Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sesuatu yang Tertinggal


Disclaimer: Yukito Ayatsuji

Fandom: Another

***

Langit yang berwarna kemerahan membuat seluruh kota Yomiyama terlihat begitu indah sekaligus mencekam. Mengingat bagaimana kejadian mengenai Yomiyama North Academy yang begitu melegenda.

"Kirim kembali yang mati, untuk kembali ke kematian."

Sudah hampir sepuluh tahun seluruh kejadian teror dari urban legend kota Yomiyama terakhir terjadi. Kelas 3-3 sudah tidak memiliki hal mengerikan yang selalu membuat hati siapapun yang ditempatkan di kelas itu menjadi tidak tenang, kesalahan di masa lalu masih terus membayang.

Sosok Misaki yang menjadi pemicu dari rangkaian teror yang ada, lalu sosok yang menghentikan seluruh teror itu selama satu dekade. Merupakan seseorang yang memiliki tangan paling kotor, merupakan seseorang yang menjadi puncak dari seluruh hal mengerikan yang terjadi di Yomiyama North Academy, Sakakiba Kouichi.

Setelah peristiwa yang mengerikan itu, meskipun seluruh kejadian itu berhenti selama sepuluh tahun. Akan tetapi sesuatu yang menjadi titik tengah dari seluruh kematian orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan bencana kelas 3-3, pembunuh dari Reiko tidak pernah diketahui, Mei yang menyaksikan bagaimana Reiko jatuh ke danau dan berubah menjadi mayat. Tidak pernah bisa mengingat siapa yang membunuh bibi Kouichi itu.

"Kouichi?" tanya sosok wanita berambut panjang hitam dari arah dapur.

"Ya, Mei?" tanya Kouichi balik.

"Apa yang sedang kau lakukan di situ? Ini sudah sore, angin sore tidak baik untuk kesehatanmu."

"Ayolah Mei, aku bukan pria lemah."

Mei tidak memasang ekspresi apapun saat Kouichi mengatakan hal itu, waktu terus berlalu. Setelah kelulusan di Yomiyama North Academy, Kouchi dan Mei memilih untuk melanjutkan SMA dan kuliah mereka di Tokyo. Kouchi berhasil masuk ke Universitas Tokyo di jurusan Hukum, sementara Mei masuk ke jurusan seni.

Dua Tahun setelah itu, keduanya memilih menikah dan kembali ke Yomiyama berkumpul dengan Yuya dan Naoya berada. Satu hal yang keempatnya ketahui, bahwa meskipun mereka sudah mengirim murid tambahan yang ada di kelas mereka. Penyebab dari semua teror itu masih ada dan eksistensinya masih terasa.

Yuya dan Naoya mengatakan kalau saat di tahun kesembilan semenjak terakhir kali bencana kelas 3-3 terjadi, sosok Misaki terlihat dan begitu juga dengan sosok-sosok murid tambahan lainnya. Namun mereka tidak mengenali seorangpun dari sosok-sosok itu saat itu, mereka hanya merasa kalau mereka pernah bertemu.

"Apa mungkin mereka orang-orang yang tewas karena bencana kelas kita?" tanya Yuya sambil menunduk.

Mei yang sedang menggendong anak pertamanya dan Kouchi terdiam. Mei, Kouchi dan Chibiki yang merupakan saksi dari rangkaian bencana yang terjadi di kelas 3-3.

"Maksud kalian apa?" tanya Kouchi.

"Apa mungkin, bencana itu bisa saja terjadi lagi... karena Misaki adalah satu-satunya sesuatu yang tidak kita bunuh?"

Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Pertemuan mereka malam ini adalah untuk membicarakan hal ini, namun sesiap apapun hati Kouchi dan Mei. Mereka tidak bisa memungkiri kalau ada sebuah trauma mendalam dari seluruh kejadian yang ada, seluruh hal mengerikan itu akan terjadi lagi?

"Apa mungkin, Misaki itu... orang yang membuat adanya orang tambahan di kelas kita selama ini?"

Teori dari Mei membuat Kouchi langsung menatap Mei yang kini menunduk dalam.

"Itu bisa saja," ucap Yuya pelan.

"Maksud kalian, dia adalah zombie sungguhan? Kalian tahu kan itu...."

"Aku pernah melihatnya," ucap Mei dengan nada bergetar, "dia adalah orang misterius yang membunuh Mikami-sensei."

Sekarang semuanya menjadi masuk akal, kutukan itu hanya akan berjalan jika eksistensi dari murid tambahan di kelas 3-3 tetap ada. Dan hal itu hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang terbunuh dan yang menginginkan kehidupan terus berjalan hingga sekarang hanya ada satu orang, Misaki.

tok tok tok tok tok tok tok bruk bruk bruk bruk....

Gedoran di pintu membuat semua orang kaget, Kouchi yang hendak berdiri langsung di hentikan oleh Mei.

"Jangan keluar! Dia ada di depan!" ucap Mei panik. Bayi yang berada dalam gendongan Mei langsung menangis keras dan membuat Mei tahu kalau firasatnya benar.

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Naoya.

"Dia tidak akan bisa masuk ke sini, dia sudah memiliki hawa keberadaan yang sangat tipis. Kecuali seseorang memberikan dia izin untuk masuk, maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk kita."

"Sakaki, apa kita...."

"Kouchi-san, aku adalah teman ibumu."

Suara itu menggema di seluruh sudut ruangan.

"Kouchi, kau masih ingin bertemu dengan ibumu bukan? Aku bisa...."

"Pergi!" teriak Kouchi.

"Kouchi, aku tidak bisa. Aku ada di sini karena mereka semua mengharapkanku...." sahut Misaki pelan.

"TIDAK ADA LAGI YANG MENGHARAPKANMU!"

"Tapi aku ingin hidup...."

"Kau sudah mati! Semua orang yang mengharapkanmu sudah mati!" teriak Naoya.

Lalu tidak ada lagi gedoran mengerikan yang terdengar, tidak ada lagi suara-suara dari Misaki. Malam itu, tidak ada seorang pun yang pergi dari rumah keluarga Sakakibara Kouichi dan Mei. Lebih tepatnya mereka tidak bisa, karena sosok Misaki yang hanya berupa bayangan gelap itu menunggu dengan setia di luar bersama dengan sebuah garpu ladang.

Dan saat matahari muncul dari ufuk timur, sosok itu menghilang layaknya malam yang akhirnya berganti pagi. Setelah yakin untuk meninggalkan rumah, kelimanya memilih untuk pergi ke kuil dan mendoakan. Agar kedamaian yang tercipta setelah sepuluh tahun ini, masih tetap terjaga.

Juga agar bencana kelas 3-3 tidak akan pernah terjadi lagi dan menimpa siapapun yang duduk di kelas itu.

***

"Kau tahu? Sepuluh tahun yang lalu kelas ini memiliki legenda menakutkan."

"Apa?"

"Katanya kelas ini di kutuk."

"Dulu ada anak yang bernama Misaki, dia populer. Tapi dia meninggal karena kebakaran yang membuatnya dan keluarga meninggal."

"Lalu?"

"Anak-anak sekelasnya tidak mau menerima kenyataan itu, lalu salah satu anak mengatakan kalau 'Misaki tidak mati, dia ada di sini' dan semua orang mulai bersikap kalau dia benar-benar masih hidup."

"Menakutkan...."

"Benar! Alasan itulah yang membuat kelas ini terus mengalami bencana selama beberapa tahun setelah kejadian itu. Lalu sepuluh tahun lalu, kejadian bencana ini berhenti tapi pada tahun itu juga jumlah korban kutukan itu menjadi sangat banyak."

Kedua siswi itu seketika merinding.

"Apa mungkin hal itu akan terjadi lagi?"
"Entahlah...."

"Aku juga ingin hidup...." pinta sosok yang duduk paling belakang.


END

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro