G O D A A N
Elzira Fa berkali-kali mengusap dahinya. Gadis itu menghapus peluh yang terus mengalir menuruni paras eloknya. Padahal sudah duduk di teras demi dapatkan angin sepoi-sepoi yang diharap bisa beri sedikit kesejukan, namun El lagi-lagi dikecewakan oleh angin panas yang bertiup. Sekarang situasi di luar semakin membuatnya bermandi keringat. Memang terkutuklah musim panas.
"Aku benci musim panass!"
Bagimanapun teriakan kebencian yang meluncur dari bibir El tidak mempengaruhi panasnya sinar matahari yang menyinari hari itu.
.
A Fanfiction of Kuroko Tetsuya x Elzira Fa
.
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
OC © Their Owner
.
.
.
Yuzutsu Yoshikawa presents
G O D A A N
.
This is OC x Character Fiction
Warn : Don't like don't read.
Happy reading! ♥
.
.
.
El kini hanya bermodalkan kipas tangan. Kipas murahan itu berayun ke depan dan ke belakang menciptakan angin kecil yang setidaknya mengurangi panasnya suhu yang disebabkan matahari. Entah kenapa, bola gas terbesar dan terpanas itu senang sekali menyinari bumi dengan semangat.
Dengusan sebal dan bibir manyun menghiasi wajah El. Sebelah pipinya menggembung sementara bibir kecil itu terus melontarkan kata-kata keluhan. Walau tahu hasilnya percuma, El tetap menyuarakan protesnya pada sang matahari. Apalagi yang harus dia lakukan? Padahal segala cara telah diperbuat demi bisa dapatkan sedikit kesejukan untuk siang itu. Baju berbahan tipis sudah dikenakan, seember air sudah ada untuk merendam kaki, kipas pun sudah berada di dalam genggaman tangan. Apa lagi yang kurang?
"Bazeng, ini gaada yang adem-adem apa," El kembali bersuara, dia menekuk turun bibirnya, membuatnya tampak menggemaskan dengan senyum cemberut di wajahnya, "Panas mulu,nyebelin."
Yah, maksud adem-adem yang El ucapkan barusan bukan terbatas pada hawa sejuk yang diharapkan, namun juga keberadaan adem yang suami yang pergi tak kunjung kembali. El merasa dirinya seperti menunggu Bang Toyib yang tak pulang-pulang, padahal keberadaan sang suami setidaknya bisa berikan El sedikit penyegar mata. Bukannya nafsu atau apa, tapi bukankah melihat suami sendiri saat panas-panas begini merupakan pencuci mata secara cuma-cuma? Apalagi jika sang suami bermandikan keringat siang bolong begini, El jadi semakin tergoda untuk menerjang suaminya nanti setelah membayangkan pikiran bejad tersebut dalam otaknya.
Sayang beribu sayang, yang ingin diterjang tidak balik-balik. Katanya sih, tadi Kuroko pamit untuk membeli sesuatu. El sendiri heran, memangnya sejauh apa jarak yang harus ditempuh Kuroko hingga rela tinggalkannya sendirian dalam waktu lama? Lagipula, barang apakah yang dibelinya sampai dibelain pergi ketika panas menyengat? Kesal El bertambah kuadrat sekarang.
"Haish, Kurotet kemana—Ahh!"
El histeris. Entah karena apa, rasa dingin tiba-tiba menjalar di pipi dan mengagetkannya. Tangan putih cepat-cepat meraba pipinya, curiga penyebabnya adalah suatu cairan aneh yang mungkin masih tersisa di pipi. El menoleh, hendak memaki lagi akan tertapi berhasil dihentikan sosok pemilih wajah tanpa dosa yang jadi dalang dibalik aksinya.
"Kurotet?"
"Maaf mengagetkanmu, El-chan." Kuroko, sebuah permintaan maaf yang tulus sekali darimu dengan wajah datar tak bersalah.
"Apa itu tadi? Kenapa dingin sekali?" El bertanya-tanya, yang dingin dan segar tidak boleh dilewatkan saat ini.
"Oh, maksud El-chan semangka yang tadi kutempelkan di pipimu ini?" Kuroko mengangkat potongan semangka segar. Warna merahnya menggiurkan, seperti meminta dilahap secepatnya oleh El yang kepanasan. Na'as semangka manis lebih dahulu disantap Kuroko.
Sejenak kelereng mata El berkaca-kaca, "Jadi, Kurotet pergi lama untuk membeli semangka?"
Pemuda bermahkota biru muda menggangguk pelan sebagai jawaban singka, "El-chan mau kupotongkan?"
"Mau banget!!"
"Baiklah, tunggu sebentar."
Dan El kembali ditinggalkan di luar, sedangkan Kuroko masuk ke dalam guna membelah buah semangka jadi potongan kecil yang siap disantap. El mengayun-ayunkan kedua kakinya semangat. Mimik masam berganti dengan cepat. Bibir manis El usai mematri senyum manis yang menyegarkan. Suami pulang, bawa buah segar—El sampai senyum-senyum sendiri. Gini ya, akhirnya El mengerti yang dimaksud dengan ultra rejeki.
"El-chan."
Suara merdu Kuroko menyapa pendengaran El. Kepala menengok bahagia, El tak menghapus senyum dari romannya.
"Kurotet---"
El tidak diberi kesempatan melanjutnya perkataannya, karena nyatanya iris cokelat El dipertemukan dengan netra biru muda dalam sekejap, buatnya sedikit merona dan terlalu konslet untuk meneruskan ucapannya.
"El-chan mau kusuapi atau makan sendiri?"
Astaga, Kuroko, berhenti berujar tentang sesuatu yang menggoda iman El menggunakan tampang polosmu itu. Ketahuilah, keinginan El mau menerkammu jadi bertambah besar, terutama dalam jarak kalian yang sedekat ini.
"A-Aku bisa makan sendiri, Kurotet!"
"Oh, yasudah, kalau begitu jatahku nanti malam saja ya."
El membisu. Jatah—Jatah apa maksudnya? Belum sempat El menanyakan arti, Kuroko keburu ngacir masuk-mengabaikan sang istri yang tengah menebak-nebak arti kata nan ambigu.
Oh, El, bahkan para pembaca lain pun tahu apa maksud ucapan Kuroko. Toh, faktanya, tidak hanya kau yang tergoda menerkam Kuroko di musim panas, El.
***
Tag manusia yg ultah : LalaAlexi
HABEDE LELEEEE LUVLUV
Kapan kita ketemu lagii? Kapan kita bisa mitap lebih lama lagii? /koknanya.
Semoga lele sehat selalu yaa, paanjang umur, cita-citanya bisa kesampean, tambah nurut sama ortu, tambah dicintai Kuroko deh wkwk
Jangan patah semangat mengejar cita-cita dan impiannya lele yaa, selama itu baek pasti ada cara buat ngedapetinnya :> daan maap kalo karakter El di sini ooc—q tydac taho macem apa karaktermu jadi kubuat sebisanya :")
Best Regards,
Yuzutsu Y.
[Sunday, 17/12/17]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro