[] Eden • 2
Eden
Oleh: Gilang_Gazi
•
[] Sci-fi x Romance []
•••
Di hari dimana kamu mati, hidupku sepenuhnya berhenti saat itu juga.
Kamu pasti tidak tahu, bahwa proyek ciptaan kita berujung gagal. Seluruh subyek dinyatakan tewas dalam percobaan. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi hal itu tak seharusnya terjadi. Perhitunganku tak mungkin salah. Namun daripada menyembuhkan, seluruh nanobot itu justru lepas kendali dan menhancurkan seluruh sel dalam tubuh subyek. Termasuk tubuhmu.
Masih segar dalam memoriku tentang teriakan kesakitan yang kau keluarkan saat nyawa merenggang dari raga. Kamu mati dan aku akan selalu menyesali pilihan tersebut.
Konsorsium mencabut semua proyek dariku sejak tragedi itu dan mengalihkannya pada tim ilmuwan lain. Hidupku benar-benar hancur kala itu. Aku kehilangan pekerjaan, masa depan, semua relasi juga orang yang aku kasihi. Kau mungkin tak dapat mengerti. Semua mimpi yang kita bagi bersama berujung petaka. Hanyalah penyesalan yang tersisa. Tubuhmu hanya terbaring kaku saat dikebumikan. Tak lagi senyum berlesung pipit itu pada jasad tak bernyawa itu. Pihak keluargamu tak terima akan kejadian ini dan menyeretku ke meja hukum.
Dalam kesendirian, aku merasa menjadi pembunuh. Aku membunuhmu. Kau mungkin akan mmeintaku berhenti berpikir demikian. Tapi inilah kenyataanya.
Kemudian puluhan pengandaian mulai mengudara.
Andai saja aku melarangmu untuk menjadi subyek percobaan. Andai saja kita tak terlalu egois akan utopia. Andai saja aku tak menciptakan kecerdasan artifisial itu...andai saja...kita memilih hidup sederhana tanpa merasa bertanggung jawab atas masa depan dunia. Andai saja...
Terlalu banyak andai di kepalaku hingga aku berandai untuk tak berandai lagi.
Kamu mungkin akan tak tahan jika melihatku seterpuruk itu. Aku memang dibebaskan dari segala tuntutan pengadilan. Semua orang tak lagi menyalahkanku setelah setahun kasus itu berlalu. Tapi itu tak mengubah apapun dalam diriku.
Kamu tahu? Hal yang paling menyakitkan di dunia bukan ketika ramai orang lain menyalahkanmu atas suatu perkara. Sungguh bukan. Namun ketika kamu mulai menyalahkan diri sendiri, menyakiti, Kehilangan kepercayaan pada pribadi dan menjadikannya pembenaran atasnya. Ah, Luka kulit memang bisa disembuhkan, tapi tidak dengan luka batin. dia akan membekas lama. Luka itu akan menggocang batin. Merusak segalanya.
Tapi semua itu seolah belum cukup untuk menghukumku, sebuah kabar mengejutkan kembali terdengar. Fakta bahwa konsorsium kembali melanjutkan proyek nanobot itu tanpa keterlibatanku benar-benar mengguncang. Mereka meluncurkan teknologi itu tiga tahun semenjak kematianmu tanpa satupun penghormatan atas jerih payah kita berdua.
Belakangan aku mendengar kabar dari para staf kepercayaan kita yang masih terlibat proyek itu, bahwa para petinggi konsorsium sengaja menyabotase nanobot itu demi menyingkirkan kita dari sana karena perbedaan visi akan masa depan. Kita menjunjung masa depan lebih baik untuk kebaikan bersama namun mereka hanya mendamba monopoli kuasa atas teknologi nano itu.
Jika kamu tahu betapa menyakitkannya batin ini mendapati fakta itu, kamu takkan sanggup melihat betapa mengerikannya wajahku. Percuma saja aku menuntut mereka. Aku tak punyabukti kuat. Mereka terorganisir, juga memiliki koneksi yang luas. Bermain hukum dengan mereka hanya akan merugikanku secara pribadi. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menatap puing kenangan saat meninggalkan kota kita untuk selamanya.
***
Berapa menit sudah berlalu? Tak perlu melihat jam, karena ini baru dua puluh menit berlalu. Kepalamu pasti pusing sekali mendengar cerita yang panjang ini. Terutama tentang kejadian pasca kematianmu. Lantas apa hubungan dari teknologi nano, kematianmu, kegilaan konsorsium dan dimana kau berada sekarang?
Tidak, kau bukan berada di alam akhirat, sayang.
Sudah kubilang bukan? ini adalah surga. Surga yang kuciptakan.
Lebih tepatnya, ini adalah dunia digital dimana semua data tentang dirimu yang tersisa dalam memori nanobot telah kurekonstruksi ulang dalam sebuah server super komputer. Dunia yang kuciptakan khusus untukmu.
Aku memang ingin menghidupkanmu kembali, walau hanya sebatas data dan kecerdasan buatan. Bersamaku didalamnya. Aku membuat dunia data itu sebagai surga kita. Juga surga bagi orang-orang dimana mereka mendapat masa depan seperti yang kau impikan selama ini.
Penghianatan pihak konsorsium membuatku belajar banyak. Setelah tahu bahwa kamu belum 'mati' sepenuhnya dengan menyisakan kumpulan data memori dari nanobot yang kutanamkan, aku menghabiskan hampir sewindu untuk menyempurankan surga ini sendirian. Dengan sisa kenalan yang mau membantu, rekonstruksi dunia nyata berhasil di visualisasikan dalam dunia data secara utuh.
Tapi aku tak mungkin membiarkanmu tinggal sendirian dalam surga bukan?
Untuk itulah aku membentuk perkumpulan bagi mereka yang tertarik dengan surga digital ini. Terkhusus mereka-mereka yang telah kenyang merasakan neraka dunia. Dicampakkan oleh kehidupan. Berbekal janji penghidupan yang lebih baik, pergerakan kami hampir menyeluruh pada benua utama.
Tujuan kami sederahana yaitu memindahkan orang-orang yang terpilih untuk masuk ke dalam surga yang telah kuciptakan.
Aku memproduksi massal teknologi nanobot itu. Lantas menyebarkannya melalui udara layaknya virus dan masuk dalam tubuh orang-orang. Selayaknya pandemi yang menjangkiti manusia. Bila nanobot itu berhasil masuk dalam tubuh, menyerang otak mereka. Memori orang yang terjangkit akan direkam dalam nanonot untuk kemudian disambungkan dalam server utama. Kesadaran mereka akan otomatis berpindah menuju surga kita.
Apakah tidak ada yang menentang kami? tentu saja ada. Tapi mereka tak tahu jika aku berada dibalik bencana ini. Konflik pun pecah. Tapi kami siap menghadapinya.
Biar kuberitahu satu hal lagi, sayang. Aku bicara soal mereka yang terpilih bukan? Maka nanobot ini memiliki kecerdasan untuk mengidentifikasi mana inang yang layak untuk mencicip surga kita. Tempat dimana tidak ada lagi rasa sakit dan ketidakadilan. Hanya ada kebahagiaan dan janji masa depan yang lebih baik.
Persis seperti yang kau impikan.
Para petinggi konsorsium itu? Sudah kupastikan mereka tewas setelah nanobot itu masuk dalam tubuh mereka. Jadi kau tak perlu risau, sayang. Dendammu sudah kubalaskan dengan sebaik mungkin.
Eh, sejak kapan nanobot itu kulepaskan ke seluruh dunia? ah iya, kurang lebih sekitar enampuluh menit yang lalu sebelum rekaman ini terkirim padamu. Ada banyak hal yang masih harus kuselesaikan di dunia nyata.
***
Jika Tuhan menciptakan dunia dalam kurun enam masa, maka akan kuhancurkan sebagian darinya dalam enam puluh menit.
Apa aku gila? Tidak, sayang.
Para pecinta sejati dalam kisah klasik selalu mencari cara mewujudkan cinta mereka. Membuktikan betapa sejatinya cinta itu. Cinta adalah perbuatan. Kita bisa memberi tanpa sedikitpun mencintai, tapi kita justru tak bisa mencintai tanpa sekalipun memberi.
Cinta Qais pada laila membuatnya gila dan Nizami melukiskan akhir kisah mereka yang bergandengan di taman-taman surga. Cinta Romeo bersama Juliet membuat mereka berani melawan tradisi keluarga mereka. Kedua adikarya itu menjadi istimewa, mungkin lantaran kebanyakan kisah Juga kisah para 'pangeran' dan 'puteri' lain yang ditutup dengan 'mereka hidup bahagia selama-lamanya', tapi dua kisah tersebut berepilog tragedi yang menyembilu hati.
Tidakkah kau melihat kisah kita adalah seperti mereka?
Semua tragedi yang kita jalani, membuat kisah kita berakhir tragis. Tapi aku tak mau semua berakhir seperti itu, sayang. Tidak bolehkan kita memiliki kisah cinta yang legendaris? dimana semua orang yang membaca kisah ini di garis waktu berikutnya akan berdecak kagum akan pembuktian rasa ini. Mereka mungkin akan menanggapku terbelenggu oleh rasa ini. Tersiksa oleh iblis yang bernama cinta yang menjadikanku budak abadinya. Tapi aku tak menampik semua itu. Aku tak pernah menyesal. Semua pengorbanan ini layak untuk menebus kebahagiaan kita.
Telah kuciptakan Taman Eden.
Demi kamu, kucipta surga, walau kaki ini harus menapak alas neraka.
Kurengkuh ribuan dosa, agar kamu bisa bahagia selamanya.
Hidup dan berbahagialah selalu, Rahara. Jangan khawatir tentangku. Jika nanti aku takkan pernah sampai ke Taman Eden, tetaplah ukir senyum pipit itu di wajahmu. Kumohon, berhentilah menangisiku –karena kau pasti sedang melakukannya sekarang. Aku bahagia bisa mewujudkan surga ini untukmu.
Dariku yang selalu rindu akan hadirmu, Esau.
***
TAMAT
Catatan penulis :
Tulisan ini tak bermaksud menyinggung unsur sara manapun. Penyebutan Tuhan, Taman Surga dan sejarah penciptaan dunia menurut sebagian agama hanyalah pelengkap cerita. Bukan sajian utama. Ini hanyalah kisah fiksi tentang pembuktian cinta. Beberapa tindakan yang dilakukan karakter fiksi di sini bukan merupakan tindakan yang bisa dijadikan inspirasi atau motivasi dunia nyata. Mohon untuk bijak dalam menyikapi isi serta pesan dari kisah fiksi ini. Adapun terkait penggunaan berbagai istilah dan inspirasi berbasis teknologi, penulis kutip dari beberapa karya ilmiah yang bisa untuk dicari.
Tamat
•
[] Gempita Shastra []
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro