Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Week 1 Special Coverage

Q7: Untuk Will: pernah naksir orang?

A: Semacam itu. Jauh sebelum ibunya bertemu John. Will masih kecil, seingat dia sekitar masa kelas satu SD. Waktu itu dia dan ibunya sedang berlibur—sesekali pergi keluar daratan utama, ke pulau-pulaunya, karena kebetulan ibunya sedang banyak uang dari kerja-kerjanya. Mereka pergi ke pulau Lefkada. Ketika mereka sedang ke puing-puing Kastil Santa Maura, sementara ibu Will memutuskan mengabadikan perjalanan mereka dengan mengambil sebanyak mungkin gambar, Will yang tidak bisa diam sudah berlari duluan—masuk lewat gerbang kastil, menembus padang ilalang, memanjati bekas meriam-meriam yang dibuang, menaiki jalan miring ke atas dinding kastil, dan lain sebagainya. Saat itulah Will melihat gadis itu.

Will mendeskripsikannya dengan cukup detail padaku: gadis itu masih kecil juga, sebayanya, mungkin sekitar tujuh tahun, berambut lurus sedada warna cokelat terang dan berwajah bulat—walaupun yang ini mungkin karena dia masih kecil. Dia mengenakan gaun kasual putih lucu, dengan rok selutut dan strap bahu tipis berdekorasi bunga kecil berwarna kuning di bahu kirinya. Anak itu sedang bermain sendirian di tengah padang ilalang, berdiri tenang, menatap langit seperti sedang mencari sesuatu.

Penasaran, Will memutuskan untuk mendekatinya. Lucunya, tidak seperti kebanyakan orang yang dia tahu, kemunculan Will yang mendadak dan berenergi tidak mengejutkan gadis itu sama sekali.

Gadis itu cuma menatap Will sejenak ketika dia tiba, dengan perlahan, hati-hati, dan sangat anggun. Will segera sadar bahwa gadis ini manis, dan dia harus berjuang mati-matian agar wajahnya tidak terlihat bersemu merah.

"Kamu bosan?" tanya gadis itu tiba-tiba.

"Mungkin," jawab Will.

Gadis itu mengamati wajah Will dengan sangat lekat, seakan benar-benar berusaha mempelajari setiap lekuk wajah Will. Bocah itu, tentu saja, semakin malu-malu.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Will. Gadis itu menggeleng.

"Kamu ganteng," jawab gadis itu dengan polosnya.

Setelah beberapa usaha canggung untuk memulai percakapan, Will akhirnya sadar satu hal—gadis ini tidak punya batasan pribadi. Seakan dia tidak punya rahasia sama sekali. Setiap pertanyaan Will selalu dijawabnya dengan jelas; sesekali, gadis itu bahkan menyisipkan hiperbola. Anak-anak usia itu memang biasa melebih-lebihkan, tetapi gadis itu membawanya lebih jauh. Hiperbolanya bahkan nyaris puitis.

Mereka membicarakan banyak hal, termasuk kenapa gadis itu tadi menatap langit dengan penuh harap.

"Aku mau Mama pulang," jawabnya. "Aku tidak suka Ayah."

"Kamu ke sini dengan ayahmu?"

Gadis itu menggeleng. "Aku ke sini dengan Ibu."

Will mengangkat alis. Gadis itu menatap Will dengan heran.

"Aku dulu tinggal dengan Ibu dan Mama," jawab gadis itu. "'Tapi Mama pergi. Ibu lalu menikah dengan Ayah. Aku tidak suka Ayah. Aku kangen Mama."

Will, tentunya, saat itu belum mengerti, jadi dia hanya mengangguk. "Semoga mamamu kembali."

Gadis itu mengangguk. "Semoga Mama kembali."

Mereka lalu terdiam agak lama, bermain dalam diam dengan ilalang di sekitar mereka, sebelum tiba-tiba gadis itu merangsek maju dan mencium Will.

"Aku suka kamu," katanya simpel. "Ah, ibuku memanggil. Aku pulang dulu."

Begitu saja, gadis itu beranjak dan segera berlari, mendekati seorang wanita yang sudah menunggu di gerbang puing kastil. Will masih membeku sesaat—apa gadis itu baru saja menciumku?—tetapi dia segera sadar ketika dia tidak merasakan gadis itu di dekatnya. "Tunggu!"

Gadis itu berhenti berlari sejenak dan berbalik. "Ya?"

"Siapa namamu?"

Gadis itu tersenyum. Lucu sekali. "Namaku Cleis. Dadah!"

Itu adalah kali terakhir Will melihat Cleis. Will beberapa kali memohon ibunya untuk ke Lefkada lagi, ke Kastil Santa Maura lagi, selama beberapa tahun setelahnya, hanya demi bertemu Cleis lagi—walaupun dia juga sadar kemungkinannya sangat kecil. Belum lagi, Cleis juga tidak tahu namanya, dan Will sendiri tidak tahu nama lengkap Cleis.

Entah apa kabar gadis itu sekarang.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #fridayqa