Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6- Sadr

Chapter 6
Sadr


Sadr seperti orang yang baru saja melihat hantu. Ia pucat pasi melihat Acrux


"Kau menghancurkan televisiku!" amuk Luna.


"Aku hanya membuat manusia bumi ini percaya padaku. Ayolah, bung. Tak ada manusia bumi yang bisa melakukan ini kan?" Acrux tersenyum sombong dengan kekuatannya.

Sadr hanya menggangukkan kepalanya dengan gerakan patah-patah.

"ArGgHhh!" keluh Luna. Ia bangkit dari sofa. Lalu berjalan menatap tv nya yang gosong.

"Lu- Luna??" panggil Sadr dengan gemetar. "Kau bilang untuk membawa pria ini ke rumahku?"

"Yaa," sahut Luna tanpa berbalik.

Sadr menggelengkan kepalanya dengan cepat. Sekarang, ia percaya kalau Acrux adalah makhluk luar angkasa. Tapi ia tak bisa membawa Acrux ke rumahnya.

Sadr tak bisa membayangkannya. Jika Acrux akan menghanguskan seisi rumahnya.

Apa kau ingin membeli televisi baru?

"Tidak," sahut Luna. "Biarkan saja. Benda ini sudah sangat lama."

Luna beranjak dari depan televisi. Lalu berjalan menghampiri Sadr.

"Tolong bawa Acrux sebentar ke rumahmu. Bilang saja sama Bibi Yati kalau dia teman jauh kita. Paman Max akan marah jika ada pria asing yang tinggal disini."

Sadr menatap Acrux dengan penuh keraguan.

"Tapi kenapa harus aku?"

"Karena hanya kau yang bisa kupercaya, Sadr!" tekan Luna, "bayangkan jika orang-orang di luar sana menjadi tahu. Acrux pasti akan di bawa ke area 51."

Sadr masih terdiam. Luna memutar otaknya, Sadr harus setuju dengan rencana ini.

Dan sebuah gagasan tiba-tiba hadir di dalam kepalanya. Luna mendekat dan berbisik pelan pada telinga Sadr.

"Bayangkan, kau adalah orang paling beruntung di muka bumi ini yang secara langsung melihat bukti bahwa ada kehidupan lain di dunia luar angkasa."

Sadr mulai memikirkan dan membayangkan saran Luna. Sadr membayangkan dirinya menjadi seseorang yang sangat dihormati dan berjaya di masa depan.

Ia bisa menjadi seseorang ilmuwan. Berkat Acrux. Sama seperti Luna, ia bahkan dapat melakukan wawancara ekslusif dengan Acrux. Yang mana hasil wawancara itu akan ia terbitkan sebagai jurnal. Kekayaan dan Kejayaan benar-benar menantinya.

"Baiklah," ungkap Sadr setelah beberapa saat. "Tapi ingat! Kau di larang menggunakan kekuatanmu! Kau itu bukan superhero!!"

Acrux memandang Luna dengan tatapan tak percaya.

"Kau menjualku atau membuangku?"

Luna hampir tersedak mendengar tuduhan itu.

"Aku menyelamatkanmu!" tukas Luna dengan kesal.

"Oh, ya?" ucap Acrux dengan alis terangkat.

"Paman Max mungkin hanya seminggu di Indonesia. Setelah itu kau boleh kembali tinggal di sini."

Acrux tak mengerti. Mengapa manusia bumi bernama Paman Max itu akan marah sama ia dan Luna. Apa yang salah jika mereka tinggal bersama. Acrux dan Luna tidak akan melakukan apapun. Well, insiden ciuman tempo hari itu lain cerita.

Dan bagi Acrux Luna itu seperti penjaganya. Ia tak kan memandang Luna sebagai seorang wanita.

Luna mungkin tak tahu atau belum sadar. Karena sebenarnya, Acrux hanya ingin memanfaatkan dirinya.

🛰🛰🛰

Bibi Yati dan Sarah memandang Acrux dari ujung kepala hingga ujung kaki dalam satu tarikan napas.

"Jika mama tak mengizinkan tak apa. Sadr akan membawanya-"

"Siapa yang bilang tak boleh?" seru Bibi Yati, ibu Sadr dengan sinis. "Temanmu ini boleh tinggal di sini."

"Kakak tak tahu kau punya teman setampan ini," timpal Sarah dengan kesal.

Sadr merasa ini akan menjadi bencana. Acrux akan membawa badai di rumahnya selama seminggu.

Bibi Yati dan Sarah adalah tipikal wanita zaman now. Mereka ibu dan anak millenial. Menyukai cogan-cogan di seluruh dunia.

"Dia bisa tidur di kamarku," seru Sarah dengan malu-malu.

"Dia tidur di kamarku!" geram Sadr dengan kesal.

"Sadr," seru sang ibunda. "Fotokan mama sama dia."

Bibi Yati menyerahkan kamera ponselnya pada Sadr. Sarah ikut beringsut di pinggir Acrux untuk mengambil bagian.

Sadr dipaksa keluar dari sisi Acrux oleh dorongan sang ibu dan kakak perempuannya. Sadr ingat pesan Luna. Ia dilarang membawa Acrux ke dunia luar. Terlebih dunia maya.

Tapi Sadr bingung. Melawan dua Hilter akan membuat karma baginya.

"Acrux tak suka di foto," keluh Sadr dengan wajah sedih.

"Kenapa?" tanya Bibi Yati dengan nada kecewa.

Acrux maju selangkah melewati Sarah dan Bibi Yati. Ia meraih tangan kedua wanita itu dengan lembut.

"Maaf, bisakah saya istirahat sekarang? Saya merasa lelah. Tapi, saya tak bisa melakukannya jika Kakak berdua tidak mengizinkan saya pergi."

Sadr membuka mulutnya lebar-lebar. Bagaimana bisa Acrux tiba-tiba berbicara seperti pria dewasa layaknya adegan dalam film romantis drama korea.

Sadr menatap ibu dan kakaknya silih berganti. Wajah keduanya memerah semu. Terlebih ibunya sendiri. Acrux pasti gila jika memanggil ibunya dengan sebutan Kakak.

"B- Baiklah, Nak. Istirahatlah," seru Bibi Yati dengan malu-malu.

"Terima kasih Kak?"

"Mak Yati," seru Bibi Yati dengan malu-malu. Acrux menatap Sarah dengan tatapan lembut.

"Sa- Sarah," ucap Sarah dengan nada serak.

"Kak Sarah," seru Acrux dengan nada suara yang sangat mempesona.

Acrux berbalik lalu berjalan menghampiri Sadr yang masih membuka mulutnya lebar-lebar.

"Aku tahu, cara menangani wanita," bisik Acrux pelan pada Sadr. "Itu hal yang mudah."

🛰🛰🛰

Seperti yang dikatakan Lydia. Paman Max tiba di rumah pagi-pagi sekali. Luna tetap bersikap seperti biasa.
Bersikap seolah tidak ada yang di sembunyikan.

Kini keduanya tengah sarapan bersama. Paman Max sengaja untuk tidak tidur sebelum mengantar Luna ke sekolah.

"Paman sangat khawatir saat mengetahui lokasi hujan meteor jatuh di sekitar sini," ungkap Paman Max seraya mengoleskan selai kacang di rotinya.

"Luna juga sangat kaget saat itu terjadi." Luna menyembunyikan raut wajahnya. "Itu benar-benar tragedi."

Paman Max mengganguk, ia setuju dengan pendapat Luna.

"Paman mungkin akan sebulan di sini."

"Uhuk ...uhuk.."

Luna memukul dadanya dengan keras-keras. Buru-buru ia meraih gelas minum di samping piring.

"Luna? Makan pelan-pelan."

Luna meneguk air satu kali. Ia menatap Paman Max dalam-dalam.

"Sa- Satu bulan?" tanya Luna memastikan.

"Ya. Paman datang melihatmu, sekalian mengambil hasil penyelidikan meteor yang jatuh di bumi. Kau tahu kan? Perusahaan kakek juga menangani hal seperti ini."

Luna tak tahu harus berkata apa. Ia sendiri lupa dengan apa yang di kerjakan oleh keluarganya. Keberadaan Acrux bisa membuat Paman Max tergila-gila untuk menunjukkannya pada dunia.

Jika ayahnya, jauh lebih tertarik menjadi ilmuwan maka Paman Max jauh lebih tertarik menjalankan perusahaan sebagai pimpinan perusahaan.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Paman Max kembali

"Baik Paman."

"Satu bulan." Luna membatin. Bagaimana ia harus mengatakan ini pada Acrux.


__///____////____

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro