THIRTEEN
***
"plis, Fel, bantu gue" pinta Aileen
Aku selalu ingin membantunya. Setidaknya aku ingin menunjukkan jika diriku berharga di hidupnya.
Namun, aku tidak rela jika Aileen akan bahagia dengan Mona dan aku masih tenggelam dalam kesedihan.
Aku sudah mencintainya lama. Aku yakin ini cinta mati. Seperti spidol permanen yang jika digoreskan bakalan susah di hilangkan.
"sorry len. Gue nggak bisa." ucapku kemudian berlari keluar restoran
Tanpa peduli dengan tatapan para tamu disana. Aileen sempat memanggilku beberapa saat yang kemudian diam tanpa mengejarku.
Dasar, brengsek.
Shit, pas sekali timingnya. Langit mendung dan turun hujan lebat.
Aku menangis di tengah hujan. Aku lega. Tidak ada yang bisa melihat air mataku.
Dan suara gemericik air seolah membisukan isakan tangisku.
Sampai aku tersadar, ponselku sudah mati karena lowbat.
Bagaimana caranya untuk pulang? Tidak ada taksi yang lewat jam segini.
Oh, mama. Mengapa anakmu ini sangat sial. Aku ingin ditelan bumi bulat-bulat saja daripada menanggung semua ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro