lain cerita kalo mengungkap misteri dan kebenaran kriminal.
"Benar banget! Selain cuacanya bagus, disini juga damai. Berapa lama pun aku tinggal di pulau Watatsumi, gak pernah bosan dengan keindahan pemandangannya~" kalau Heizou tidak menyetujui misi rahasia dari pimpinan Tenryou Commision, mungkin sejak dulu dia tidak merasakan keindangan dan pulau yang penuh misteri ini.
"Oh ya sebelum kita ke waverider bisakah kita mampir ke kapal induk Crux Fleet dulu? Saya ingin menganti perban, baru sadar kemarinーsaat saya mabuk jadi rada kotor." Ucap Kazuha sembari melihat tangan kanannya yang terbalut perban.
"Hm, perban?" Heizou mengulangi kata yang diucapkan Kazuha, manik emeraldnya melihat perban di tangan Kazuha. perbannya terlihat agak kotor, dan ia bisa melihat sesuatu dari bagian perban yang hampir lepas.
'Kulitnya.....luka bakar?' batin Heizou dalam hati. Oh iya juga, Heizou lupa mempertanyakan perban di tangannya Kazuha. Heizou pikir style dia tapi pertama kali bertemu Kazuha, pemuda itu tidak memakai perban di tangannya melainkan dibagian bawah tangan.
"Iya juga, ayo ke kapal dulu!" Heizou menyetujui dan mereka berdua jalan menuju kapal induk Crux Fleet.
Tidak butuh waktu lama berjalan, mereka tiba di kapal Crux Fleet. Heizou mengikuti Kazuha mencari perban.
"Ngomong-ngomongー" Heizou membuka suaranya sewaktu Kazuha mendapatkan perban.
"Tanganmu itu, kenapa sampai diperban? Terakhir kali kita bertemu, aku gak pernah melihatmu memakai perban di tangan dan aku yakin perban itu bukan cara berpakaianmu kan?"
"Jangan-jangan....luka bakar?" Heizou memberinya banyak pertanyaan hingga merujuk ke tebakan. Kalau intuisinya benar, dibalik perban itu....
Kazuha memerjapkan matanya sejenak sebelum melihat ke arah tangannya. Ia lalu mengangguk kecil.
"Iya, luka ini adalah bekas luka bakar akibat menggenggam vision yang sudah mulai kehilangan cahayanya. Ssat itu hanya ini yang bisa saya selamatkan dari Tenshukaku" Ia memperlihatkan telapak tangannya yang diperban tersebut. Lukanya memang sudah lama hilang namun bekasnya masih terukir disanaーtanpa tahu kapan akan benar-benar menghilang, luka yang tercipta saat ia kehilangan sahabat baiknya.
"Vision itu benar-benar misterius. Ketika ia mulai kehilangan cahayanyaーjustru saat itu ia terasa sangat panas, saat itu rasanya bagai memegang besi yang dipanaskan." Jelas Kazuha.
Mereka sampai di Crux Fleet, Kazuha masuk kedalam dan menyapa sedikit Orang-orang yang berpapasan dengannya, ia lalu membuka pintu ruang tidurnya disana sembari membiarkan sang detektif untuk masuk ke dalam.
"Kalau begitu saya akan mengganti perban saya dulu, Heizou-dono bisa duduk dulu di atas kasur." Jelas Kazuhaーia mulai melepaskan perban yang ada ditangannya, terlihat jelas telapak tangan yang dipenuhi luka bakar.
Heizou mendengar penjelasan Kazuha. Ia terpikirkan alasan Kazuha dijadikan buronan oleh Tenryou Commision di kantor polisi.
'Ah, jadi karna membawa kabur vision temannya.'
Bagi orang lain mungkin suatu kejahatan mencuri sesuatu didepan sang Archon Electro, terlebih lagi sesuatu yang dicari oleh Yang Mulia. Tetapi bagi Heizou, pemuda didekatnya ini melakukan hal yang benar. Siapapun pasti tidak mau visionnya diambil, sama saja merampas ambisi dan impiannya sendiri.
Tapi...entahlah. Heizou tidak tahu perasaan yang ia rasakan sekarang. Mendengarnya langsung dari Kazuha, entah mengapa membuatnya tidak suka.
Bukan sesuatu yang Heizou benci, ia tidak berhak menentukan keputusan yang dibuat Kazuha. Memangnya Heizou siapanya Kazuha? Dia hanya temannya, tidak lebih dari itu.
'Entah kenapa tiap kali dia bahas temannya, aku jadi tidak suka.' batin Heizou. Menopang dagunya dan mendengus sebal. Seperti tidak suka Kazuha membicarakan orang lain didepannya.
Tunggu, kenapa malah ia yang marah?
"Vision....kah" Heizou bergumam. Tiba-tiba tangannya terulur mengambil tangan Kazuha yang habis perbannya dilepas. Heizou menatap luka bakar itu dalam diam. Ia elus luka bakar itu, perlahan dan hati-hati. Mungkin sekarang tidak ada yang bisa membaca pikirannya Heizou saat ini.
Kazuha memerjapkan matanya bingung, ia menatap Heizou yang kini memegang tangannya.
"Heizou-dono...? Apa ada yang salah dengan luka saya?" Tanyanya masih bingung. Ia menatap Heizou yang sepertinya melihati lukanya dengan seksama.
Heizou menggelengkan kepala sebagai jawaban. Cukup lama Heizou terdiam, terlebih setelah Kazuha bertanya dalam kebingungan. Setelah terlalu lama larut dalam pikirannya, akhirnya Heizou membuka suara.
"Kazuha. Kau pernah berpikir ingin temanmu masih hidup? Kau pernah berpikir ingin menyalahkan kehendak Dewa atas kematian temanmu?" gumamnya, tidak berhenti mengelus telapak tangan Kazuha.
"Haha, kalau iya aku yakin kau gak akan punya luka bakar ini. Dilihat lagi, luka ini akan selalu dibawa sampai kematian menunggumu" Heizou menundukan kepalanya, menyembunyikan ekspresi wajahnya.
'Kalau luka ini selalu ada, maka kenangannya bersama temannya akan....' sesaat Heizou menyadari ucapannya.
Apa yang baru saja ia pikirkan?
Heizou menatap Kazuha, ekspresi yang ia sembunyikan digantikan senyuman tipis.
"Tidak— lupakan saja. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau aku yang mengganti perbanmu?"
Kazuha masih bingung, namun ia tahu kalau Heizou sedang memikirkan sesuatu, ia ingin bertanya lebih lanjut namun ia rasa Heizou tidak akan menjawabnya dan akan mengalihkan pembicaraan mereka.
"Kalau Heizou-dono tidak keberatan." Ia memberikan perban kepada Heizou.
"Enggak lah tenang aja~"
Heizou membantu Kazuha mengganti perbannya, menutupi setiap luka bakar di telapak tangannya.
"Yosh, selesai! Gak terlalu sakit kan?"
Kazuha menatap tangannya yang telah diperban kembali oleh Heizou, ia lalu tersenyum sembari berterimakasih.
"Kalau begitu mari kita lanjut jalan." Ujar Kazuhaーia teringat pertanyaan Heizou tadi, soal luka bakar miliknya.
"...Saya tidak pernah mempertanyakan hal itu..." gumamnya pada dirinya sendiri.
Kalau luka ini tidak ada, kalau temannya masih hidupーapakah Kazuha akan menjadi dirinya yang sekarang? Atau menjadi Kazuha yang lain?
Kazuha tidak menyalahkan Shogun atas kematian temannya, ia tahu betul bahwa itu adalah hasil dari impian sang sahabatnya.
Ia menggelengkan kepalanyaーtidak akan yang berubah kalaupun memikirkannya sampai nanti. Semua telah berlalu dan Kazuha sendiri sudah sadar akan hal itu.
Namun mengapa Heizou bertanya seperti itu? Apa yang ingin sang detektif itu ketahui? Selama perjalanan menuju Waverider mereka, pertanyaan-pertanyaan tersebut menghantui Kazuha dan membuatnya diam tak berkata-kata.
***
Selama perjalanan, Kazuha diam saja. Heizou mempertanyakan isi pikiran Kazuha. Sampai ia mendengar Kazuha bergumam, Heizou mulai heran.
"Kazuha? Hoiiiii teyvat pada Kazuhaaa" Heizou mengganggu Kazuha, tak lupa mengibaskan tangannya di depan wajah Kazuha.
"Kazuha mikirin apa sampai diam begitu? Hati-hati kesurupan loh"
"waー" Kazuha terperanjat kaget melihat Heizou yang tiba-tiba ada di depannya, ia menghela napas panjang.
"Maaf, saya hanya terpikirkan pertanyaan Heizou-dono yang tadi." Jawabnya, ia menggarukkan tengkuknya sembari tertawa canggung.
"Hee....setelah aku minta buat melupakannya, malah kepikiran~" Heizou bergumam, terdengar hampir berbisik. Heizou berbalik memunggungi Kazuha. Jalan lebih duluan didepannya.
"Kalo kepikiran terus, aku khawatir Kazuha semakin bersedih. Ujungnya malah semakin mengenang dia. Yah ini menurut intuisiku" ucapnya. Sulit membedakan kebohongan dibalik ucapan Heizou, karna ia hanya ingin mengatakan apa yang ada di pikirannya.
Tiba-tiba Heizou berhenti melangkahkan kaki, menolehkan tubuh dan kini melirik sosok ronin di belakangnya.
"Kau masih berisikeras buat mencari tahu? Alasan dibalik pertanyaanku" ia menatap lurus mata ruby yang dimiliki olehnya. Seolah menunggu jawaban.
Kazuha terdiam sejenak lalu ia menggelengkan kepala.
"Lagipula semua itu sudah berlalu, mungkin tadi saya sempat penasaran, namun sekarang saya merasa itu tidak begitu berpengaruh lagi." Jelasnya, ia menutup matanya sejenak sebelum membukanya kembali.
"Maka dari itu saya sudah tidak terlalu ingin tahu lagi. Lagipula selain itu masih ada banyak hal yang harus dipikirkan bukan?" Ujarnya sedikit bercanda.
'Dewasa sekali, kemana letak sisi lucu waktunya?' batin Heizou, menurutnya sifat Kazuha waktu mabuk terlihat lucu dan beda. Walau gak seram juga.
Heizou anggap masalah Kazuha selesai. Ia mengalihkan topik baru yang membuatnya penasaran.
"Hehe tentu saja. Banyaaaak sekali! Oh ya katanya mau nunjukin tempat bagus. Dimana?"
"Ahaha, saya kepikiran Suigetsu Pool." Ujar Kazuha, seingat dia disana pemandangannya indah dan juga ada bangunan yang bisa diselidiki.
Dan tentu sajaーpuzzle. Meski itu bukan faktor utama namun tempat itu mungkin cocok untuk jalan-jalan hari ini.
"Atau kalau Heizou-dono ada ide lain, silakan beritahu sayaーnanti kita kesana saja."
"Hmmmm Suigetsu Pool kah. Kalo gak salah disana ada puzzle...—" Heizou mengingat-ingat puzzle disana, kalau tidak salah masih ada teka-teki yang belum dipecahkan...
Tiba-tiba Heizou menjentikan jari, menemukan ide bagus.
"Oh! Ayo kesana!!" Heizou menarik tangan Kazuha, dengan semangatnya berlari ke waverider.
*
Perjalanan kesana tidak begitu jauh dengan waverider dibandingkan waktu Heizou jalan kaki. Akhirnya mereka tiba di Suigetsu Pool.
Heizou menghirup udara segar dalam-dalam.
"Memang gak ada yang lebih baik dari mencari udara segar, aku benar kan?" sambil menolehkan ke belakang dimana Kazuha baru keluar dari waverider, Heizou menunjuk reruntuhan bangunan kuno didepan mereka.
"Ayo cari puzzlenya! Kali ini aku percahkan misteri tempat ini"
Heizou mengajak Kazuha memecahkan puzzle di Suigetsu Pool. Tidak terasa waktu cepat berlalu, warna langit berubah menjadi senja menandakan waktu sore.
Heizou mengayunkan kedua kakinya di udara, sedang duduk di puncak reruntuhan bangunan. Tatapan matanya tertuju ke kuil Sangonomiya yang indah dengan terumbu karang yang unik.
"Ahahah tak terasa waktu berjalan sangat cepat ya." Ujar Kazuha, ia berdiri di sebelah Heizou, menikmati pemandangan yang ada di depannya.
"Dan besok kita akan melihat pemandangan baru, saya jadi semakin penasaran dengan Enkanomiya. Seperti apa ya bentukannya." Katanyaーsatu hari hampir berlalu dan itu artinya mereka akan kembali melanjutkan tujuan utama mereka disini yakni ekspedisi ke wilayah Enkanomiya.
"Setelah selesai jalan-jalan, akan lebih baik kalau kita mempersiapkan keperluan besok." Ujarnya lalu ia duduk di sebelah Heizou.
"Enkanomiya kah..... Aku penasaran dengan tempatnya. Intuisiku mengatakan disana banyak sekali puzzle dan misteri yang menunggu kita~" Heizou tidak sabar menunggu hari esok. Walaupun ekspedisinya memiliki kemungkinan besar bahaya yang menanti, namun ia yakin pasti mereka akan baik-baik saja.
"Iya ya~ persiapan memang penting, oh- lihat!" Heizou menunjuk matahari yang perlahan tenggelam. Ia menikmati pemandangannya, untuk kesekian kalinya, Heizou tidak menyesal datang ke Watatsumi.
Setelah menonton matahari tenggelam, Heizou dan Kazuha kembali ke desa dan bersiap-siap untuk hari esok.
***
To be continue...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro