Juri Dua
Halo! Senang bisa bertemu kembali dengan kalian semua. Semoga melalui ini, apa yang kalian tuliskan bisa menjadi kenyataan. Jadikan penilaian dari kami sebagai pacuan untuk naik ke pundakkan yang lebih tinggi lagi.
Tetap semangat, teruslah menulis, dan jadilah penulis yang berbakat serta berbobot untuk literasi Indonesia!
PENILAIAN
1. Sudah Basi (6.4)
Pembawaan cerita ini unik, gaya bahasanya mudah dipahami dan ringan. Nah di sinilah kekurangannya. Saking ringannya, dapat konfliknya itu seperti ngantuk. Bahkan, aku merasa seperti tidak ada konflik sama sekali. Tentang penulis yang hidupnya jadi kayak gembel, itu menurutku kesannya seperti biasa saja. Percakapan dengan editornya sedikit membantu. Namun tetap tidak menimbulkan feel yang begitu terasa. Dan lagi, kenapa ujung-ujungnya jadi minta tolong sama Indra?
Sudah rapih. Hanya tinggal menyesuaikan diksi dan menghidupkan suasananya.
2. The Eyes (5.6)
Deretan katanya berbelit-belit. Di awal, aku tidak memahami ada apa sih ini. Lalu alurnya pun kesannya seperti tiba-tiba. Sedang dalam scene A lalu pindah ke scene B berakhir lho kok gini. Seperti tidak ada kesesuaian. Namun aku mengerti tokoh dalam cerita ini bercita-cita menjadi pelukis dan memiliki seorang kekasih. Ada kejanggalan di sini dalam tempat tinggal, mereka tinggal satu atap. Nah, apa tidak aneh? Mungkin akan terasa nyaman bila momennya dipermanis, tidak seperti asal ketik. Juga, tokohnya kurang hidup.
Perdalam lagi kosa katanya, perhalus lagi diksinya. Semangat!
3. Angan yang Berakhir Menjadi Angan (8.0)
Pembukaannya cukup menarik. Secara, diksinya cukup bijak tentang hidup. Aku menyukai diksi seperti ini karena inilah gaya tulis yang biasa aku pakai. Jadi aku menghayati cerita ini begitu dalam. Percakapannya pun tidak terkesan kaku, hidup dengan kata bijaknya. Tinggal menyesuaikan inti dari cerita ini. Dan memang, pembaca penasaran seperti apa pada akhirnya?
4. My Little Hope (7.2)
Baca paragraf pertama aku kira pergi ke negeri China itu karena dapat beasiswa. Terlebih sehabis teleponan sama ibunya dan pergi ke hotel menambah prediksiku. Setelah dapat poin akan segera bertemu mereka, aku mikirnya kerja. Ya barang kali diterima di salah satu perusahaan terkenal yang CEO-nya kaya raya dan tampan.
Saat katanya fan meeting, aku menghapus pikiranku. Aku membayangkan adegan romantis bertemu dengan idolnya, bisa fotbar dan dapat tanda tangan. Atau dapat senyuman manis dan ngobrol dengan sang idol. Aku begitu serius menghayatinya, karena memang setiap fangirl punya impian seperti itu.
Di ending aku kecewa. Ya gimana, udah terbang setinggi langit eh tahunya cuma mimpi. Itu lubang dalam cerpen ini. Padahal, ceritanya sudah dikemas dengan apik, rapih, dan gaya bahasa yang leluasa. Dan lagi, udah dua kali aku mikir ke depannya bagaimana namun salah. Intinya, cerita yang endingnya bangun dari mimpi atau hanya mimpi, benar ternyata. Akan membuat pembaca mendesah kecewa. Cobalah selesaikan ending bertemu idol ini^^
5. Jika Boleh Bermimpi (6.9)
Pesan moral dan temanya begitu dapat. Ada cerita tersembunyi dari sang pasien, juga sang dokter. Terharu juga sih saat tahu penyakitnya apa dan cita-citanya. Akhirnya memilih menjadi penulis dan akhirnya berhasil. Kekurangannya mungkin sang penulis tidak memperhatikan perpaduan diksinya, beberapa kalimat kurang cocok.Di ending aku tebak sang pasien meninggal walau belum pasti.
Tetap semangat!!
6. Dream (7.3)
Lagi-lagi pembukaannya cukup menarik. Sudah rapih dan penghayatannya lumayan, namun kurang hidup. Ada manisnya keluarga bikin adem, tapi aku kurang memahami beberapa di awal. Yang seorang remaja mengendong (?) bayi, aku bingung itu anaknya juga tau adiknya si ibu? Apa sudah dijelaskan dan aku terlewat? Kalau misal adiknya, jadi udah nikah tinggalnya masih di rumah ortu? Itu sih yang aku bingungkan.
7. Metamorfosis (8.3)
Permainan diksinya indah. Kosa katanya luas sehingga tampak hidup. Namun banyak perumpamaan muncul sehingga agak bingung bacanya. Walau penuh penghayatan dan suasananya begitu terasa, aku merasa ada yang kurang. Entah apa itu.
Namun, cerita ini lumayan nyesek.
8. Kemudian (6.5)
Aku jatuh hati dengan pembukaannya. Menurutku, itu dikemas sangat apik dengan perpaduan diksinya. Namun semakin ke sini semakin banyak konflik bermunculan dan belum terselesaikan. Dan, gaya percakapannya membuatnya terasa jatuh. Agak disayangkan.
Tetap semangat!
9. Rumah Impian (7.0)
Sepertinya penulis terlalu banyak menjelaskan dalam tell, sehingga show-nya kurang kelihatan. Konflik dalam keluarganya pun buat aku bingung. Banyak perpotongan waktu yang membuatku sedikit risih, dan lagi, bagian-bagiannya pendek. Sehingga menghilangkan suasananya, aku rasa seharusnya dirasa cukup sedih dan di akhir isak bahagia. Namun aku tidak merasakan apa-apa. Konflik rumah tangganya pun terkesan jatuh. Beruntung temanya berhasil menyelamatkan, perjuangan ingin membeli rumah.
Sering-sering asah diksinya, yep.
10. The Little Dream Comes True (7.2)
Sangat ringan. Bertemu dengan idolnya. Kukira ia bisa bertemu dengan idolnya itu karena pekerjaannya. Jadi bisa merias Suga dan BTS, tak tahunya hanya fan meeting. Kurang wow, sudah biasa dengan tema seperti itu. Lalu di bagian Suga menepuk bahu sang tokoh, itu sedikit jatuh kesannya. Ya kali orang seterkenal dia menepuk bahu orang biasa? Aku tahu itu tidak sengaja, dan kalau tidak sengaja coba ganti kata-katanya. Jangan menepuk, bisa juga dengan menyenggol bahunya keras.
Cukup menghibur, perbaiki lagi susunan kalimatnya ya!
11. The Base of Future (8.2)
Sangat bagus. Penulis dapat menyihir pembaca agar mau menyelami sampai akhir. Diksinya menyatu, alurnya mudah dipahami. Di bagian saat ceritanya diplagiat, bisa diperhalus atau dimasukkan konflik lain. Karena aku lihat, hanya konflik diplagiat saja kurang nendang. Di pertengahan ada beberapa kejanggalan yang dapat diperbaiki lagi.
But, ceritanya sudah dikemas dengan apik.
12. My Future (7.1)
Cerita ini masih ngambang, belum jelas seperti apa di 5 tahun yang akan datang. Perencanaannya sih sudah oke, hanya saja sang seperti tokoh terlalu banyak berpikir (?) Aku tahu si tokoh lagi bingung, namun banyaknya pemikiran di sini membuat si tokoh dalam artian benar-benar bingung sehingga banyak lubang. Harusnya bingungnya itu terasa. Lalu aku melihatnya ada banyaknya percakapan tidak berbobot, kelihatan basi.
Semoga pengharapan cita-citamu tercapai!
13. Welcome My Love (7.4)
Aku agak kaget saat menyentuh ending. Ya gimana, ya. Kurang nendang. Kupikir meski penulisannya masih kurang rapih, aku akan menemukan kisah mengharukan. Seperti mereka akhirnya jatuh cinta namun tidak bisa bersatu. Sebab, menghilangkan trauma itu walau sudah diterapi juga masih sering timbul efek ketakutannya. Tidak segampang itu.
Oh, ya. Jiwa-jiwa sang tokoh utama adalah psikolog auranya kurang. Asah lagi, ya. Tetap semangat!
14. Harya dan Pasien Gila (7.9)
Walau ada beberapa kalimat yang berbelit-belit, konflik dan suasananya membuat cerita ini hidup. Namun, aku bingung tokoh utamanya siapa. Mungkin bukan Hasya, tapi mengarah pada tokoh satunya. Nah, kurang dijabarkan. Untuk pasien gilanya, aku merasa tidak tokoh itu pasien gila '-'
Masih bisa diperbaiki lagi, tetap semangat!
15. Non Stop! Dream (7.0)
Aku seperti membaca non-fict. Ya apa ya, seperti benar-benar menjelaskan bahwa jalan hidup penulisnya ya seperti ini. Memang hambar banget gitu, ada komedi dan pengen ketawa juga. Karena di akhir ada catatan, aku agak kecewa gitu. Seharusnya, kamu bisa mengungkapkan perasaan kamu ke ceritanya. Apa yang ingin kamu sampaikan, selami lewat diksi. Karena dengan begitu, cerita yang kamu tulis bisa berperan moral. Bukan di bagian catatan.
16. Daddy's Dream (8.9)
Setelah baca berulang kali, inilah yang aku cari. Mengharukan soalnya. Entah. Antara bahagia dan sedihnya dapat, aku suka perpaduan show-nya. Walau saat flashback sedikit mengganggu, dan beberapa masih perlu diperbaiki. Good job karena telah membuatku terpukau.
17. Pulang (7.7)
Lumayan klasik, sebab seperti kilasan seperti apa dirimu di masa depan. Suasananya hidup dan sedikit bikin aku merinding, sebab cerita ini yang paling bikin aku memikirkan masa depan. Ada beberapa perpotongan yang kurang pas. Aku harap penulis bisa menuangkan diksi dengan penuh penghayatan.
Sepertinya event bulan ini cukup sulit, ya?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro