six
saya gak tau lagi gimana caranya ngingetin kamu supaya gak dateng terlambat lagi " ucap guru BP itu sambil memijit pangkal hidungnya. ia tengah duduk dikursinya bersama diandra yang juga duduk di hadapannya saat ini
flashback on
diandra tengah berjalan mengendap ngendap melewati koridor yang terlihat sepi seperti biasa saat ia datang ke sekolah pagi ini. ia menoleh kanan kiri memastikan jika tidak ada guru BP disekitar sini. saat dirasa aman ia kembali berjalan mengendap endap menuju roftoop. ia sedikit mempercepat langkahnya takut guru BP melihatnya saat ini. saat ia baru ingin menjejakan kakinya memasuki gedung kosong suara melengking yang sering ia dengar akhir akhir ini membuatnya menghentikan langkahnya secara mendadak, ia berjengit kaget mendengar suara teriakan itu
diandra! mau kemana kamu! " ucap guru BP itu sambil berkacak pinggang
shit! ketauan lagi. rutuknya kesal. kemudian ia membalikan badannya menghadap kearah guru itu yang kini sedang menatapnya dengan tajam
gak kemana mana " jawabnya datar
ngeles aja bisanya! kamu tuh gak bosen bosen ya dateng terlambat terus kya gini. bisa gak sehari aja gak bikin masalah ?! saya pusing setiap hari ngeliat kamu lagi kamu lagi " ocehnya panjang lebar
saya juga pusing ngeliat ibu yang selalu melotot pas ngeliat saya. udah kya mau keluar aja tuh mata. ucapnya dalam hati
ikut saya keruangan! " teriaknya lagi sambil berlalu dari hadapan diandra. dengan malas diandra mengikuti langkahnya dari belakang
flashback off
dan disinilah diandra sekarang, duduk dihadapan guru BP yang masih setia menceramahinya sedari tadi
mau kamu itu apa sebenernya ? saya udah ngomong baik baik sama kamu tapi masih aja diulangin " guru itu berucap gemas sambil menatap diandra gusar
diandra masih diam. entah apa yang sedang dipikirkan olehnya sampai lima menit berlalu ia masih saja bergeming membuat guru BP itu menghela napas lelah
saya mau besok kamu bawa orang tua kamu kesini " ucap guru itu akhirnya karena diandra tak kunjung merespon ucapannya
seketika rahang diandra mengeras mendengar ucapan guru BP yang menyebutkan orang tuanya tadi. itu tidak akan pernah terjadi desisnya geram pada diri sendiri
sebutin aja hukuman apa yang mau ibu kasih ke saya sekarang " ucap dindra dengan nada rendah, matanya menatap dingin kemata guru BP itu
kamu gak denger ucapan saya tadi. panggil orang tua kamu kesini besok, temui saya diruangan ini " balasnya tak terbantahkan
diandra langsung bangkit dari duduknya hendak pergi dari ruangan itu
mau kemana kamu ?! saya belom selesai bicara " teriaknya marah
diandra menatap dingin tepat dimata guru itu sambil berkata
klo itu yang mau ibu bahas. saya keluar " ucapnya dingin dan berhenti tepat didepan pintu
guru itu terdiam sesaat memperhatikan raut siswi dihadapannya yang berubah menjadi asing saat ia menyebutkan orang tuanya, karena sebelumnya anak itu tidak pernah menunjukan ekspresi seperti itu kemarin kemarin saat ia tengah memakinya sekalipun. ia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan murid didepannya ini. ia berdehem sejenak sebelum angkat suara
terus maunya kamu gimana diandra ? saya udah sering ngehukum kamu, ngingetin kamu berkali kali tapi yang saya lakuin itu kayaknya gak berpengaruh buat kamu " ucapnya dengan nada frustasi
kalo kamu begini terus lama lama saya bisa mati muda. ah sebaiknya kamu saya serahin sama kepala sekolah aja biar dia aja yang tangani. saya udah gak tahan sama kelakuan kamu " lanjut guru itu ketus
ayo kita keruang kepsek sekarang " ucapnya sambil berdiri berjalan keluar diikuti diandra dibelakangnya
ya begini lebih baik. ia tidak masalah kalaupun harus dihadapkan dengan yayasan sekalipun, daripada harus dihadapkan dengan mereka. batin diandra
selamat pagi pak " ucap guru BP saat dirinya dan diandra memasuki ruangannya
selamat pagi bu dina. ada apa " balas kepala sekolah dengan menyebutkan nama guru BP itu
ah ini saya mau melaporkan anak murid yang berbuat masalah beberapa minggu ini sama bapak " ucapnya mencoba menjelaskan sambil melirik kearah samping tempat diandra berdiri sekarang
kepala sekolah itu ikut melirik kearah diandra yang masih memasang tampang datarnya sekarang
oh kamu diandra murid pindahan itu kan ? " tanyanya pada diandra yang dibalas anggukan oleh gadis itu
jadi masalah apa yang ibu maksud " tanya kepala sekolah itu
begini pak jadi diandra ini sering datang terlambat ke sekolah dia juga sering bolos saat KBM sedang berlangsung. saya udah sering kasih dia hukuman dan nyuruh dia buat ngilangin kebiasaanya yang suka telat itu tapi dia tetep aja gak dengerin omongan saya. saya sebagai guru juga gak tau lagi harus nyikapinya dengan cara apa " jelasnya panjang lebar
makanya saya kesini mau nyerahin dia sama bapak gimana baiknya. jujur aja saya nyerah ngadepin tingkah laku murid satu ini " lanjutnya dengan nada frustasi yang kentara.
curhat ehh batin diandra mencibir
kepala sekolah itu menyimak ucapan guru didepannya saat ini. ia sedikit kaget mengetahui guru yang sudah menjabat selama enam tahun ini biasanya tidak pernah gentar mengahadapi murid murid nakal disekolah ini tiba tiba menyerah menghadapi murid di hadapnnya saat ini. seorang gadis pula. ia jadi penasaran apa yang dilakukan oleh murid pindahan ini
yasudah ibu boleh balik keruangan, biar saya yang berbicara dengan diandra " ucap kepala sekolah itu akhirnya
baik. terimakasih sebelumnya saya permisi " ucapnya sopan sambil berlalu dari ruangan itu
sekarang tinggallah diandra dengan kepala sekolah diruangan ini. diandra masih berdiri ditempatnya sedangkan kepala sekolah itu tengah memperhatikannya
duduk diandra " ucapnya tegas
diandra menurut saja, ia mendudukan dirinya berhadapan dengan kepala sekolah
jadi kenapa kamu melakukan semua ini " ujar kepala sekolah membuka percakapan
diandra mengerutkan kening bingung seolah berkata 'melakukan apa'
kenapa kamu selalu datang terlambat " tanyanya lagi
udah kebiasaan pak " ucapnya enteng
kepala sekolah itu hanya menggelengkan kepala tidak percaya pada murid dihadapannya ini yang menjawab dengan entengnya. ia jadi paham kenapa bu dina sampai menyerah menghadapi murid satu ini. ia jadi teringat pada temannya semasa sma dulu yang bersikap sama persis seperti diandra ini. ia tahu memang butuh stok kesabaran yang banyak menghadapi murid satu ini, ia tahu jika dengan cara keras tidak akan mempan untuknya
kamu bisa rubah kebiasaan itu diandra " ucapnya pelan namun tidak mengurangi nada tegasnya
saya lagi coba " jawabnya acuh
tapi kenapa kamu masih aja telat " jawab kepala sekolah cepat
butuh poses pak " jawabnya malas
pria paruh baya itu terdengar menghela napas pelan
saya mengerti itu. tapi semuanya bakalan lebih gampang kalo kamu niat "
gimana kamu bisa ngerubah kebiasaan buruk kamu sedangkan kamu aja gak niat " lanjutnya lagi telak membuat diandra terdiam
dalam hati diandra membenarkan ucapan kepala sekolah barusan. ia memang tidak berniat sama sekali untuk mengubah itu semua. karna baginya ia melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. ia tidak peduli jika semua orang tidak menyukainya sekalipun
kamu bisa merubah kelakuan kamu itu kan " tanyanya pada diandra yang masih terdiam saat ini
diandra hanya mengangguk singkat sebagai jawabannya
saya yakin kamu bisa ngelakuin itu " ucapnya lagi sambil mengangguk mantap
saya akan suruh anak kelas akn 1 untuk mengawasi kamu sekaligus membantu kamu jadi murid yang lebih baik " ucapnya yang sukses membuat diandra menyernyit tidak suka
saya bisa ngelakuin itu tanpa bantuan dari siapapun " jawabnya datar terlihat jelas kalau dirinya tidak suka dengan saran kepala srkolah barusan
yah saya tau. itu cuma sebagai bukti buat saya kalo kamu benar benar menjalani tugas kamu " ucapnya tegas
dan selama kamu menjalaninya, anak itu yang akan mengawasi gerak gerik kamu dan sesekali mengarahkan kamu jika mencoba berbuat masalah lagi " jelasnya lagi yang membuat diandra benar benar geram saat ini
apa itu gak berlebihan " jawab diandra dingin. kalau saja pria di depannya ini bukan kepala sekolah sudah dipastikan akan mendapat tendangan telak darinya
sedikit. tapi itu semua demi kepentingan kamu. besok dia sudah akan mengawasi kamu. ingat jangan lari dari tanggung jawab kamu. sekarang kamu boleh ke kelas " ucapnya tak terbantahkan
diandra mendengus pelan seraya bangkit dari posisinya dan berlalu pergi dari ruangan itu. kepala sekolah itu hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan muridnya satu itu
diandra tidak henti hentinya memaki siapapun yang tak sengaja menyenggolnya atau hanya sekedar menatapnya di sepanjang koridor. ia memasang tampang semenyeramkan mungkin yang seolah siap memakan hidup hidup siapapun yang mencoba mencari gara gara dengannya saat ini, beberapa murid yang berpapasan dengannya bergidik ngeri sambil mempercepat langkahnya. sampai di belokan menuju tangga lantai dua atas seseorang menabraknya dengan kencang mengakibatkan dirinya jatuh terduduk dilantai marmer. ia mengaduh kesakitan sambil mengelus pantatnya yang terasa nyeri
sorry, gue gak sengaja " ucap suara yang terdengar familiar bagi diandra
diandra mendongakkan kepalanya menatap sang lawan bicara dengan tatapan membunuh. kemarahannya semakin memuncak saat melihat sosok pria yang sangat dibencinyalah yang ternyata menabraknya barusan
lelaki itu terlihat kaget saat mengetahui ternyata gadis menyebalkan itulah yang ia tabrak
kalo jalan tuh liat liat bangsat! " teriaknya marah dengan napas yang memburu
lelaki itu sedikit membulatkan bola matanya. busetdah! itu mulut apa piso. Sadis bener batin vano
kan udah gue bilang gue gak sengaja " balas vano datar
bulshit! " ucap diandra ketus masih dengan terduduk dilantai
serah " ucap vano malas
bacot! pergi sana! " balas diandra sambil beranjak berdiri
ia memekik tertahan saat kakinya terasa ngilu saat menjejaki lantai. ia hampir saja kembali terjatuh namun dengan sigap vano memegangi bahunya. diandra yang mengetahui hal itu sontak melotot marah pada lelaki itu
gausah pegang pegang gue " teriaknya marah tepat didepan muka lelaki itu
bawel lo. kita ke UKS sekarang. biar gue obatin, kayaknya kaki lo kekilir " ucapnnya jengah tanpa memandang kearah diandra. dia terus memegangi bahu diandra seraya menuntun gadis itu berjalan
gausah sok peduli deh! jijik gue dengernya. gue bisa sendiri, minggir lo " balas diandra ketus
berisik! udah diem, jalan aja " ucapnya datar berusaha sabar menghadapi sikap diandra saat ini
lelaki itu tidak menghiraukan ucapan diandra lagi ia terus merangkul bahu diandra dengan erat menuntunnya menuju UKS. diandra yang merasa tak berdaya karena kakinya benar benar terasa sakitpun akhirnya mengalah, membiarkan vano yang memapahnya saat ini. untuk saat ini biarlah seperti ini batinnya. ia mendudukan dirinya diatas ranjang UKS sementara vano sedang mencari minyak urut, setelah menemukannya ia berjalan mendekati diandra yang sedang memegangi kakinya. vano berjongkok dan meraih kaki diandra namun ditahan oleh gadis itu
gausah! biar gue aja " ucapnya kesal. ia masih marah perihal vano yang menabraknya tadi yang menyebabkan ia seperti ini
bisa diem gak " sentak vano
diandra sedikit terkejut mendengar ucapan vano barusan. ia menyernyit tak suka dan membiarkan saja vano yang mulai membuka sepatu beserta kaos kakinya. ia tersenyum mengejek saat mengingat kaos kakinya yang tidak pernah ia cuci seminggu ini. ia yakin pasti sekarang lelaki itu tengah menahan napasnya saat ini. rasain tuh batin diandra tertawa jahat. ia memandangi wajah vano yang kini tengah memasang wajah seperti ingin muntah. diandra semakin melebarkan seringai jahatnya sambil tertawa kegirangan didalam hati. mampos! rasain tuh kekuatan kaos kaki gue jeritnya dalam hati
tahan. ini bakalan sakit " ucap vano
diandra memekik tertahan saat vano mulai memijit kakinya
sakit bego! pelan pelan " ucapnya menggeram marah sambil meringis menahan ngilu yang menjalar dipergelangan kakinya
gausah manja " sinis vano sambil memutar bola mata jengah
sialan lo! " balas diandra mendesis geram
udah tuh " ucap vano datar
diandra tidak menghiraukan ucapan vano barusan ia tetap menunduk memandangi kakinya yang terlihat sedikit memar. ia mengelus ngelusnya pelan seakan perbuatannya itu bisa menghilangkan rasa sakit dikakinya saat ini
gue balik ke kelas dulu " ucap vano datar yang sudah berdiri di dekat pintu
bagusdeh. sana pergi " jawab diandra acuh tanpa memandang kearah vano sedikitpun
vano mendengus mendengar ucapan gadis itu. ia berlalu keluar dan benar benar pergi meninggalkan diandra sendirian di ruangan UKS ini
diandra merubah posisinya menjadi telentang dan menatap langit langit ruangan ini. ia memikirkan bagaimana ia berjalan menuju parkiran nanti saat dirinya akan pulang kerumah mengingat kondisi kakinya yang tidak memungkinkan saat ini. ia juga berfikir bagaimana ia akan pergi kesekolah besok pagi. ia yakin selama beberapa hari ini kakinya akan sulit digerakkan. ia menggeram marah saat mengingat kejadian yang membuat dirinya sulit bergerak seperti sekarang
ini semua gara gara si brengsek sialan itu rutuknya kesal
namun sedetik kemudian senyum liciknya terbit dari bibir tipisnya. ia mendapat sebuah ide yang akan menguntungkannya nanti. ia tersenyum senang akan hal itu dalam hati ia sudah tidak sabar untuk melancarkan aksinya nanti. ia memilih untuk memejamkan matanya saat ini
hai hai.. part 6 udah gw post
selamat membaca
see you next chapter 😙
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro