GEHENNA
Teruntuk kamu, 3333 tahun dari sekarang.
Selamat, hari ini kamu kembali menjajaki siklus usia 33 tahun untuk yang ke 3330 kalinya. Semoga bahagia dan damai selalu menyertai langkah-langkahmu nantinya.
Amin.
Selaksa tahun-tahun belakangan, muram masih menyerta pada wajahmu. Manik mata beriris kelam itu tersekat langutan kasih berkubang lara. Barangkali kamu tengah dirundung jenuh mendapati kenyataan yang sama. Bosan dengan rangkaian perayaan serupa, hadiah-hadiah monoton atau ucapan selamat yang berakhir kosong tiada makna tiap warsa. Sedangkan kepalamu justru ramai dipenuhi tanya, juga dadamu tersesaki gundah.
Namun, siapa yang peduli? Orang-orang di sana tengah bersuka cita, jadi setidaknya berbahagialah walau sejenak.
Keadaan ini pasti terasa aneh bagimu. Jutaan hari berganti, ribuan purnama berlalu, bahkan ratusan dasawarsa pun berselang, tetapi kamu masih mendapati dirimu sebagai pribadi yang sama. Tiada menua, terserang sakit apalagi bersambang ajal. Dunia di sekelilingmu terus berubah. Para penghuni datang silih berganti, bertegur sapa, berkenalan, menjalani kehidupan bersama, bertambah usia kemudian berkalang tanah. Mati.
Menyisakan dirimu, manusia yang terjebak lingkaran waktu tak berujung. Sendirian.
Kamu bertanya, "apakah tubuh ini abadi?"
Astaga, bukankah sudah jelas dikabarkan dalam firman-Nya? Mereka yang telah menunaikan kehidupan pada jalan kebenaran akan kekal dalam keabadian setelahnya. Tidakkah kau lupa akan tafsir sabda sang utusan akhir zaman, tentang mereka yang berada di dalamnya akan selalu genap berusia 33 tahun? Daksanya awet muda, tiada berkeriput rupa selain sempurna dalam sebaik-baik wujud kala diciptakan.
"Jadi aku sudah mati?" tanyamu berikutnya.
Tentu saja tidak. Mereka yang sudah mati tidak benar-benar mati. Mereka justru terus hidup, hanya sempat tertidur panjang panjang untuk kemudian terlahir kembali ke realitas lain. Bangkit menjadi entitas yang lebih tinggi dan melampauinya. Selayaknya dirimu yang sekarang.
Berhenti! Pada momen setelahnya, sudah pasti kamu dirisak oleh keresahan. Kemudian panik berlarian ke tiap sudut rumah bahkan mengelilingi kota demi mencari identitas pengirim pesan suara ini sebagai kado ulang tahunmu. Namun, yakinlah bahwa semua tindakanmu akan berujung percuma.
Alangkah baiknya dirimu memilih duduk dengan nyaman, menyesap secangkir teh hangat sembari mengudap Madeleine yang kau sukai. Kemudian mohon dengarkan pesan suara ini sebaik mungkin.
Sang pencipta sudah mengetahui akan kebingunganmu menghadapi anomali ganjil pada dunia yang kau tinggali sekarang.
Pada mulanya dirimu terbangun dari mimpi panjang pada suatu pagi dan mendapati segalanya terlihat normal. Netramu masih tetap bisa angkasa bersaput awan, gunung-gunung tinggi, debur ombak pelabuhan juga kontur bangunan kota yang dulunya kau tinggal beserta aneka rupa manusianya. Walau sempat kalut dalam kekhawatiran, kamu memutuskan beradaptasi, lantas menjalani hari-hari seperti biasa. Berasumsi bahwa semua baik-baik saja.
Sampai pesta-pesta ulang tahunmu mengubah banyak hal.
Tunggu! Sekali lagi jangan matikan rekaman ini atau dirimu akan melewatkan penjelasan terbaiknya. Jika kamu masih bersikeras bertanya siapa dan dimana sang pengirim pesan ini, maka beliau sedang tidak berada dimana-mana.
Beliau masih belum tiba.
Ada banyak hal yang terjadi, tetapi beliau selaku sang pencipta tengah menjanjikan kebahagiaan bila setibanya di hadapanmu. Jadi bersabarlah, sebentar lagi kalian berdua akan menikmati indah dunia itu bersama-sama. Hanya ada beliau denganmu. Berdua saja sembari menatap elok mentari yang beranjak ke peraduan. Karena seluruh dunia beserta segenap isinya ini diwujudkan teruntuk kamu seorang saja.
Sang wanita suci.
Sungguh telah sempurna atas segala yang beliau siapkan selama ini. Tak seorangpun yang bisa menghentikan rencana besarnya. Bahkan mungkin Tuhan sekalipun...ah tidak, bahkan sepertinya Tuhanlah yang merestui guna mewujudkannya. Dia mengizinkan mahluk-mahluk yang hina seperti beliau untuk selangkah lebih dekat dengan-Nya selayaknya menjadi pencipta. Maka sambutlah mahakarya terbesar yang dipersembahkannya kepada dirimu yang didamba.
Surga dan taman-tamannya.
***
Dalam perhitungan dunia fana, segalanya bermuara pada 33 tahun silam. Dalam sebuah konferensi yang digelar konsorsium regional, kamu ialah individu yang memulai mahakarya ini dan memperkenalkannya pada sang pencipta.
Kamu bertutur tentang kemunculan kingdom ketujuh dari enam kingdom of life yang telah ada. Inilah kingdom spesies anorganik –katamu, mereka tak hidup tapi terus menapaki tangga evolusi. Mereka berlipat ganda, beradaptasi, dan menguji ragam variasi baru. Sebagian dari mereka punah, tapi selebihnya dapat bertahan.
Kamu menyebutnya Technium. Kingdom teknologi.
Kamu menambahkan deskripsi mengagumkan tentang bagaimana mesin-mesin itu bertahan atau mati sesuai hukum survival of fittes –terus menerus beradaptasi dengan lingkungan, mengembangkan fitur-fitur baru untuk bertahan, dan jika berhasil, mereka akan memperbanyak diri secepat mungkin dan mendominasi sumber daya yang ada.
"Alam telah menetapkan hukumnya. Siapapun yang mampu bertahan, dialah sang pemenang," jelasmu, "Lima puluh warsa terakhir, Mesin faks punah selayaknya burung dodo, lantas berganti peranti komunikasi canggih. Mesin uap dan mesin tik mati tergilas arus zaman. Bahkan kini produk Smartphone pun hanya akan bertahan jika ia terus mengungguli kompetitornya."
"Setengah miliar tahun yang lalu, planet kita telah mengalami ledakan cambrium –kemunculan medadak berbagai spesies kehidupan. Kini kita telah menyaksikan ledakan dari kingdom teknologi. Spesies teknologi terus terlahir seiring upaya kita berlomba menciptakan berbagai perangkat untuk mempermudah kehidupan. kitalah pencipta kingdom baru ini."
Sang pencipta tertawa getir, teringat penggambaran distopia klasik bahwa dimana teknologi berusaha mendominasi spesies manusia.
Pada momen berikutnya, kamu menjelaskan bahwa teknologi itu bukanlah awal kepunahan manusia. Bagaimana kau menyebutnya dulu? ah iya, proses bifurcating. Proses dimana satu spesies terbagi menjadi dua yang bila sampai pada titik tertentu akan menjadi terbalik.
Sinkretisasi antara 2 spesies sekaligus. Hybrid biologi dan teknologi.
"Kita akan bisa menanamkan chip komputer langsung di otak, memodifikasi genom, mencipta kesadaran sintesis hingga mungkin dapat menginjeksikan darah kita dalam nanobot kecil yang dapat memberikan pengobatan alternatif dan merangsang sel kita untuk beregenerasi." Kamu begitu semangat saat menerangkannya.
Manusia tengah berevolusi menjadi sesuatu yang berbeda. Kamu menambahkan curahan optimisme dan harapan yang memesona, visi masa depan. Terobosan-terobosan teknologi yang berbuah kemudahan serta perdamaian. Berbagai penyakit termasuk kanker bisa tersembuhkan, perang saudara berebut sumber daya bisa tuntas hingga pemerataan kesejahteraan.
Tepuk tangan membahana dari seluruh penjuru ruangan. Semua orang mengelukan namamu. Namun di tengah keramaian itu, sang pencipta baru saja menyadari sebongkah keganjilan berkecambah dalam dadanya.
Beliau jatuh cinta.
Tidak, bukan sebatas bahan presentasi itu. Melainkan terpesona atas senyum pada berlesung pipitmu, juga gigi kelinci yang nampak imut kala dirimu tertawa. Juga ketika kamu dengan rendah hati menjawab berbagai pertanyaan orang-orang dengan begitu anggun serta memesona.
Untuk sejenak, diabaikannya janji masa depan dunia yang kamu sampaikan, karena beliau justru melihat janji masa depannya sendiri dalam dirimu.
***
Cinta bisa membuat orang paling jenius sekalipun menjadi bodoh. Benar bukan?
Sang pencipta menghabiskan 3 tahunnya untuk melakukan banyak kegilaan untuk sekedar menyapamu di atas trem otonom. Menghabiskan sepanjang pekan untuk menumpang bus yang sama menuju kantormu – yang justru berlawanan arah dengan laboratorium beliau. Setelah dua pekan mencari jam kerjamu, akhirnya beliau bisa duduk dekat bangkumu. Sial sekali, kamu malah melempar ekspresi dingin padanya.
Siapalah beliau kala itu? Hanya bujang kikuk dengan tampilan kaku, berkeringat dingin dan gagap saat menyapa. Tanpa kenal spesies rumit bernama cinta. Beliau emmang pemalu sejak kecil, entah apa yang merasukinya hingga berani untuk menyapa.
Ingatkah kamu apa yang menjembatani komunikasi kalian? Bukanlah soal teori quantum atau transformasi mekanika seperti dalam rencana. Hal yang sederhana sekali, yaitu kue Madeleine yang kamu sukai. Dan beliau juga (baru saja) menyukainya.
Beliau sangat berterima kasih pada adikmu yang ringan hati mmeberitahu rahasia kecil itu. Dia sampai mengatakan bahwa, "Kakak bahkan bisa rakus menghabiskan tiga kotak dalam sekali duduk."
Tolong, jangan memarahinya soal ini.
Sepanjang akhir pekan kalian mulai menghabiskan waktu bersama demi mengudap sepotong kue itu di taman kota. Hanya berdua saja. Berbincang melepas penat dari proyek masing-masing meski berada dalam naungan konsorsium yang sama.
Tidak ada lagi gurat dingin di wajahmu, yang tersisa hanya rekahan senyum menawan.
Kamu berkisah tentang rencana penciptaan teknologi nano sebagai alternatif regenerasi sel pada tubuh manusia. Sedangkan beliau lebih tertarik mengembangkan kecerdasan artifisial yang bisa membantu manusia dalam bentuk fisik. Kamu tertawa, bilang bahwa butuh waktu sedekade lebih lagi untuk merealisasikannya. Itu pun bila konsorsium mendanainya.
Sang pencipta menggaruk kepala, lantas berani mengatakan jika teknologi itu bisa lebih cepat tercipta bila ada sosok istimewa yang mau membantu. Kamu terdiam. Kata-kata berikutnya adalah keputusan terbesar dalam hidup beliau. Tersebutlah wajah kalian sama-sama semerah tomat malam itu hingga akhirnya anggukan tipis kepalamu bersambut.
Kemudian kalian menikah di akhir musim panas. Saling menggenggam tangan, bersiap merengkuh mimpi-mimpi yang akan mengubah dunia menjadi lebih baik bersama.
Kamu masih ingat semuanya bukan?
***
"Akan sangat menyenangkan jikadunia ini tak ada lagi duka dan derita." Ucapmu kala itu, "Semua orang bahagia dan menikmati dunia sebagaimana yang Tuhan perintahkan."
Sang pencipta mengangguk, mengamini inisiasi yang beliau yakini sebagai utopia yang bisa diwujudkan bersama. 3 tahun berselang, kalian berhasil menciptakan teknologi terbarukan. Sebuah Teknologi nano dengan kecerdasan artifisial. Tiap juta sel nanobot yang ditanamkan dalam tubuh manusia memiliki kecerdasan sendiri dalam bertindak. Injeksi nano tersebut memiliki potensi untuk meregenerasi tubuh manusia dan mengaturnya secara optimal. Robot kecil itu dapat memakan kolesterol, membuat tungkai-tungkai sintetis, dan mereka dapat dikendalikan oleh otak manusia secara terus menerus. Tambahkan juga fakta bahwa kecerdasannya sanggup memetakan keseluruhan neuron dalam otak dan menyalin datanya dalam bentuk digital.
Konsorsium...tidak, bahkan dunia heboh dengan pencapaian tersebut.
Perdebatan timbul tenggelam dalam berbagai forum, berbagai asumsi publik tentang keamanan penggunaan dan sejenisnya. kalian sangat memakluminya. Kamu selalu yakin bahwa ketidakpastian kadang menjadi pencetus perubahan besar. Transformasi selalu dimulai dengan pergolakan serta ketakutan. Momen inilah kali pertama penyatuan dua kingdom akan terjadi.
Kemudian mereka mempertanyakan tanggung jawab kalian atas ciptaan tersebut.
Kamu...terkadang terlalu optimis dalam menilai situasi. Kamu ringan hati bersedia menjadi salah satu subyek pertama dalam penyatuan. Calon manusia hybrid generasi awal. Kamu percaya semua aman terkendali. Demi menyakinkan publik bahwa inilah titik tolak manusia menuju puncak peradaban.
Sampai sekarang pun, Sang pencipta masih menyesali keputusanmu hari itu. Seharusnya beliau tak bisa percaya seutuhnya pada kalimatmu. Namun, Percobaan akan tetap dilaksanakan. Konsorsium beserta pemerintah memberi kita waktu untuk membuktikan bahwa nanobot ini aman.
"Selama kamu yang membuatnya, aku percaya bahwa semua akan baik-baik saja." Kamu melempar senyum berlesung pipit itu saat mengatakannya. Tepat saat beliau sendiri yang menyuntikkan tiap nanobot ke dalam tubuhmu.
***
Hari dimana kamu mati, kehidupan Sang pencipta bak sepenuhnya berhenti.
Kamu pasti tidak tahu bahwa proyek ciptaan kalian berujung gagal. Seluruh subyek dinyatakan tewas berselang 3 minggu setelah injeksi. Entah apa yang sebenernya terjadi, tetapi perhitungan kalian meleset. Alih-laih menyembuhkan, seluruh nanobot justru lepas kendali dan menghancurkan seluruh sel dalam tubuh subyek. Termasuk tubuhmu.
Terekam jelas dalam memori sang pencipta tentang teriakan kesakitan yang kamu tumpahkan saat nyawa merenggang dari raga. Kamu mati dan beliau selalu menyesali pilihannya.
Konsorsium mencabut semua proyek dari beliau semenjak tragedi itu dan mengalihkannya pada tim ilmuwan lain. Hidupnya hancur. Beliau kehilangan pekerjaan, masa depan, semua relasi juga orang yang dikasihi. Semua mimpi kalian berujung petaka. Hanyalah penyesalan yang tersisa. Tubuhmu hanya terbaring kaku saat dikebumikan. Tak lagi sisa senyum pada jasad tanpa nyawa. Pihak keluargamu, termasuk adikmu bahkan tidak terima dan menyeretnya ke pengadilan.
Dalam kesendirian di sebalik jeruji besi, Sang pencipta mencatatkan penyesalannya. Beliau merasa menjadi pembunuh. Beliau membunuhmu. Kamu mungkin berniat memintanya berpikir demikian, tetapi begitulah kenyataanya.
Kemudian puluhan pengandaian mulai mengudara dalam pikiran.
Andai saja kamu dilarang olehnya untuk menjadi subyek percobaan. Andai saja kalian tak terlalu egois akan utopia. Andai saja beliau tak menciptakan kecerdasan artifisial itu. Andai saja kalian memilih hidup sederhana tanpa sibuk bertanggung jawab atas masa depan dunia. Andai saja...
Terlalu banyak andai di kepala hingga beliau berandai untuk tidak berandai lagi.
Kamu mungkin tak tahan bila melihat beliau seterpuruk itu. Sang pencipta memang akhirnya dibebaskan dari segala tuntutan pengadilan. Semua orang mungkin lelah menyalahkannya setelah setahun insiden itu berlalu, tapi itu tak mengubah apa pun.
Kamu tahu? Hal yang paling menyakitkan bukan ketika ramai orang lain menyalahkanmu atas suatu perkara. Sungguh bukan. Namun, ketika kamu mulai menyalahkan diri sendiri, menyakiti, kehilangan kepercayaan pada pribadi dan menjadikannya pembenaran atasnya. Ah, Luka kulit memang bisa disembuhkan, tapi tidak dengan luka batin. Dia akan membekas lama. Luka itu akan menggocang batin, merusak segalanya.
Namun, takdir seolah belum cukup untuk menghukumnya. Kabar mengejutkan kembali terdengar. Fakta bahwa konsorsium kembali melanjutkan proyek nanobot tanpa keterlibatan beliau benar-benar mengguncang. Mereka meluncurkan teknologi itu secara massal. Tepat tiga tahun semenjak kematianmu tanpa satupun penghormatan atas jerih payah kita.
Setelahnya, terbetik kabar dari adikmu yang mendadak muncul bersama staf kepercayaan kalian yang masih terlibat proyek itu, bahwa para petinggi konsorsium sengaja menyabotase nanobot demi menyingkirkan kamu dan beliau dari sana karena perbedaan visi akan masa depan. Kalian berdua menjunjung masa depan lebih baik untuk kebaikan bersama, sedangkan mereka hanya mendamba monopoli kuasa atas teknologi itu.
Sang pencipta hanya bisa mengumpat marah, beteriak layaknya orang gila di atas tanah pekuburanmu. Lantas dirinya tertunduk, menangis dalam diam. Tak berdaya. Hanya bisa meratap dalam duka.
Astaga, bukankah percuma saja menuntut mereka? Selain sulit sekali mengumpulkan bukti, mereka terorganisir, juga memiliki koneksi luas. Bermain hukum dengan mereka hanya akan merugikan. Tak ada lagi yang bisa beliau lakukan selain menatap puing kenangan saat meninggalkan kota kalian untuk selamanya.
***
Berapa menit sudah berlalu? Tak perlu melihat jam, karena ini baru dua puluh menit berlalu di sana. Kepalamu pasti pusing sekali mendengar cerita yang panjang ini. Terutama tentang kejadian pasca kematianmu. Lantas apa hubungan dari teknologi nano, konspirasi konsorsium dan dimana kau berada sekarang?
Tidak, kamu bukan berada di alam akhirat.
Sudah jelas bukan? ini adalah surga. Surga yang beliau ciptakan.
Lebih tepatnya, ini adalah dunia digital dimana semua data tentang dirimu yang berhasil tersalin dalam memori nanobot telah direkonstruksi ulang dalam sebuah server super komputer. Dunia virtual yang beliau ciptakan khusus untukmu. Percepatan waktu di dalamnya menyebabkan satu hari di dalamnya selayaknya sedetik di dunia nyata.
Sang pencipta begitu terobsesi untuk menghidupkanmu kembali, walau hanya sebatas data dan kecerdasan buatan. Bersama diri beliau di dalamnya. Beliau membuat dunia data ini sebagai surga kalian. Juga surga bagi orang-orang agar mendapat masa depan seperti yang kamu impikan selama ini.
Penghianatan pihak konsorsium membuat Sang pencipta belajar banyak. Berkat adikmu, beliau mengetahui fakta bahwa kamu belum 'mati' sepenuhnya, walau hanya menyisakan unggahan salinan data otak berkat nanobot yang sempat ditanamkan. 3 windu lebih dihabiskan untuk menyempurnakan surga ini. Dengan sisa kenalan yang mau membantu, rekonstruksi dunia nyata berhasil divisualisasikan dalam dunia data secara utuh.
Namun, tidak mungkin beliau membiarkanmu tinggal sendirian, bukan?
Maka Sang pencipta beserta pengikutnya melakukan peretasan data pada server pusat milik konsorsium, mengambil sebanyak mungkin salinan data otak setiap orang yang diinjeksikan oleh nanobot dan memindahkannya untuk mencicip surgamu. Tempat dimana tidak ada lagi rasa sakit dan ketidakadilan. Hanya ada kebahagiaan yang kekal.
Persis seperti yang kau impikan.
Para petinggi konsorsium itu? Sudah dipastikan mereka tewas setelah nanobot dalam tubuh mereka tersabotase sedemikian rupa. Orang-orang pandir itu telah merasakan tiap jengkal derita yang kamu rasakan ketika menjemput ajal.
Jadi tak perlu risau. Dendammu telah dibalaskan sebaik mungkin.
Apa beliau gila? Tentu tidak.
Para pecinta sejati dalam kisah klasik selalu mencari cara mewujudkan cinta mereka. Membuktikan betapa sejatinya cinta itu.
Cinta Qais pada Laila membuatnya gila dan Nizami melukiskan akhir kisah mereka yang bergandengan di taman-taman surga. Cinta Romeo bersama Juliet membuat mereka berani melawan tradisi keluarga mereka. Kedua adikarya itu menjadi istimewa, karena bukanlah kisah para 'pangeran' dan 'puteri' lain yang ditutup dengan 'mereka hidup bahagia selama-lamanya', tapi dua kisah tersebut berepilog tragedi yang menyembilu hati.
Tidakkah kamu melihat kisah kalian mirip seperti mereka?
Semua tragedi yang kalian jalani, membuat kisah ini berakhir tragis. Namun, beliau tak mau semua berakhir seperti itu. Beliau bahkan berujar, "Tidak bolehkan kami memiliki kisah cinta yang legendaris? dimana semua orang yang membaca kisah ini di garis waktu berikutnya akan berdecak kagum akan pembuktian rasa ini. Mereka mungkin akan menanggapku terbelenggu oleh rasa ini. Tersiksa oleh iblis yang bernama cinta yang menjadikanku budak abadinya. Tapi aku tak menampik semua itu. Aku tak pernah menyesal. Semua pengorbanan ini layak untuk menebus kebahagiaan kami."
Inilah bukti cintanya. Hadiah terbesar yang bisa ia berikan kepadamu.
Telah ia ciptakan Taman Eden.
Hidup dan berbahagialah selalu, Rahara. Mohon jangan khawatirkan tentang suamimu. Beliau bilang bahwa jika proses pengunggahan pikirannya berakhir gagal, tetaplah ukir senyum pipit itu di wajahmu. Berhentilah menangis. Beliau bahagia bisa mewujudkan surga ini untukmu.
Darinya yang selalu rindu akan hadirmu, Esau.
............
............
............
Yah, kurang lebih begitulah yang ia tulis untukmu, Kak.
Jangan pasang wajah terkejut begitu. Ini aku, Ilyusha -adikmu. Barusan yang kau dengarkan adalah pesan terakhir dari suamimu sebelum menjemput ajalnya. Jika rekaman suara ini telah diputar, maka seluruh kekacauan telah berakhir.
Kakak pasti panik bertanya, apa yang terjadi di dunia nyata?
Jangan khawatir, aku telah membunuh Esau. Pria menghancurkan ikatan indah kita tepat sebelum ia selesai mengunggah seluruh kesadarannya. Dia pikir dia telah menang setelah merampasmu dariku? Tidak. Dia sungguh bodoh karena terobsesi dengan surga ciptaannya. Menghalalkan segala cara. Namun, tidakkah dia sadar bahwa akulah yang selama ini memanfaatkannya demi mempersatukan kita kembali.
Ya. Kau dan aku.
Sudahkah kau lupa tahun-tahun yang kita lewati bersama? Akulah yang pertama menghadiahkanmu Madeleine itu padamu saat ulang tahunmu yang ke-13. Aku yang rela menggantikan kakak untuk dihukum ayah kakak sendiri karena mencuri buku. Aku juga yang bersusah payah belajar agar bisa layak bersanding meraih masa depan bersamamu. Kemudian sosok lain merenggut tempatku, bersisian denganmu menghadapi dunia.
Harusnya kau memilihku, Kak Rahara. Bukan dia!
Sekarang hanya ada kau dan aku. Kita berdua akan menghabiskan waktu indah bersama.
Demi kamu, kugapai surga, walau kaki ini harus menapak alas neraka. Kurengkuh ribuan dosa, agar kita bisa bahagia selamanya. Aku sungguh mencintaimu, Kak Rahara. Jauh sebelum si Esau merebutmu dariku. Kau segalanya bagiku.
Kau kini milikku seutuhnya.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Kakak. Semoga bahagia dan damai selalu menyertai langkah kita bersama nantinya.
Amin.
***
TAMAT
Catatan
Gehenna : Disebut juga Gehinnom atau lembah Hinnom ialah lembah pada tepi barat-daya Kota Yerussalem yang dikenal sebagai tempat pengorbanan anak-anak. Istilah Gehenna kemudian dijadikan sebagai penyebutan neraka dalam terminologi agama-agama samawi, terutama Yahudi dan Kristen. Dalam islam, istilah Gehenna serupa dengan penyebutan Jahanam.
Madeleine : Kue kecil ala prancis seperti kue bolu, biasanya berbentuk seperti kerang.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro