***

Beberapa bulan kemudian

Aku, Mari, dan Galen sedang duduk manis di kantin ditemani pikirannya masing-masing.

Awalnya hening, hingga Mari membuka topik siang itu.

"kalian mau pada lanjut kemana?" tanya Mari

Ah, iya, beberapa bulan lagi kita sudah ujian dan masuk ke kampus jurusannya masing-masing.

"gue kayaknya ekonomi deh, bokap gue maksa terus nih" keluh Mari

"lo kemana Fel?" tanya Mari

"bingung" jawabku asal, ya memang aku bingung sih.

"kalau lo len?" tanya Mari

Muka Galen memucat, aku curiga dia menyimpan suatu rahasia.

"len? Jangan bilang lo cepirit ya len" canda Mari

"Haha, paan sih lo, gue juga masih bingung" jawab Galen agak kikuk (?)

"yah, kok pada jodoh gitu jawabannya, gue doain pada jomblo abadi tuh, sok sehati sih di depan yang jomblo" keluh Mari

Aku dan Galen hanya tertawa receh menanggapi Mari.

Sudah biasa sih, sebenernya nggak lucu, tp daripada dibacotin Mari sampe lumutan juga mending ketawa receh.

Galen napa sih? -Fella

Gue jomblo apa karena gue itu jodohnya oppa-oppa korea kali ya? -Mari

Menjauh? -Galen

***
Kalian tebak sesuka hati aja dah.