Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 2 - Hukuman dari 'Lee Min Ho'

"Ini keterlaluan!" raung Freya, "Membuat hujan? Hukuman macam apa ini? Aku lebih baik disuruh membersihkan perpustakaan!"

Aku meringis membayangkan perpustakaan raksasa di sebelah ruang kerja Raiden Shiryu. Dulu Freya pernah dihukum membersihkan beberapa rak, namun dia menemukan buku cara menciutkan badan. Tentu dia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kudengar, perlu waktu beberapa hari sebelum Freya berhasil ditemukan.

"Mungkin Raiden-sama takut kamu akan menemukan cara melarikan diri lagi, Frey," kataku jail.

Freya mendengus jengkel, sadar kalau yang kukatakan benar. Berusaha mengalihkan pikiran, Freya lalu mencoba menarik awan-awan dan menggabungkannya. Beberapa awan-awan putih segera berubah menjadi abu-abu. Bobot mereka bertambah berat setiap kali Freya menambahkan awan lain.

"Konsentrasi," kataku cemas. Biasanya sihir yang dilakukan Freya berakhir dengan kekacauan, kecuali jika menyangkut elemennya—api. Wajarnya, seorang penyihir elemen memang menguasai satu elemen saja. Sepertiku yang menggerakkan elemen air.

Sementara Freya berjuang mengumpulkan awan-awan, aku masih memikirkan panggilan dari neraka itu. Apakah mungkin seorang iblis sedang berusaha menggiringku ke jebakan? Tapi mengapa sepertinya aku mengenal suara itu?

"Kamu tahu, salah satu sebab manusia bisa jatuh ke neraka?" gumam Freya acuh tak acuh, "Jika manusia berusaha melampaui kekuatan semesta, mengambil sesuatu yang tidak seharusnya tidak mereka ambil, terlebih nyawa mereka sendiri."

Aku mengerutkan alis.

"Hanya itu yang bisa kukatakan," Freya menarik napas. Awan-awan yang dikumpulkannya telah berubah menjadi kelabu kehitaman. Aku memberi tanda agar Freya menggerakkan awan itu ke persawahan di timur kami.

"Terima kasih telah menyelamatkanku, Frey."

"Ada yang mengincar Aul dan keluarganya," Freya menghela napas lagi, "Meski Aul nggak bilang, dia sering terluka. Aku tahu itu. Perlindungan kami belumlah cukup untuk menghadapi para warlock yang mengincar mereka. Dari dulu selalu begitu, kan? Aku sendiri akhirnya mati dan berada di sini."

Aku terdiam. Yang dikatakan Freya memang benar.

"Bagaimana denganmu, Kris? Apa kamu dan kakakmu baik-baik saja?"

"Aku menghadapi dunia penuh tipu muslihat ini sejak aku berumur empat belas tahun, Frey," kataku lemah, "Menghadapi warlock dan iblis sudah menjadi olahraga rutin bagiku."

Perkataanku terdengar getir, tapi aku tidak peduli, "Aku beruntung, Kak Bene orang yang kuat, hingga kami bisa melindungi diri kami sendiri. Itu yang kami lakukan sejak kami menjadi anak yatim piatu."

Hanya aku yang tahu pahitnya saat mengatakan hal ini. Yatim piatu. Seandainya saja, aku bisa mengatakan... aku benar-benar sendirian. Tapi Bene tidak akan membiarkan itu. Bene selalu mengingatkan kalau aku memiliki dia. Meski bagiku, itu agak lucu. Memangnya siapa aku ini?

Empat tahun setelah aku tahu identitasku di Dunia Astral, sebuah kebakaran besar melalap apartemen keluarga. Ayah dan ibu tidak terselamatkan. Aku sempat membenci kaum warlock. Akan tetapi, Bene memaksaku bersumpah tidak akan melakukan hal yang akan membahayakan nyawa.

"Aku akan selalu ada untukmu. Mulai sekarang, kamu adalah adik tersayangku."

Saat itu, Bene hanya menyuruhku tersenyum. Dia yang kemudian menanggung semua beban. Dari beban dunia manusia, hingga beban melindungi kami dari Dunia Astral. Tak heran... hari demi hari, badannya semakin ringkih. Aku sering melihatnya menelan beberapa macam obat lalu bermeditasi berjam-jam. Kadang-kadang, ada yang datang memberinya energi agar bisa bertahan.

"Sedikit lagi," perkataan Freya membuyarkan lamunanku, "Ini berat sekali!"

Awan itu kini melintas di atas kami. Warnanya semakin pekat. Siap untuk tugasnya mengucurkan hujan.

"Hati-hati," kataku sambil memerhatikan Freya. Awan itu telah hampir sampai ke daerah persawahan, ketika Mr Lee Min Ho Menyebalkan muncul berteriak dengan suara menggetarkan.

"Hei! Mana hujannya! Apa saja yang kalian lakukan?!!"

Teriakan Sano membuyarkan konsentrasi Freya. Tak menunggu waktu lama untuk awan itu menjelma menjadi gumpalan air lalu mengguyur kami bertiga hingga basah kuyup.

Stop Plagiarism

Putu Felisia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro