Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17. Maps

Tidak ada yang sayang padanya. Angel terus memutar kata-kata itu di kepalanya sejalan dengan langkah yang ia ambil.

Kaki telanjang Angel sudah sejak tadi bersentuhan dengan pasir pantai, sementara angin pantai berhembus menerbangkan rambut yang selalu ia biarkan tergerai.

Ya. Tidak ada yang mencintainya. Semuanya hanya bermulut manis dengan mengatakan itu berkali-kali. Tetapi pada kenyataannya memang tidak.

Mata Angel menatap nyalang pada batas langit yang bersentuhan langsung dengan laut yang saat ini didominasi oleh warna jingga. Langkahnya terus berusaha mendekati laut sejalan dengan matahari yang nampak akan tenggelam. Semuanya telah berakhir menurut Angel, dan ini semua dikarenakan Abigail!

Ya. Abigail.

Kenapa wanita jalang itu harus mengganggu hidupnya yang sudah terbilang sempurna?! Kenapa wanita itu harus mengambil Rafaelnya?!

"Angel!!" Angel jelas-jelas mendengar teriakan Javier di belakang sana. Namun Angel lebih memilih mengabaikan. Javier sama jahatnya dengan mereka semua, Javier telah membuatnya kehilangan orang yang paling ia inginkan di dunia.

Javier membuat Angel kehilangan Rafael.

Angel membenci Javier. Sangat-sangat membencinya!

Lelaki itu perusak segalanya. Javier selalu mempunyai cara untuk menghancurkan kebahagiaan Angel. Dan itu membuat Angel berpikir jika Javier sangat amat membencinya hingga selalu berusaha membuatnya menderita. Tidak dahulu, dan tidak sekarang dan tidak di masa depan. Javier masih sama saja.

"Angel!!" Sekali lagi Javier berteriak memanggil Angel yang saat ini sudah terlihat terendam oleh laut hingga ke lututnya.

Demi Tuhan!! Apa yang sedang Angel pikirkan?! Dia tidak bisa berenang, dan langkah Angel yang terus berjalan ke tengah lautan seolah menegaskan apa yang diinginkan gadis itu. Kematian.

Tidak. Javier tidak akan membiarkannya.

Javier tidak akan membiarkan napas Angel menghilang hanya karena bajingan sialan sekelas Rafael!

Javier berlari ke tempat Angel sekarang berdiri sekencang dia bisa. Jara pantai yang memang cukup jauh dengan Angel yang membuatnya tidak dapat segera meraih tubuh gadis itu. Huh! Salahkan kecelakaan truk yang membuatnya tidak bisa segera menyusul Angel tadi. Beruntung ponsel Angel dihidupkan yang membuat Javier bisa melacak posisinya. Namun sekali lagi Angel membuat jantungnya serasa ingin lepas. Gadis ini sangat nekat!

"Angel!!!" Teriak Javier lagi. Tidak ada respon lain dari Angel selain terus melangkahkan kakinya ke tengah lautan.

Itu membuat Javier makin panik, apalagi ketika ia melihat jika air laut telah merendam Angel hingga ke dadanya. Tanpa mempedulikan apapun lagi, Javier segera berlari ke arah kolam besar berisi air asin itu dengan segera. Mengabaikan ombak yang menghambat pergerakannya.

Hampir sampai. Angel sudah ada di depan matanya.

Dan, hup!!

"LEPASKAN JAVIER!! LEPASKAN!! AKU MEMBENCIMU!!" mengabaikan perkataan dan berontakan Angel, Javier tetap bergerak membopong Angel dengan gaya bridal tanpa peduli pukulan demi pukulan yang Angel layangkan pada pundaknya.

Jantung Javier masih berpacu cepat. Dan otaknya terus memutar perkataan jika sekarang Angel sudah aman dalam pelukannya. Demi Tuhan, hanya Javier dan Tuhan yang tahu bagaimana takutnya dia ketika melihat hal bodoh yang dilakukan Angel tadi.

Angel benar-benar nekat. Javier tidak tahu darimana Angel mendapatkan sikap nekat dalam dirinya ini.

"KENAPA KAU KEMARI HUH?! MASIH BELUM CUKUP KAU MEMAINKAN HIDUPKU?! KARENA ITU KAU TIDAK INGIN AKU MATI! AKU MEMBENCIMU JAVIER! AKU BENAR BENAR MEMBENCIMU! LEPASKAN AKU DAN BIARKAN AKU PERGI DENGAN TENANG," bentak Angel masih dengan memukulnya keras.

Javier tidak peduli.

Biar saja Angel membencinya. Selama Angel masih tetap hidup dan bernapas di bawah langit yang sama dengannya, Javier tidak apa-apa.

Tetapi, kenapa sakitnya masih terasa?

"Aku membencimu, Jav... Kau menghancurkan hidupku... Kau menghancukan impianku... Kau membuatku tidak bisa bersamanya lagi. Kenapa harus kau yang dijodohkan denganku... yang aku inginkan hanya Rafael..." isak Angel ketika mereka telah kembali tiba di tepian. Tubuh gadis itu bergetar, dan pukulannya pada Javier kini menghilang. Angel telah lelah sepertinya.

Tetapi sepertinya, Javierlah yang lebih lelah.

Javier menghembuskan napasnya kasar sebelum mendudukkan tubuhnya di atas pasir pantai dengan tetap merengkuh Angel, "Jangan seperti ini Angel. Kau membuatku takut. Jangan seperti ini..." ucap Javier serak. Lelaki itu memeluk Angel erat. Dia tidak ingin Angel melihat matanya yang kini sudah berada di ambang batas tangis.

Angel masih diam. Keberadaan Javier membuatnya marah. Sangat marah. Bahkan Angel tidak mengerti kenapa lelaki ini terus saja mengganggu hidupnya. Angel membencinya! Angel membenci Javier!

"Aku mencintaimu. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku di dunia ini sendirian. Tidak masalah jika kau membenciku, tidak masalah jika kau memilih yang lain selain aku. Yang terpenting kau ada disini, bernapas di bawah langit yang sama denganku. Berdetak dengan ritme yang sama denganku. Tapi tolong... jangan pernah mencoba mengakhiri hidupmu. Aku bisa merasakan jantungku berhenti berpacu hanya dengan melihatmu memikirkan hal itu...." Javier mencium puncak kepala Angel sayang ketika mengatakan ini. Tubuh basah mereka bersentuhan, tetapi Javier tidak peduli. Jantungnya masih berdetak kencang memikirkan jika bisa saja ia kehilangan Angel jika terlambat beberapa waktu saja. Tuhan masih menyayanginya...

Tuhan masih menjaga Angeline untuknya...

"Kau tidak mencintaiku... kau tidak pernah mencintaiku Javier... Kau membenciku," ucap Angel sembari terkekeh pelan. Gadis itu sama sekali tidak mempedulikan keadaan Javier yang terlihat sama kacaunya dengannya saat ini.

"Semua yang kau bicarakan tadi hanya bullshit, Javier! Kau hanya mencintai dirimu sendiri... Karena itu kau masih ingin aku hidup untuk kau permainkan. Karena kau tahu, jika aku masih hidup kau akan mendapatkanku, kau akan tetap bisa membuatku kehilangan Rafael yang aku mau dan kau akan bahagia melihat itu..." ucap Angel dengan nada lemah dalam suaranya.

"Angel.."

"Kau pasti senang karena keinginanmu menjadi kenyataan. Aku denganmu. Bukankah itu maumu? Aku membencimu Javier! Aku sangatlah membencimu! Lebih baik aku mati daripada harus Rafael bersama dengan yang lain..." ucap Angel lemah yang membuat Javier bergerak memeluk Angel erat sembari memejamkan matanya.

"Tidak Angel... Tidak... Jangan berkata seperti itu. Jangan-"

"Kalau begitu lepaskan aku, dan bantu aku mendapatkan Rafael," Potong Angel langsung. Dan di detik itu juga Angel merasakan tubuh Javier menegang.

Angel tersenyum dalam pelukan Javier.

Entah kenapa, saat ini Angel merasakan jika ini semua masih belum usai. Dia masih memiliki Javier yang mungkin bisa membantunya lebih baik dari Jason untuk mendapatkan Rafael.

Mungkin saja....

"Kenapa kau diam, Jav? Bukankah kau mencintaiku?" Ucap Angel lagi karena ia tidak mendapatkan respon Javier dalam waktu yang agak lama.

Merasa kesal, Angel menggerakkan tubunya untuk melepaskan pelukan Javier. Tetapi tangan gadis itu langsung bergerak bergantung di leher Javier setelahnya. Bergelayut pada Javier seolah-olah Javier adalah orang yang ia puja.

"Javier... Kau akan melakukannya... Kau mencintaiku. Kau mengatakannya tadi. Karena kitu kau akan melakukan apa yang aku mau dan aku akan tetap hidup," Ucap Angel sembari menatap bola mata Javier yang terlihat tidak fokus.

Javier menutup matanya kasar sebelum kembali membukanya untuk menatap Angel lekat.

"Tidak," ucap Javier,

"Tidak?" ulang Angel begitu mendengar perkataan Javier. Angel kembali memfokuskan diri untuk menatap mata biru Javier yang kali ini sedang menatapnya dengan sorotan mata terluka.

"Terakhir kali aku melepaskanmu, dia melukaimu. Kau seperti ini bukan karena kau membenciku, tapi lebih karena kau mencintainya. Rasa sakitmu bukan karena aku, tapi karena dia. Rasa bencimu padaku hanya luapan rasa kecewamu karena lelaki brengsek itu melukaimu. Dan aku yakin... Ketika rasa cintamu telah benar-benar mati untuknya, kau tidak akan membenciku lagi..." Desis Javier dengan nada geram.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi Angeline. Tidak akan. Aku yang akan menjagamu, bukan Rafael atau yang lain. Hanya aku yang bisa menjagamu. Hanya aku..." Angel membelalakkan wajahnya tidak percaya melihat raut wajah serius Javier padanya.

Javier di depannya bukanlah Javier yang dia kenal...

"Aku mencintai Rafael, Jav! Jika kau mencintaiku sudah seharusnya kau membantuku besama dengannya! Bukan malah menahanku untuk terus bersama denganmu!" ucap Angel tidak terima. Javier menggelengkan kepalanya.

"Kau pun mencintainya seperti aku mencintaimu... Lalu kenapa kau tidak membiarkan dia bahagia bersama dengan orang yang ia cintai? Bukankah sekarang kita sedang berada dalam posisis yang sama, Angel? Kenapa kau tidak melakukan seperti apa yang tengah kau katakan padaku?" Angel tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan Javier yang berbalik menyerangnya.

"Aku tidak akan lagi membuang kesempatanku untuk bisa memilikimu, Angeline. Tidak lagi. Dan kau tenang saja, aku akan membuatmu tetap hidup dengan cara menghilangkan perasaanmu padanya dan membuatmu menatapku. Aku yakin setelah itu kau akan lebih bahagia daripada yang sudah-sudah," Ucap Javier penuh tekad. Satu tangan Javier bergerak merangkul pinggang Angel sedangkan tangannya yang lain membelai pipi Angel kemudian.

"Kau sudah gila. Aku membencimu..." ucap Angel dengan mata yang berkaca-kaca.

Sialan!

Ini berbeda dengan apa yang Angel taksir sebelumnya. Seharusnya Javier menjadi bonekanya, bukan malah menjadi orang yang ingin mengambil kendali hidupnya!

"Yang paling penting disini adalah aku mencintaimu. Dan kutegaskan sekali lagi, aku tidak akan melepasmu. Ingat itu," ucap Javier dengan senyuman miringnya.

Angel terbelalak kaget, Javier langsung melumat bibir Angel setelah itu. Cara dia mencium Angel seolah-olah mengatakan jika ciuman itu adalah hukuman untuk Angel karena telah sangat keras kepala.

Angel meronta, dia melawan, tapi tidak bisa. Javier telah mengambil kendalinya. Dan ketika Javier mengigit bibir bawah Angel agar mulutnya terbuka, lidah Javier langsung menyeruak masuk, mengabsen gigi Angel satu persatu dan saling berbagi rasa. Angel miliknya! Javier sudah tidak mau melepasnya! Biarkan jika dia disebut egois, Javier sama sekali tidak lagi peduli.

Angel berhenti memberontak dan menutup matanya. Air mata gadis itu keluar begitu saja dari matanya yang tertutup.

Hari ini, bersamaan dengan tenggelamnya matahari ia telah memutuskan.

Javier Mateo Leonidas adalah lelaki yang paling ia benci. Exactly!

***

Jika biasanya Rafael berada di kantornya hingga larut karena pekerjaan yang menumpuk. Kali ini tidak. Ia ingin menenangkan benaknya dan rumah bukanlah tempat yang tepat.

"Angel memutuskanmu lebih dulu, Son. Mungkin ia telah lelah menerima lelaki plin-plan sepertimu masuk ke dalam hidupnya. Jika aku menjadi Angel, mungkin aku juga akan memilih pilihan seperti yang dia lakukan."

Perkataan Ayahnya telah merubah semuanya. Rafael tidak pernah berpikir Angel akan menjadi orang pertama yang akan memutuskan perjodohan mereka. Dan kenyataan yang ia dengar sekarang ini membuat sesuatu tak kasat mata terasa telah menikam jantungnya. Sakit tapi tak terlihat. Ia ingin berontak, tetapi tidak bisa.

Rafael menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya lelah.

Seharusnya ia senang... Seharusnya ia bersyukur karena dengan begini semua akan kembali seperti diawal. Namun ternyata yang ia rasakan malah sebaliknya.

Apa karena ia merasa tidak dibutuhkan lagi? Mungkin iya.

Mata Rafael menangkap bingkai foto yang menelungkup di atas meja kerjanya. Rafael mendesah sebelum meraih dan melihatnya.

Di dalam foto itu terdapat foto Angel. Lebih tepatnya foto yang menampilkan Angel, dirinya dan sepasang anak kecil bermata abu-abu. Itu foto lama, Angel kecil terlihat cubby dan menggemaskan dan menenangkan. Rafael masih mengingat dengan jelas hari itu. Itu konser kecil kedua unruk Angel dan dua orang temannya yang lain.

Rafael menaruh foto itu dan bergerak bangkit dari duduknya setelah agak lama. Dia belum melihat keadaan Abigail seharian ini dan dia rasa ia harus meliihatnya sekarang. Jangan hanya karena masalah kecil ini ia mengabaikan tanggung jawabnya. Ya, Abigail terluka karenannya. Karena itu dia harus membayar semua yang telah dialami wanita itu tak peduli bagaimana caranya.

Ketukan di pintu kantornya membuat Rafael mengernyit dan mengucapakan kata masuk.

"Maaf Tuan. Tapi saya ingin memberikan laporan yang anda minta," Ucap dua orang lelaki yang saat ini telah memasuki ruang kerja Rafael. Rafael membalasnya dengan deheman.

Pada menit berikutnya, Rafael dan dua orang itu telah terduduk di atas sofa ruang kerja Rafael.

"Tentang perusahan Javier. Sepertinya tidak akan ada celah bagi kita untuk menggulingkannya. Mungkin ada, tapi itu sangat riskan..." ujar pria berkacamata di sampingnya. Rafael mengerutkan kening tidak suka.

"Saham seluruh perusahan atas nama tuan Javier sekitar tiga puluh persennya dimiliki Nona Angeline Stevano, lima belas persennya dimiliki Evan Stevano. Sedangkan empat puluh persennya dimiliki oleh Javier Leonidas sendiri... tau bisa dibilang Javier memiliki kuasa yang sangat kuat atas perusahaan yang ia miliki," Lanjut lelaki itu yang membuat Rafael menggeleng tidak percaya.

Angel?

Bukankah gadis kecilnya itu sama sekali tidak pernah tertarik dengan yang namanya saham dan perusahaan?

Tidak bisa dipercaya.
"Perusahaan Javier Leonidas juga sangat berhubungan erat dengan Robinson Group dan juga Stevano inc. Jika Robinson Group, kita bisa maklum mengatahui jika Javier Leonidas memang salah satu pewarisnya. Tetapi Stevano inc, hubungan ini memang sepertinya telah direncakaan jauh jauh hari sebelumnya."

"Direncanakan?" Rafael semakin tertarik dengan penjelasan orang suruhannya. Sialan! Bahkan Rafael masih belum bisa berpikir hingga jauh kesana.

"Nona Angel Stevano dan Javier Leonidas telah dijodohkan semenjak mereka kecil. Sepertinya kedua keluarga ini sudah berencana menguatkan bisnisnya sejak jauh-jauh hari dengan cara menyatukan keturunan mereka.."

What?! Ini gila.

Rafael hanya bisa memijit keningnya begitu mendengar apa yang dikemukakan oleh orang-orang suruhannya. Jika memang Angel dan Javier sudah dijodohkan semenjak mereka kecil, lantas kenapa Angel masih sempat saja di jodohkan dengannya? Rafael tidak mengerti ini.

Atau, apa Angel memang berniat bermain-main dulu dengannya? Tidak. Tidak mungkin.

"Kalian boleh keluar." Ucap Rafael sembari bangkit dari duduknya. Dan bersamaan dengan keluarnya orang-orang itu, Rafael segera menaiki lift untuk turun ke basemen mengambil mobilnya. Ia harus meluruskan ini semua dengan keluarga Stevano. Atau dia akan gila.

***

Dengan kecepatan yang melampaui batas kewajaran, akhirnya Rafael dapat sampai di mansion keluarga Stevano dengan cepat. Rafael langsung turun dari mobilnya dan dua orang pelayan yang berjaga di pintu depan segera menyambutnya.

"Aku ingin bertemu Angel dan Mr. Jason." ucap Rafael tanpa basa-basi.

"Maaf Tuan, Tuan Jason, Nyonya Ariana, Nona Angel dan Tuan muda Evan saat ini sedang tidak ada di kediaman." Jawab pelayan perempuan itu sembari menunduk sopan. Rafael mengalihkan pandangannya kesal.

Dia segera merutuk kebodohannya saat itu juga. Seharusnya ia tau jika sekarang Angel sedang pergi ke Valencia. Angel sudah berpamitan padanya.

Tetapi tunggu...

Jason dan yang lain?

Tidak. Sepertinya pelayan ini berbohong. Angel mengatakan jika ia hanya akan pergi dengan Grandpanya.

"Angel okay... aku tahu jika dia memang sedang berada di Valencia. Tetapi Mr Jason? Aku ingin menemuinya sekarang." tekan Rafael dengan nada suara yang telah meninggi. Huh! Mereka pikir Rafael bisa dibodohi?!

"Mr. Jason sedang berada di luar negeri, Tuan. Saya harap anda bisa me-"

"Siapa yang datang?" suara Mandy memotong ucapan pelayan yang sedang berusaha menjelaskan pada Rafael.

"Ah, ternyata Rafael... Ayo masuk, aku ingin minum teh bersamamu..." ucap Mandy dengan senyumannya yang khas. Rafael menghembuskan napas berat sebelum mengikuti langkah wanita itu kedalam.

"Dimana Mr. Jason?" tanya Rafael lagi ketika dia telah duduk di atas sofa. Mandy tersenyum sembari menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan geli.

"Dia sedang di Valencia menyusul Angel. Kau ada perlu dengannya? Katakan padaku... mungkin aku bisa membantumu.." ucap Mandy berbasa basi.

"Ah, dan iya Rafael... Sampaikan ucapan selamat dariku untuk kekasihmu, Abigail... bukankah dia akan mengisi posisi sebagai pemain piano pembuka di konser Helena?" ucapan Mandy membuat Rafael memandang wanita itu dengan padangan tidak percaya. Rafael kenal Helena, dan dia adalah tutor Angel sekaligus pemain piano legendaris di masa lalu.

Bagaimana bisa Abigail menjadi pembuka konser pianis sekelas Helena?

"Seharusnya Angel yang menjadi pemain pengisinya. Tetapi apa boleh buat, Angel lebih memilih untuk berhenti dini dan lagi kondisinya sekarang sedang tidak baik." Ucap Mandy dengan pandangan menyayangkan,

Belum selesai Rafael dengan keterkejutannya, Mandy kembali membuatnya terkejut dengan ucapannya yang lain, "Kau tahu, beberapa jam yang lalu Angel baru saja mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan dirinya ke lautan. Untung saja Javier menghentikannya. Aku pikir saat ini kami telah berhutang nyawa Angel pada Javier, karena itu... Kau setuju bukan, jika Angel terus bersama Javier hingga akhir hayatnya? Karena bisa dibilang... Javier yang paling tahu apa yang terjadi pada Angel di masa lalunya, yang membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk sementara."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daasa97
Find Me On IG :
IG : Dyah_ayu28

(16 September 2016)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro