BONUS CHAPTER
***
Aku langsung terduduk lemas.
Lututku mati rasa.
"mama, papa kenapa ma?" tanya Kia sembari menangis dan meraung-raung
"antar saya dan anak saya kesana pak" ucapku
Bapak itu mengangguk.
Aku segera mengambil jaketku, dengam bermodal kaos putih lengan pendek sepaha yang menutupi hotpantku dan tanpa make up apapun aku pergi ke rumah sakit.
Ku gendong Kia yang masih saja menangis tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi pada papanya.
Dia hanya menangis jika memiliki bad felling tentang papanya.
Dilihat dari ke khawatiranku sepertinya Kia menyimpulkan jika terjadi suatu hal yang buruk.
Di jalan aku hanya memikirkan hal yang aneh.
Bagaimana jika Aileen pergi?
Aku tak bisa menerima kenyataan itu.
Jika benar terjadi aku akan menjadi janda muda dan Kia,
Di umurnya yang masih belum genap 5 tahun ini harus kehilangan papa tercintanya?
Jika aku tidak ingat dengan Kia mungkin aku sudah bunuh diri jika Aileen pergi untuk selamanya.
Aku terus bengong, Kia masih dengan tangisannya yang tak kunjung reda justru bertambah keras.
Aku kasihan pada Kia, matanya sudah sembab, suaranya sudah hampir habis, nafasnya tersenggal-senggal, wajahnya memucat, badannya lemas.
Oh, Tuhan kumohon jaga Aileen, banyak orang yang masih membutuhkan kasih sayangnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro