2 - SAH?
Assalamuaalikum semuanya, bagaimana kabarnya? Semoga semuanya sehat selalu.
Dan saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Terus semangat semua dan sukses selalu buat semuanya.
Maaf ya sudah lama banget belum bisa lanjut cerita GARDENIA.
Siapa nih yang nungguin Cerita Gardenia Update? Tunjukan diri kamu. Mana suaranyaa?
Selamat membaca Gardenia dan semoga tambah suka dengan ceritanya. Amin ^^
******
Cantik memakan rotinya, sepotong-sepotong. Tatapanya hampa. Pelanggan di Toko Roti Garden hari ini cukup ramai, Cantik pun harus terus berdiri tanpa bisa istirahat, ditambah lagi kejadian kedatangan Tampan yang tiba-tiba. Sedikit mengejutkannya.
Meoong... Meong...
Lamunan Cantik terbuyarkan, pandangannya mencari suara itu.
Cantik menemukan seekor kucing kecil berwarna kuning dengan mata berkaca-kaca menatap ke arahnya, seolah meminta sesuap makanan.
Cantik menghela napas, melihat ke rotinya. Ini adalah makanan pertamanya untuk hari ini. Ia belum makan sama sekali sejak pagi. Waktu jam istirahat di sekolah,Cantik meninggalkan mie ayamnya begitu saja karena Tampan.
Entah bagaimana nasib mie ayam-nya tadi.
Cantik kembali memandang kucing kecil itu, masih menunggunya.
"Kamu kelaparan juga? Seperti saya?"
Meongg...
Seolah menjawab pertanyaan Cantik, kucing itu mengeluarkan suara kembali. Cantik tersenyum kecil, menyerahkansisarotinya untuk kucing tersebut.
"Makan yang banyak, biar kamu bisa hidup lama." Cantik mengelus puncak kepala kucing kecil itu. Roti yang diberikannya pun dimakan.
"Hidup ini pasti terlalu kejam buat kamu," Cantik tersenyum getir. "Semangat." Lirihnya datar.
Cantik segera berdiri, ia kembali masuk ke dalam toko roti, bersiap-siap untuk pergantian shiftdan pulang. Ah, bukan pulang. Lebih tepatnya ke tempat kerjanya yang kedua. Minimarket.
Semakin kamu dewasa,kamu akan mengerti realita hidup sesungguhnya sangat menakutkan. Bukan tentang cinta, tapi tentang bertahan untuk nyawa.
*****
Disebuahrumah cukup megah dan berisikan banyak anggotakeluarga,suara tawa selalu menggema di dalam rumah ini, setiap harinya.Rasa nyaman dan kasih sayang yang tak pernah habis. Semua anak pasti mendambakan keluarga yang seperti ini. Saling mengerti, mendukung dan menyayangi.
"Pan jangan gerak!" teriak Lea, sang kakak tertua.
"Diem dikit kek dek!" tambah Lia, kakak kedua tampan.
Yah, mereka berdua adalah kakak-kakak perempuantampan dan mereka kembar cukup identik. Jika Lea sakit maka Lia juga akan ikut sakit. Semacam virus nyebar aja mereka berdua ini.
Tampan mendengus kesal, kedua kakaknya selalu memperlakukannya seperti anak kecil, meskipun ia adalah anak bungsu dan cowok satu-satunya tapi tampan merasa sudah remaja menuju dewasa!
Tampan lelah diperlakukan seperti anak kecil lagi, apalagi selalu jadi bahan percobaan dua kakak kembarnya itu.
Seperti sekarang, Lea dan Lia baru membeli masker peel-off brand terbaru, dan mereka ingin Tampan memakainya yang pertama kali.
Dan, Tampan pun hanya bisa duduk pasrah dikamar kakaknya. Wajahnya ditempel-tempel masker yang baunya seperti tanah liat.
"Gimana sekolah baru lo? Betah?" tanya Lia membuka pembicaraan lain.
"Lumayan" jawab Tampan jujur.
"Udah dapat incaran cewek belum?" goda Lea.
"Incaran cewek maksudnya?" bingung Tampan tak mengerti maksud dari Lea.
"Lo udah suka sama salah satu cewek disana belum?" Lia memperjelas.
Tampan menggeleng pelan. "Belum."
"Masa?" cibir Lea tak percaya.
"Ada sih satu cewek yang menarik," ucap Tampan, yang memang selalu terbuka dengan keluarganya.
Lea dan Lia saling berpandangan sebentar, kemudian keduanya semangat menanyai Tampan lebih detail. Mereka penasaran dengan cewek yang dimaksud oleh Tampan.
"Siapa nama ceweknya? Cantik nggak? Rupanya kayak gimana? Suka pakai skin-care produk apa? Member BTS yang dia suka siapa?" tanya Lia berbondong-bongong.
"Tanyanya satu-satu Nyai!" kesal Tampan.
"Siapa nama ceweknya?" tanya Lia dan Lea barengan.
"Cantik,"
"Namanya Pan, bukan wajahnya!" protes Lia dan Lea lagi.
Tampan menatap kedua kakaknya dengan raut serius.
"Namanya Cantik Kak, maka-nya di sekolah, gue dan Cantik dijodoh-jodohin karena nama kita berdua berhubungan," jelas Tampan panjang lebar.
Lea dan Lia bertatapan kembali.
"Tampan dan Cantik," lirih mereka sembari mengangguk-angguk mengerti. "Menarik."
"Cantik sifatnya gimana?" tanya Lea makin penasaran.
"Sangat pendiam, dan nggak mau berteman dengan siapapun," jawab Tampan.
"Kok gitu? Emang kenapa?" tanya Lia.
Tampan mengangkat kedua bahunya. "Nggak tau, dan gue mau cari tau itu."
"Jangan-jangan Cantik punya sariawan akut Pan," ucap Lea menyuarakan penemuan langkanya.
Tampan mendecak pelan, merinding mendengar ucapan Lea barusan. "Orang cantik nggak pernah sariawan Kak!"
"Kata siapa?" balas Lea tak terima.
"Gue barusan!" tegas Tampan, kemudian ia segera berdiri dari kasur, ingin keluar dari kamar kakaknya. Masker diwajahnya hampir retak semua karena meneriaki Lea.
"Pan, maskernya belum sepenuhnya kering!" teriak Lea dan Lia bersamaan.
Tampan mengibas-kibaskan tangannya, bodo amat! Dia merasa wajahnya tertarik-tarik. Ngapain juga dia harus mau jadi bahan percobaan kedua kakak kembarnya!
Tampan memilih kembali ke kamarnya, meninggalkan kedua kakaknya.
Sedangkan, Lia dan Lea melanjutkan aktivitas maskeran mereka. Lea menyenggol lengan Lia.
"Gue nggak pernah sariawan loh Li sepanjang hidup gue," ucap Lea dengan bangga.
"Terus?" balas Lia terlihat tak peduli.
Lea melebarkan senyumnya sembari mengibaskan rambut. "Berarti gue cantik."
****
Tampan masuk kedalam kelas yang cukup ramai, ia melihat teman-temannya sedang sibuk dengan buku dan pensilnya, seperti sedang mengerjakan sesuatu. Tampan mendekati Sema, teman sebangkunya.
"Sem, ngerjain apa?" tanya Tampan, menaruh tasnya di atas meja.
"Bahasa Indonesia Pan," jawab Sema, matanya tetap fokus ke buku.
"Emang ada tugas apa?" kaget Tampan, buru-buru mengeluarkan buku tugasnya.
"Disuruh buat puisi tentang alam," jelas Sema.
Tampan terdiam sebentar, ia mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, mencari seseorang yang sangat ia butuhkan sekarang. Tampan menemukan orang itu, sosok yang sedang asik menghapus tulisan di papan tulis.
"Lam, Alam!" panggil Tampan kencang. Sosok bernama Alam, membalikkan badan, menatap Tampan bingung.
"Lo ngapain minta dibuatin puisi? Manja amat lo jadi orang!"
Sema menghentikkan aktivitasnya, menatap Tampan dengan takjub. Sema dengan brutalnya menjambak rambut Tampan, menyuruh cowok itu duduk.
"Pan, lo kalau bodoh nggak usah diumbar-umbar, cukup kasih tau gue aja. Biar gue nggak malu, sempak!" kesal Sema sampai ubun-ubun.
Tampan nyengir dengan tak berdosa.
"Kan gue mau bagi-bagi kebodohan gue," balas Tampan dengan santainya.
"Nggak bakalan ada yang mau!"
"Kan siapa tau aja."
"Cepat kerjain tugas puisi lo," suruh Sema mengingatkan.
"Siap laksanakan!"
Tampan pun segera fokus ke bukunya kembali, mengeluarkan jurus khayalan dicampur dengan ke-haluan tingkat dewanya. Ia menuliskan mahakarya yang sangat luar biasa di buku tugas bahasa Indonesianya.
Sepuluh menit sebelum bel sekolah berbunyi, Abdul datang dengan langkah terburu-buru. Abdul mendekati meja Tampan dan Sema, dua orang itu masih asik mencurahkan mahakaryanya.
"Gue ada gosip terbaru dan cukup hangat," ucap Abdul semangat.
"Sehangat ketek lo atau napas lo?" tanya Sema serius.
"Lebih hangat dari ketek gue dan lebih berapi dari napas wangi gue."
Tampan dan Sema langsung meletakkan bolpoin mereka bersamaan, fokus ke Abdul yang akan memberikan berita hangatnya.
"Apa?" tanya Sema dan tampan serempak.
"Anak-anak Geng Toro ngadain taruhan," ucap Abdul menggebu.
"Taruhan apa?" tanya Sema penasaran, diangguki Tampan.
"Taruhan siapa yang bisa pacaran sama Cantik," jelas Abdul.
"Waahh. Parah mereka, anak orang dibuat taruhan," decak Sema tak habis pikir. "Segitu penasarannya kah mereka dengan kehidupan Cantik?"
"Namanya juga cowok Sem, semakin lihat cewek yang sulit didapatkan, semakin dikejar!" bijak Abdul.
"Tapi nggak gitu juga caranya!"
"Lagian gue yakin, nggak bakal ada yang bisa menangin taruhan itu!" seru Abdul.
"Lo seyakin itu?" tanya Semameragukan.
"Kalau ada cowok di sekolah ini yang bisa pacaran sama Cantik, gue janji bakalan botakin kepala gue!"
"Janji?" Sema merasa tertantang dengan ucapan Abdul, ia menjulurkan tangannya.
"Janji! Pegang ucapan Bang Abdul!" sahut Abdul menerima jabatan tangan Sema.
"Sah?"
"SAH!"
Tampan yang sedari tadi diam dan hanya mendengarkan ocehan kedua sahabatnya itu, mulai membuka suara.
"Emang yang bisa pacaran sama Cantik bakalan dapat apa?" tanya Tampan penasaran.
Abdul bertepuk-tepuk heboh, seolah melupakan hal itu.
"Mereka taruhannya nggak main-main coy! Mereka berani taruhan satu juta per-orang, anggota Geng Taro ada lima orang, ditotal semua dapatnya 5 juta!"
"Edan! Itu bayar pakai uang apa pakai daun kemangi emak-emaknya?" cerocos Sema sangat terkejut.
Tampan pun tak kalah terkejut, ia hanya bisa melongo mendengar penjelasan Abdul. Tapi harusnya dia juga tak perlu se-kaget itu, anggota-anggota Geng Taro semuanya adalah anak orang kaya.
Tampan jadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu dimana Anjas, ketua Geng Taro menawarinya bergabung dengan Geng tersebut, namun Tampan menolaknya baik-baik.
Tampan tidak sebegitu suka dengan hal seperti itu. Apalagi yang Tampan dengar dari teman-temannya, Geng Taro suka berkuasa dan berbuat seenaknya sendiri. Biasa, mentang-mentang anak orang kaya.
"Lo nggak ingin ikutan Pan?" goda Sema.
"Kan lo calon member barunya Geng Taro Pan," tambah Abdul ikut-ikutan.
Tampan memberikan senyuman lebar dengan kedua jari tengah diarahkan kepada Sema dan Abdul bersamaan.
Abdul dan Sema terbahak-bahak sembari melakukan high-five, mereka puas melihat respon dari Tampan. Selalu totalitas bobroknya!
****
Cantik melihat ke mejanya, memperhatikan baik-baik memastikan bahwa kedua matanya tidak salah melihat. Bangkunya penuh dengan bunga, cokelat panjang, surat cinta bahkan lebih parahnya ada yang memberikan foto pribadi.
Buat apa coba? Masyaallah!
Setiap harinya memang pasti saja ada yang diam-diam memberikan Cantik hadiah diatas mejanya, tapi Cantik cukup terkejut dengan hadiah hari ini. Sangat banyak.
"Penggemar lo tambah banyak aja Can, iri gue," seru Nada teman sekelas Cantik yang duduk tepat di depan meja Cantik.
"Kamu mau?" cantik menawari sebuah cokelat panjang ke Nada.
"Boleh buat gue?"
"Iya, nggak muat dimasukkan tasku," jelas Cantik.
"Thank youCantik," Nada pun dengan senang hati menerimanya.
Cantik memang cuek ke orang lain, tapi dia bukan orang jahat yang sampai tidak mempedulikan sekitarnya. Di kelasnya, Cantik terkenal sangat pendiam tapi juga baik hati seperti mau memberikan contekan PR ke teman-temannya.
Makannya, tidak ada yang membenci Cantik dikelas. Mereka semua mau berteman dengan Cantik, tapi Cantik yang tidak mau berteman sama mereka.
Cantik memberikan batasan jarak kepada orang-orang sekitar. Cantik bukannya tidak mau berinteraksi, dia hanya tidak mau membuat hubungan yang dekat dengan siapapun. Itu saja.
"Kapan mereka akan berhenti memberi ini semua?" serah Cantik yang mulai lelah membawa barang-barang seperti ini pulang ke rumahnya. Memberatkan tasnya saja dan juga membuang-buang uang.
Cantik membuka tasnya lebar-lebar, dan langsung menyapu dan memasukan semua hadiah tersebut ke dalam tasnya.
*****
Jam istirahat tiba, surga dunia terbuka lebar bagi siswa dan siswi SMA Pelita. Semua manusia berhamburan memenuhi kantin sekolah. Ada yang menjual nasi goreng, siomay, ayam geprek, bakso bahkan ada yang menjual produk skin-care. Semuanya serba ada di kantin ini.
Sema, Tampan dan Abdul sudah menghabiskan makanan mereka, lebih cepat dari siapapun. Bahkan jika kantin belum buka, mereka akan rela membukannya sendiri. Kantin sekolah bagi mereka adalah rumah kedua.
Tampan mengedarkan pandagannya, ia menemukan sosok gadis berambut pendek dengan paras bersinarnya diujung meja kantin, dan tengah diganggu oleh Anjas.
Tampan mendecak pelan, sepertinya Anjas dan teman-temannya sedang beraksi untuk taruhan mereka. Tampan melihat raut wajah kesal Cantik.
"Si Anjas deketin Cantik," ucap Tampan memberitahu Sema dan Abdul.
Abdul dan Sema langsung menoleh mencari keberadaan Cantik.
"Kalau ada penghargaan untuk orang yang paling banyak di tolak oleh Cantik, kayaknya Anjas yang bakalan menangin penghargaan itu," ucap Abdul prihatin.
"Emang Anjas udah berapa sering ditolak Cantik?" tanya Tampan penasaran.
"Lebih dari 100 kali kayaknya," ucap Abdul sungguh-sungguh.
"Serius?" kaget Tampan. "Itu ditolak atau beli micin saset?"
Sema menepuk bahu Tampan pelan, memberikan tatapan penuh arti.
"Baru tau kan lo sesusah itu deketin Cantik."
Tampan mengangguk-angguk seperti orang bodoh. Toh, memang dia baru tau akan fakta itu. Kini, Tampan bisa membayangkan betapa populernya Cantik disekolah ini, yang pasti lebih populer darinya.
Gadis yang cuek dan pendiam seperti Cantik bisa membuat banyak cowok penasaran. Begitu pun dengan Tampan, sepertinya dia tak jauh beda seperti cowok-cowok lainnya.
Aura Cantik seolah bisa menarik siapapun untuk mendekat, padahal Cantik sendiri tidak ingin ada siapapun yang mendekatinya.
Tampan tersenyum puas, ketika Cantik pergi begitu saja meninggalkan Anjas, terlihat Anjas yang langsung kesal dan disoraki teman-temannya. Tampan teringat lagi kejadian kemarin, Cantik meninggalkannya seperti itu.
"Kenapa dia nggak mau dekat dengan siapapun?" lirih Tampan sangat pelan.
****
Setelah dari kantin, Tampan tidak langsung mengikuti Sema dan Abdul yang balik ke kelas. Tampan pergi ke taman belakang sendiri, ia tak sengaja melihat Cantik diam-diam berjalan ke arah sana. Tampan ingin tau apa yang dilakukan gadis itu disana.
Tampan berjalan dengan hati-hati, tak ingin ketahuan.
Ketika sampai di taman belakang, Tampan menemukan Cantik duduk disebuah kursi panjang dekat air mancur kecil. Gadis itu sedang makan mie-cup.
Pantas saja Cantik kesini, tempatnya sangat sepi dan tidak ada siapapun. Tempat yang pasti sangat disuka Cantik.
Tampan berhenti sejenak, memandangi wajah Cantik dari kejauhan. Bahkan dari sisi samping pun, wajah Cantik tetap saja bersinar. Seperti sosok Dewi.
Makan saja Cantik, diam juga Cantik. Tidur sambil ngiler, Masih Cantik nggak ya dia?
Tampan terkekeh sendiri membayangkan hal tersebut. Pikiran aneh diotaknya tidak pernah bisa hilang.
Tampan jadi penasaran bagaimana kalau Cantik tersenyum?
Kali ini, Tampan tidak bisa membayangkannya. Mungkin, semua cowok yang menyukai Cantik akan terkena serangan jantung dadakan. Kedua sudut bibir Tampan tanpa sadar terangkat.
Tampan memberanikan diri untuk mendekat. Kemudian ia langsung duduk disebelah Cantik.
"Jangan pergi!" cegah Tampan cepat ketika Cantik tiba-tiba menaruh mie-cupnya dan langsung berdiri.
Cantik diam, tak bergerak. Cantik sendiri tidak tau, kenapa dia malah menuruti ucapan Tampan.
Tampan senang melihat Cantik tidak pergi. Tampan berdiri dan berjalan menghadapkan dirinya ke Cantik.
"Gue Tampan," ucap Tampan memperkenalkan dirinnya.
"Saya tau," jawab Cantik dingin.
"Gimana lo bisa tau?" tanya Tampan terkejut.
Cantik menghela napas berat, takjub dengan kepintaran Tampan. Cantik melirik ke name-tagseragam Tampan. Menatapnya tajam sebagai jawaban dari pertanyaan Tampan.
Tampan mengikuti arah pandang Cantik. Tampan langsung menutupi name-tagnya ketika menyadari hal itu.
"Pulang sekolah nanti, lo tetap jaga di Toko Roti kemarin?" tanya Tampan.
Cantik diam tak menjawab lagi, membuat Tampan canggung sendiri.
"Gue nanti beli roti lagi disana, gue akan jadi pelanggan tetap," ucap Tampan lagi, tak ingin menyerah.
"Sudah?" tanya Cantik tiba-tiba.
Hah? Tampan tertegun, bingung. Tak mengerti pertanyaan yang dilontarkan oleh Cantik.
"Apanya yang sudah?" tanya Tampan.
"Bicaranya."
"Belum sih, kar...."
Dan, memang belum. Tampan menghentikan kalimatnya ketika melihat Cantik yang langsung pergi begitu saja. Tampan tertawa pelan, untuk kedua kalinya Cantik tak menghiraukannya dan langsung meninggalkannya.
"Apa hobi dia memang suka meninggalkan lawan bicaranya?" heran Tampan.
Tampan menghela napas berat, berusaha mendekati Cantik memang sangat susah, seperti yang dikatakan oleh Sema dan Abdul.
Tampan kembali duduk di kursi, ia menoleh ke samping, menemukan mie-cup yang ditinggalkan Cantik, dan masih penuh. Sepertinya Cantik memakannya hanya sedikit.
Tampan tersenyum lebar, menatap mie tersebut dengan mata berbinar. Perlahan tangannya bergerak mendekati mie-cup tersebut, dan langsung meraihnya.
"Alhamdulillah, rejeki lagi orang tampan bernama Tampan."
****
#CuapCuapAuthor
Bagaimana part tiganya? Sudah ada tanda-tanda mulai baper nggak? Belum kan?
Makanya wajib banget terus ikuti part selanjutnya karena serangan-serangan baper akan dihadirkan untuk kalian semua ^^
Dan kelucuan-kelucuan setiap karater tokoh pun siap menghibur hari puasa kalian semua ^^
Kalian juga bisa lihat spoiler-spoiler kelanjutan cerita GARDENIA di Instagram @luluk_hf
Terima kasih banyak udah setia menunggu kelanjutan dari Gardenia, semoga semuanya terus suka dan terus baca Gardenia.
Jangan lupa ajak teman-teman kalian buat Baca Gardenia ya, biar bisa kenalan dengan Tampan dan Cantik ^^
Jangan lupa juga Comment dan Vote dari kalian yang selalu aku tunggu bangeet ^^
Thaankyuuu All and Loveyuuuu so much ^^
Salam,
Luluk HF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro