Disappointed or Happy?
"Mal, banyak banget sih cewe lo"
Ujar Bima, teman satu kampusku yang sedang melihat-lihat chat LINE-ku
"Mal! Athaya punya pacar!" Teriakan Bima membuatku spontan langsung berlari mengecek status LINE, Athaya.
Refanny Athaya. Dia bukan mantan kekasihku, ia sahabatku.
Bukan, bukannya aku cemburu karena Athaya punya pacar..
Tapi, aku takut akan kehilangan dirinya sebagai sahabatku yang bisa kubilang sahabat 'terbaik'
Aku dan Thaya, sudah bersahabat selama 4 tahun. Tapi, aku tak memiliki rasa apapun kepadanya.
Athaya, sempat menyukaiku karena mungkin disaat itu, aku lah laki-laki, satu-satunya yang selalu ada untuknya.
Aku memandangi Display Picture Athaya di LINE.
Athaya dan Kekasihnya nampak serasi dan sangat bahagia.
Kali ini, Athaya berhubungan dengan anak Hukum (tentu aku tahu, aku selalu mengawasi Thaya, walaupun aku tidak bersamanya) Hm, kalau yang aku lihat dari wajahnya, kekasih Athaya pasti memiliki sifat Posesif. *biasanya, perkiraanku ini akurat.
*clingg* ringtone hp-ku berbunyi.
Aku langsung meraih hp ku di atas meja belajar.
Jujur, aku sangat panik disaat mendengar Athaya memiliki pacar.
"Halo, Malik"
Ini bukan sapaan seperti biasanya.
Thaya selalu memanggilku dengan julukan 'Mabrut' (Malik Gembrut) entah mengapa ia memanggilku seperti itu. Padahal tubuhku sangat kurus, kalo kata Bima sih isinya angin doang.
"Mal, maaf ya. Nggak jadi nonton bareng minggu ini"
"Kayaknya, kita nggak bisa jalan bareng lagi. Firel bisa marah besar, kalau dia tahu aku punya sahabat laki-laki. Maaf, Mal."
Deg. Dugaan ku benar..
"Nggak papa. I'm happy for you, Tha. Make it last"dengan setengah hati aku mengetiknya.
LINE ku hanya dibalas dengan sebuah emot senyum.
Oke, aku benar-benar kehilangan dirinya.
Aku yang lebih dulu mengenal Thaya, bahkan 4 tahun lamanya. Sedangkan, Firel yang baru mengenal Thaya nggak lebih dari setahun, bisa seenaknya merebut Thaya dariku, dan merusak persahabatan kami.
Entah mengapa, mood ku berubah.
Mata kuliah dimulai. Namun semangatku hilang.
Aku melalui jam mata kuliah dengan sangat suntuk. Sampai tertidur dan sering kali dosen menegurku.
Akhirnya, mata kuliah selesai.
Sebenarnya aku harus mengikuti mata kuliah selanjutnya, namun kali ini aku benar-benar tidak bisa kuliah dulu.
Pikiranku sibuk memikirkan Thaya, sehingga tak ada ruang untuk mata pelajaran kuliahku.
Disepanjang jalan, aku sibuk mengorek-ngorek fakta tentang Thaya dan kekasihnya.
Aku menghubungi Desvi, sahabat Thaya yang mungkin dapat memberikan ku sedikit informasi.
"Thaya dan Firel memang sudah lama dekat."
Entah mengapa moodku berubah jadi semakin buruk saat mendengarnya.
"Thaya, dia nunggu lo. Tapi ternyata lo udah sama yang lain"
Hah? Apa maksud Desvi?
"Sama yang lain? Maksud lo?" Tanyaku spontan.
"Thaya bilang ke gue, dia ngeliat lo lagi ngedate sama Fira. Sejak itu Thaya berniat moveon dan makin deket sama Firel"
Aku tak pernah tahu bahwa Thaya masih menyukaiku. Bahkan sampai menungguku.
Padahal, saat itu aku dan Fira hanya kebetulan bertemu dan mengerjakan tugas bersama.
"Terus, gue harus gimana?" Tanyaku si cowok bego.
"Lo sih, gak ngasih kepastian. Ya keburu diambil cowo lain lah Thaya-nya" Kata-kata Desvi benar. Aku memang tak pernah memberikannya kepastian, melainkan harapan.
Dan aku baru menyadarinya.
Aku menutup telfon tanpa basa-basi.
Senyum manis Athaya masih terbayang dipikiranku. Athaya mengikuti jurusan Psikologi, dan aku mengikuti jurusan Design Grafis. Karena kami berada di fakultas yang berbeda, kami hanya menghabiskan waktu bersama di hari weekend, itu pun kalau lagi nggak ada tugas.
Athaya, mempunyai banyak kesamaan denganku. Ia menyukai musik Rock, ia suka main game, ia bahkan suka menonton pertandingan sepak bola.
Terakhir, aku dan Thaya menonton pertandingan Chelsea vs. Manchester United di Manchester, England.
Manchester United adalah klub yang ia sukai, aku dengan senang hati menemaninya menonton pertandingan
Athaya memiliki banyak kelebihan yang membuatku nyaman.
Banyak sekali laki-laki diluar sana yang menyukai Athaya, tetapi ia bilang ia merasa nyaman hanya disaat bersamaku.
Baru ku sadari, ia telah menolak ribuan lelaki yang berusaha mati-matian mengejarnya hanya karena ku.
Ia menunggu ku, ia menantikan kepastian diantara kita. Namun aku malah menganggapnya sahabat. Nggak lebih.
Sebenarnya, aku sangat ingin mempunyai sahabat wanita yang anti BAPER alias bawa perasaan.
Ya, seperti di film-film luar negri lah.
Dan Thaya benar-benar mendekati tipeku.
Bukan tipe pacar, tapi sahabat.
Aku tidak ingin berpacaran karena malas melewati fase setelah putus hubungan. Daripada pacaran, terus putus, terus moveon, dan seterusnya kayak gitu, mending sahabatan aja biar nggak ada kata 'putus'.
But, the truth is..
Nothing last forever.
Braaakk
Motorku menabrak seorang wanita.
Sekali lagi, wanita.
Huft, hari tersial. Aku harus berhubungan dengan wanita yang tak kukenal dan pastinya ia akan memarahiku dengan alasan aku ceroboh.
"Maaf" kataku lirih sambil menahan rasa gengsi.
Ia hanya terdiam, dan malah memberikanku senyuman.
Aku rasa, ia sedang terburu-buru.
Syukurlah, aku selamat.
Oh ya, aku dan Bima sudah janjian akan menonton pesta wayang dari fakultas seni yang diadakan jam 3sore.
Waktu menunjukan pukul 3 kurang 15 menit. Aku pun bergegas mencari Bima.
"Woy, lo kemana aja sih? Ayo! Pesta wayang udah mulai kali" jadi.. Bima sudah lebih dulu sampai?
"Nunggu apa lagi sob? Masih cengo aja!" Bima mengejutkanku dari lamunan.
Aku dan Bima jujur sangat ingin mengikuti jurusan Seni. Tapi apa daya, keinginan dan cita-cita kami ditentukan oleh keinginan orang tua.
Aku terpaksa mengikuti jurusan Design Grafis, yang lumayan asyik.
Aku dan Bima, menyaksikan pesta wayang dengan sangat antusias.
Disini banyak sekali mahasiswa jurusan Hukum, Psikolog, dan tentu saja Seni.
Bima sibuk merekam dan mengabadikan beberapa foto.
Raga ku disini, menonton pesta wayang. Tetapi pikiranku buyar, memikirkan hal lain yang pastinya kau tahu.
Lama-lama aku jadi bosan. Dan ingin sekali rasanya meninggalkan teater ini.
Alia Dessara, sebagai pengisi suara
terbaik.
Aku melihat wanita itu..
Wanita tadi, yang memberikan senyum kepadaku.
Ya! Wanita yang tadi tak sengaja ku tabrak.
Sayup-sayup tadi aku mendengar bahwa ia dinobatkan sebagai pengisi suara terbaik.
Kurasa, ia sangat berbakat. Bisa kutebak ia adalah mahasiswa terbaik di fakultasnya.
Diam-diam aku meliriknya, dan mengikuti gerak-geriknya.
Ia keluar meninggalkan teater, aku pun langsung bangun dari tempat dudukku dan berniat menguntitnya.
Wanita ini memiliki wajah cantik nan anggun, pipinya merah merona dan matanya yang sedikit sayu membuatnya terlihat sangat cantik.
"Malik" aku mencoba mengajaknya berkenalan sambil mengulurkan tangan kanan ku.
Ya, walaupun caraku sedikit aneh. Tapi aku selalu berhasil melakukannya.
"Ada apa?" Dia bahkan tidak menjabat tanganku. Huh, sombongnya.
"Ada apa ya?" Ia terus bertanya kebingungan.
"Nama lo?" Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara berkenalan dengan baik.
Biasanya aku melakukan itu dengan spontan.
"Alia" suaranya sangat kecil, ia juga pemalu.
"Al, maaf banget lho. Kejadian yang tadi" kataku sambil menggaruk kepalaku
"Hmm" ia bahkan tidak meliriku. Ia sibuk membereskan tasnya yang terjatuh.
Bodoh. Kenapa aku tidak menolongnya?
Dengan sergap aku merapikan kertas-kertas milik Alia dan memasukkannya ke dalam tas Alia.
"Eh, makasih! Duluan ya" seperti biasa, Alia hanya memberikan sebuah senyuman kepadaku. Entah mengapa terasa adem dihati saat melihatnya.
"Eh.. Alia! Boleh minta ID LINE?" Ya, aku memang buaya darat. Baru kenal udah minta ID LINE. Hehe.
"Aliadessara. Double s, tanpa spasi"
Kemudian ia melanjutkan langkah kakinya, entah kemana.
Hmm, hati kecilku sedikit merasa senang disaat mendapatkan ID LINE Alia.
Aku langsung berlari kearah parkiran.
Pulang bersama motor bututku.
Di sepanjang jalan, sebuah senyuman terulas di wajahku. Eh, kok jadi kesenengan gini ya? Kalo inget Alia, si cewek anggun nan manis.
Namun tiba-tiba ekspresi wajahku yang senang menghilang. Karena memikirkan Thaya. Sulit bagiku untuk melewati hari-hari weekend tanpa dirinya.
Biasanya, aku dan Thaya menghabiskan waktu weekend dengan menonton bioskop atau makan di cafe-cafe lucu di sekitar Jakarta. Banyak orang bilang, kami bagaikan orang berpacaran. Sangat harmonis dan cocok.
Baru kusadari, besok adalah hari Weekend. Huft, kini kejombloan-ku semakin ketara. Aku tidak lagi memiliki jadwal acara di malam minggu. Malam tersuram bagi para jones sepertiku.
Jln. Suropati, selalu ramai dan menyebabkan macet. Yang lebih mengenaskan lagi, ini adalah jalan satu-satunya menuju kost-anku.
Biasanya aku menghabiskan 1-2 jam untuk bermacet-macetan bersama orang-orang yang baru pulang kerja.
Ya, rasanya sangat jenuh menghabiskan waktu disini.
Aku celingak celinguk melihat sekitar.
Mata jeliku mendapati Alia di pinggir jalan.
Kali ini wajahnya kusut, tampaknya ia sedang mengalami bad mood.. Atau pms? Aku tidak tahu.
Aku sengaja mengambil jalur kiri, mendekati Alia dan menyapanya.
"Al!" Sapaku dengan tampang sok imut
":)" Alia menyapaku dengan senyuman. 'Lagi'
Dan aku melting saat melihat senyumannya 'lagi'
"Duluan ya" kataku sambil mengedipkan sebelah mataku.
Sepertinya Alia badmood karena sedang menunggu taksi, hmm untungnya udah nggak macet.
Laki-laki macam apa aku ini?
Kenapa aku tidak mengantarkannya?
Bodoh.
Aku langsung putar balik, menuju tempat dimana Alia berada.
"Al, sini sama gue" ajakan ku terdengar seperti om-om yang membutuhkan belaian.
"Gapapa nih, Mal?" Tanyanya dengan ragu.
"Santai, yuk naik. Nanti keburu macet lagi" tak lama Alia langsung menaikki motor bututku. Seketika pipiku memerah. Memalukan. Kini aku terlihat seperti ABG alias Anak Baru Gede yang sedang dimabuk cinta.
Arggh. Aku tak bisa berhenti memandang wajah cantik Alia dari spion.
Duh, Malik. Please fokus. Lo lagi naik motor bawa cewek cantik. Jangan sampe lecet.. *batinku
Sepanjang jalan, aku sering kali melihat ke arah spion.
Ya, memandang bidadari yang kini sedang bersamaku.
Eh, apasih?! Kok jadi terpesona gini..
---------------------------------------------
Cerita baru 'lagi' huehehe wdyt guys?
Ditunggu ya, chapter selanjutnya.
Don't forget to vote & comment.
And don't be silent reader, please :'
Xx -kats
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro