[] Batu Kehidupan
Batu Kehidupan
Oleh MayRodhifah
•
[] Action - Fantasi []
Beberapa puluh tahun silam, terjadi sebuah peristiwa fenomenal di muka bumi ini. Ada sebuah batu meteor yang entah dari mana asalnya, bergerak cepat menghantam permukaan bumi, gerakannya secepat kilat. Para ilmuan menamai kejadian itu dengan nama Bintang Jatuh, kerusakan yang ditimbulkan cukup besar namun tak sebanding dengan ukuran batu meteor tersebut.
Pihak berwajib pun menegaskan, kerusakan yang ditimbulkan cukup besar hingga menghancurkan sebuah desa di pedalaman perbatasan Negara. Setelah di usut batu itu hanya sebesar kelereng, namun memiliki kekuatan yang cukup berdampak bagi peradaban manusia selanjutnya. Mendengar begitu dahsyatnya dampak dari batu ini, maka sesepuh desa itu meminta agar batu itu mereka simpan agar tidak menimbulkan peperanagan di kemudian hari.
Dugaan sesepuh desa itu pun benar, beberapa hari setelah berita keajaiban batu meteor itu meneyebar, banyak orang yang mencari batu itu ke desa yang hancur tadi. Bahkan banyak para milyader yang rela mengeluarkan uang nya untuk memiliki batu meteor itu. Namun hingga saat ini batu meteor itu belum diketemukan, orang orang yang dahulu pergi mencari batu itu tak kunjung pulang hingga saat ini. Ada yang mengatakan bahwa batu itu dijaga oleh seorang manusia yang memiliki kekuatan serta kehebatan diluar batas kemampuan manusia. Hingga pada akhirnya cerita akan batu meteor itu pun berangsur angsur terkikis oleh jaman.
[][][]
H
Rey membolak balik buku catatan kecilnya, lalu menulis sesuatu didalamnya. Dari raut wajahnya terlihat dia cukup lelah dan kurang istirahat. Ia sering kali terjaga di malam hari, karena tugasnya sebagai Komandan Tim Khusus Alpha yang menuntutnya terjaga setiap malam. Rey berjalan menuju papan putuh dibelakang meja kerjanya, ia menempelkan selembar kertas pada papan itu.
Tok tok…
“Masuk” ucap Rey sambil berpaling kearah pintu
Si pengetuk pintu itu pun masuk lalu memberi hormat pada Rey, “Tim Alpha sudah ditempat, siap menerima instruksi selanjutnya” Laporan seorang prajurit bername tag Deon.
“Hmmmm” gumam Rey sambil mengambil sebuah buku catatannya tadi, “Aku memiliki firasat buruk tentang misi ini, apa kau juga?”
“Entah lah kak, aku pun merasakan hal yang aneh tentang misi kali ini. Semoga ini hanya firasat saja kak”
Rey menghembuskan nafas berat, lalu berjalan menuju ruang rapat Tim Alpha. Disana, semua telah berkumpul, duduk mengelilingi meja besar yang menghadap ke layar proyektor besar.
Anggota Tim Alpha bukanlah orang sembarangan, Tim ini beranggotakan lima orang yang memliki keahlian khusus di bidangnya masing masing. Seperti Rey yang ahli dalam bela diri, dia juga salah satu prajurit terbaik negri yang tersisa sejak tiga tahun terakhir, Deon adik kandung dari Rey yang memiliki kemampuan dalam bidang pengintaian dengan dibekali teknologi tercanggih masa kini. Leo memiliki kemampuan dibidang zat zat kimia dan teknologi terbaru, ia juga dijuluki sebagai dokter pribadi Tim Alpha, Nick sang asisten kapten tim, ia ahli dalam menyusun strategi operasi. Dan terakhir si penembak jitu dari neraka ialah Saga, kemampuannya sebagai sniper tak bisa dipandang sebelah mata, ia bahkan bisa menembak seekor burung yang sedang terbang hanya dengan satu peluru yang tepat mengenai jantungnya.
Rey menyalakan proyektor didepannya dan menampilkan sebuah video tiga orang sedang disandra oleh pasukan Negara tetangga, dalam video tersebut ada seorang anak kecil berusia kurang lebih tujuh tahun yang ikut disiksa oleh perajut tersebut. “Misi kita adalah menyelamatkan sandra dalam 1x 24 jam setelah misi dimulai, bawa sandra kembali dengan selamat tanpa kurang apapun!” Tutur Rey.
Sekarang giliran Nick yang menjelaskan SOP dan startegi yang akan mereka gunakan, semuanya mendengarkan dengan seksama penjelasan Nick.
“Bersiaplah untuk kemungkinan adanya pertempuran” rey melirik sekilas jam tangannya “ misi kita dimulai pukul 3 pagi esok, pergunakan waktu yang tersisa! Bagi yang tidak berkenan bisa meninggalkan tempat ini!” ia lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan.
[][][]
Pukul 03.00
Tim Alpha sudah bersiap dengan pakaian perang mereka tak lupa dengan laras panjang. Mereka mulai berjalan menuju gerbang perbatasan , lalu berjalan menyusuri hutan lebat. Sampai lah mereka disebuah gubuk kecil, letaknya tepat ditengah-tengah perbatasan. Tim Alpha menyisakan jarak sekitar 200 meter dari gubuk, Rey lalu memberi komando untuk berpencar. Rey dan Nick melepas semua atribut perang nya tak terkecuali laras panjang ia tinggalkan juga, mereka berdua mulai berjalan pelan menju gubuk dan diketuklah pintu gubuk itu. Prajurit perbatasan itu pun keluar dari gubuk dengan menodongkan pistol kearah sandra, maka terjadilah perundingan antara Rey dan prajurit Negara tetangga.
Saat perundingan berlangsung alot, saga yang bersembunyi dibalik semak-semak menangkap beberapa orang tak dikenal mendekat kearah perundingan. Saga melaporkan situasi terkini, namun sayang, rey dan Nick tak bisa mendengar laporan saga, sebab alat pendengaran mereka telah dilepas sebelum mendekat kearah target tadi. Deon dan Leo segera mencover pergerekan orang tak dikenal itu.
Tiba tiba saja dua prajurit dari pihak tetangga tewas tertembak oleh orang tak dikenal. Seketika itu perundingan menjadi kacau, pihak prajurit Negara tetangga berbalik menodong kearah Rey dan Nick
“Dasar penghianat!!!” ucap salah satu dari anggota prajurit Negara tetangga, ia langsung menarik pelatuk pistolnya kearah Nick.
Namun dengan insting kuat dan gerakan Nick yang secepat kilat ia mampu menghindari peluru pistol tersebut. Beberapa orang tak dikenal tadi mulai menembaki Tim Alpha dan pasukan Negara tetangga. Pertempuran pun tak terelakkan, ketiga kelompok tersebut saling menembak tak tentu arah. Rey dan Nick segera mengambil senjata laras panjangnya.
Tembakan semakin membabi buta, Saga yang mengintai dari balik semak semak tiba tiba ditikam sebuah pedang dari arah belakang, Saga terlalu fokus dengan musuh didepan nya, hingga ia lupa bahwa dalam pertempuran musuh bisa datang dari mana saja. Saga merasakan tubuhnya tiba tiba menjadi kaku darah mengucur dengan deras, tanpa babibu orang itupun menebas kepala Saga tanpa ampun.
Leo pun mendapatkan serangan seperti yang Saga alami, Nick terkena beberapa peluru di dadanya, meski begitu ia tetap dapat menembak dengan sempurna. Aksi pertempuran ini berlangsung cukup lama, hingga para prajurit Negara tetangga dan sandra, tewas tak tersisa. Pertempuran pun akhirnya meredam, Rey menghampiri Nick mengecek kondisinya dan Deon pun melihat kondisi Saga dan Leo yang meninggal dengan tragis lalu melapor pada kakaknya.
“Nick bertahanlah!!!” bentak Rey sambil menampar pipi Nick dengan keras.
Nick hanya tersenyum “Lapor komandan izin mendahului” ucap Nick terbata-bata sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Deon yang berjaga-jaga di belakang Rey mendapat serangan peluru dadakan dari empat arah secara bersamaan, untungnya Deon dapat menghindarinya meski kini satu peluru telah bersemayam di dada kirinya. Rey pun tersentak lalu ia mengambil senapannya
Deon melihat salah satu sniper yang bersembunyi dibalik semak-semak, sepertinya sniper itu sedang menargetkan Rey. Melihat nyawa kakaknya terancam Deon bergegas berdiri dihadapan Rey tepat setelah sniper menarik pelatuknya, alhasil Deon tumbang dipelukan sang kakak.
“Terimakasih untuk pelukan terakhirnya kak, aku akan sampaikan pada ayah dan bunda tentang rindumu pada mereka” kata terakhir Deon
Air mata Rey langsung mengucur deras ia sangat terpukul hari ini, hanya berselang beberapa menit semua rekannya telah meninggalkan nya. Rey yang kalut akan suasana terlupa kalau musuh masih mengintai nyawanya, dan tanpa membuang kesempatan para sniper langsung menyerang Rey dengan tembakan, alhasil kini pun ia terbaring pula disebelah adiknya.
Sebelum ia menutup matanya, ia masih sempat melirik jam di pergelangan tangan kirinya, lalu ia berkata “13 Januari 2020 pukul 03.00 misi gagal dilaksanakan. Laporan selesai” kini kedua matanya pun menutup sempurna.
Begitu tragisnya kematian anggota Tim Alpha, banyak orang yang menyayangkan akan tragedi yang terjadi. Kemudian kepolisian menyelidiki peristiwa tersebut dan mereka menemukan peluru dan pedang yang ada di TKP terdapat racun mematikan. Setelah itu semua korban tewas diserahkan ke keluarga masing-masing untuk dimakamkan, namun tim kepolisian tak menemukan jazad Rey disana.
[][][]
Rey membuka kedua bola matanya perlahan lahan, “Aku dimana?Mungkin kah ini alam baka?” gumamnya dalam hati sambil mengamati sekitar.
Rey berada dalam sebuah tabung besar, tubuhnya penuh dengan kabel kabel kecil, namun tabung besar ini tak berisikan air. Ruangan ini sungguh aneh menurutnya banyak cairan di meja meja besar didepannya, “Mungkin ini laboratorium, tapi mengapa aku disini, lalu dimana Tim Alpha yang lain?” pikir Rey.
Saat Rey masih berkelana dengan pikirannya, datanglah seorang laki laki paruh baya mengenakan jas putih, tertulis nama prof. Anton. Ia berjalan menuju meja besar yang letaknya berhadapan dengan Rey, ia mengambil sebuah jarum suntik mengisinya dengan cairan berwarna biru. Profesor Anton terkejut saat memutar badannya berhadapan dengan Rey dalam tabung. “Kau sudah pulih rupanya” katanya sambil berjalan menuju Rey.
Jari tangan profesor Anton bergerak lincah menekan tombol tombol digital pada kaca tabung Rey, saat tabung terbuka tubuh Rey langsung terkulai lemas, rasanya kakinya tak sanggup menopang berat tubuhnya. Melihat itu Profesor Anton membantu Rey berdiri dan membopongnya ke ranjang pasien.
“Siapa kau? Dan mengapa aku dis…..”
“Hustttt diamlah, aku tahu apa yang mau kau tanyakan! Akan ku jelaskan sambil minumlah air ini” Professor Anton memberikan segelas air putih pada Rey.
Kemudian Profesor Anton menceritakan kejadian ia menemukan Rey, “Aku menemukan mu di hutan dekat sini, saat itu keadaan mu sedang sekarat, kalau saja aku tak cepat mungkin kau sudah jadi mayat. Karena jiwa kemanusiaan ku tergerak makanya aku menolong mu”.
“Lalu dimana teman teman ku yang lainnya?” Profesor Anton hanya menghendikkan bahu menandakan ia tak tahu, “pulihkan dulu kekuatan mu dan pakai lah baju ini, hari ini cuaca sedang tidak bersahabat!” titah profesor Anton sambil melemparkan kaos hitam.
Mata Rey menatap tajam si professor “Untuk apa kau menghidupkan ku dengan sihir seperti ini?”
“Sihir?” kata sang professor heran “Ini sains kawan, bukan sihir. Lihatlah sekeliling mu bukankah ini menakjubkan” lanjutnya memeperlihatkan seisi ruangan yang penuh dengan benda benda yang biasa berada di laboratorium.
Rey memalingkan wajahnya, “Katakan apa mau mu?” professor Anton tertawa kecil.
“Cepat katakan, aku tak mau berhutang budi padamu?” ucap Rey dingin.
Professor Anton menghela nafas pelan “Baik lah Kapten Rey”, Rey tersenyum smirk. Sebenarnya ia telah tahu tujuan sang profesor menolongnya, tak mungkin seorang profesor jenius menolongnya dengan suka rela tanpa imbalan apapun.
“Sebenarnya aku akan menyerah mengurusmu, tapi setelah aku tau identitasmu kapten dan melihat potensi mu yang sangat bagus, aku ingin menawari kerjasama. Aku bisa menghidupkan orang orang yang kau sayangi asal kau bawakan aku sebuah Batu Kehidupan, batu itu berada di Zona 19 militer, tepatnya di Desa Hitam”.
Zona 19 militer, bukan kah itu tempat misi terakhir ku ~ gumam Rey dalam hati. “menurut informasi yang ku dapat, setelah insiden di Zona 19 sekitar 3 bulan yang lalu, kau dituduh menjadi tersangka dalam insiden itu, karena kau tak ditemukan di TKP bersama yang lain. Aku tak tau pasti siapa yang membuat berita seperti itu, maka dari itu berhati – hati lah!” sambung professor anton sambil menyerah kan sebuah kartu identitas kepada Rey.
[][][]
Sudah cukup beberapa hari yang lalu untuk mengumpulkan segala informasi yang Rey butuhkan, kini ia bersiap pergi mencari Batu Kehidupan yang profesor Anton inginkan. Segala kebutuhan Rey juga dibantu profesor Anton, mulai dari persenjataan, peta daerah dan perbekalan yang lainnya. Kini ia telah siap menjalankan misi privet tingkat A tanpa Tim Alpha, hanya ia sendiri yang akan mengeksekusi misi ini.
“Apa ada lagi yang kau perlukan?” Tanya sang professor, Rey hanya menggeleng pelan
“Oke good luck Kapten!” Rey tak menghiraukan ucapan selamat dari professor anton, ia cukup muak dengan basa basi orang pintar.
Lalu ia keluar dari mobil profesor Anton, didepannya terdapat sebuah goa kecil yang langsung dapat menembus ke Desa Hitam, goa ini hanya berdiameter satu meter saja, jadi seseorang yang melewati goa ini harus berjalan merangkak.
Tak butuh waktu lama Rey telah sampai di Desa Hitam yang kini tak berpenghuni, konon dulunya ini adalah desa para ilmuan jenius, saking kejeniusan mereka banyak para pejabat Negara yang memperalat mereka untuk kepentingan pribadi. Sampai pada akhirnya para tetua desa ini menghilang secara misterius dan warga dan setelah hari berikutnya, semua warga desa ditemukan tewas mengenaskan. Maka desa ini dinamai Desa Hitam karena kasus kematian seluruh warga desa tak menemukan titik terang.
“Hei!!!” panggil seseorang pemuda di ujung sana, “Ada urusan apa kau kesini?” Tanya nya.
Rey menghampirinya, “Aku mencari Batu Kehidupan!” ucapnya dingin seperti biasa.
Pemuda itu tertawa terbahak bahak “Batu itu hanya mitos, tapi terserah kau saja lah itu urusan mu. Semoga berhasil sobat!” setelah berucap demikian ia berjalan pergi meninggalkan Rey.
“Dasar orang aneh” gerutu Rey, lalu ia mengeluarkan sebuah peta kecil.
Rey mulai berjalan menuju titik lokasi Batu Kehidupan dengan panduan peta kecilnya. Berselang empat menit, Rey sampai di titik yang ia tuju. Sebuah bangunan tua yang masih kokoh namun telah using dimakan usia, Rey menyiapkan laras panjangnya dan berjalan masuk gedung tua itu. Rey berjalan menyelusuri lorong lorong, banyak jebakan dan tulang belulang yang telah rapuh berserakan.
Jalan yang Rey telusuri akhirnya membawanya ke sebuah pintu, ia memeriksanya sambil mengeluarkan alat deteksi yang profesor Anton berikan. Alat deteksi itupun berbunyi Tit… Tit… yang menandakan batu itu tak jauh dari tempat Rey berada.
Rey terus berjalan masuk mengikuti arah bunyi alat deteksi, tak lama alat itupun berbunyi dengan frekuensi yang sangat cepat, pertanda Rey telah menemukan batu itu.
Rey mellihat ada sebuah kota besi hitam tak jauh dari nya, ia langsung mengambil kotak itu.
Wustt….!
Sekelebatan bayangan hitam berhasil mengalihkan fokus Rey, dengan sigap Rey langsung mengacungkan laras panjangnya. Bayangan itu terus berkelebat disekitar Rey, kecepatannya setara dengan kilatan petir.
Brukkkk…!
Tubuh Rey terpental setelah bertambarakan dengan sosok cepat itu, “Siapa kau, keluar lah tunjukkan dirimu!” teriak Rey sambil berusaha bangkit.
“Apa yang kau cari disini. Pergilah selagi aku masih memberimu kesempatan hidup” ucapnya sambil terus berkeliaran dengan kecepatan supernya.
Rey langsung menembak ke segala arah, kecepatan orang ini diatas rata rata, aku tak mampu membidiknya dengan tepat, gumam Rey.
“Bidiklah sasaran mu dengan benar, fokuskan penglihatan mu!”
Belum sempat Rey membalas ucapannya, sosok itu telah menghantamnya, tubuhnya terpental membentur tembok dengan kerasnya.
Sosok itu menghampiri Rey, dengan sekuat tenga yang ia mliki, Rey bangkit dan langsung meninju perut sosok tersebut. Tapi sepertinya itu tak berefek besar bagi sosok itu, Rey tak menyerah sampai situ saja, dengan sekuat tenaga ia berduel dengan sosok tersebut, namun sayang tenaga dan kekuatannya tak sebanding dengan lawannya.
Makhluk ini berwujud seperti manusia pada umumnya, namun kekuatan dan kehebatannya melebihi manusia pada umumnya.
Energi Rey semakin terkuras, entah kemana perginya senapan laras panjang nya, pikir Rey mungkin ini adalah saat terakhir hidupnya. Ia sudah pasrah jika ini menjadi kematian tragis kedua untuknya.
Sosok itu mencengkeram kerah baju Rey lalu mengangkat tubuh Rey hingga kakinya berjarak dengan tanah.
Kegagalan kedua kali untuk Rey, ia menutup matanya perlahan. Ia tak mampu melihat kematiannya sendiri untuk kedua kalinya.
Dusttt….!
Satu tembakan dari arah berlawanan dengan Rey mampu menembus sosok itu. Sosok itu pun roboh terkulai pingsan dilantai dengan Rey demikian. Rey mencari sumber tembakan itu, tepat di arah pintu masuk telah berdiri sosok orang yang tadi mencegatnya.
Orang itu sekarang tak banyak bicara, ia segera membopong tubuh Rey lalu membawanya keluar gedung tersebut.
“Siapa kau sebenarnya, mengapa kau dengan mudah dapat melumpuhkan sosok tadi” Tanya Rey saat ia sedang diobati oleh orang yang menolongnya tadi.
Saat ini Rey berada dalam sebuah rumah yang kemungkinan milik orang yang menolongnya, dan orang itu juga sedang mengobati Rey sekarang.
Orang itu menghembuskan nafas pelan lalu menatap Rey, “Nama ku Dicky, sosok tadi adalah Hugos. Ia adalah salah satu penemuan terhebat ayahku, saat ayah ku menjabat sebagai sesepuh desa ini, Hugos lah selalu senantiasa berada dan siap sedia menjaga ayahku…”
Dicky memalingkan wajahnya menghadap keluar jendela sebelum melanjutkan kalimatnya, “Tapi saat ayahku diculik Hugos juga ikut ditangkap dan ia diberi sebuah zat yang dapat melemahkan fisik dan mentalnya. Ia juga adalah saksi hidup pembantaian ayahku dan seluruh warga desa ini. Tadi aku menembaknya dengan Zat penenang khusus.”
“Lalu bagaimana kau bisa selamat?”
“Sebenarnya ada dua orang yang selamat dari tragedi kelam itu, dua orang itu adalah kakak ku dan aku. Saat itu kakak ku sedang menempuh pendidikan diluar negri dan aku sedang ada kegiatan diluar desa, tapi sekarang aku tak tau bagaimana kabar kakak ku, apa dia sudah mati atau masih hidup. Sebab selama ini aku hanya hidup dengan Hugos saja, tanpa keluarga dan saudara” jawab Dicky diakhiri senyuman sendu.
Rey tersentuh dengan cerita Dicky, hingga suasana menjadi hening dianatara mereka.
“Oh ya, kau tau dari mana tempat ini? Dan untuk apa Batu Kehidupan itu?” Tanya Dicky memecah kesunyian.
“ha.. oh, aku hanya disuruh seseorang mengambil batu itu sebagai balas budi ku, sebab dia telah menyelamatku dari kematian tiga bulan lalu disekitar sini”
Dicky memasang raut wajah seperti sedang berfikir “apa kejadian itu terjadi tanggal 13 Januari sekitar tengah malam?”
Rey mengangguk pelan, “Dari mana kau tau?”
Dicky mulai bercerita lagi, pada malam itu ia bersama Hugos sedang berniat pergi berburu. Namun ditengah hutan, Hugos memberitahu Dicky bahwa ada beberapa orang yang gerak-geriknya mencurigakan, beberapa orang itu berpakaian serba hitam dengan persenjataan lengkap. Dengan segala rasa penasarannya ia dan hugos mengikuti bebrapa orang itu, dan akhirnya mereka berdua melihat dengan mata kepala mereka tentang kejadian malam itu.
“Ada satu orang yang dibawa oleh orang berpakaian serba hitam itu kedalam mobil, aku tak tau dia siapa, karena malam itu cukup gelap” jelas nya.
“Lalu apa kau mendengar percapan mereka?”
“ Ya, sedikit. Mereka bilang. Duri ini telah disingkirkan Jendral Tango! Rencana mu berjalan mulus, tak ada satupun yang sadar akan jebakan ini. ” Ucap Dicky, “Sepertinya mereka telah mengatur misi mu malam itu untuk menjebak dan membunuh mu dan rekan tim mu, tapi kasihan orang mereka yang tak bersalah ikut terbunuh juga” tambah nya.
Buggg…!
Satu pukulan keras dihempaskan Rey ke dinding rumah Dicky, membuat tangannya sedikit memar. “Dasar bajingan!” bentaknya emosi.
Dicky terdiam saat melihat kilatan emosi dimata Rey.
Suasana menjadi hening kembali sampai akhirnya Rey bangkit dari duduknya.
“Mau kemana kau?”
Rey menatap Dicky sejenak , “Mecari Jendral Tango, aku akan membalaskan dendam rekan ku dan dendam mereka yang tak bersalah!” ia lalu melangkahkan kakinya pergi.
“Kau tak perlu pergi jauh, Jendral Tango akan datang kemari untuk mengambil Hugos dan aku. Ia sudah mengincar aku dan Hugos sejak.” Ucapan Dicky mampu menghentikan langkah Rey.
Rey langsung membalikkan badannya dan tersenyum smirk.
“Aku juga telah meminta agar Jendral Tango datang maksimal dengan lima anak bauh nya saja. Aku juga sudah menyiapkan bom waktu dirumah ini untuk menyambutnya, tapi aku tak yakin kan bisa selamat kali ini.” Dicky menundukkan wajahnya.
Rey mendekat lalu mengangkat wajah dicky, “Aku akan membantu mu” ucap rey meyakinkan Dicky.
Tok … Tok…
“Mereka datang, cepat sembunyilah!” titah Dicky.
Rey bergegas bersembunyi dibalik lemari buku milik Dicky, dari sini Rey dapat mendengarkan dengan jelas percakapan diantara mereka. Dan benar saja Jendral Tango hanya membawa lima pengawalnya.
Ternyata Jendral Tango ingin memanfaatkan pengetahuan dan kecerdasan Dicky untuk bisa menciptakan sebuah penemuah yang dapat mempromosikan dirinya menjadi Mentri Pertahanan. dan Hugos akan dijadikannya tameng dirinya, sejauh ini hanya itu yang dapat Rey simpulkan dari perbincangan Jendral Tango dan Dicky.
Brakkk!
Tiba tiba terdengar suara keras yang menggema, “Berani – beraninya kau mempermainkan aku, cepat katakan dimana Hugos dan batu itu” bentak seseorang. Rey sangat hafal suara itu, itu adalah suara Jendral Tango.
Rey tak bisa hanya tinggal diam dipersembunyiannya, ia merogoh saku celananya lalu ia menemukan sebilah pisau kecil.
Ia mulai mengintip dari balik lemari buku, ia melihat ada sasaran empuk didepannya. Tanpa banyak basa-basi ia lalu membidikkan pisau kecilnya pada seseorang didepan pintu.
Jlebb!
Tepat sasaran, orang itu langsung jatuh terkulai dengan darah mengucur dari lehernya. Semua orang tercengang, Jendral Tango pun terkejut dan langsung memerintahkan pengawalnya menggeledah isi rumah Dicky. Sebelum mereka bergerak, Rey keluar dari persembunyian nya.
Betapa terkejutnya mereka semua saat Rey muncul dari balik lemari buku. “Apa kabar Jendral” sapa Rey pada mantan atasannya itu.
“Jangan heran begitu jendral, pasti kau sekarang sedang bertanya-tanya mengapa aku masih hidup kan?” Rey berjalan pelan menuju Jendral Tango, “Aku datang untuk balas dendam.”
Seorang pengawal Jendral Tango menodongkan pistolnya ke arah Rey, “Jangan bertindak bodoh Kapten Rey” ucapnya.
Rey membalikkan badannya, dengan gerakan secepat kilat, Rey membanting tubuh orang yang menodongnya. Dengan sigap ajudan yang lain kini menodong Rey dengan pistol mereka, namun Rey malah memberontak dan terjadilah pertarungan tak seimbang empat vs satu.
Dorrr…!
Satu tembakan mengenai jantung salah satu ajudan, semua orang mengalihkan pandangannya kearah pintu masuk yang telah berdiri seseorang disana.
“Hugos pergilah!” bentak Dicky
Hugos malah berjalan masuk dan menghajar pengawal Jendral Tango, sementara itu Rey langsung mengambil pistol yang tergeletak tak jauh darinya.
“Ucapkan kata- kata terakhirmu Jendral!” ujar Rey sambil menodongkan pistol kea rah Jendral Tango.
Jendral Tango yang merasa dirinya terancam, ia lalu menarik Dicky dan menodongakan pistolnya pada Dicky. “Bergeraklah selangkah saja, anak ini akan mati” ancam Jendral Tango.
Rey tak gentar dengan ancaman Jendral Tango, ia malah menarik pelatuk pistolnya. Dan … tepat sasaran, bidikan Rey tepat mengenai jantung Jendral Tango. Sang Jendral pun terjatuh dilantai bersimba darah.
“Apa kau lupa aku ini adalah salah satu prajurit terhebat yang dimiliki Negara ini” Rey langsung menghujani Jendral Tango dengan peluru, hingga sang Jendral tewas seketika.
Hugos pun telah selesai dengan urusannya, Dicky lalu mengajak Hugos dan Rey keluar dari rumahnya, karena bom akan meledak sebentar lagi.
Dan benar saja saat mereka bertiga keluar bom itu meledak menghancur kan seluruh rumah Dicky.
“Ini yang kau cari kan, ambil lah” Dicky menyerahkan sebuah batu berwarna biru kepada Rey. “Aku tak membutuhkannya lagi, lagi pula aku tak yakin jika aku bisa mengembalikan ayah dan ibu ku meski ku kerahkan seluruh pengetahuan ku. Aku juga tak bisa memastikan kalau mereka akan bahagia jika aku dapat menghidupkan mereka kembali.”
Mereka bertiga kini berada di titik penjemputan Rey, Profesor Anton berjanji akan menjemput Rey dititik ini. Rey lah yang mengajak Dicky dan Hugos untuk ikut bersamanya, Rey tak tega meninggalkan mereka sebatangkara.
Rey menatap Dicky bingung, “Mengapa mereka tak bahagia?” Tanya Rey
“Karena aku belajar dari Hugos, dia selalu menginginkan kematian untuknya, tapi sampai saat ini ia masih bersama ku. Ia merasa tersiksa menjadi moster abadi. Hugos pernah berkata, hal yang paling aku tunggu adalah kematiaan ku, sebab aku akan terlepas dari semua tanggung jawab dan tugas ku didunia, dan aku akan tenang disana. Karena itulah aku merubah pikiran ku dan membatalkan niatku untuk menghidupkan kembali ayah dan ibuku.”
Hugos mengelus pelan pucuk rambut Dicky, ia terlihat amat sangat menyayangi Dicky. Meskipun Hugos adalah manusia buatan namun sepertinya ia masih memiliki sifat kemanusiaan. Hugos bisa disebut moster, karena ia dibuat oleh ayah nya Dicky sebagai percobaan penemuannya, dan ya… percobaan itu berhasil dan jadilah Hugos sekarang ini sebagai perisai bagi Dicky.
Rey terenyuh dengan ucapan Dicky barusan, ia mulai berfikir. Mungkin adik dan rekan rekan telah bahagia dialam sana, tak elok lah rasanya jika ia memaksa mereka untuk kembali bersamanya, itu sungguh egois pikirnya. Mungkin nanti mereka akan berkumpul bersama cepat atau lambat.
Sebuah mobil berhenti dihadapan Rey, Dicky, dan Hugos. “Bagaiman apa ka…” ucapan professor Anton menggantung.
“Dicky” ucap professor Anton sambil menunjuk Dicky, lalu Dicky berhambur memeluk professor Anton sambil berkata “kakak”.
Dunia memang sempit ya, dan rencana tuhan itu memnag indah. Tak pernah mengira bahwa jalan cerita seseorang akan seperti ini.
Rey menyerahkan Batu Kehidupan pada profesor Anton saat mereka semua telah sampai di rumah profesor Anton, Rey pun menyampaikan niatnya untuk membatalkan rencana awalnya untuk meminta profesor Anton untuk mengidupkan adiknya kembali.
Profesor Anton pun menerima keputan Rey dan ia menyarankan untuk Rey ikut bersama da sebagai imbalan atas jasa Rey yang telah menyelamatkan adiknya, Profesor Anton berjanji akan membersihkan nama Rey dari kasus tiga bulan lalu.
Kini mereka berempat mendirikan sebuah komunitas Relawan Kehidupan, yaitu komunitas yang menampung Satwa, Flora yang terancam punah dan korban bencana atau secara garis besar, mereka mengabdikan sisa hidupnya untuk membantu keberlangsungan dan kestabilan Kehidupan.
Tamat
•
[] Gempita Shastra []
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro