Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01. Daily

Bipbipbip bipbipbip.

"Ugh..." Dengan malas aku menekan tombol yang berada di jam alaram sembari mengintip sedikit angka-angka yang ditunjuk oleh jarum.

Jam 07.00, sepertinya aku bangun terlalu pagi.

Aku bangkit kedalam posisi duduk selama beberapa detik lalu beranjak menuju kamar mandi. Tentu saja jaket dan celana yang tidak begitu panjang maupun pendek menjadi pilihanku.

Sebelum berjalan untuk memasak sarapan, aku menyalakan televisi untuk sekedar mendengar berita pagi ini. Mungkin saja akan ada badai nantinya? Entahlah siapa yang tahu?

"Selamat pagi."

Pagi~

"Berita utama pada hari ini adalah hilangnya para viribus dari hutan praesidium."

Eh? Mereka makhluk yang katanya kuat banget kan?

"Masih belum diketahui alasan dibalik semua ini. Para petinggi masih mengupayakan segala cara sekaligus mencari tau apa yang sebenarnya sedang terjadi."

Untung saja para petinggi lebih dari satu. Nah saatnya memakan roti isi telur~

"Untuk cuaca pada hari ini diperkirakan cerah di setiap kota."

Yes!

"Tetapi di kota purpura diharapkan bersiap dengan adanya hujan badai."

Yaah... tak bisa ke kota ungu itu deh... mungkin aku akan menghabiskan waktu di bukit itu. Sebelumnya berjalan-jalan di sekitar kota deh, sekalian belanja.

"Baik, terimakasih atas beritanya." Aku mematikan televisi di depanku dan bersiap untuk beranjak dari rumah kecilku ini.

Sebelum meninggalkan rumah, aku mengunci pintu rumah hanya untuk jaga-jaga walaupun tak ada benda berharga di dalam rumah ini.

"Selamat pagi Revia, kau memilih berjalan kaki huh?" sapa Dona salah satu tetanggaku.

"Tentu saja, karena berjalan kaki sekali-kali tidaklah buruk." Aku tersenyum senang.

"Bukan sekali-kali, tetapi kau hampir setiap hari berjalan kaki. Kau sedang menyia-nyiakan kekuatanmu huh?" tanya Dona yang membuatku tertawa pelan.

"Tenang saja aku tidak menyia-nyiakan, hanya menghemat tenaga untuk keadaan yang gawat. Aku pergi dulu," pamitku padanya sambil melambai.

"Seharusnya kau memakai kekuatanmu karena kau punya. Sudahlah, hati-hati ya." Dona tersenyum sambil melambai.

Baiklah itu cukup menusuk dan aku merasa tak enak pada Dona yang tak mempunyai kekuatan.

"Selamat pagi Revia," sapa pak Tobby.

"Selamat pagi pak Tobby."

"Lagi-lagi berjalan kaki ya?" tanya Bu Qineta si penjual bunga.

Aku tertawa pelan. "Jika tak berjalan kaki maka aku tak dapat melihat bunga-bunga yang indah ini bukan?"

"Kau ini, ah ambil saja ini untuk hiasan rumahmu." Bu Qineta menyerahkanku seikat kecil bunga yang berwarna pink dan putih.

"Baiklah, terimakasih bu Qineta," ucapku sambil memeluk bu Qineta.

"Sama-sama, kau sudah menjadi bagian keluarga nak," kata bu Qineta sambil mengelus pipiku penuh sayang.

Aku tersenyum senang lalu berpamitan padanya. Disini adalah kota kecil yang mempunyai berbagai tumbuhan, tanaman obat maupun hias tumbuh dengan bebasnya. Orang-orang yang tinggal dikota ini pun seakan-akan telah menjadi keluarga besar.

Baik mereka yang mempunyai kekuatan maupun mereka yang tidak mempunyai kekuatan dapat berkumpul, bercanda dan saling melengkapi. Tempat ini yang aku panggil rumah, setelah dua kali kehilangan tempat yang dipanggil rumah itu.

"Ah nak Revia, selamat pagi," sapa pemilik toko, pak Paul.

"Selamat pagi pak," sapaku riang.

"Wah-wah lihatlah ini. Ada seorang bambina 17 tahun datang, adakah yang dapat saya bantu?"

Aku memutar kedua bola mataku dan langsung menjitak kepala kak Marc tidak terlalu keras tetapi cukup membuat kepalanya tertunduk.

"Berhentilah menggodaku atau tunanganmu akan kabur," kataku jail sambil berdecak pinggang.

"Oh? Kau cemburu?"

"Tidak terimakasih, kakak bukanlah tipeku." Aku merentangkan tanganku seakan-akan memberhentikannya.

"Wah aku di tolak nih." Aku, kak Marc dan pak Paul tertawa bersama.

Setelah itu aku memilih kebutuhan yang aku perlukan, seperti alat kebersihan dan makanan.

"Kau tidak merasa kesepian di rumah kecil itu?" tanya kak Marc yang menghitung total perbelanjaanku.

Aku menggeleng. "Kalau dikelilingi oleh orang-orang yang memperhatikan dan mengkhawatirkanku, untuk apa kesepian?" Aku tersenyum lebar sembari berbicara.

Author POV

Marc yang mendengar itu terdiam sejenak, "begitu ya?"

Revia mengangguk semangat sebagai jawanbannya. Setelah gadis bersurai coklat terang itu menghilang dibalik pintu, ayahnya berjalan mendekati sang anak.

"Umurnya terbilang masihlah muda, tetapi sudah mendapat kesedihan sebesar itu," kata Marc sembari bersandar pada meja kasir.

"Itu benar. Ia adalah anak yang kuat," kata Paul masih menatap pintu tokonya.

"Sangat kuat," tambah Marc.

.........

Dipuncak bukit suatu kota besar, terlihat Revia menikmati angin yang berhembus melewatinya. Ia menutup kedua matanya dengan mulut yang membentuk sebuah lengkungan puas.

Kedua kelopak matanya bergerak keatas dan menampakkan matanya yang berwarna hijau kebiruan. Pandangannya terfokus pada langit yang sedikit berawan dengan angin pelan yang tak berhenti berhembus.

Tiba-tiba saja dering teleponnya membuyarkan pikirannya.

"Halo?"

"Ah Via, kau sedang dimana?" tanya seseorang di sebrang sana.

Revia terdiam sambil melihat sekelilingnya tanpa beranjak. "Salah satu bukit di kota centrum."

"HAAAAH?! KAU PERGI SEJAUH ITU?!"

"Hei telingaku sakit," kata Revia sambil memindahkan posisi teleponnya di sebelah telinganya.

"Mengapa juga kau sampai di sana huh?!"

"Karena bukit di sini membuatku tenang. Lagipula hari ini adalah hari liburku. Tidak masalah bukan?"

"Tidak masalah sih..."

"Lalu mengapa kau meneleponku? Ada masalah?"

"Ah tidak, hanya ingin mengajakmu makan bersama. Apa kau mau?"

"Oke, aku belum makan siang ini. Dimana?"

"Di tempat langgananku saja. Kau masih ingat bukan?"

"Tentu tentu. Segera ke sana."

"Baiklah aku akan menunggu. Dah."

"Oke!"

Sambungan telepon pun terputus. Revia meletakkan kembali telepon genggamnya kedalam saku celananya.

Sepasang sayap keluar dari balik tubuhnya, sayap putih dengan bulu-bulu putih yang menghiasi sekitarnya. Dengan sekali lompatan, Revia telah terbang menuju tujuannya.

Tak diketahui olehnya bahwa seseorang telah menyadari keberadaannya dan melihatnya dari balik semak-semak yang tak jauh dari tempat Revia duduk tadi.

.
.
.
.
.
.

TERDAPAT EMPAT KATA LATIN!!! KOK NIAT YA SAYA? XD

Halo salam kenal bagi yang tak mengenal saya. Ini cerita kesekian kalinya yang berasal dari MIMPI. Sungguh, saya tak mengarang.

Mungkin... sekilas akan mirip dengan sebuah atau beberapa cerita, tetapi semoga saja tidak.

Terimakasih yang sudah merasa tertarik dan membaca sampai sini. Semoga saja ini cerita tidak menjadi nggak jelas nantinya. LOL.

-(05/05/2018)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro