Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. Angel Wings

Angel melepas pagutannya dari Rafael sembari menyunggingkan senyuman miring di bibirnya.

Well... Rafael memang tidak membalas ciumannya, tetapi pria ini juga tidak menolak. Boleh juga...

"Kau masih menganggapku adikmu, kakak Rafael?" tanya Angel sembari menekankan kata 'kakak' pada Rafael yang masih menatapnya dengan pandangan shock.

Sialan!! Rafael benar-benar merasa bodoh sekarang.

"Apakah ada seorang kakak yang membiarkan dirinya dicium adiknya? di bibir?" ucap Angel lagi yang disertai senyuman penuh kemenangan di bibirnya.

Rafael spechless.. ia sama sekali tidak tahu harus menanggapi perkataan Angel dengan cara bagaimana... tetapi yang jelas... ia benar-bena terkejut dengan apa yang dilakukan Angel. Ya Tuhan, ini gila!

"Selamat malam, El. Mimpikan aku ya...," ucap Angel dengan masih menunggingkan senyuman di wajahnya, gadis itu kemudian membuka pintu mobil Rafael dan keluar dari sana. Meninggalkan Rafael yang hanya menatap kepergiannya dengan tatapan yang tak terdefinisikan.

Di detik selanjutnya ketika Angel telah benar-benar keluar dari mobilnya, Refael memukul setirnya kesal.

Angeel!!! Apa yang kau perbuat!! Sialan!! Rutuk Rafael terus dalam hati.

Demi apapun itu, Angel telah sukses membuatnya bertingkah seolah dirinya adalah seorang perawan yang baru saja dicium lelaki pertamanya. Sialaannn kau Angelll!!!

Pasaranku turun Mommyyy!!! Rutuk Rafael dalam hati.

***

Angel baru saja memasuki mansionnya dan gadis itu langsung menutup pintunya dan menyandarkan tubuhnya di sana.
Bodoh! Bahkan jantungnya hingga kini masih berdegup kencang, dan Angel merasa tak lebih dari seorang wanita jalang!

"Apa yang telah aku lakukan!! Kau bodoh Angel!!" rutuk Angel sembari memukuli kepalanya sendiri ketika menyadari apa saja hal bodoh yang telah dia lakukan tadi.

Dirinya benar-benar baru menyadari jika pergerakan yang dia ambil telah sangat berlebihan.

Seharusnya tidak perlu dengan cara ekstrim seperti itu!

Mengakui perasaannya, mengatakan pada Rafael jika ia akan terus menunggunya, hingga mencium bibir merah itu yang ternyata rasanya fucking gila!

Arrgghh!!! Bagaimana dia bisa menunjukkan wajahnya pada Rafael besok!!

Tenang Angel, tenang... Kau hanya perlu bersikap biasa dan semuanya akan baik-baik saja. Ya, semuanya akan baik-baik saja... sugestinya pada dirinya sendiri. Oh, ayolah...

"Apa yang sedang kau lakukan disana, Angel?" suara Javier membuat Angel terlonjak kaget. Pasalnya lelaki itu tiba-tiba telah berdiri di ujung tangga atas sembari menatap Angel dengan tatapan menilainya. Bukan, menyelidik lebih tepatnya.

"Harusnya aku yang bertanya kenapa kau tiba-tiba sudah berdiri disana! Kau ini seperti hantu saja!" decih Angel kesal yang membuat Javier menampakkan seringaian nakal di wajahnya.

"Aku menunggu calon istriku pulang... Karena itu aku disini sekarang," jawab Javier sembari turun dari tangga. Lelaki itu mengerlingkan sebelah matanya pada Angel. Membuat gadis itu langsung mual.

"Aku sudah memiliki calon suami. Jadi aku bukan calon istrimu lagi...," balas Angel dengan mata birunya yang melotot kesal. Javier memang tidak pernah membiarkan hidupnya tenang. Menyebalkan!

Javier membalas perkataan Angel dengan cara menggeleng-gelengkan kepala. Lelaki itu beranjak menuruni tangga dan melangkah mendekati Angel untuk kemudian berhenti tepat di depannya.
Hal Itu membuat Angel harus mendongakkan kepala untuk menatapnya karena tinggi Javier bisa dikatakan lumayan untuk menyamai tiang bangunan. Berlebihan.

"Bukankah hanya calon suami? Hanya calon bukan? Karena suamimu sudah pasti adalah ak--"

"Angelll!!!!"ucapan Javier terpotong oleh teriakannya sendiri yang diakibatkan oleh heels Angel yang menghunjam kakinya cepat. Gadis ini....

"Sekarang baru heelsku yang mengenai kakimu... kau bicara bodoh lagi, pisau dapur yang akan mendarat di keningmu." Ancam Angel sembari melangkah melewati Javier dengan asal.
Masa bodoh dengan Javier yang sekarang tengah memijat jempol kakinya yang kesakitan. Angel ternyata sangat pintar mencari sasaran. Pintar bukan?!

"Kau benar-benar ingin serius dengan lelaki itu, Angel?" perkataan Javier membuat Angel yang sudah hampir menaiki tangga kembali menghentikan langkah kakinya.

Wanita itu memutar tubuhnya untuk menatap Javier yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan datar. Bukan lagi dengan tatapan dimana Angel sangat mengenal jika itu adalah identitas asli dari seorang Javier, yakni tatapan jahil yang menyebalkan.

"Apa maksudmu?" tanya Angel balik, walaupun ia sangat tahu sebenarnya dengan apa yang sedang dimaksudkan Javier. Rafael.

Javier menghela nafasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan balik oleh Angel,

"Rafael. Aku sudah tahu akan perjodohanmu dengan lelaki itu. Apa kau benar-benar serius dengannya? Apa kau benar-benar menyukai ini semua?" tanya Javier beruntun yang membuat Angel memejamkan matanya untuk sesaat.

Ya, dia sangat serius. Tetapi Rafael tidak.

Dan dia juga menyukainya, tetapi sekali lagi, Rafael tidak.

Angel kembali membuka matanya untuk menatap lelaki menyebalkan dihadapannya. Javier Leonidas. Lelaki itu terlihat masih menunggu-nunggu jawabannya.

"Tentu saja iya," Ucap Angel kemudian, hal itu membuat sebuah seringaian terbit di wajah Javier.

"Well... kau terlihat tidak yakin... Kau butuh waktu lama sekali hanya untuk menjawabnya," ejek Javier tanpa basa-basi.

Angel memelototkan matanya kesal ketika mendengar apa yang dikatakan Javier.

Tetapi.... setelah berpikir waras, akhirnya Angel menyadari jika desahan nafas penuh rasa lelah telah begitu bagus untuk seorang Javier. Tidak perlu lah... Angel mengerahkan segala tenaganya hanya untuk menimpali perkataan Javier yang bodoh ini....

Ya... memang seharusnya begitu...

"Terserah apa katamu..." ucap Angel akhirnya sebelum membalikkan badan untuk kembali naik ke atas tangga.

Ia butuh tidur, raganya sangat lelah hari ini, padahal besok malam dia memiliki konser besar yang sangat penting dan berarti baginya.

"Angel..."

Panggilan Javier lagi-lagi membuat Angel menghentikan langkahnya.

Masih berusaha mempertahankan kesabarannya dengan sangat keras, Angel menahan emosinya dengan cara menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, sebelum kemudian ia kembali membalikkan badannya untuk menatap Javier. Sabar.... sabar...

"Apa kau mencintainya? Lelaki itu?" tanya Javier sembari menatap Angel lekat. Dua mata biru itu saling bertatapan tepat di depan undakan tangga dengan berbagai emosi yang tersembunyi di antara keduanya.

Tetapi yang paling jelas disana adalah mata biru Javier yang kehilangan sorot terangnya, hal itu membuat Angel tidak bisa berkata apa-apa dalam sejenak.

"Ya. Aku mencintainya...." jawab Angel pelan. Tanpa meyadari jika perkataannya telah sukses memporak-porandakan Javier hingga bagian terdalam.

Gadis impiannya telah mencintai lelaki lain, lantas apa lagi yang bisa ia lakukan?

Javier akhirnya hanya bisa menyunggingkan senyuman pasrahnya, "Apakah... Apakah jika saat ini aku melepaskanmu, itu berarti jika aku telah melepaskan orang yang paling berharga untukku... pada seseorang yang lebih baik dariku, Angel?"

Pertanyaan Javier membuat Angel memandangnya dengan pandangan tidak mengerti.

Apakah yang baru saja dikatakan seorang Javier?

Kenapa seorang Javier berkata seolah-olah Angel memang sangat berharga untuknya?

Kenapa ini tidak terdengar seperti guyonan Javier yang biasanya?

"Jawab Angel... apakah jika sekarang aku melepaskanmu, aku telah melakukan suatu hal yang benar? menyerahkan gadis yang berharga untukku pada seorang pria yang bisa memperlakukannya lebih baik dariku?" tanya Javier lagi yang membuat Angel menundukkan wajahnya gusar.

Dia tidak tahu. Angel benar-benar tidak tahu apa jawaban dari pertanyaan itu.

Javier aneh sekali.

Kemudian sebuah pertanyaan menelusup ke dalam pemikiran Angel, membuat gadis itu mendongak dan menatap Javier dengan tatapan seriusnya.

Dia harus bertanya atau dia yang akan salah mengartikan tingkah Javier yang baru saja pria itu perlihatkan padanya.

"Apa kau benar-benar serius dengan perkataanmu selama ini? Tentang kau yang mencintaiku dan kau ingin menjadikanku sebagai istrimu?" tanya Angel yang dijawab anggukan oleh Javier tanpa ragu sama sekali.

"Jadi selama ini kau menganggap aku bercanda?" kekeh Javier sembari memalingkan wajahnya tanda jika ia sangat tidak menyukai pertanyaan yang tengah Angel lontarkan.

Javier bisa memahami kenapa Angel sama sekali hanya menganggap segala perkataannya adalah candaan, karena memang hanya itu yang bisa Javier lakukan.

Menggoda Angel sampai gadis ini menjerit sudah menjadi caranya sendiri untuk mendapatkan perhatian Angel selama ini.

Apa lagi yang bisa ia harapkan ketika Angel sendiri tidak pernah mau berbicara secara normal padanya karana hasutan Evan sialan?

"Aku selalu melihatmu berganti pasangan hingga lima kali setiap bulan, kau tahu bukan? Jika media tidak akan pernah bosan menjadikanmu sebagai objek berita?"

"Dan melihatmu berbicara hal seperti tadi sudah tentu merupakan sesuatu yang sangat sulit dipercaya." Ungkap Angel akhirnya.

Setelah mengatakannya, Angel bahkan merasa keyakinannya semakin besar. Karena itu tidak mungkin.

Mungkin saja ini hanyalah trik yang digunakan Javier untuk menggodanya lagi. Dasar!!

"Kalau kau membahas tentang para wanita itu... Aku jelaskan padamu... Aku adalah laki-laki, dan aku memiliki kebutuhan. Untuk kau ketahui, ketika seorang lelaki menjalin sebuah hubungan dengan seorang wanita, belum pasti hubungan itu akan dibawanya ke jenjang serius kedepannya..." jelas Javier dengan tenangnya.

"Seorang lelaki selalu akan mempunyai dua kriteria untuk wanita di dalam hidupnya. Yang pertama kriteria untuk dijadikan kekasihnya, dan yang kedua... kriteria untuk ia jadikan istrinya. Seperti apa yang kupikirkan tentangmu."

Ucapan Javier membuat pikiran Angel melayang menjauh, jika memang begitu bisa saja bukan... Abigail hanya masuk kriteria sebagai kekasih Rafael? Dan Angel-lah yang masuk kriteria sebagai istrinya? Yuhuuuu!!

"Sekarang, Angel... lupakan semua ucapan bodohku dan jawab pertanyaanku.."

"Did i lose my love to someone better if i let you go right now?" ucapan Javier terdengar serak membuat Angel memutuskan pemikirannya tentang Rafael dan beralih menatap lelaki yang masih menunggu jawaban untuk keluar dari bibirnya.

"I want to say, yes. Tapi aku sendiri ragu untuk itu," jawab Angel sembari mendesah pelan.

Apakah Rafael seseorang yang lebih baik untuknya? Angel tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Yang bisa Angel jawab hanyalah pertanyaan yang menanyakan, apakah Rafael adalah orang yang dia cintai. Hanya itu.

"Apa ada yang membuatmu meragukannya?" tanya Javier yang entah mengapa membuat Angel tiba-tiba ingin menceritakan segalanya pada lelaki itu.

Javier menatapnya penuh pehatian, layaknya seorang pemahat yang benar-benar ingin memastikan jika tidak ada lagi cacat pada patung yang dibuatnya. Dan ajaibnya, kali ini tatapan yang Javier tujukan padanya tidak membuat Angel risih sama sekali.

"Kau ingat wanita yang kita jumpai di apotik tadi pagi?" tanya Angel yang dijawab anggukan oleh Javier.

Tentu saja... Bagaimana dia bisa melupakan wanita yang menerima segala kelakuan sadis Angel? Wanita yang membuat Angel terlihat seperti malaikat kegelapan dalam beberapa waktu yang singkat.

"Dia wanita yang menggunakan tampang polosnya untuk menjerat Rafael yang seharusnya hanya boleh melihat aku. Dan dia mungkin sedang tertawa kencang melihat seorang wanita seperti dirinya dapat mengalahkan seorang Angeline Neiva Stevano." Jelas Angel dengan tampang muaknya.

"Dan itulah yang membuatku agak meragu... aku bukannya meragukan Rafael, tetapi aku meragukan apakah aku bisa menyingkirkan makhluk hina yang berdiri di antara aku dan Rafael itu..." ucap Angel kemudian dengan kemarahan di setiap perkataan yang ia lontarkan.

Segala gelagat dan perkataan Angel tidak ada yang luput dari perhatian Javier sama sekali.

Dan kali ini Javier menyadari, Angelnya... malaikatnya... akan selalu berubah menjadi dark Angel tiap kali berurusan dengan yang namanya Rafael Marquez Lucero.

Dan Javier tidak akan pernah membiarkan itu.

Angel-nya harus selalu menjadi malaikat yang membuat semua orang mencintainya, Dan Javierlah yang akan memastikan itu semua begitu adanya.

***

From: ~Snow

Jangan lupa untuk datang ke pertunjukanku besok 😆😆, kau juga bisa mengajak kekasihmu untuk datang juga... Karena aku telah menyiapkan dua tiket khusus untukmu, Sayang... 😉😃

Love you.. xoxo

Rafael hanya bisa mendesah panjang melihat pesan yang telah Angel kirimkan.

Sebenarnya apa maunya gadis itu? Rafael sama sekali tidak memiliki pegangan untuk menjawab teka-teki tentang kelakuan ajaib Angel yang terus membayanginya sejak kepulangannya tadi.

Hari ini ia telah sangat dikejutkan oleh berbagai macam hal. Rafael yakin jika kejadian itu berlangsung setiap hari pasti dia akan mati muda.

Rafael merasa badannya telah sangat remuk tadi setelah seharian penuh mencari adik kesayangannya, kemudian tanpa tedeng aling-aling tiba-tiba telah djodohkan dengan saja dengan Angel. Hari yang gila...

Tetapi, bukan hanya hal itu saja yang membuat Rafael mengerti apa praktek nyata dari yang namanya shock berat itu sendiri, kanyataan jika Angel menerima perjodohan yang seharusnya bisa dia tolak itu menjadi nilai plus tersendiri dalam menambah kadar shock Rafael.

Jangan lupakan juga perkataan Angel yang mengatakan jika dia mencintainya. Ditambah lagi dengan ciuman yang sialnya membuatnya nampak bodoh itu. Shit!! Hari ini memang benar-benar gila!!

Rafael mengetikkan sesuatu di layar ponselnya dan membacanya kembali sebelum menekan tanda send disana.

Pesanmu sungguh ajaib jika mengingat apa yang telah kau lakukan hari ini. Adik manis. 😩

Balas Rafael yang beberapa detik kemudian langsung mendapatkan balasan juga dari Angel.

Kenapa anak kecil ini masih belum tidur juga?

Tenang saja, aku akan pastikan jika kau akan mendapatkan hal ajaib lainnya jika terus berurusan dengan malaikat cantik sepertiku.. 😇😏😏

Jawaban Angel membuat Rafael yang sudah berbaring di ranjangnya terkekeh pelan. Ada-ada saja gadis nakal itu.

Dan tanpa Rafael sadari rasa penat dan lelahnya berangsur hilang hanya karena kegiatan bertukar pesannya dengan Angeline Neiva, sang makaikat salju.

Rafael mendesah panjang sembari menaruh ponselnya di nakas samping ranjang. Ya... biarkan yang terjadi hari ini mengalir saja. Toh, Rafael meyakini jika anak kecil itu hanya sedang ingin bermain-main dan nantinya ketika dia telah bosan, dia sendiri yang akan menghentikan permainannya.

Angel... Angel... kau ini benar-benar...

***

"Angel... bangun baby... kau memiliki agenda besar hari ini..." suara hangat yang sangat Angel kenal, disertai tepukan di pipinya membuat gadis itu membuka matanya perlahan.

Di hadapannya sang nenek, Mandy Elya Mccan telah duduk di pinggiran ranjangnya yang besar sembari menatapnya dengan binar senang.

"Eunghh... Grnadma... jam berapa ini?" tanya Angel sembari mengucek matanya dan bangun perlahan. Mandy hanya bisa terkekeh melihat kelakuan cucunya yang sudah besar tetapi masih bertingkah selayaknya anak kecil ini.

"Jam sembilan. Tidurmu nyenyak sekali ya... Pasti kau susah tidur setelah bertemu calon suami tadi malam..." Angel langsung menampakkan cengiran di wajahnya mendengar godaan yang tersirat di setiap perkataan neneknya.

Ah... Grandmanya ini memang mengetahui segala hal tentangnya...

"Pasti nenek yang mengatakan pada Daddy ya? Tentangku dan El..." tebak Angel sembari bergerak memeluk neneknya erat. Memang setelah acara kepulangannya yang diantar Rafael tempo hari, Angel menceritakan semua pada neneknya yang memang sangat peka menyadari ada yang tidak beres pada Angel saat itu. Neneknya memang terbaik!

Dan di hari kedatangan Ayahnya, Angel mendengar perkataan yang terdengar seperti ajakan masuk ke surga tanpa tes sama sekali yang membuatnya sangat bodoh jika tidak menerimanya.

Ayahnya menanyakan kesediaannya untuk dijodohkan dengan Rafael! Dan tentu saja Angel menerimanya dengan senang hati. Angel yakin jika pasti ada campur tangan neneknya di sini.

Grandmanya memang terbaik setelah Grandpanya, Justin, yang kini tinggal sendiri di Valencia. Lelaki itu menolak untuk dibawa kemari karena tidak mau meninggalkan kenangannya dengan mendiang neneknya, Alexa. Romantis sekali.

Mandy mengelus kepala Angel yang saat ini telah bersandar di dadanya. Tangan keriputnya tidak henti-hentinya mengusap kepala anak dari putri yang sangat disayanginya ini. Putri yang tentunya memberinya alasan untuk menyayangi Angel sama besarnya dengan kadar yang ia berikan padanya. Pada Ariana.

"Grandma sudah pasti tidak akan membiarkan cucu Grandma yang cantik ini tidak mendapatkan apa yang diinginkannya... kau kan cucu perempuan Grandma satu-satunya..." ucap Mandy sembari mencium kening Angel sayang.

"Tapi aku masih khawatir dengan adanya wanita sial itu Grandma.... tidak bisakah aku menyingkirkan Abigail dari jangkauan Rafael saja..." ucap Angel yang mendadak kesal begitu mengingat bayangan sosok memuakkan itu diantara dirinya dan Rafael.

Huft!! Memangnya apa kelebihan wanita sial itu dibandingkan dirinya sehingga Rafael menyukainya?! Tidak ada!!

"Ssstttt...." desis Mandy begitu mendengar perkataan Angel. Wanita tua itu melepaskan pelukan Angel dan mendorongnya agak kebelakang agar wajah cucunya itu bisa berhadapan langsung dengannya.

"Jangan pernah seorang Angel mengucapkan kata menyingkirkan... kata itu bisa menjadi bumerang bagi dirimu sendiri..."

"Aku tidak mau kau menerima sesuatu hal yang merugikan dirimu hanya karena satu kata itu..." ucap Mandy dengan nada bicara penuh peringatan. Matanya menatap tajam mata biru Angel yang kini tengah menatapnya penuh perhatian.

"Jika memang ada yang harus disingkirkan. Serahkan itu semua padaku, Aku Grandmamu..."

"Kau hanya perlu diam saja... karena yang harus kau pastikan selalu, adalah kebersihan tanganmu... hanya itu." lanjut Mandy yang membuat Angel menatapnya dengan tatapan takjub.

"Jangan mengotori tangan cantikmu ini dengan perbuatan yang bisa membuatnya terlihat tidak cantik lagi... Aku bersumpah... Apapun yang kau inginkan, akan kau dapatkan dengan cara apapun yang bisa aku dan Daddymu usahakan... kau mengerti?" tanya Mandy yang mengakhiri ceramah singkatnya di pagi hari.

Pertanyaannya dijawab anggukan oleh Angel sebelum gadis itu kembali memeluk Grandmanya dengan pelukan sayang yang sangat erat.

"Aku mengerti Grandma... Aku menyayangimu..." ucap Angel yang membuat Mandy tersenyum senang.

"Grandma juga sangat sangat menyayangimu..." balas Mandy tulus.

"Jadi, apa yang sekarang kau mengerti tuan putri?" tanya wanita tua itu lagi sembari kembali mengelus punggung cucu kesayangannya sayang.

"Aku tidak boleh mengotori tanganku... karena Grandmalah yang akan melakukan segalanya untukku..." ucap Angel dengan nada girang di setiap perkataannya.

"Anak manis..." kekeh Mandy senang.

Ya, dengan begini Mandy bisa memastikan jika Angel tidak akan bernasib sama dengan dirinya dahulu. Angel tidak perlu menjadi tokoh antagonis karena Mandy telah bersedia menggantikannya untuk itu.

Yang perlu dilakukan Angel sekarang ini hanyalah menjadi tokoh protagonis di hadapan Rafael dengan berperan sebagai seorang malaikat yang cantik.

Dan soal wanita bernama Abigail itu... sebenarnya bukan masalah yang besar...

Karena baik dirinya dan Jason telah mempunyai kartu As yang bisa dikeluarkan sewaktu-waktu jika keadaannya sudah tidak dapat dikendalikan. Kuasa mereka jauh lebih besar.

Huh!! Andai saja ia dulu mempunyai pemikiran seperti sekarang ini dan juga telah memiliki sekutu seperti Jason, menantunya. Pasti bisa dipastikan jika tidak akan ada yang namanya Mandy Jonson yang berperan sebagai tokoh antagonis dalam kisah cinta Alexa dan Justin.

Tapi jika dipikir-pikir lagi... mungkin memang lebih baik seperti ini... Karena jika saat itu alurnya lain... sudah pasti ia tidak akan memiliki Angel sebagai seorang cucu yang ia jadikan sebagai penyalur rasa cintanya di usianya yang sudah senja ini....

"Kau sudah menyuruh Rafael mengajak Abigail untuk datang ke konsermu, bukan?" tanya Mandy yang dijawab anggukan penuh semangat oleh Angel. Hal itu membuat mata tua Mandy berbinar senang.

"Anak pintar... kau memudahkan tugas Grandmamu ini... Terimakasih ya... " kekeh Mandy lagi sembari menghujani kepala cucunya dengan kecupan yang bertubi-tubi.

Ah.. cucunya memang yang terbaik...

Dan Mandy berjanji yang akan menjadi dirinya sayap untuk cucunya yang cantik ini...

Jadi, Angel.... bersiaplah untuk terbang... Karena Grandmamu ini yang akan memberimu kepakan yang paling kencang.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
💗💗@Daasa97

Find Me On IG :
D

yah_ayu28

(15 Mey 2016)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro