SWAP
Disclaimer : tokoh bukan karya orisinil penulis
Fandom : TWICE
~ ~ ~
Episode 1: Roomatez
Aku ingat malam itu aku bermimpi, tapi entah mimpi apa, terlalu buram untuk diceritakan kembali. Kemudian aku terbangun. Aneh, rasanya aku tidak benar-benar sedang sadarkan diri. Pernah aku menonton filmnya Leonarno DiCaprio, tentang mimpi di dalam mimpi, mungkinkan ini mimpi di dalam mimpi seperti yang ada di 'Inception'?
Aku mencubit sesosok imut yang ada di hadapanku, toh ini pasti mimpi. Makluk itu sedikit merintih namun ogah-ogahan.
"Jungyeonnie... ada apa?" protesnya diselingi beberapa nguapan ngantuk. Tunggu sebentar? Dia panggil aku apa?
"Jungyeon?" Aku mendudukkan diri di tempat tidur dan berusaha meraih handphoneku secepatnya. Bahkan setelah melihat pantulan dari layar handphone aku masih tidak dapat mempercayai hal ini. "Aku Jungyeon?"
"Onnie," keluh Momo, iya, dia memang Momo, bahkan tanpa make up pun aku bisa memastikan kalo dia itu Momo! "kenapa pagi buta begini sudah menggaje? Kita kan hari ini enggak ada jadwal, mending tidur lagi."
***
Episode 2: Xylitol Teeth
Mungkin aku lagi koma di rumah sakit, entah sampai kapan mimpi indah ini akan berlangsung. Walau pun ini cuman mimpi, aku enggak bakal berani ngelakuin macam-macam selama di sini, bisa tercoreng citraku sebagai pure fans.
"Jungyeon! Memang kita lagi libur, tapi mau sampai kapan kamu enggak mandi? Ini udah hari ketiga! Jorok banget lah!" Wah suaranya keras sekali. Setahuku dia memang orang yang cerewet, tapi enggak kusangka dia secerewet ini.
Aku bahkan menutup mata saat di kamar mandi, karena merepotkan kalo harus sering-sering ke sana sambil gelap-gelapan makanya aku menahan diri; baik itu makan, minum, bahkan mandi. Menurutku aku enggak bau sih, jadi enggak masalah enggak mandi dulu.
"Kalo enggak mandi sekarang bakal ku seret ke WC!" ancam Nayeon.
Hmmmm, ini sudah mulai gawat, bisa-bisa fantasiku makin liar kalo sampai beneran diseret dan dimandiin sama Mbak Nayeon.
Aku bangkit dari sofa secepat mungkin dan lari ke kamar untuk mengambil handuk dan penutup mata. Tanpa penutup mata, aku tidak bisa jamin aku akan tahan untuk tidak mengintip diri sendiri.
***
Episode 3: Kepergok si Bungsu
Setelah minggu pertama terlewati barulah terpikir di benakku, 'kenapa aku bisa langsung mengerti dan mampu berkomunikasi dengan lancar sama member yang lain?' Padahal aku enggak ngerti bahasa Korea, bahkan sekarang aku bisa membaca Koran dengan tulisan full Hangeul. Ah, ngapain ambil pusing, namanya juga mimpi, semuanya bisa saja terjadi.
"Onnie~" panggilnya manja, "tunggu sebentar ya, aku mau pilih-pilih dulu."
Hari ini giliran Tyuzu untuk mengisi penuh kulkas dorm. Aku ikut karena diajak. Senang sih, tapi aku tahu pasti kalau dia ngajak cuman karena mau minta aku bawain keresek belanjaannya doang.
Aku duduk di pojokkan minimarket. Karena gabut, aku pun memutuskan untuk menyeduh semangkuk ramen instan. Saat ingin memasang timer di handphone, tiba-tiba ada panggilan masuk, nomornya sedikit familiar.
"Hallo," sapaku setelah mengangkat telpon itu.
"Ugh, ternyata ini bukan mimpi," sahut suara di seberang sana, suara yang sangat kukenal, suaraku yang sebenarnya. "Telpon balik, karena kau sangat miskin, tarif internasional bisa bikin uang jajanmu habis, hari ini aku mau ngemil seblak, jadi tolong pengertiannya."
Aku menelpon balik dengan facetime.
"Kenapa malah video call? Tolong jangan sembarangan pake uangku!"
"Aku cuman mau ngasih tahu kalau wajahmu masih tetap terawat dengan baik. Makanan di sana gimana? Enak?"
"Banyak makanan aneh, bahkan saat kami ke Singapore pun ada beberapa makanan yang enggak ada di sana, padahal negaranya tetanggaan. Kemaren aku nyoba rendang, tapi mahal banget, aku jadi harus ngirit."
"Gimana kalau aku transfer aja sedikit uangmu ke sana? Kita enggak tahu kapan tubuh kita bakal tukeran lagi, dari pada menyesal mending kamu coba aja semua makanan yang ada di sana."
"Ide bagus."
Dia langsung mematikan telponnya, sepertinya dia juga sangat menikmati waktunya seperti aku menikmati waktuku saat ini.
"Onnie lagi ngobrol sama bule?"
Kaget aku. Tzuyu, sejak kapan dia duduk di sampingku?
"Ah, iya. Udah selesai belanjanya? Yuk balik."
"Loh? Enggak jadi makan ramen?" tanyanya. Sepertinya aku berhasil mengalihkan pembicaraan.
***
Episode 4: Selamat Ulang Tahun!
Setiap ada member yang ulang tahun, pasti dia akan mendapatkan kue dan ciuman dari semua member, kecuali Jungyeon yang paling pelit soal cium-mencium. Ini adalah waktu terbaik untuk memperbaiki image-nya yang dingin itu, enggak deng, aku cuman mau memanfaatkan momen.
Aku berhasil mendaratkan ciumanku di pipi Chaeyoung, bahkan lebih cepat dari Sana yang selalu jadi orang yang paling napsu nyiumin member. Anehnya, semua member kini menatapku dengan heran, bahkan Chaeyoung kini terpaku dengan wajah yang sedikit memerah.
"Jungyeon belakangan bertingkah aneh, ya?" ujar Jihyo tanpa basa-basi, "enggak adil sih, kemaren aku ulang tahun enggak dicium kaya gini!"
"A-aku cuman ingin memberi kesan di umur 20-nya yang pertama," jawabku sekenanya, semoga berhasil ngeles.
Tiba-tiba ada lima orang yang mengangkat tangan: Nayeon, Momo, Sana, Jihyo, dan Mina. Ini kan bukan salahku, tapi Jungyeon emang keterlaluan, masa dia enggak ngasih ciuman hangat di awal 20 tahunnya mereka?
Aku enggak tahu kalau mereka akan protes soal ketidakadilan ini, lebih baik aku kabur sekarang sebelum suasana menjadi makin kacau.
"Tangkap dia!" komando Jihyo dengan suara lantangnya, aku terus berlari tanpa berani menoleh ke belakang.
***
Episode 5: The end
Mimpi itu dari mana datangnya? Jawabnya ada di ujung langit, kita ke sana dengan seorang anak. Anak yang tangkas dan juga pemberani.
Maaf, aku lagi stress. Sebulan terakhir terasa menyenangkan, tapi tiba-tiba saja kondisiku kembali normal. Memang aku masih punya kontak Ka-talknya Jungyeon, tapi aku enggak mengerti dia nulis apaan kecuali dengan bantuan G-translate.
Dia terus menerorku, isinya pesannya mirip-mirip sih. Intinya dia minta kembaliin sisa uang yang masih ada di rekeningku. Aku enggak akan ngembaliin uangnya dalam waktu dekat, biar kami sama-sama menderita, lagian kalo aku ngembaliin uangnya langsung, dia pasti bakal langsung nge-block idku.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro