Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

THREE

Airy tiba di depan pintu utama museum menjelang malam, tepat ketika waktu kunjungan hampir berakhir. Dari jejeran bangunan-bangunan megah kompleks State Hermitage yang dulunya bekas bangunan istana, terlihat baru saja keluar beberapa kumpulan orang yang merupakan pengunjung terakhir.

Tak salah jika dikatakan sebagai museum terbesar dan tertua di Ruzia. Setiap bangunan megah di deretan Museum State Hermitage itu memiliki sekitar jutaan koleksi benda seni dan sejarah yang sangat berharga dan langka. Itu yang Airy tahu dari Aira. Dia sendiri mana punya waktu untuk mengecek kebenarannya.

Airy sengaja tak mengajak Sasha untuk menemani. Dia ingin gadis itu bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Karl dengan memberi mereka izin pergi kencan kali ini.

Ketika melihat Dimitri tersenyum dari kejauhan dan memberi isyarat, mengizinkan masuk, dia pun tanpa ragu segera memasuki pintu utama. Gadis itu sengaja memperlihatkan langkah gemulai, serta mengedipkan mata saat melewatinya.

Staf keamananmu sepertinya hampir meneteskan air liur saat melihatku.

Airy? Kau sudah di sini? Segera ke ruanganku! Target kubatalkan!

Airy mengerutkan kening tanpa menghentikan langkah, hingga tiba kemudian di depan lift. Begitu pintunya terbuka, dia pun segera masuk. "Lantai tiga." Benda yang dinaiki itu pun mulai bergerak naik sampai ke bagian paling atas usai menutup pintu otomatis.

Kenapa?

Dia direktur baru! Bos baruku!

Oh, bukankah itu lebih baik? Kau dapat tangkapan yang terbaik akhirnya. Selamat! Seingatku, ruangan bosmu ada di lorong paling ujung lantai atas, bukan?

Jangan ke sana! Tidak boleh ada hubungan apa pun antara atasan dan bawahan di sini!

Tapi kau menyukainya, bukan? Kau rela melepaskan yang kau inginkan hanya karena sebuah aturan?

Kau ingin aku dipecat? Kau tahu, tidak mudah bagiku bisa berada di posisi sekarang!

Itu hanya sebuah posisi. Sebuah karier. Sebuah pekerjaan. Kau takut menganggur dan kehilangan pundi-pundi uang yang tak seberapa? Aku bisa menghidupimu.

Jangan lupa. Kau bisa seperti sekarang berkat uang dari mana? Aku yang lebih dulu bekerja menghidupimu, Airy!

Airy mendesah. Dia memejamkan mata beberapa saat sebelum membukanya lagi.

Kau tahu apa masalahmu, Aira? Kau terlalu berusaha dalam hal apa pun. Kau selalu menganggap semua beban dan seluruh tanggung jawab ada di dirimu. Kau tak sadar, kau tak bisa selamanya hanya mengandalkan kepintaran, disiplin, etika, atau apalah itu namanya. Kau harus sesekali membiarkan jiwamu bebas, liar, dan menjadi pengendali, bukan dikendalikan.

Aku tidak bisa menjadi sepertimu yang sanggup bersikap seenaknya terhadap orang lain atau dalam hal apa pun, Airy! Aku selalu memilih untuk bertanggung jawab untuk setiap hal yang kulakukan! Segala sesuatu memiliki konsekuensi. Aku tak bisa bersikap sesuka hati ketika orang lain yang akan menerima akibat dari perbuatanku!

Siapa yang akan kau rugikan jika kau sekali saja bersenang-senang dalam hidupmu dan memilih melanggar peraturan demi kehidupan cintamu?

Kau. Aku tak mau menjadi bebanmu nantinya. Sudah cukup kita hidup selama ini dalam asuhan robot-robot tua peninggalan orang tua kita! Aku tak mau kau pun harus menanggung segalanya hanya karena aku menganggur dan tak berguna!

Kau hanya lebih tua lima menit tapi bersikap seolah kau akan menjadi penjaga dan pelindung seumur hidup buatku! Kau tahu, Aira? Kau tak akan menganggur! Aku jamin itu karena aku akan membantumu mendapatkan target besar itu, Aira! Bosmu! Si Sora!

Bagaimana jika dia tak tertarik denganku? Bagaimana jika dia kabur meninggalkanku seperti yang lainnya? Dan yang terburuknya lagi, aku akan tetap dipecat!

Itu belum terjadi, bukan? Kau tahu, berhentilah berpikir terlalu berlebihan, Aira!

Karena aku selalu mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, Airy!

Dengarkan aku. Pikirkan saja itu semua nanti saat benar-benar terjadi. Saat ini, fokuskan saja, bagaimana jika Sora benar-benar bisa menjadi milikmu! Aku akan memastikan itu! Dan kau, pastikan kau tetap menaruh bokongmu di kursimu apa pun yang terjadi sampai aku memberimu izin untuk pergi!

Airy!

Airy memutus kontak tautan pikiran mereka. Mata gadis itu berkilat seolah penuh tekad sekuat baja.

Lift berhenti dan pintu pun otomatis membuka. Airy melangkah keluar dalam langkah tegak melewati pintu ruang kerja Aira. Dia tahu persis tujuannya, ruangan sang direktur baru, Sora.

Butuh sekitar belasan menit untuk tiba di depan pintu sang direktur museum yang berada tepat di ujung lorong sebelum Airy mengetuk. Begitu ketukan dijawab, dia pun tanpa ragu membukanya dan seketika hampir jatuh karena sesuatu membuatnya terantuk.

Airy membeku, tanpa sempat melihat benda apa yang telah membuatnya terlihat konyol saat ini. Tatapannya terfokus pada satu target yang kini seketika mencuri hati.

Aira. Demi apa pun, bosmu kurasa bukan manusia.

Hah? Apa maksudmu? Kau sudah di ruangannya? Kau gila ya? Cepat keluar! Aku sudah putuskan untuk menyerah dan melupakan keinginanku untuk memiliki Sora!

Airy memilih tak menjawab perkataan Aira. Sosok menawan yang mulai bangkit dari kursi kerjanya kini bergerak mendekat tanpa memutuskan kontak mata mereka.

Sora menghentikan langkah, menyisakan sedikit jarak saja dari Airy. "Kau baik-baik saja? Maafkan aku. Aku seharusnya tak melemparkan buku tebal itu ke depan pintu."

Airy berdeham, mencoba mengembalikan kewarasannya. "Oh, aku baik-baik saja." Ia kini melirik ke arah benda yang dimaksud oleh Sora dan membungkuk untuk meraihnya.

"Novel Pahlawan-pahlawan Super?" Airy tersenyum seketika begitu usai membaca judul. "Apa kesalahan buku ini sampai kau harus melemparnya dengan begitu emosi?"

"Aku benci sikap gadis di novel itu yang seenaknya saja mempermainkan perasaan orang lain," sahut Sora terdengar sedikit jengkel. "Bagaimana bisa manusia semacam itu menjadi pahlawan ketika keegoisannya begitu besar dan sama sekali tak memiliki hati untuk melakukan kebaikan."

Airy menelan ludah. "Manusia bisa berubah, bukan?"

Sora mengerutkan kening dengan wajah terlihat murung. "Entah. Beberapa manusia terkadang sulit mengubah kebiasaan. Apalagi jika mengubah karakter, pasti akan sulit."

"Hmm, aku rasa kau benar. Namun, tak ada yang mustahil di Hiddenland, bukan?"

Sora mengernyit. "Maksudmu?"

"Jika sulit mengubah manusia jadi seperti yang kita inginkan, maka kita hanya perlu memesan robot edisi istimewa."

Sang direktur muda itu pun sontak tertawa. Dia mengusap matanya yang sedikit berair. "Aku akan tetap lebih memilih manusia sebagai pasangan di ranjang daripada robot, jika kau mau tahu."

Airy mengangkat bahu. "Aku hanya membahas soal karakter robot sebagai pahlawan, bukan sebagai pasangan ranjang. Maaf jika kau salah tangkap soal ucapanku."

Sora terpana beberapa saat. "Kau Aira, bukan? Kau terkesan berbeda dari gadis yang aku temui di lift tadi pagi."

Dia memandangi Airy dari atas sampai bawah. "Pakaianmu pun berbeda dari sebelumnya. Kau ingin pergi berkencan dengan seseorang malam ini?"

Aira, sepertinya aku harus mengubah rencana.

Hah? Apa maksudmu? Rencana yang mana?

Maafkan aku, Aira. Tapi sudah saatnya kau harus belajar untuk memperjuangkan cintamu, sama seperti kau memperjuangkan kariermu.

Airy menggeleng. Ia mengulurkan jemari kanannya ke hadapan Sora. "Kenalkan, aku Airy Ivanova, saudari kembar Aira. Kau tertarik untuk berkencan denganku?"

*** 

20/05/2023


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro