Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Omelan

Gadis berambut sebahu itu menatap anak laki-laki di hadapannya dengan kesal. "Kamu lagi! Rumahmu sejauh apa sampai terlambat setiap hari?!" omelnya sebagai salah seorang seksi ketertiban OSIS yang bertugas menghukum orang yang datang terlambat minggu ini.

"Rumahku dekat, kok. Hanya tiga rumah dari sini," jawabanya tanpa beban.

"Dani Pratama kelas sepuluh-tiga! Kamu ini benar-benar—"

"Tampan!" potong Dani seraya bergaya sok keren.

"ARGH! Terserah lah, Sana lari sepuluh kali." Gadis itu berpangku tangan setelah memerintah Dani. Pipinya menggembung. "Bagaimana masa depanmu kalau telat dibiasakan, saat kerja nanti, 'kan, tidak bisa telat begitu saja. Padahal hanya masalah waktu yang sepele saja tidak bisa ditangani," gumam gadis itu kesal.

Dani yang melihat itu tertawa renyah. Imut, katanya dalam hati.

"SANA CEPAT!" seru gadis itu dengan kesal karena Dani hanya berdiri di depannya. Gadis itu bosan sekali menghukum orang yang sama terus-menerus sejak hari pertama bertugas, seolah tidak kapok, seolah terus menantangnya. Dasar nyebelin, makinya dalam hati.

"Untung saja hari ini hari terakhir aku bertugas," gumam gadis itu senang.

"Apa?" Dani yang baru berlari lima putaran berhenti karena mendengar pernyataan itu samar-samar. "Besok Kakak tidak berjaga di sini lagi?"

"Iya." Gadis itu tersenyum senang. "Kenapa? Kau berencana terlambat lagi? Dasar menyebalkan."

"Yah. Jangan dong." Dani menggaruk kepalanya dengan salah tingkah. "Nanti bagaimana caranya kita ketemu?"

"Apa?" Kening gadis itu berkerut dalam.

Dani bergerak mendekatinya. "Aku minta maaf kalau membuat Kakak kesal, tapi aku benar-benar suka dengar omelan Kakak."

Kaki gadis itu mundur karena aroma keringat laki-laki puber benar-benar harum. "Jangan mendekat. Kau bau. Berhenti bicara omong kosong dan sana selesaikan hukumanmu. Aku mau masuk ke kelas."

"Aku tidak berbicara omong kosong. Aku benar-benar suka omelan Kakak." Dani menatap lurus gadis di hadapannya. "Padahal aku selama ini sengaja terlambat agar bisa mendengarnya. Haaaah ...." Ia mengembuskan napas kecewa.

Gadis itu mematung sesaat. "Apa yang bagus dari omelanku?"

"Kakak imut sangat mengomel. Aku suka." Wajah Dani memerah karena ia malu sendiri merngatakannya. "Aku tidak tahu nama dan kelas Kakak, jadi nggak bisa mencari atau menyapa Kakak kedepannya." Dani membalikkan badannya dengan sedih.

"Hei! Tunggu!" Gadis itu menarik tangannya dengan kasar. Jantung Dani berdetak keras karena gerakan implusif itu. "Kau baru lari lima kali."

"Ah." Dani kecewa mendengarnya. Wajahnya semakin memerah karena malu, salah berharap. "Maaf aku lupa."

Gadis itu melepaskan cengkrama mereka. "Selesaikan hukumanmu dan berhenti membuat drama picisan," katanya.

Dani menyelesaikan sisa hukumannya dengan sedih, seraya memaki diri sendiri karena sudah mengutarakan hal bodoh yang sia-sia. Malu sekali. Selesai berlari, Dani berdiri di hadapan gadis itu dan berniat meminta maaf karena sudah berbicara aneh-aneh. Namun, saat mulutnya terbuka untuk minta maaf, gadis di hadapannya lebih dahulu angkat bicara.

"Aku Alexa Lestari. Kelas sebelas-satu. Itu 'kan yang ingin kau tahu? Bicara lah ke intinya, jangan berputar-putar. Aku kesal. Bagaimana coba kau berkomunikasi se—" Dani memeluk Alexa dengan spontan. "—DANI KAMU BAU!"

"Makasih, Kak! Aku akan selalu cari Kakak setelah ini!" katanya riang.

Setelahnya, Dani menenggelamkan diri dalam omelan Alexa yang dimulai kembali karena pelukan Dani barusan membuat dirinya bau keringat.

Kak Alexa imut, batin Dani bahagia. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro