G O N E
"Hnggh-"
Suara erangan ringan lolos dari bibir Akashi Seijuro. Mengulurkan tangan ke kasur sebelah, berharap dapat temukan atensi yang dicari namun nihil. Mencoba meraih berapa kalipun, Seijuro tidak dapati apapun di sebelahnya. Kedua iris crimson mengerjap lalu melebar seraya tubuh merubah posisi semula menjadi duduk, sedikit tampakkan raut cemas pada kasur di sampingnya kala tak peroleh keberadaan istrinya di sana, Seijuro bergumam kecil,
"Naya?"
.
A Fanfiction of Akashi Seijuro x Anaya
.
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
OC © Their Owner
.
.
.
Yuzutsu Yoshikawa presents
G O N E
.
This is OC x Character Fiction
Warn : Don't like don't read.
Happy reading! ♥
.
.
.
Seijuro tak habis pikir. Kemana hilangnya sang istri pagi-pagi begini? Mengingat Anaya adalah wanita mungil dengan jenis pemalas yang tidak mungkin luangkan waktunya bangun pagi-pagi benar untuk sekedar melaksanakan hal kecil, maka dari itu kehilangan dirinya buat Seijuro risau. Berkali-kali jam tangan yang melingkar pada pergelangan dilirik-Seijuro memantau waktu sembari terus mencari Anaya di sekeliling rumah, tetapi kerja keras tak kunjung berikan hasil yang diharapkan.
Seijuro lelah. Dia telah mencari Anaya mulai dari ruang makan, perpustakaan, sampai kolam renang. Dari tempat yang biasanya Anaya datangi hingga tempat-tempat tidak masuk akal sudah Seijuro cek, tapi bagai hilang ditelan bumi, Anaya bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya sekalipun. Maklum, orang kaya sepertinya pasti memiliki rumah dengan luas yang tak pernah kita bayangkan, jadi sulit bagi Seijuro untuk temukan hawa keberadaan Anaya yang samar.
(Seijuro mulai dengan ruang makan karena itu tempat dimana biasanya Anaya pergi kala rasa lapar tiba-tiba menyerang dan membangunkannya tanpa peduli waktu dan Seijuro terlalu putus asa jika harus mencari sambil tetap memikirkan kemungkinan yang ada, maka kolam renang yang tidak masuk akal tetap harus diperiksanya.)
Seijuro memang belum mengecek halaman belakang, toh, buat apa Anaya berada di sana? Halaman belakang bukanlah tempat yang menarik Anaya untuk menghabiskan waktunya-tapi karena hanya itulah tempat yang tersisa, mau tak mau Seijuro harus memeriksa demi memperkecil kemungkinan yang ada.
Seijuro lagkahkan kakinya tuju halaman belakang. Meski tak yakin, firasatnya berkata bahwa dia akan menemukan Anaya di sana. Semakin mendekat, suara aneh yang ditangkap gendang telinga Seijuro bertambah kuat. Menuruti rasa penasaran yang membuncah, akhirnya tanpa sadar Seijuro memacu langkah kakinya lebih cepat-lalu tangan mendorong pintu besar yang terhubung dengan taman belakang dan berakhir terima sambutan kecil dari suara yang sangat dikenali,
"Sei?"
Seijuro tak kunjung membalas sapaan. Mulutnya seperti terkunci rapat saat kedua matanya fokus perhatikan penampilan sang istri. Apa-apaan pakaiannya itu?
"Ada apa dengan pakaianmu, Nay?"
Sebuah topi besar nan lebar menghiasi kepala. Celana kodok dan kaus lengan panjang yang dikenakan membuat Anaya tampak lebih manis dari biasanya. Yang mencolok adalah sarung tangan karet yang melekat pada tangan Anaya serta gunting taman yang dipegangnya-sebenarnya apa yang sedang dilakukan sang istri?
"Oh, aku sedang memotong rumput, Sei, jadi beginilah penampilanku. Kalau kau bertanya kenapa, alasannya karena rumput-rumputan ini menutupi semanggi yang sengaja kutanam di sini."
Seijuro baru akan menanya, tetapi Anaya keburu menjawab pertanyaan yang bahkan belum dilontarkan.
Seijuro menaikkan sebelah alisnya, "Aku tidak tahu kau menanam semanggi di situ."
Anaya mendengus ringan, namun tangannya tetap tidak berhenti melakukan tugasnya, "Ini sebenarnya rahasia," keluhnya, "Kau tahu kan, daun semanggi dengan empat kelopaknya bisa membawa keberuntungan? Aku ingin rumah kita diberkati keberuntungan, itulah alasan aku menanamnya."
Seijuro tersenyum ringan tanggapi Anaya yang selalu mampu buat hatinya senang dengan perkataan manis yang tak disadarinya. Kedua tangan saling menyilang di delan dada-Seijuro bersidekap, bukannya membantu, dirinya malah memperhatikan hamparan semanggi di bawah kakinya. Kelereng crimson itu pandangi dengan cermat kumpulan daun berkelopak tiga, lantas pupilnya sedikit melebar kala berhasil temukan apa yang dicarinya.
Seijuro tiba-tiba berjongkok dan gerakannya sukses pancing atensi dari Anaya yang tengah sibuk berkonsentrasi agar daun semanggi miliknya tidak ikut terpotong ketika membasmi hama rumput liar yang bergerombol bersama.
"Sei!"
Pekikan kecil mengudara, Anaya menoleh ke arah Seijuro dan peroleh sesuatu diluar dugaan. Sebelah tangannya yang terulur itu menyodorkan setangkai rapuh daun semanggi berkelopak empat.
Camkan, daun semanggi berkelopak empat.
Anaya menganga lalu bibir kecil itu mengeluarkan sepatah kata.
"Ah... "
Raut wajah yang ditampilkan seperti terpukau pada apa yang ada di hadapannya, Anaya suarakan kekagumannya meski sedikit terpaksa dengan suara tercekat kagum.
"Kau sendiri yang bilang, daun semanggi berkelopak empat membawa keberuntungan kan?" menjeda kalimatnya lantas Seijuro lanjutkan, "Setahuku, kelopak pertamanya membawa keberuntungan dalam cinta. Dan kurasa aku sudah menemukannya."
Seijuro mengecup singkat kening Anaya-meninggalkan semburat merah yang nampak jelas pada kedua pipi Anaya.
"Aku adalah lelaki beruntung yang bisa memilikimu, Anaya."
Seijuro torehkan senyuman, sementara Anaya diam membeku dengan wajah semerah tomat karena terima perlakuan dari sang suami yang beri kehangatan pada hatinya di awal hari yang dingin.
***
Colek yg ultah : soursugarplum
CIE TANTE ULTAH CIEE
makin tua aja, kasian banget sih :(
Happy Birthday yaa Tante Nayy ♥ semoga tambah cantik, tambah tinggi, sehat selalu dan semoga dapet ide membanjir buat ngelanjutin ff yg menumpuk minta diapdet, kasian lho para readers yg kena php tante buat apdet ff-ff nya :( /ngacaqm.
Maapkan diriku yg cuma bisa kasih kado kecil-kecilan kek ngene-semoga tante suka yak ff abal-abal ini wkwk terakhir, wuatb n gbu selaluuu :>
Best Regards,
Yuzutsu Y.
[Friday, 17/11/17]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro