Berteman Resah
Dalam ruang 3×4 ini aku mengurung diri ditemani puluhan buku yang ribuan kali sudah kubaca kembali.
Ingin melupakan tentang hari esok; betapa aku menjadi pengecut soal keberanian dan jati diri.
Dibilang mampu, tidak juga.
Aku hanya ingin pergi, melakukan yang kuingini. Bahkan sekalipun itu soal menyatakan cinta pada pemuda yang tiap hari semakin dirindu tapi terasa seperti luka.
Kabarnya? Kamu selalu baik-baik saja. Tentang mimpimu juga nyatamu hari ini. Kamu tak pernah berteman resah, beda sekali denganku.
Yang selalu bingung jadi apa di hari esok. Mengenai langkah kaki yang bingung menuju kemana? Kembali keruang isolasi membuat lupa diri atau loncat dari atas gedung dan melihat kehidupan.
Tidak tahu mana yang terbaik!
Buku yang kemarin kubaca sekali tamat, kuuluangi. Begitu selanjutnya sampai resah memusuhi dan mengenalkanku pada ketenangan.
Malam ini aku berdo'a, pada siapapun yang ingin mendengarnya. Tapi tujuanku adalah Tuhan. Dan yang diharapkan, aku bangun dan lupa diriku begitu takut untuk bertemu matahari sekalipun.
***
Selamat malam cinta, sampai bertemu disenin pagi. Aku ingin memulai peran baru; melupakanmu secara perlahan dan mencari topik baru untuk dibicarakan. Meski itu mutlak kebohongan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro