Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

three







setelah memarkirkan mobilnya diandra melangkah pelan memasuki rumahnya. ia meraih knop pintu dan membukanya. ia sedikit terkejut dengan kehadiran wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tengahnya itu setelah menutup pintu ia berjalan santai berusaha tidak mengetahui kehadiran wanita itu. saat ini ia sedang malas berbicara pada siapapun. yang ia butuhkan sekarang adalah kasur

darimana aja kamu ?! " tanya diana -ibu diandra- pada diandra yang kini tengah menghentikan langkahnya

baru pulang sekolah " jawabnya tanpa mengalihkan padangannya kearah wanita itu

pulang sekolah beneran apa nongkrong " balas wanita paruh baya itu sambil menatap menyelidik kearah diandra

diandra yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. ia jengah mendengar perkataan wanita di depannya ini yang selalu mencurigainya

serah " jawab diandra malas dan berlalu meninggalkan ibunya

hehh.. ibu blom selesai bicara! diandra " teriak diana pada diandra yang tidak dipedulikan olehnya

diandra sengaja meninggalkan ibunya karna ia tahu pasti akan berujung pada pertengkaran diantara dirinya dan ibunya. pasti ujung ujungnya dirinyalah yang salah dan ia jugalah yang harus mengalah pada wanita keras kepala itu. entahlah terkadang diandra merasa bingung siapa sebenarnya yang orang tua disini, kenapa selalu ia yang harus mengerti wanita paruh baya itu. tidak bisakah ia bersikap selayaknya orang tua pada umumnya. tidak bisakah ia memandang realistis pada kehidupan. diandra muak! sungguh tapi ia juga tidak bisa berbuat apa apa saat ini. ia melangkah memasuki kamarnya dan membanting pintunya dengan keras. ia mengunci pintu kamarnya terlebih dahulu sebelum melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekaligus meredam emosinya yang hampir meluap saat ini. setelah dirasa cukup iapun keluar dan berjalan menuju walk in closet. ia meraih asal baju serta celana dan mengenakannya dengan cepat. ia langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur dan berusaha memejamkan matanya. sebenarnya ia lapar namun mengingat eksistensi ibunya yang berada dibawah iapun mengurungkan niatnya untuk makan. ia terlalu malas jika harus berhadapan dengan wanita yang menyandang status sebagai ibunya itu.

diandra menggeliat kecil dalam tidurnya, ia menyernyit seraya menengokkan kepalanya kesamping tempat ponselnya berada sekarang. jam berapa ini pikirnya. ia mengubah posisinya menjadi duduk seraya bersandar dikepala ranjang. ia berdiam diri sejenak mengumpulkan tenaganya kembali sambil sedikit meregangkan ototnya sebelum beranjak dari kasurnya. ia melangkah gontai memasuki kamar mandi dengan mata yang sesekali terpejam. 20 menit kemudian ia keluar dengan sedikit lebih segar. kakinya melangkah mendekati walk in closet seraya mencari cari pakaian yang akan ia kenakan sekarang. pilihannya jatuh pada sweater hoodie berwarna putih yang bergambar setangkai bunga mawar merah ditengahnya dan celana jeans hitam sobek dibagian dengkul. ia merapikan rambut hitam gelapnya sebentar kemudian meraih sepatuh putih nikenya dan meraih ponsel, headset serta kunci mobilnya. ia memasukkan ponsel serta headsetnya ke saku jaketnya sebelum akhirnya melangkah menuruni anak tangga

mau kemana lagi kamu " tanya diana yang baru saja keluar dari kamarnya dan tak sengaja melihat anaknya yang akan keluar malam ini

cari angin " jawab diandra pendek tanpa mengalihkan tatapannya. ia terus saja melangkah menuju pintu

jangan alesan kamu. ini udah malem! " balas diana tajam sambil mengekori diandra

gadis itu menghentikan langkahnya kemudian menatap kearah diana yang berada di belakangnya saat ini

dian tau ini udah malem. dian cuma mau nyari udara seger aja bukan alesan " jawab diandra datar sambil menatap lurus mata ibunya yang sedang bersedekap

alahh.. paling kamu lagi bohongkan sama ibu padahal kamu mau ke tempat gak jelas itu!! ngaku kamu " ucap ibunya ketus

diandra menghela napas pelan dan menatap dingin kearah ibunya

terserah. lagian kalo dian bilang enggakpun ibu bakalan tetep ga percaya kan! " ucap diandra datar kemudian berbalik melangkah keluar

ia mendengar ibunya mendengus mendengar penuturannya barusan

ngapain kamu masih disana. masuk! ibu udah bilang kamu gak boleh keluar kan " teriak diana lagi

diandra menghentikan gerakan tangannya saat sedang ingin menarik knop pintu. ia memiringkan kepalanya sedikit sambil berkata

stop memerintah dian untuk selalu nurutin kemauan ibu karna dian bukan anak kecil lagi " jawab diandra dingin dan menutup pintunya dengan cara membantingnya dengan keras

ia menstarter mobilnya dan melaju dengan kecepatan diatas rata rata. ia marah saat ini. terlihat dari mukanya yang merah padam dan rahangnya yang mengatup rapat. ia mencekram stir mobil dengan kuat sampai jari jarinya sedikit merah. ingin sekali rasanya ia berteriak dengan kencang. kalau saja ia tidak mengingat ia sedang berada di jalanan kota mungkin ia sudah berteriak sedari tadi. ia butuh pengalihan saat ini. ia membelokkan mobilnya menuju sebuah club malam yang berada di pusat kota. ia memarkirkan mobilnya tanpa berniat turun. ia masih ragu apakah ia harus masuk kesana atau pergi saja mencari tempat lain yang lebih cocok untuk menenangkan diri. cukup lama ia bergulat dengan pikirannya sampai akhirnya ia memilih turun dan masuk kedalam sana. ia mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari kerumunan orang yang dilewatinya sekarang. sepertinya memilih bergabung ditempat ini bukanlah pilihan yang bagus. berhubung ia butuh menjernihkan pikirannya yang sedang kacau akhirnya dengan sedikit terpaksa ia kesini. sebenarnya ia tidak terbiasa dengan kehidupan malam yang seperti ini

for your information! diandra tidak pernah sekalipun datang ketempat ini meskipun ia terkenal nakal disekolahnya. dan ini adalah kali pertama ia menginjakkan kakinya di dunia malam. ia memilih duduk di dekat bartender sambil memesan minuman, tentunya dengan kadar alkohol yang rendah. otaknya tidak segila itu untuk minum sampai mabuk. ia masih sayang dengan nyawanya dan tidak ingin terjadi apa apa saat perjalanan pulang kerumahnya nanti. ia mengetuk ngetukan jarinya diatas meja bar seakan mengikuti irama lagu yang dimainkan oleh DJ saat ini.

baru pertama kali dateng kesini ya " tanya pelayan bartender itu sambil tersenyum kearah diandra yang hanya diangguki oleh gadis itu seraya tersenyum tipis.

ia melihat lihat kesekeliling ruangan dan melihat kearah lantai dansa yang dipenuhi dengan wanita seksi yang berpakaian serba minim dan lelaki yang mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan. ia berdecih sinis melihat betapa tak beradapnya sekumpulan manusia berbeda jenis kelamin itu. berada setengah jam ditempat ini serasa seharian full berada didalam kelas yang membosankan pikir diandra. ia memilih untuk segera pergi dari tempat ini sebelum ia benar benar dibuat pusing oleh pemandangan tak senonoh serta bau alkohol yang menyengat dimana mana itu. ia memutuskan untuk pulang kerumahnya. ia tidak sabar untuk segera sampai dirumah dan merebahkan dirinya dikasur empuk sambil memeluk boneka besar miliknya. ia memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk kerumahnya dengan sedikit mengendap endap sepertinya ibunya itu sudah tidur pikirnya. iapun langsung bergegas menaiki tangga dan masuk kekamarnya. ia menutup pintu kamarnya sambil menguncinya. ia langsung melemparkan tubuhnya diatas kasur sambil membenamkan kepalanya dibalik bulu bulu halus boneka tedy bearnya seraya memejamkan matanya. perlahan napasnya mulai teratur dan ia pun tertidur lelap

**

suara yang ditimbulkan dari depan pintu kamarnya itu membuat diandra merasa terusik dari acara tidurnya. ia menguap sebentar sambil mengucek kedua matanya. perlahan ia membuka matanya dan menggeliat kecil

dian! bangun kamu!! udah jam berapa sekarang! cepat bangun " teriak ibunya dari luar sambil mengedor pintu kamarnya

ia berdecak pelan sambil menyibakkan selimutnya. ia melangkah membuka pintunya

iya udah bangun daritadi " ucapnya kepada ibunya yang saat ini sedang menatapnya dengan tajam

kamu ini! jam berapa sekarang ?! sana mandi cepetan! " balas ibunya marah

iyah ini mau mandi " jawab diandra malas dan langsung menutup pintu kamarnya. ia segera membersihkan diri dikamar mandi. ia mandi super kilat dan mengenakan seragam sekolahnya. ia menyisir rambutnya sebentar dan melangkah menuruni tangga. ia langsung berjalan menuju mobilnya yang terparkir saat ini

dian sarapan dulu " teriak ibunya dari arah dapur

nanti aja disekolah " balas diandra ikut berteriak pasalnya gadis itu sudah berada diluar dan sudah siap memasuki mobilnya

ia memasuki mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata rata. jalanan pagi ini cukup macet membuat diandra harus sedikit ugal ugalan dengan menyalip beberapa kendaraan yang menghalangi jalannya. ia tidak memperdulikan umpatan kesal dari pengendara lain yang terpenting ia harus segera sampai disekolahnya sekarang. ia memarkirkan mobilnya lalu melangkah keluar dan berjalan santai melewati koridor sekolah. begitu sampai di kelasnya ia melihat sudah ada guru yang mengajar dikelasnya. ia mengetuk pintu berusaha mengalihkan perhatian guru yang sedang fokus menjelaskan materi saat ini.

jam berapa sekarang " tanya guru itu saat melihat salah satu anak muridnya ada yang terlambat

diandra melirik sekilas kearah jam ditangan kirinya

delapan lewat sepuluh menit bu " jawab diandra tenang

kenapa kamu telat?! " tanya guru itu lagi sambil menatap galak kearah diandra

macet " jawabnya pendek

makanya bangun lebih pagi!! berdiri didepan tiang bendera sambil hormat sampai jam istirahat. sekarang!! " teriak guru itu lantang

dengan malas diandra berjalan meninggalkan kelasnya dan melangkah menuju lapangan. ia sedikit mendongak melihat cuaca yang sangat terik pagi ini. ia mengambil topi di dalam tasnya sambil melangkahkan kakinya mendekati tiang bendera dan mulai melakukan sikap hormat. ia mengerutkan keningnya saat kepalanya terasa sedikit pusing sesekali ia mengusap peluh yang mengalir dilehernya. ia teringat jika ia belum memakan apa apa pagi ini. ia sedikit menyesali penolakannya atas ajakan sarapan dari ibunya pagi tadi. mungkin dengan ia menyempatkan diri mengambil sepotong roti dan memakannya dijalan tidak akan membuatnya selamat dari keterlambatan toh sarapan tidak sarapan sama saja. ia tetap akan telat datang ke sekolah. ia mendengus pelan merutuki kebodohannya tersebut. ia kembali mengusap peluh yang mengalir dipelipis serta lehernya. terik matahari semakin panas siang itu membuat ia menyernyitkan dahi menahan terpaan sinar matahari yang menyentuh kulit putihnya. ia mengumpat kesal karena bel istirahat tidak kunjung berbunyi dari tadi. ia melirik kearah jamnya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh. sial setengah jam lagi! maki diandra dalam hati. ia berdoa pada tuhan semoga ia kuat berdiri disini untuk setengah jam kedepan. ia memejamkan matanya berharap sinar matahari sedikit meredup agar tidak membuat ia kepanasan terus menerus sedari tadi. ia membuka matanya lagi dan kembali melirik pada jam ditangannya yang menunjukan pukul sepuluh tepat. ia menggeram kesal dengan waktu yang terasa lebih lama saat ini. kenapa disaat saat seperti ini waktu harus berjalan dengan lambat! batinnya berteriak. saat ia sedang menyeka keringatnya tiba tiba bel istirahat yang ia tunggu tunggupun berbunyi. ia menghembuskan napas lega dan cepat cepat beranjak darisana sebelum ia benar benar mati terpanggang. ia memasuki kelasnya dan menaruh tasnya diatas meja. ia kembali melangkahkan kakinya keluar kelas menuju kantin. ia berniat membeli minum saja, ia sedang malas makan hari ini. kepalanya masih berdenyut sakit akibat insiden tadi tapi tidak dihiraukan olehnya. paling sebentar lagi juga hilang pikirnya. tapi sepertinya dugaannya salah semakin ia melangkah kepalanya semakin kuat berdenyut membuatnya refleks memegangi kepalanya. ia meringis menahan sakit ia hampir hilang keseimbangan kalau saja tidak ada dua tangan besar yang menyangga pinggang dan bahunya sekarang ini. ia kontan menengok sang empunya. dia lagi! pikir diandra. matanya terpaku selama satu menit pada mata hazel lelaki yang saat ini tengah menatap kearahnya juga. ia buru buru menegakkan badannya seraya berdecak sebal karena lelaki ini lagi yang harus ia lihat.

ngapain lo pegang pegang! nyari kesempatan! " ucap diandra tajam seraya mendelik kearah lelaki itu

gak tau terimakasih banget lo! udah untung ditolongin " jawab lelaki itu sinis

diandra tak membalas ucapan lelaki itu. ia tidak ingin berdebat dengan lelaki itu. kepalanya masih terasa sakit sekarang sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan lelaki itu dan berjalan dengan langkah pelan menuju kantin

dih malah pergi. bener bener gaktau sopan santun tuh anak " ucap lelaki itu pelan namun masih bisa di dengar oleh diandra

gue denger! " ucap diandra tajam sambil sedikit menengok kearah lelaki itu yang hanya dibalas dengan dengusan oleh lelaki itu

keduanya sama sama berjalan menjauh berlainan arah. diandra memutuskan untuk memesan makanan juga mengingat kepalanya yang masih terasa pusing akibat belum makan apa apa ditambah berjemur dibawah terik matahari tadi. ia mulai menyantap makanannya saat pesanannya tiba dan memutuskan untuk kembali ke kelasnya setelah menghabiskan makanannya. ia menelungkupkan kepalanya dilipatan tangannya sambil memejamkan mata

diandra! " teriak guru yang berdiri sedari tadi di depan kelas

diandra! " teriaknya lagi

diandra aurelia thomslin " teriak guru itu kali ini yang sukses membuat diandra terbangun dari tidurnya

disini tempatnya belajar! bukan tidur! " lanjut guru itu masih berteriak

saya tahu " jawab diandra tenang, dalam hati ia sedikit kebingungan sejak kapan ia terlelap batinnya.

kenapa kamu tidur didalam kelas " tanya guru itu akhirnya namun tidak berteriak lagi seperti tadi

kepala saya sedikit pusing " jawabnya datar

kalo sakit ke UKS aja sana " ucap guru itu sedikit memberi pengertian pada diandra

diandra mengangguk singkat kemudian berjalan keluar kelas ia melangkah pelan menuju UKS lumayan bisa bersantai selama pelajaran berlangsung. batinnya melompat kegirangan. ia sedikit bersyukur dengan keadaannya sekarang jadi ia tidak perlu repot repot membolos pelajaran dan mendengar ceramah yang diakhiri hukuman. ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang. ia bergerak gerak kecil mencari posisi nyaman dan mulai memejamkan matanya secara perlahan dan terlelap

tanpa disadari ada sepasang mata hazel yang tengah memandanginya cukup lama dengan tersenyum tipis kearahnya sebelum melangkah keluar meninggalkannya yang tertidur dengan lelap saat ini













hii.. I'm come back 😊
dont forget to voment ya 🙏

happy reading

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro