Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

seventeen




ehh liat tuh orangnya udah nongol

cihh gak tau malu

dasar cabe modus

jauh-jauh ehh ada debu lewat

diandra melangkah santai melewati segerombolan para siswi atlanta yang tengah sibuk membicarakan dirinya sedari tadi tanpa berniat menyangkal omongan tidak berguna itu ataupun hanya sekedar menghentikan langkahnya untuk menatap kumpulan manusia sok suci itu. jangankan menyangkal, bahkan untuk sekedar melirik saja ia enggan. apalagi harus menatap mereka dan menjelaskan yang tidak harus ia jelaskan. toh mereka tidak punya kontribusi apapun padanya. jadi ia tidak perlu repot-repot untuk menanggapi mereka. ia mendengus malas saat tiga orang siswi berpakaian serba ketat sudah berdiri dihadapannya yang otomatis menghentikan langkahnya saat ini sambil menatap dirinya tajam

jadi lo yang namanya diandra " ucap gadis yang berdiri paling depan diantara dua siswi lainnya kini yang tengah menghadang jalan diandra seraya menatapnya dengan senyum meremehkan sedangkan yang ditatap hanya menampilkan wajah datarnya seolah tidak terusik sama sekali

I am. kenapa ? " jawabnya dengan mengangguk mantap sambil menunggu apa yang ingin disampaikan oleh gadis didepannya saat ini

cihh ternyata bener lo kan cewek kegatelan yang godain vano pas kemah kemaren. ngaku lo! "

huhh yang bener aja " ia memutar mata malas mendengar penuturan konyol gadis yang bahkan diandra sendiri tidak tahu siapa gadis itu dan darimana ia mendapatkan omong kosong itu

gak usah ngeles deh lo! satu sekolah juga tau kalo lo suka cari perhatian sama vano bahkan sejak lo masuk disekolah ini " gadis itu terus mencecarnya seraya menatap sengit kearah diandra

oke fix! diandra benar benar memutar matanya jengah saat ini. dia ? mencari perhatian vano ?? adakah hal yang lebih meggelikan lagi dari ini ?! rasanya ia ingin tertawa sekencang kencangnya sekarang namun ia amat teramat malas untuk melakukannya dan tanpa mengucapkan sepatah kata lagi ia langsung melangkah pergi melewati gadis itu.

namun lagi lagi gadis yang tadi berbicara dengan diandra kembali menghalaunya dengan cepat membuat diandra mendesis pelan

Kenapa lagi ? " ia berucap datar seraya menatap dingin perempuan dihadapannya saat ini. Ia melipat tangannya didepan dada dengan pandangan lurus kemanik mata hitam pekat milik gadis itu. Dia tidak tahu saja kalau kesabaran diandra sudah mulai menipis

seakan tidak peduli dengan perubahan aura yang memancar dari diandra gadis itu berkata

dengerin gue baik baik. jauhin vano, karna dia cuma milik gue! ngerti lo " tukasnya tajam dengan menekankan kata 'milik' pada kalimatnya

what the fuck!  " diandra menggeram tertahan. ia hampir saja menjerit saat mengucapkannya saking tak percayanya ia sekarang. Drama apa lagi ini?! pikir diandra
ia terkekeh sejenak seraya maju satu langkah sehingga mereka hanya berjarak beberapa inci saja saat ini kemudian diandra berbisik pelan ditelinga gadis itu

I don't fucking care at all about you two " ucapnya dengan nada rendah namun terdengar menusuk ditelinga gadis itu. Dan setelah itu diandra berlalu pergi meninggalkan perempuan dihadapannya yang kini tengah mengumpat kesal padanya sekarang

ia berjalan dengan langkah lebar ingin secepat mungkin meninggalkan kumpulan para gadis penggemar si brengsek vano itu. ia menghempaskan bokongnya dikursi paling pojok tempat biasa ia menuntaskan makan siangnya dikantin ini

bakso dua ya bang " seperti biasa ia memesan dua porsi bakso yang menjadi makanan kesukaannya dengan setengah mangkuk sambal yang ia tuangkan dan ajaibnya ia tidak pernah sakit perut akan hal itu. orang yang melihatnya hanya bisa menatap ngeri kearah mangkuk bakso penuh sambal itu

saking asiknya menyantap bakso ia sampai tidak menyadari kalau sudah ada seseorang yang duduk dihadapannya saat ini. saat ia hendak meraih minumannya barulah ia sadar kalau pria yang mati matian ia hindari sudah duduk dihadapannya. siapa lagi kalau bukan si brengksek vano. ia mengumpat kesal dalam hatinya. Dan seolah tidak peduli ia terus saja makan tanpa menghiraukan keberadaan vano yang tengah menatapnya saat ini. Ia masih mengacuhkan vano meskipun pria itu beberapa kali berdehem singkat berusaha menarik perhatiannya sampai akhirnya suara bariton milik vano berhasil menghentikan acara makan siangnya saat ini.

Serius banget makannya " tiba tiba tangan kekar itu mengambil alih sendok ditangannya dan dengan santai menyuapkan bakso milik diandra kedalam mulutnya. Masih dengan sikap santainya vano mengunyah bakso itu dengan hikmat seperti tidak ada beban. Diandra sampai ternganga ditempatnya melihat aksi tak terduga yang dilakukan vano barusan. Sedangkan beberapa siswi yang melihat kejadian saat ini menjerit histeris sambil meneriakkan kata sosweet dan sekutu lainnya. Otaknya sudah berteriak memaki pria itu dengan semua kata-kata kasar andalannya. Oke cukup! Kesabarannya benar-benar habis saat ini. seakan belum puas kesabarannya diuji beberapa jam yang lalu oleh gadis asing yang mengaku kalau vano adalah miliknya, dan kali ini giliran pria brengsek ini yang berhasil menyulut amarahnya. dengan emosi yang meluap luap diandra bangkit dari duduknya dan melangkah cepat meninggalkan kantin setelah menenggak habis minumannya seraya menghempas gelasnya dengan sedikit kasar sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring membuat semua murid yang berada dikantin itu berjengit kaget. langkahnya terhenti saat vano sudah berdiri dihadapannya dengan gerakan cepat. ia menatap tajam kearah pria itu seraya menaikan satu alisnya seolah berkata 'mau apa lagi lo'

Mau kemana ? " Tanyanya setelah cukup lama terdiam dengan hanya saling menatap akhirnya pria dihadapannya saat ini mulai membuka suaranya.
diandra menaikan alisnya tinggi tinggi dan kembali berkata seolah 'apa urusannya sama lo'

seperti mengerti dengan tatapan gadis itu, vano kembali berkata

kenapa lo ngehindar seharian ini dari gue " ucapnya to the point tanpa melepaskan satu detikpun tatapannya dari diandra

ia hanya memutar mata malas seraya berdecak pelan

ralat bukan seharian ini. tapi setiap hari, lebih tepatnya sejak pertama kali gue ngeliat lo darisitu gue udah mutusin buat ngehindar dari orang kayak lo " jelas diandra dengan tegas padat jelas dan setelah itu ia melangkah pergi dari hadapan vano yang kini tengah mengatupkan rahangnya kuat

pria itu berbalik mengejar langkah diandra yang belum terlalu jauh dari tempatnya berdiri dan secepat kilat ia meraih tangan gadis itu sehingga membuat sang empu mau tidak mau menghadap kearah pria itu secara otomatis

diandra menggigit bagian dalam bibirnya saat ini guna menahan ringisan yang akan keluar dari mulutnya akibat cengkraman vano yang begitu kuat dipergelangan tangannya. ia sedikit mendongak untuk balas menatap mata pria itu dengan tatapan menantang seolah tidak takut dengan tatapan tajam vano saat ini

kasih gue satu alasan yang masuk akal " ucap vano dingin bahkan pria itu tidak peduli lagi dengan penghuni kantin yang kini tengah memandanginya dengan tatapan terkejut sekaligus tak percaya melihat pria most wanted sekaligus ketua osis mereka kini tengah beradu argumen dengan gadis pindahan yang sejak awal sudah berhasil membuat pria tampan mereka meliriknya. para fans panatik vano terlihat mendengus marah saat melihat adegan didepannya saat ini yang tertangkap dimata diandra saat ia tak sengaja mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin yang juga sudah menatap kearah mereka sepenuhnya sekarang

ia berusaha melepaskan cekalan vano dari tangannya namun usahanya selalu saja sia sia karna memang tenaga pria itu lebih besar darinya. ia hanya bisa mendengus pasrah

lepasin. gue mau ke kelas " ucap diandra pelan namun tidak datar seperti biasanya

kasih gue satu alasan yang masuk akal " ulang vano tanpa mengindahkan perkataan diandra barusan yang membuat diandra meneguk ludah kasar, masalahnya tidak mungkin dia memberitahu pria itu alasan yang sesungguhnya. intinya ia hanya tidak ingin pria itu sakit karenanya. itu saja. maka dari itu ia tidak pernah mengizinkan pria itu masuk terlalu jauh. baru saja ia ingin membuka suara, bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi dengan nyaring. ia menghela napas lega akan hal itu dalam hati diandra mengucap syukur berkali-kali. sedangkan vano berdecak keras merasa kesal karna gagal mendapat jawaban atas pertanyaannya

gue tunggu jawaban lo pulang sekolah " ucap vano sebelum berlalu meninggalkan diandra yang mendengus kasar saat ini

ia melangkah menuju kelasnya sambil memikirkan berbagai cara untuk kabur dari pria itu sepulang sekolah. ia tersenyum kecil saat satu ide terlintas di pikirannya, ia memasuki kelasnya dengan santai seraya mendudukan dirinya dibangku yang biasa ia tempati sejak satu semester ini. well tidak terasa waktu berjalan sangat cepat rasanya. sepertinya hanya sekolah ini yang mampu bertahan dengan kelakuannya batin diandra menyeringai lebar. ia sedikit mendengus kecewa karena sekolah ini tidak cukup seru ketika menghukumnya. setidaknya sekolah ini tidak seperti sekolah sekolah yang ia masuki sebelumnya. katakan saja ia gila karna keinginanya yang satu ini tapi itulah fakta anehnya yang harus kalian ketahui

baiklah anak-anak karna waktu pelajarannya sudah habis jadi tugasnya dijadikan pr. besok kamu kumpulkan diruangan saya ya denis " ujar pak bagas mengakhiri pelajaran hari ini

Baik pak " balas denis seraya mengangguk pelan kemudian semua murid membubarkan diri setelah mengucapkan salam terlebih dahulu pada pak bagas

Diandra mengeluarkan topi navy dan juga masker berwarna hitam dari dalam tasnya dan mengenakannya dengan terburu buru setelah itu ia berjalan dengan langkah santai melewati koridor sekolah yang cukup ramai dengan siswa siswi yang juga tengah berjalan hendak pulang kerumah masing masing. Ia berbelok menuju jalan yang terlihat sepi dan dengan gesit ia menyelinap melewati jalan rahasia yang baru ditemuinya minggu lalu. Jalan itu cukup sempit bahkan hanya muat untuk satu orang saja. Beruntunglah ia karna memiliki tubuh kecil sehingga ia tidak perlu bersusah payah melewati jalan itu. Setelah sampai dipenghujung jalan yang menghubungkan langsung dengan warung kopi diandra terlihat celingak celinguk memperhatikan sekitar mencari keberadaan vano. Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda pria itu diandra kembali melangkahkan kakinya menuju warung kopi yang terletak disebrang jalan. Ia berniat mampir sejenak untuk mencicipi kopi buatan mba iyem -pemilik warung- yang sudah lama tidak ia kunjungi

Mba kopinya satu ya " pinta diandra saat sudah mendudukan dirinya dibangku yang berhadapan langsung dengan meja persegi dimana mba iyem berdiri seraya melayani para pembeli. Karna merasa terpanggil wanita berumur dua puluh lima tahunan itu menengok kearah diandra yang kini tengah melipat tangannya diatas meja seraya tersenyum kecil saat matanya bertemu pandang dengan mata hitam milik gadis remaja itu. Seketika wanita itu tersenyum senang saat mendapati diandralah yang menyapanya barusan

Wahh neng dian toh.. kemana aja kok jarang mampir lagi ke warung mba " ucapnya dengan antusias dengan logat sundanya yang kental. Diandra lagi lagi tersenyum sebelum menanggapi ucapan wanita yang terlihat lebih dewasa darinya itu

Ada kok mba, cuma males aja jalan kesininya. Jauh " balas diandra dengan nada ramah. Ia memang tidak berbohong mengatakan itu dan terkadang ia sudah terlalu lapar jadilah ia memilih memakan bakso dikantin yang jaraknya lebih dekat.

Mba iyem mengangguk singkat tanda mengerti.
Yaudah tunggu sebentar ya mba bikinin dulu kopinya. Kyak biasa kan " tanyanya seraya berlalu kebagian belakang hendak menuangkan air panas kedalam cangkir kopi.
Diandra balas mengangguk dengan mantap sebagai jawaban. Sementara menunggu kopinya jadi ia mengambil satu potong tahu goreng yang terletak diatas meja dihadapannya lalu memasukkannya kedalam mulut seraya mengunyahnya dengan tenang. Tak lama mba iyem datang dengan membawa segelas kopi pesanan diandra ditangannya

Nih neng " ucapnya seraya meletakkan kopi diatas meja disamping diandra

Yoo makasih mba " diandra meraih cangkir kopinya seraya meniupnya sebentar kemudian menyesapnya sedikit. Rasanya masih sama saat terakhir kali ia mampir ke warung kopi ini

mantap mba. Rasanya masih sama dilidah dian. Malah makin enak " pujinya seraya kembali menyuapkan tahu kedalam mulutnya

Ah sii eneng bisa aja.. rasanya biasa aja kok, gak seenak kopi buatan di kape kape gitu " balas mba iyem dengan logat lucunya saat mengucapkan cafe yang ia maksud. Diandra sampai terkekeh pelan dibuatnya. Namun tak sampai satu detik tawa itu sudah hilang digantikan dengan wajah kagetnya saat ini. Ia meneguk ludahnya kasar bagaimana tidak, pria yang ia kira sudah tidak berada dilingkungan sekolah ini lagi ternyata saat ini sudah duduk disampingnya seraya melipat tangannya didepan dada seperti ibu-ibu yang baru saja menangkap basah anak gadisnya yang ketahuan berbuat salah. Diandra berdehem singkat guna menghilangkan rasa gugup yang tiba tiba saja mengerubunginya saat ini. Ia berusaha mengabaikan keberadaan pria itu dengan hanya melirik sekilas kearahnya kemudian ia kembali memusatkan perhatiannya pada mba iyem

Dian serius lho mba. Malah enakan kopi buatan mba daripada di cafe " bukan tidak ada alasan ia mengatakan itu karna memang ia mengakui kalau kopi buatan mba iyem tidak bisa diremehkan karna rasanya hampir menyamai rasa kopi di cafe cafe tempat ia sering menghabiskan weekend tiap minggunya.

Sih eneng teh berlebihan mujinya " mba iyem tergelak pelan mendengar jawaban dari diandra barusan

Ihh dian tuh ngomong apa adanya mba. Tapi klo gak percaya yaudah " diandra mengangkat bahunya cuek dan kembali menyesap kopinya yang hampir dingin

Iya deh iyah " balas mba iyem tanpa menghilangkan tawanya. Ia semakin menyengir lebar menatap diandra yang terlihat kesal

Tiba tiba pria disamping diandra berdehem cukup keras menginterupsi kegiatan dua wanita dihadapannya yang masih asik bercengkrama. Membuat mba iyem mengalihkan tatapannya pada vano sedangkan diandra kembali dilanda rasa gugup

Duhh mba jadi keasyikan ngobrol jadi lupa klo ada aden hehe. Mau pesen apa kasep " tanya mba iyem yang menyangka deheman vano barusan merupakan tanda sedang menunggu ingin memesan namun hal itu justru membuat vano mendengus kasar sedangkan diandra sedang mati matian menahan tawanya. Ia diam diam melirik kearah vano melalui ekor matanya yang terlihat acuh dengan pertanyaan mba iyem seraya terus menatap dirinya dan bergantian melirik mba iyem yang semakin menyernyit bingung menatap vano yang tak kunjung menyebutkan pesanannya. Ia menyuapkan sisa tahu ditangannya guna meredam tawanya yang hampir meledak saat ini. Entah kenapa melihat wajah vano yang tertekuk masam seperti saat ini menjadi hiburan tersendiri bagi diandra. Seketika ia melupakan rasa gugupnya yang tadi sempat melanda

Si aden teh ditanyain malah diem bae.. mau pesen apa atuh " tanya mba iyem lagi dan kali ini berhasil membuat vano mengalihkan tatapannya dari diandra yang masih terlihat mengacuhkannya sedari tadi. Vano tersenyum dengan sedikit terpaksa kearah wanita yang masih memperhatikannya saat ini

Maaf mba tapi saya bukan mau pesen. Saya dateng kesini mau nemuin pacar saya " jawab vano dengan sopan sambil melirik kearah diandra yang tiba-tiba saja sudah tersedak tahu saat ini

Dengan gesit vano meraih cangkir yang berada tidak jauh dari jangkauannya seraya menuangkan air kedalamnya. Ia menyodorkan air putih itu kehadapan diandra yang langsung disambut dengan cepat oleh gadis itu

Diandra meminumnya dengan rakus dan mendesah lega saat tenggorokannya sudah merasa cukup baikan. Diandra melirik vano dengan tajam dan menusuk sedangkan mba iyem terlihat senyum senyum memperhatikan dua remaja yang tengah dimabuk cinta itu. Pikirnya

sosweet pisan si aden teh nya.. mba jadi pengen punya babogohan kayak aden gini. Udah kasep baik lagi. Neng dian beruntung punya pacar kayak aden. Serasi " mba iyem tersenyum lebar sambil menatap diandra dan vano secara bergantian. Sedangkan yang ditatap meringis pelan dan salah tingkah

Apa sih mba, mba salah orang. bukan dian kok yang dimaksud sama dia. mungkin dia lagi nungguin orang lain yang dia sebut pacar kali " diandra melirik kearah vano yang kini menatapnya dengan melotot tajam

Ehh iya tah.. kirain mba pacar yang dimaksud si aden itu neng dian " mba iyem kembali memperhatikan interaksi kedua remaja dihadapannya dengan menyernyitkan alis

Dian mana punya pacar mba " balas diandra dengan santai seraya mengedikkan bahu acuh. Ia meringis pelan saat merasakan aura yang berasal dari arah sampingnya, ia melirik kearah vano yang sekarang menatapnya dengan dingin. ia menundukan pandangannya tidak berani menatap mata itu lebih lama, entah kenapa aura vano terlihat lebih mengerikan saat ini. ia memilih memainkan gelas kopinya dengan kepala yang terus menunduk, tiba tiba tangannya sudah digenggam oleh tangan lain yang ia yakini pemiliknya adalah vano. Pria itu menariknya sehingga ia berdiri secara otomatis. Vano kembali menyeretnya

eeh mau bawa gue kemana " protes diandra saat vano hendak menyeretnya keluar. Dengan cepat ia menaruh uang dua puluh ribuan selembar diantas meja mba iyem sebelum vano benar-benar membawanya keluar

Neng ini kembaliannya.. " ucap mba iyem setengah berteriak karna diandra sudah cukup jauh berjalan

Simpen aja mba " jawab diandra dengan balas berteriak, kemudian ia memusatkan perhatiannya pada vano yang masik asik menariknya. Dengan sekuat tenaga ia menghempaskan pegangan tangan vano dan alhasil pegangan itu terlepas

Berhenti bersikap seolah lo punya hak atas diri gue dengan cara narik-narik gue seenaknya apalagi ganggu kehidupan gue karna lo bukan siapa-siapa gue! Ngerti lo " diandra berbalik hendak pergi tapi lagi lagi vano menahan tangannya membuat ia benar-benar ingin melayangkan tinjunya kewajah pria itu tapi saat matanya menatap mata hazel pria itu yang menyiratkan permohonan ia jadi tidak tega melakukannya. Ia mendengus kasar saat sisi melankolisnya kembali menghalau dirinya

Buat kali ini. Kali ini aja gue minta sama lo, setelah itu gue bakal berhenti ganggu hidup lo seperti yang lo minta " balas vano dengan pelan dan tenang berbeda dengan diandra yang merasa tidak terima saat mendengar kata kata terakhir yang terucap dari mulut vano

So.. " tanyanya dengan tidak sabar

Lo belom jawab pertanyaan gue dikantin tadi " ucap vano to the point

Pertanyaan yang mana " diandra memilih berpura pura tidak tahu

kenapa lo selalu ngehindar dari gue ? " Vano mengulang pertanyaannya untuk yang kedua kalinya sejak dikantin tadi

Kan udah gue bilang gue punya alesan buat hal itu " diandra mendengus kesal karna vano menanyainya dengan pertanyaan yang sudah dia tahu jawabannya

Kasih tau gue apa alesan itu " pinta vano dengan tegas tak terbantahkan

Seketika diandra terdiam. Ia lupa jika vano belum sepenuhnya mendapat jawaban atas pertanyaannya. Ia merutuki kebodohonnya yang melupakan bagian terpenting yang satu ini. Akhirnya ia menatap mata hazel pria itu yang ternyata tengah menatapnya. Ia menarik napas sebanyak mungkin dan menghembuskannya dengan perlahan. Ia akan memberi tahu semuanya hari ini. Biarlah kali ini ia menjadi diandra yang egois dengan hanya mementingkan perasaannya saja

Well.. gue bakal jawab semua pertanyaan yang mau lo tanyain ke gue. Silahkan lo boleh tanya apapun yang mengganjal pikiran lo sekarang, gue bakal jawab semuanya dengan sejelas mungkin tapi..

Tapi apa " balas vano cepat, menyela ucapan diandra

tapi setelah ini gue harap lo ngebuktiin omongan lo yang mau ngejauh dari kehidupan gue " diandra menahan napasnya untuk beberapa detik tiba-tiba dadanya kembali sesak saat mengucapkan kata kata itu. ada apa sama gue batinnya bertanya tanya, seharusnya dia senang bukan. Tapi kenapa bagian terdalam di hatinya seolah tidak menginginkan hal itu. Ia menggeleng pelan berusaha mengenyahkan pemikiran itu, tidak mungkin kalau dia sudah jatuh dengan seseorang yang lain kan

diandra! " Suara vano yang sedikit keras menyentak diandra dari lamunannya

Lo kenapa " tanya vano pasalnya ia melihat gadis itu melamun sedari tadi

Sorry. Jadi gimana lo setuju kan " tanyanya berusaha kembali fokus pada pembicaraan

Vano mengangguk singkat mengiyakan pertanyaan gadis itu

Silahkan. Lo boleh nanya sekarang " diandra mempersilahkan vano memulai pertanyaannya tapi bukannya bertanya vano malah melihat kekiri dan kekanan membuat diandra melakukan hal yang sama

Kenapa " tanyanya tidak mengerti seraya menyernyit bingung

Lo yakin mau ngebahas dipinggir jalan kayak gini " tanya vano yang membuat diandra lagi lagi merutuki kebodohannya. sial! Kenapa gak kepikiran sih umpatnya dalam hati

ya terus mau dimana ? " Tanyanya ketus seraya melipat tangannya didepan dada

Ikut gue " tiba tiba vano menarik lengannya menuju parkiran sekolah. Diandra berdecak cukup keras saat lagi lagi vano menarik tangannya dengan seenaknya

Lo budek apa bolot sih?! Tadikan gue udah bilang gausah narik-narik gue. Gue bisa jalan sendiri kali " diandra mendelik kesal saat vano hanya meliriknya tanpa berniat melepaskan pegangan tangannya

Vano membukakan pintu mobilnya untuk diandra sedangkan diandra malah menyernyit heran dibuatnya

Mau kemana " tanyanya masih setia dengan posisi semula yaitu berdiri

Masuk dulu " ucap vano dengan sabar saat diandra tak kunjung masuk, akhirnya gadis itu memasuki mobilnya meski sempat menggerutu tak jelas. Vano tersenyum kecil melihat wajah diandra yang begitu menggemaskan saat tengah cemberut seperti itu. Ia tersenyum kecut saat mengingat sebentar lagi mungkin ia tidak akan bisa melihat pamandangan indah seperti ini lagi

Mau kemana " diandra mengulangi pertanyaannya yang belum dijawab oleh vano

Pria itu menghela napas berat sebelum menjawab pertanyaan dari gadis keras kepala disampingnya ini
cafe rainbow " balas vano singkat

Diandra hanya diam tidak menanggapi lagi. Dan kali ini keduanya memilih diam dan sibuk dengan pikiran masing masing

Diam diam vano melirik kearah diandra yang seperti tengah memikirkan sesuatu. Ia lagi lagi menghembuskan napas berat, entahlah prasaannya menjadi tidak enak saat ini. Padahal tadi ia yang begitu ingin tahu jawaban dari gadis itu namun sekarang ia justru tidak ingin mendengarnya. Ia hanya takut jika jawaban itu akan mematahkan ekspetasinya. tapi disisi lain ia penasaran dengan alasan diandra yang sebenarnya. Ia sampai bertanya tanya pada dirinya apa yang membuat gadis itu seolah menghidarinya. Sejauh ini ia bahkan tidak tahu apa alasan gadis itu menjauhinya tapi apapun alasan gadis itu nanti ia tidak akan menyerah begitu saja kecuali alasannya memang benar benar masuk akal untuk diterimanya

saat vano tengah bergulat dengan pemikirannya diandra diam diam memperhatikan pria itu melalui ekor matanya. Ia bertanya tanya apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu. Apa ia tengah memikirkan pertanyaan yang akan ditanyakannya. Diandra merutuki sekali lagi kebodohannya hari ini. Kenapa juga gue mikirin dia?! Batinnya merutuk. Ia menghela napas pelan, tiba tiba ia kembali gugup saat ini. Mungkin karna ia akan memberitahu alasan yang sebenarnya pada vano. Yah sedari tadi ia menimang nimang apakah ia harus memberitahu vano atau tidak namun karna ia sudah terlanjur mengatakan bahwa ia akan mengatakan semuanya hari ini mau tidak mau ia harus menyiapkan semuanya untuk itu. Ia tahu semua ini tidak akan berjalan dengan baik baik saja apalagi jika pria itu tahu alasan yang sebenarnya. Tapi sekali lagi ia mengatakan pada dirinya. Kali ini saja ia ingin menjadi egois dengan mempertahankan perasaannya untuk seseorang. Meskipun ia tahu seseorang yang ia maksud masih belum pasti bagaimana perasaannya terhadap diandra. Tapi tidak ada salahnya bukan jika ia sedikit berharap akan ada sebuah kesempatan untuk dirinya dan seseorang itu untuk kembali bersama. Ia tersenyum kecut, bantinnya seolah menertawakan kebodohannya saat ini

diandra " panggil vano yang kesekian kalinya, melihat diandra yang tak kunjung menjawab akhirnya vano menepuk bahu diandra untuk menyadarkan gadis itu

Eeh! " Ucapnya setengah terpekik pasalnya vano menepuk bahunya secara tiba-tiba. Ia menengok kesamping dimana vano berada

Udah sampe " tanyanya reflek seraya melihat kekiri kanan jalan

Udah daritadi. Gue udah panggil lo berapa kali, tapi lo malah asik ngelamun " balas vano datar

diandra menggigit bibir bagian dalamnya, sudah berapa lama ia melamun batinnya

Yaudah ayo turun " akhirnya mereka berdua turun dan melangkah memasuki sebuah cafe yang didesain minimalis dengan gaya eropa yang kental. Seketika aroma kopi menusuk indra penciuman mereka saat vano membuka pintu penghubung itu. Diandra masuk diikuti oleh vano disampingnya, mereka memilih meja yang terletak didekat kaca yang menyajikan langsung jalanan siang menjelang sore ini.

Lo mau pesen apa " tanya vano saat diandra sudah mendaratkan bokongnya dihadapan vano

Greentea late aja " jawab diandra tanpa melihat kearah vano, ia memilih menatap jalanan kota yang terlihat ramai diluar sana.

Vano memilih sejenak sebelum menyebutkan pesanannya dan diandra sebelum menyerahkan menunya kembali. Suasananya kembali hening. Bukan karena cafe itu sepi tapi karena kedua anak manusia itu sama sama memilih sibuk dengan pemikirannya masing masing tanpa berniat membuka percakapan atau sekedar berbasa basi. Tak lama pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Keduanya masih terlihat sibuk bergulat dengan dunia sendiri sampai akhirnya vano lah yang memberanikan diri membuka suara karena diandra tidak kunjung memulai obrolan

Ekhem " vano berdehem singkat yang berhasil menarik perhatian diandra. Gadis itu menatapnya seperti sedang menunggu vano memulai bicara

Pria itu menghela napas sejenak sebelum berkata
well.. bisa gue mulai " tanyanya memastikan dengan raut wajah yang mulai terlihat serius

Diandra membasahi tenggorokannya yang terasa kering saat ini sebelum menjawab dengan anggukan kepala mantap

So.. jadi apa alesan lo menghindar dari gue " tanya vano dengan tenang dan tegas

Diandra memperhatikan raut wajah vano yang terlihat biasa saja saat mengucapkan pertanyaannya barusan seperti tidak ada yang salah dengan hal itu, well mungkin bagi vano pertanyaan semacam itu hanya pertanyaan biasa tapi bagi diandra itu pertanyaan yang terdengar err sangat frontal menurutnya. Tidak bisakah ia menggunakan kata yang lebih halus misalnya 'kenapa sikap lo begitu' ya setidaknya diandra mengerti apa yang dimaksud dengan begitu seandainya ia bertanya seperti itu. Ia jadi merasa seperti remaja labil menye-menye yang sedang terlibat dalam acara drama sinetron. Ia mendungus kecil akan hal itu.

Karna gue gak mau lo masuk ke kehidupan gue terlalu jauh " jawabnya masih dengan nada santai seraya menyeruput minumannya

vano terlihat tengah menyembunyikan kemarahannya mendengar jawaban yang diberikan oleh diandra barusan. Ia sudah menduga kalau apa yang akan ia dengar bukanlah sesuatu yang baik. Akhirnya ia menghela napas panjang guna mengurangi rasa sesak yang perlahan menjalari rongga dadanya

Apa alesan lainnya " tanya vano lagi setelah terdiam cukup lama

Kali ini diandra menelan ludahnya susah payah, sepertinya pembahasan kali ini sudah masuk ke tahap intinya. Ia kembali meneguk ludah kasar sebelum berkata

Lo yakin dengan ini van " tanyanya dengan suara pelan. Untuk pertama kalinya setelah setengah tahun pertemuannya dengan vano, ia menyebut pria itu dengan namanya

Vano sempat tertegun mendengar diandra menyebutnya dengan nama bukan embel embel " lo " seperti setiap kali ia berbicara dengannya, entah kenapa ada setitik rasa senang dihatinya namun saat dirinya kembali pada kenyataan, rasa sesaklah yang kembali menggerayanginya

Bagaimanapun gue harus denger alesan itu kan. Walaupun gue sendiri gak yakin kalo gue udah siap buat denger kemungkinan itu " balas vano dengan kepala tertunduk menekuri cangkir kopinya seraya terkekeh pelan. Ia bahkan bisa mendengar sirat kesedihan dibalik tawa pria itu

Diandra menggigit bibirnya kuat seraya mengalihkan tatapannya dari vano. Entah kenapa melihat pemandangan vano yang terluka saat ini membuat bagian paling dalam dihatinya seperti tercubit. Ia bahkan tidak percaya dengan apa yang ia rasakan saat ini. Otaknya berkali-kali mengingatkan kalau vano bukan siapa-siapa baginya namun hatinya menolak keras seakan mengatakan apa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan besar. Ia mendadak bimbang dengan dirinya sendiri, ia bertanya sekali lagi apakah ia harus mengatakannya sekarang atau berhenti sampai disini saja. Ia benar-benar bingung apa yang harus ia lakukan sekarang

Ditengah kekalutannya sekarang tiba tiba saja vano menepuk pelan punggung tangannya membuat diandra kembali tersadar pada kenyataan

Jadi alesannya karena ?? " Tanya vano sekali lagi. Ia sengaja menggantungkan kalimatnya agar diandra sendirilah yang melanjutkan kalimat itu

Diandra menghembuskan napas pelan. Baiklah ia akan mengatakannya apapun resikonya. Ia menatap vano dengan lekat sebelum berkata

Alesannya karena... "
















































Bersambung 😂
Sekian dulu dari saya terimakasih.. karna masih mau mantau cerita ini wkwk

Btw ceritanya nyambung gak sih 😥 aku takut gak sejalan sama alur sebelumnya 😫

Aku takut gak ngena

Aku takut gak seru

Aku takut kamu pergi.. kamu hilang.. kamu sakitt *eeehhhhh
Author jadi nyanyi ekeke.. maapmaap canda kok

But.. I'm so sorry klo alur ceritanya ngalor ngidul 😂 sekali lagi saya sampaikan klo saya cuma penulis amatir yang hobby nulis. Jadi kalo tiba tiba ada ide ya saya tulis 😊 dan menyangkut cerita ini sebenernya gak murni keinginan saya buat nulis cerita, atau mau jadi penulis

Ini cuma kesenangan saya. Dan saya menulis ini karna kebetulan saya punya ide buat nulis sosok diandra. Jadi daripada idenya mubazir jadi saya tuangin aja lewat tulisan dannn tadaaa mengalirlah cerita diandra 😂😂 Entah saya juga gak tau kenapa bisa ngalir gitu aja nulis cerita ini 🤣

Tapi yang pasti saya gak menjajikan apa apa sama kalian yang berkenan baca cerita saya.. yang mau baca silahkan.. monggo.. kalo gk mau juga gapapah.. tohh saya gak maksa juga.. gak nganjurin buat baca juga... Dann maaf sekali lagi kalo kesannya sedikit kasar 😥 tapi ini just reminder buat kalian kalo sewaktu waktu nanya ke saya

' kak ceritanya kok gak nyambung sih'

' kak kok alurnya makin hari makin aneh'

' kak up nya setiap hari dong'

Dan blablabla lainnya.. saya gak akan nanggepin pertanyaan semacam itu lagi. Karna disini udah saya jelasin sejelas jelasnya

Oh yah buat contoh pertanyaan yang terakhir, saya juga gak akan ngejanjiin kapan pastinya saya up cerita selanjutnya, karna yang namanya ide itu gak setiap hari nongol dikepala 😪 dan gak setiap hari juga punya waktu luang karna saya juga punya kesibukan didunia nyata.. so ceritanya insyaallah bakal aku selesaiin sampe ending tapi dengan jangka waktu yang gak bisa aku janjiin kapan tepatnya

Jadi... Kyaknya itu aja deh yang mau saya sampein.. maaf jadi curhat panjang lebar begini 😥😁😂

Sekali lagi makasih yaaa buat yang masih setia baca cerita abal abal acuu 😘😍💞

Sampai jumpa di bab selanjutnya
Selamat menjalani aktivitas 😊
Vomentnya boleh kali yaa 🤣
Boleh dong *authormaksanih 😂✌️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro