Begin
Karren mengetukkan jarinya pada layar jam tangan LED miliknya dan detik berikutnya, tanah yang semula datar perlahan bergetar dan pada akhirnya membelah menjadi dua. Dari dalamnya keluar tumpukan balok yang tersusun secara otomatis membentuk tangga.
Setelah tangga itu benar-benar terbentuk, Karren menaikinya untuk dapat mencapai pintu rumah. Begitu kaki jenjang Karren melangkah maju dari anak tangga teratas, tangga itu kembali menjadi balok biasa dan masuk ke tanah yang kembali bergetar dan tertutup seperti semula. Untuk membuka pintu rumah, kali ini Karren menggunakan sihirnya.
Begitu pintu rumah terbuka, Karren dapat mencium suatu aroma yang sangat menyengat yang berasal dari salah satu ruangan di rumahnya.
"Pasti ini ulah Maureen lagi," gerutu Karren.
Karren langsung berteleportasi menuju ruangan tersebut yang mana merupakan ruangan yang berisikan berbagai macam tumbuhan untuk membuat berbagai macam ramuan.
"Kamu bikin ramuan apalagi sih, Ren?" Karren berjalan menghampiri adiknya tersebut.
Maureen menoleh, "Ramuan penambah kecepatan, Kak. Besok, 'kan ada turnamen olahraga dan aku terpilih untuk ikut turnamen lari."
"Bukannya kecepatan larimu sudah terbilang cepat?" Karren bertanya lagi.
"Iya sudah ... tapi dengar-dengar lawanku nanti ada yang lebih cepat lagi. Aku ingin berjaga-jaga saja," balas Maureen.
Karren hanya mengangguk, "Daripada kau berlama-lama karena membuat manual, kenapa tidak menggunakan sihir saja?"
"Tidak mau," balas Maureen. "Sekalian belajar untuk kelas ramuan minggu depan, biar tidak meledak seperti ramuan punya Jason minggu lalu."
Setelah itu, Karren tidak lagi membalas ucapan adiknya dan memilih untuk meninggalkan Maureen melanjutkan kegiatannya dan kembali melakukan teleportasi ke kamar.
Karren masuk ke kamarnya dan langsung membanting dirinya ke atas kasur. Gadis itu kembali mengetukkan jari telunjukknya pada jam LED-nya sehingga kini di hadapan Karren muncul hologram yang berisikan riwayat pesan di ponselnya.
Banyak pesan masuk yang berasal grup kelasnya yang membahas mengenai turnamen olahraga yang tadi Maureen bilang. Ternyata kelasnya baru memulai pembahasan mengenai siapa saja yang akan dipilih untuk mengikuti berbagai macam turnamen itu.
Karren tidak ikut menimbrung dalam obrolan, Ia hanya membaca saja. Sampai akhirnya Karren mengirimkan pesan balasan ketika namanya disebutkan untuk mengikuti turnamen panahan. Padahal Karren sengaja tidak muncul di grup agar tidak terpilih.
Karren mengetukkan jarinya lagi pada jam miliknya hingga hologram di hadapannya hilang. Karren melompat dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandinya yang lagi-lagi Ia buka dengan menggunakan sihir. Sepertinya sehabis ini Karren akan pergi latihan panahan di taman depan rumah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro