Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

II. Have Fun with The Game

Saat pikiran berkecamuk dengan problematika hidup yang seperti benang kusut, terkadang melarikan diri menjadi pilihan yang menarik. Seperti halnya yang dilakukan Chessy dan kedua temannya sekarang. Mereka memutuskan menghibur diri di pusat perbelanjaan karena pusing dengan segala tuntutan yang dibebankan di pundak mahasiswa akhir. Ditambah lagi perkataan nyelekit dari teman sekampus yang membuat mereka mual.

Kini, mereka sedang melihat beberapa jenis atasan di salah satu store. Nuha dan Nura sangat gemar membeli pakaian setiap mereka sedang dilanda stres. Mereka ikhlas merogoh isi kantong hanya untuk pakaian yang tidak dipakai setiap hari, sebab mereka percaya membeli suatu barang bisa mengembalikan rasa bahagia dan melupakan beban untuk sementara.

Berbanding terbalik dengan Chessy yang berpikir terlebih dahulu tentang pakaian yang dibeli. Ia ragu jika asal beli, nantinya pakaian itu hanya akan menggantung di lemari dan berdebu.

"Ches, aku merasa cantik dengan pakaian ini," ujar Nuha sambil mengenakan blus berwarna lavender yang dipadukan dengan rok bahan sintetis selutut.

"Kamu cantik memakai apapun, Ha." Chessy tidak berbohong. Nuha dan Nura memang cantik natural. Mereka memiliki sepasang bola mata berwarna coklat serta dagu runcing yang akan menambah kesan manis saat tersenyum. Keduanya sangat peduli akan penampilan. Mereka berpegang teguh bahwa penampilan adalah kunci utama kesuksesan.

"Uh, my curly girl. Apa ini kode minta traktiran makanan?" tebak Nuha sambil memeluk Chessy yang tertawa. Belum sempat Chessy menjawab, mereka dikagetkan dengan kedatangan Nura yang sudah menyampirkan tumpukan pakaian di lengannya. Perempuan itu datang tergopoh-gopoh bahkan hampir saja ia tersandung bagian bawah dress panjang berwarna mint yang diletakkan di bahunya.

"Kamu mau borong ini semua?" tanya Chessy.

"Aku nggak bisa milih, Ches. You know me, hum? Mereka terlalu lucu untuk kuabaikan. Kamu tahu, aku bisa mengenakannya untuk kencan minggu nanti bersama Gamel, atau saat kita nonton bioskop, atau ketika kita hangout bulan depan," terang Nura agar tidak mendapat semprotan dari Chessy.

Chessy menautkan kedua alisnya, masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Nura. Iya yakin dan sangat tahu bahwa lemari Nura penuh dengan tumpukan pakaian yang dibeli hanya dengan alasan 'terlalu lucu'.

"Jangan merengek padaku kalau akhir bulan nanti kamu kehabisan jajan bulanan," tegas Chessy yang diikuti anggukan Nuha.

Nura abai. Ia melompat riang dan langsung berlari ke kasir untuk membayar belanjaannya. Ia paham betul itu semua hanya ancaman Chessy semata, perempuan itu tidak akan tega melihatnya akhir bulan tidak ada duit untuk jajan. Chessy, tipikal yang akan royal jika menyangkut makanan.

Usai mengosongkan isi kantong untuk outfit, kini saatnya pesta yang sebenarnya dimulai; karaoke. Ini merupakan cara terbaik menghibur diri dan meluapkan emosi atau perasaan, sehingga bisa membantu mengurangi tekanan mental yang memicu stres. Secara kesehatan pun, karaoke bermanfaat untuk menstimulasi otak.

Chessy membeli beberapa jenis makanan ringan yang bisa disantap sambilan mengeluarkan suara emas mereka di kotak kedap suara tersebut. Sebagai penggemar grup musik legendaris Bon Jovi, Chessy memilih daftar lagu rock 90-an untuk diputar. Hal ini bersebrangan dengan Nuha dan Nura sebagai penggemar K-Pop.

"Ches, putar lagu NCT aja dong," rengek Nura.

"Iya, Ches. Telinga kami pecah kalau kamu nyanyi lagu metal dengan suara cempreng itu," tambah Nuha.

"Aku lagi stres, beban pikiranku banyak, ditambah lagi mood aku anjlok gara-gara Ghania. Jadi, mari kita teriak dengan puas," sahut Chessy dengan meremas seluruh jemarinya membentuk kepalan.

"Lagu NCT juga bisa teriak, Ches."

Chessy tidak acuh dengan pernyataan Nura. Ia langsung saja mengambil mikrofon, menaikkan volume, dan memulai aksinya.

Woah, we're half way there

Woah, livin' on a praye

Take my hand, we'll make it I swear

Woah, livin' on a prayer

Chessy menyanyikan lagu Livin' on a Prayer sambil berdiri di atas sofa dan menyibakkan rambutnya ke berbagai arah. Ia seolah sedang berdiri di panggung seperti yang dilakukan idolanya. Sesekali ia melompat ke sana ke mari, sehingga Nuha dan Nura terkadang terkena hempasan celana jeans gombrangnya.

Masih bisa menarik napas panjang, ia tidak melupakan lagu favoritnya yang pasti dikenal banyak orang. It's My Life. Lagu yang dijadikan sebagai pelajaran kehidupan. Setiap orang bisa terjatuh kapan saja dengan cara yang tidak diketahui oleh siapa pun, sebab kehidupan ini sangatlah keras. Hanya kita yang bisa menjalani kehidupan sendiri dan tetap melakukan yang terbaik untuk diri sendiri.

Selesai menyanyikan lima lagu dengan memaksa suara cemprengnya, Chessy merebahkan tubuhnya yang berpeluh di sofa. Ia merentangkan tangan dan menatap langit-langit ruangan yang didominasi warna hijau. Cahaya lampu warm light semakin membuat kesan gelap pada ruangan ini.

"Udah lega, Ches? Udah habis semua yang ingin kamu keluarkan? Apa masih ada yang mengganjal?" tanya Nuha seraya memilih tembang mellow.

"Usiaku udah dua puluh satu tahun. Jangankan sukses, judul skripsi aja aku belum punya. Mau milih nikah, tapi pasangan juga nggak ada. Kosong banget, ya, rasanya?" ceritanya dengan mata yang masih menerawang. "Dulu, aku pikir, menikmati hidup dengan teman udah pasti akan menyenangkan tanpa rasa kesepian. Tapi, aku lupa, kalian juga akan ada pasangan. Nuha udah ada Gamel, bentar lagi dipinang. Nura PDKT dengan mantan ketua BEM. Aku? Kenapa nggak ada yang dekati aku? Minimal ngedekat untuk bantu aku buat skripsi aja."

Nuha melempar sebungkus kacang atom yang tepat mendarat di perut Chessy. "Niatmu punya pasangan untuk buat skripsi atau mendampingi hidup? Kamu pasti tertekan ya dengan ejekan Ghania? Karena omongan dia, orang-orang juga sebagian-aku yakin-percaya dengan hal itu. Sebab, Ghania itu kalau ngomong itu seolah begitu meyakinkan dengan nada tekannya. Andai aku bukan sahabatmu, mungkin aku akan kemakan omongan dia juga."

Chessy dengan cepat mengalihkan pandang ke arah Nuha dengan picingan di matanya.

"Kami nggak pernah berpikir kamu kesepian, karena yang kamu tampakkan cuma rasa bahagia. Kamu sering jalan bareng dengan Kafin atau Kak Daffa. Seolah-olah mereka menjadi lelaki terakhir dalam hidup kamu. Aku lihat saat kamu dekat dengan beberapa teman pria, kupikir mereka tertarik tapi kamunya aja yang nggak buka diri. Bener nggak, sih?"

Chessy mengangkat tubuhnya untuk duduk guna menatap kedua sahabatnya. "Aku nggak merasa kesepian selama ada kalian. Hanya saja belakangan aku baru terpikir, bahwa kalian nggak selamanya ada untuk aku."

"Udah udah udah. Nggak usah sedih-sedih. Selama kami belum menikah, kami masih milikmu. Bahkan kalau udah nikah juga masih milikmu, tapi bagi dua dengan para suami," lerai Nura disambut tawa Nuha dan Chessy. "Main truth or dare yuk."

Tidak perlu menunggu jawaban keduanya, Nura dengan sigap mengambil botol bekas minumannya dan menaruhnya di atas meja. Tangannya memutar botol tersebut selama lima detik dan berhenti di hadapannya sendiri.

"Truth or dare?" tanya Nuha.

"Truth, karena kalau sama kalian nggak ada yang perlu ditutupi," alasannya.

"Aku tanya aku tanya." Chessy mengajukan diri. "Ngaku, yang deketin si mantan ketua BEM duluan itu kamu, kan?"

Chessy begitu yakin dengan pertanyaannya, karena selama ia mengenal Nura, perempuan itu tipikal agresif terhadap lelaki. Ia bahkan berani menyatakan perasaan terlebih dahulu.

"Kali ini kamu salah. Dia yang duluan minta kenalan sama aku, maka itu aku mau keep dia. Berhubung dia yang memulai, kuyakin dia yang bakal paling bucin," jawab Nura dengan percaya diri.

Nura kembali memutar botol minuman dan kali ini terhenti di hadapan Chessy. Chessy berdecak kesal. Ia ingat peraturan mereka bermain, kunci utama ada pada orang yang pertama kali mendapat giliran. Jika yang pertama memilih truth, maka selanjutnya wajib dare, begitu seterusnya.

Tanpa harus memilih, Chessy dengan tampang malas siap mendengar tantangan yang akan diberi untuknya. Ia yakin, kedua temannya akan memintanya melakukan hal gila yang akan membuat malu di depan umum. Seperti bulan lalu ia harus keliling kompleks dengan mengenakan kantong plastik di badan sambil menyanyikan lagu Balonku.

Nuha dan Nura saling bertatapan. Mereka seakan sedang bertelepati. Nura angkat suara terlebih dahulu, "Dekati seorang lelaki dan buat dia jatuh cinta sama kamu."

Mata Chessy membola. Ia merasa indra pendengarnya mengalami gangguan. "Siapa?"

"Pak Arshaka," sahut Nuha.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro